Sabtu, 23 Juli 2022

Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya (Imam Adz-Dzahabi dalam karyanya Kitab Al-Kaba’ir)

Pepatatah Arab mengatakan: “Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya.” Imam Adz-Dzahabi dalam karyanya Kitab Al-Kaba’ir ( Juz, 1 Hlm. 113-114) mengisahkan tentang balasan orang yang berbuat zalim kepada orang lain. Adapun kisahnya sebagai berikut:

Dikisahkan seseorang melihat lelaki yang tangannya terputus hingga ke bahunya. Setiap bertemu orang, lelaki itu menyatakan, “Barangsiapa yang melihatku, maka janganlah berbuat zalim kepada orang lain” Dengan rasa penasaran orang itu, menghampirinya dan memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai saudaraku! ceritakan kepadaku kenapa tanganmu bisa terputus hingga ke bahumu.”

Lelaki itu itu menjawab, kisahnya panjang dan penuh dengan keajaiban. Tempo hari aku melihat pemburu ikan ia berhasil menjaring ikan yang sangat besar, kemudian aku hampiri dan aku minta dengan paksa ikan itu. Si pemburu ikan berkata kepadaku, “Ikan ini aku jual untuk menafkahi keluargaku” Aku pukul dia dan aku ambil ikannya, aku bawa ikan itu ke rumahku, saat perjalanan menuju rumahku ikan itu menggigit jempolku, gigitan ikan itu, sangat menyakitkan.

Keesokan harinya aku konsultasi ke dokter terkait gigitan ikan. Dokter itu menyatakan, “Ini adalah awal dari penyakit yang menular, kalau kamu tidak mememotong jempolmu, maka penyakit ini, akan menular keseluruh tubuhmu” Dengan terpaksa jempolku dipotong, sejak jempolku dipotong aku tidak bisa tidur karena tidak kuat menahan rasa sakit yang terus-menerus.

Orang-orang menyarankan untuk memotong tanganku supaya penyakitnya tidak menular, terpaksa tanganku dipotong, namun penyakitnya tetap menular ke sikutku, terpaksa  sikutku dipotong. Tidak berhenti disitu penyakit itu tetap menular ke lenganku terpaksa dipotong juga lenganku. Penyakit itu terus menular, akhirnya dipotong sampai ke bahuku.

Seseorang pernah bertanya kepadaku, sebab apa kamu mempunyai penyakit menular seperti ini? Aku ceritakan tentang gigitan ikan yang aku rampas dari tukang jaring ikan. Kemudian ia berkata kepadaku, ” Andaikan kamu tidak mengambil dengan paksa dan meminta halalnya, niscaya kamu tidak akan memotong tanganmu, carilah orang yang kamu ambil ikannya itu, sebelum penyakitmu menular keseluruh tubuhmu.”

Tampa pikir panjang aku cari diberbagai sudut kota, dan ahirnya aku menemukan orang yang memiliki ikan itu. Aku menangis di depanya, seraya aku berkata, “Wahai tuan, mintakan ampunan kepada Allah atas apa yang aku lalukan kepadamu” Orang itu tidak mengenaliku, dan dia berkata, “Kamu ini siapa?  “Aku adalah orang yang mengambil ikanmu dengan paksa itu”  Dan aku ceritakan musibah yang menimpaku, ia menangis setelah melihat keadaanku! Ia berkata, “Wahai saudaraku, aku telah menghalalkan ikan itu, setelah aku melihat keadaan yang menimpa dirimu.”

Kemudian aku bertanya, “Wahai tuanku, apakah kamu berdoa ketika aku ambil ikan itu darimu” Dia menjawab, iya, doaku seperti ini, “Ya Allah sesungguhnya orang ini diberi kekuatan atas kelemahanku atas apa yang telah engkau berikan kepadaku, ia telah berbuat zalim kepadaku, maka tunjukkan padanya kekuatanmu.”

Kemudian aku menimpalinya, “Wahai tuanku, kamu telah melihat kekuasaan Allah terhadap apa yang terjadi padaku, mulai saat ini aku bertaubat dan tidak akan berbuat zalim lagi selama aku masih hidup di dunia ini.”

Demikianlah kisah balasan orang yang berbuat zalim kepada orang lain. Semoga kisah ini, menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak mudah berbuat zalim kepada orang lain.

Referensi Sebagai Berikut ini ;