Sabtu, 16 Juli 2022

Bertaubat dari Dosa Syirik Harus Kembali Membaca Syahadat? Ustadz Adi Hidayat Menjelaskan

Bertaubat dari Dosa Syirik Harus Kembali Membaca Syahadat? Ustadz Adi Hidayat Menjelaskan. yirik adalah dosa besar yang tingkatnya paling tinggi. Apakah dosa syirik masih bisa diampuni? Bagaimana cara bertaubat jika pernah melakukan dosa Syirik? Atau haruskah kembali bersyahadat jika pernah melakukan dosa syirik? Syirik adalah menyekutukan Allah dengan makhluk lainnya. Di dalam Al Quran banyak sekali keterangan bagaimana Allah SWT mengecam dosa syirik. Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa dosa syirik ini sangat berbahaya karena telah menduakan Allah hingga mencampakan Allah SWT.

"Allah SWT yang memberikan segala kecukupan untuk kita, kebaikan kita, tiba-tiba kita hadirkan sosok lain yang kemudian dijadikan sifat-sifat ketuhanan itu berpindah atau sifat penghambaan berpindah, maka disini Allah sangat murka," kata Ustadz Adi Hidayat dikutip DeskJabar dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, pada video yang diunggah 8 Maret 2022, berjudul,"Apakah Dosa Syirik, harus Syahadat Ulang."

Di Al Quran disebutkan bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni selainnya kepada siapa yang dikehendaki. Menurut Ustadz Adi Hidayat, terjemahan ini menjadi masalah jika dipahami dengan bahasa Indonesia. "Itu tadi ada di surah An Nisa ayat 48, kemudian ada juga di ayat ke-116-119," kata Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, masalahnya adalah banyak yang memahami sesuatu pada terjemahan tidak dengan pemahaman ayatnya. "Ayatnya mengatakan dengan kata "La" bukan "Lan." "Lan" artinya Istiqbal, sampai kapanpun, gak akan pernah," kata Ustadz Adi Hidayat. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan "La" artinya terjadi pada saat sedang dikerjakan. Artinya jika kalimatnya memakai kata "La" ada peluang ke depan untuk diperbaiki. Karena itulah dosa sebesar apapun termasuk dosa syirik ada peluang untuk diampuni kalau dia mau bertaubat," kata Ustadz Adi Hidayat.

"Makanya kesananya ayatnya kan siapa yang bertaubat kemudian memperbaiki diri. Karena itu selalu ada peluang untuk bertaubat kembali kepada Allah SWT syaratnya sebelum nyawa itu sampai di kerongkongan," sambungnya. Ustadz Adi Hidayat lantas mengatakan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW dulu, banyak juga orang-orang yang melakukan perbuatan syirik. Namun ketika bertaubat dengan sungguh-sungguh, mereka justru dijamin masuk Surga tanpa hisab.  "Bukankah banyak di masa-masa Nabi SAW yang syirik? Yang syirik kan banyak sampai yang jualan Tuhan juga ada, tapi ketika mereka bertaubat, berislam, Islamnya bagus, mereka ada yang masuk Surga tanpa hisab," katanya.

Ustadz Adi Hidayat lantas mengatakan bahwa cara untuk bertaubat yang benar agar diterima Allah adalah seperti yang tercantum dalam surah An Nisa ayat 17. "Sungguh orang-orang yang bertaubat diterima Allah itu hanyalah bagi orang-orang yang menyadari dia pernah berbuat dosa," katanya. Mengenai syarat-sayarat taubat agar diterima dan diampuni oleh Allah SWT ada 3 syarat. "Kalau kita ingin taubat, pertama kita menyadari dulu bahwa perbuatan itu salah. Syarat yang kedua menyegerakan untuk bertaubat kepada Allah," kata Ustadz Adi Hidayat. "Syarat ketiga membuktikan komitmen dengan beramal soleh," sambungnya.

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan bahwa dosa syirik itu dibagi menjadi dua yaitu syirik kecil dan syirik besar. "Salah satu contoh syirik kecil adalah ria, itu menggugurkan amalan seketika yang sedang dikerjakan," katanya. "Misal infak ria, itu gugur infaknya gak dapat pahala," tambahnya. Sementara syirik besar juga dibagi menjadi dua, ada yang disertai kekufuran dan yang tidak disertai kekufuran. "Syirik yang disertai kekufuran misalnya ada orang dia mengatakan muslim, tapi kemudian perilaku dia ikut-ikutan menyembah di tempat lain, itu sudah menunjukkan kekufuran dan syirik sekaligus," kata Ustadz Adi Hidayat menjelaskan.

"Bahkan dengan lisannya dia mengatakan, saya gak yakin kok Islam itu yang paling benar, padahal dia sudah mengatakan dengan syahadatnya," sambungnya.Seseorang yang telah melakukan perbuatan syirik yang disertai kekufuran maka ketika dia ingin memperbaikinya harus bersyahadat kembali kemudian diteruskan untuk beribadah istiqamah sampai dia meninggal dunia. Sementara syirik yang tidak disertai dengan kekufuran contohnya adalah pergi ke dukun untuk meminta bantuan dalam mewujudkan hajatnya.

"Bagaimana cara baliknya? Dengan bertaubat, menyadari itu salah, meninggalkan, mengeluarkan segalanya, kemudian perbaiki dengan ibadah, tidak menuntut dia untuk bersyahadat lagi karena dia masih meyakini kebenaran Islam," kata Ustadz Adi Hidayat.


Referensi sebagai berikut ini ;