Balasan Memakan Harta Anak Yatim. Buruk perbuatan yang mengambil hak orang lain. Salah satunya memakan harta anak yatim. Ada balasan memakan harta anak yatim yang tak terperi. Kejahatan di dunia ini memang banyak sekali dilakukan oleh banyak orang dari banyak kalangan. Mereka seolah-olah tidak pernah tahu bahwa apa yang dilakukan itu tidaklah baik baginya.
Padahal, Allah SWT telah memberikan orang-orang pilihan untuk menuntun ke jalan yang benar, tapi mereka malah mengingkarinya. Orang yang berbuah kejahatan tentu akan mendapat hukuman dari Allah SWT. Salah satu hukuman yang akan diberikan oleh Allah berbentuk siksaan di dalam neraka. Dan ada salah satu golongan yang seperti menelan api di dalam perutnya. Siapakah mereka?
Balasan Memakan Harta Anak Yatim: Menelan Api dalam Perutnya
Di dalam menafsirkan ayat, “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dhalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka),” (QS. An-Nisa: 10), Ibnu Abbas mengatakan bahwa mereka nanti di akhirat akan masuk ke dalam neraka. Ada yang mengatakan bahwa sesungguhnya berbahagia sesorang yang di dalam rumahnya ada anak yatim yang dipenuhi hak-haknya, dan sungguh celaka seseorang yang di dalam rumahnya ada anak yatim yang tidak dipenuhi hak-haknya.
Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al Fadl menceritakan kepada kami dengan sanadnya dari Ibnu Umar RA bahwasanya ia ditanya tentang dosa-dosa besar, kemudian ia menjawab, “Dosa-dosa besar itu ada sembilan, yaitu menyekutukan Allah, membunuh orang yang beriman dengan sengaja, lari dari barisan (dalam perang pada jalan Allah), menuduh berbuat zina kepada orang yang menjaga dirinya, makan harta anak yatim, makan riba, durhaka kepada dua orang tua, sihir dan menghalalkan barang yang haram.”
Balasan Memakan Harta Anak Yatim: Salah Satu Perbuatan Buruk
Dari Mujahid dari Ibnu Abbas RA bahwasanya dia berkata, “Ada enam perbuatan buruk yang tidak ada taubatnya yaitu memakan harta anak yatim, menuduh zina orang yang menjaga dirinya, lari dari barisan (dalam perang pada jalan Allah), sihir, menyekutukan Allah dan membunuh salah seorang dari para nabi.”