Membalas Seseorang yang Berkhianat. Pengkhianatan adalah bentuk pemutusan, perusakan, atau pelanggaran terhadap suatu kontrak praduga, persetujuan, kerja sama, kepercayaan, atau keyakinan, yang menciptakan konflik secara moral dan psikologis dalam hubungan antarindividu, antarorganisasi, atau antara individu serta organisasi.
Khianat itu lawan dari amanat. Dalam Mufradat Alfazh Al-Qur’an disebutkan bahwa khianat adalah.
مخالفة الحق بنقض العهد في السر
“Menyelisihi kebenaran dengan membatalkan perjanjian diam-diam.”
Hakikat khianat menurut Ibnu ‘Asyur dalam At-Tahrir wa At-Tanwir adalah,
عمل من اؤتمن على شيء بضد ما اؤتمن لأجله، بدون علم صاحب الأمانة
Hakikat khianat menurut Ibnu ‘Asyur dalam At-Tahrir wa At-Tanwir adalah,
عمل من اؤتمن على شيء بضد ما اؤتمن لأجله، بدون علم صاحب الأمانة
Menjalankan berbeda dari yang diamanatkan, tanpa diketahui orang yang memberi amanat.
bagaimana kita membalas orang-orang yang berkhianat dengan diri kita? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyampaikan dalam Qa’idah fii Ash-Shabr bahwa manusia dalam membalas dendam ada tiga macam, seperti dikutip dari Rumaysho:
1. Zalim (membalas lebih dari kewajaran)
Orang zalim adalah yang membalas lebih dari kewajaran. Kezaliman dengan berbagai macam bentuk itu diharamkan. Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku tidak berbuat zalim dan Aku pun mengharamkan kalian berbuat zalim. Janganlah saling menzalimi satu sama lain.” (HR. Muslim, no. 2577)
Ingatlah bahwa kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Hati-hati kezaliman karena zalim itu kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim, no. 2578)
2. Muqtashid (membalas sewajarnya)
Muqtashid adalah orang yang membalas sewajarnya tanpa membalas lebih.
Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ
“Oleh sebab itu, barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (QS. Al-Baqarah: 194)
Dalam ayat lain disebutkan,
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126)
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS. Asy-Syura: 40)
3. Muhsinun (memaafkan dan tidak membalas sama sekali)
Muhsin artinya orang yang memaafkan dan tidak membalas dendam sama sekali. Inilah sifat yang terpuji.
Dalam ayat disebutkan,
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nuur: 22)
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ
“maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura: 40)
Apabila ada seseorang yang mengkhianatimu saat ini maka lakukan lah hal berikut untuk membalasnya:
- Jaga jarak dengannya, tetapi jangan sampai putuskan hubungan.
- Fokus untuk menjadikan diri Anda lebih baik.
- Jalin hubungan dengan banyak orang.
- Lakukan hal yang bermanfaat untuk dirimu dan orang lain.
- Jangan menyimpan dendam, besarkan hatimu untuk memaafkan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35)
Jika ada yang berbuat jelek kepadamu balaslah dengan kebaikan kepadanya. ‘Umar radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Jika ada yang berbuat salah kepadamu, maka balaslah dengan suatu ketaatan kepada Allah kepadanya.” (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:529).
Kesimpulannya adalah jangan melakukan hal buruk mesikpun ada seseorang yang mengkhianatimu. Sebaiknya lakukan dengan cara yang baik dan lebih taat kepada Allah.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan tentang ayat ini, “Allah memerintahkan kepada orang beriman untuk bersabar ketika marah dan bersikap lemah lembut menghadapi orang yang bodoh, lalu bersikap memberikan maaf kepada orang yang berbuat jelek. Jika seperti itu dilakukan, Allah akan menyelamatkan mereka dari gangguan setan, musuhnya akan tunduk, dan akhirnya menjadi teman yang sangat setia.” (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:530).
Referensi : Membalas Seseorang yang Berkhianat