Pertanyaan : Assalamu’alaikum Pak Ustaz, Bismillahirrohmaanirrohiim. Saya banyak melakukan dosa selama saya dua tahun bekerja di kantor saya, terutama beberapa bulan terakhir. Dosa yang saya perbuat adalah tidak jujur kepada orang-orang yang saya sayangi, yang saya kagumi dan saya cintai di sekeliling saya. Dosa yang lain adalah saya mengambil hak orang lain, mengambil milik orang lain, semuanya yang saya ambil adalah untuk kepentingan duniawi semata.
Astaghfirullah, apa yang saya lakukan ini tidak ada seorang pun yang tahu kecuali Allah Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Saya tergelincir oleh apa yang saya lakukan akhirnya saya di-PHK.
Astaghfirullah, padahal dari upah yang saya dapatkan dari tempat saya bekerja cukup untuk kami sekeluarga, namun nafsu saya terus mendorong hal haram ini. Sejak Oktober 2014 saya menganggur sampai saya ketemukan website ini. Bismillah saya mohon kepada Allah supaya diampuni dosa saya yang menyebabkan saya menjadi tidak punya pekerjaan dan penghasilan, saya mohon kepada Allah supaya apa yang saya ambil dan bukan hak saya itu dibersihkan dari apa yang ada di rumah saya, apa yang kami makan dan apa yang kami gunakan. Saya mulai bersedekah dari sebagian apa yang kami punya, setiap hari saya keluar rumah untuk ke masjid berusaha untuk melakukan salat berjamaah, membaca Quran dan beristighfar. Mengirimkan lamaran ke banyak tempat namun belum ada yang berhasil.
Mohon bantuan bimbingan dari Pak Ustadz, apa yang harus saya lalukan untuk mendapatkan ridho Allah atas permohonan ampun saya dan ridho atas hajat saya. Wassalamualaikum,
Jawaban :
Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh, Bismillahirrahmanirrahim, Anda patut bersyukur bahwa Anda masih diberi kesadaran atas kesalahan yang Anda lakukan. Itu pertanda Anda masih berada di jalan yang benar, pertanda bahwa Allah masih sayang kepada Anda.
Anda “hanya” tergelincir, dan insya Allah pasti bisa bangkit lagi. Coba bayangkan andai saja Anda tidak sadar dan terus melakukan dosa, berapa banyak sudah dosa yang menumpuk! Orang yang baik itu bukan orang yang tidak bersalah atau tidak berdosa sama sekali (sebab, setiap manusia pasti bersalah dan berdosa), tetapi orang yang segera menyadari kesalahannya lalu bertobat.
Namun demikian, dosa yang Anda lakukan itu tergolong dosa yang berat. Tidak jujur, misalnya. Tidak jujur itu identik dengan berbohong. Sementara, berbohong itu sejatinya tidak boleh ada dalam diri seorang mukmin.
Suatu waktu Nabi saw. pernah ditanya, “Wahai Rasulullah! Apakah (mungkinkah) seorang mukmin itu memiliki sifat penakut?” Rasulullah menjawab, “Mungkin.” Beliau ditanya lagi, “Mungkinkah seorang mukmin itu bakhil?” “Mungkin,” jawab Rasulullah saw. Ketiga kalinya beliau ditanya, “Mungkinkah seorang mukmin itu berbohong?” Rasulullah saw menjawab, “Tidak.” (Diriwayatkan oleh Al-Mundziri dalam Bab “Anjuran Berbuat Jujur dan Larangan Berbuat Bohong” dalam bukunya Al-Targhîb wa al-Tarhîb). Terlihat di situ bahwa berbohong (tidak jujur) adalah sesuatu yang semestinya tidak ada sama sekali pada diri seorang mukmin.
Juga dosa mengambil hak orang lain, ini termasuk dosa yang tidak ringan. Terkait dengan hak orang lain ini, selain kita harus memohon ampun kepada Allah dan meminta maaf kepada yang bersangkutan, kita juga harus mengembalikan hak mereka yang telah kita ambil secara tidak benar itu. Ini yang berat. Sebelum mati, urusan antarsesama manusia itu harus sudah selesai. Kalau tidak, pertanggungjawabannya di akhirat akan sangat berat dan sulit.
Kesyukuran yang kedua, dengan menyadari kesalahan lalu bertobat, Anda berpeluang mendapat ampunan Allah jika tobat itu Anda lakukan dengan penuh penyesalan, penuh kesadaran, takut akan siksa Allah, dan penuh harap akan rahmat kasih sayang-Nya.
Dan, orang yang bertobat/menyesali dosanya itu bagaikan orang yang tidak berbuat dosa (al-tâ’ibu min al-dzanbi kaman lâ dzanba lahu). Pintu tobat selalu terbuka bagi siapa saja selama matahari masih terbit dari timur, selama belum datang sekaratulmaut. Tangan Allah juga selalu terbuka pada siang hari untuk menerima tobatnya orang-orang yang berdosa pada malam hari, dan selalu terbuka juga pada malam hari untuk menerima tobatnya orang-orang yang berdosa pada siang hari.
Apa yang Anda lakukan dengan banyak beristigfar dan bersedekah, itu insya Allah sudah benar. Tetapi dapat saya tambahkan di sini, jika memungkinkan kembalikanlah hak orang lain yang Anda ambil secara tidak benar itu kepada pemiliknya, atau minta kepada mereka untuk merelakannya agar harta itu menjadi halal buat Anda. Jika tidak mungkin, perbanyaklah sedekah dan niatkan pahala sedekah itu untuk mereka yang telah Anda zalimi.
Saya ikut berdoa semoga Allah swt. terus membimbing kita semua ke jalan yang diridai-Nya, dan memberi kemudahan hidup dalam rangka berbakti dan beribadah kepada-Nya. Amin.
Referensi sebagai berikut ini ;