Senin, 29 Agustus 2022

Jangan Coba-Coba Durhaka Pada Ibu, Ini Balasan dari Allah Swt

Jangan Coba-Coba Durhaka Pada Ibu, Ini Balasan dari Allah Swt. Allah perintahkan kepada manusia untuk berakhlak yang baik kepada ibunya.  Durhaka kepada orang tua adalah salah satu dosa besar. " Durhaka kepada orang tua adalah salah satu dosa besar. Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa Allah SWT melaknat siapapun yang menyakiti hati orang tuanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) durhaka adalah ingkar terhadap perintah (Tuhan, orang tua, dan sebagainya). Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua terutama ibu. Ibulah yang sudah mengandung dan merawatnya hingga besar, sebagaimana dalam firman-Nya pada Q.S Al-Ahqaf ayat 15:  Artinya: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."  Kedudukan ibu yang lebih mulia di atas bapak juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.  Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perbuatan kebaikanku?" Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Ibumu,"" lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Ibumu," Lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Ibumu," Lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Bapakmu." (HR. Bukhari dan Muslim).  Bahkan Allah SWT juga telah memerintahkan untuk memperlakukan kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dia juga melarang seorang anak menolak bahkan membentak ketika dimintai tolong orang tuanya terlebih saat mereka sudah berusia lanjut.  Dalam Q.S Al-Isra ayat 23-34 disebutkan bahwa seorang anak hendaklah merendahkan diri terhadap kedua orang tuanya dan mengatakan perkataan yang mulia di hadapannya.  Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra: 23).  Artinya: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS. Al-Isra: 24).  Diriwayatkan oleh Al-Hakim, "Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yakni anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki dan kepala rumah tangga yang membiarkan adanya kejelekan (zina) dalam rumah tangganya."  Durhaka kepada Orang Tua Termasuk Dosa Besar  Menurut hadis nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, sebesar-besarnya dosa adalah menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada orangtua, menjadi saksi palsu, dan berkata bohong.  "Maukah aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, 'Baiklah, ya Rasulullah', bersabda Nabi: "Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu, dan perkataan bohong. Maka Nabi selalu mengulangi, "Dan persaksian palsu, sehingga kami berkata, "Semoga Nabi diam." (HR. Bukhari dan Muslim).  Balasan Orang yang Durhaka Pada Ibu  Dijelaskan pada buku Dahsyatnya Do’a Ibu oleh Ustaz Syamsuddin Noor, ada lima dampak buruk jika seseorang durhaka kepada sang ibu, seperti dikutip dari Republika.co.id.  1. Sia-sia amalnya  Tsauban r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tiga macam dosa yang akan menyia-nyiakan segala amal-amal lainnya, yaitu syirik atau mempersekutukan Allah, durhaka kepada ayah ibu, dan lari dari medan perang,” (HR At-Tabrabi).  Dari hadis tersebut terlihat amal ibadah seseorang tidak ada artinya apabila orang tersebut melakukan tiga hal yang disebutkan, salah satunya durhaka kepada ayah dan ibu.  Abu Umamah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Allah tidak akan menerima amal tiga golongan manusia yang bersifat sharfan (taubat atau hal yang sunah) dan ‘adlan (fidyah atau tebusan), yaitu anak yang durhaka kepada kedua orang tua, orang yang suka memberi namun mengharapkan balasan yang lebih, dan orang yang tidak percaya dengan takdir,” (HR Imam Ibnu Ashim).  2. Disegerakan balasannya di dunia  Allah bisa berkehendak untuk menunda azab akibat dosa-dosa hamba-Nya sampai hari kiamat kecuali azab akibat dosa anak yang durhaka kepada orang tuanya. Allah akan mempercepat azab-Nya di alam dunia sebelum ia meninggal.  “Ada dua pintu petaka yang disegerakan akibatnya di dunia, yaitu orang yang zalim dan durhaka kepada orang tua,” (HR Al-Hakim).  Al-Hakim dan Al-Ashbahani meriwayatkan semua dosa akan ditunda oleh Allah hukumannya sampai hari kiamat nanti. Terkecuali mereka yang durhaka kepada ayah atau ibu. Maka, Allah akan segera memberi hukumannya di dunia sebelum mereka meninggal.  Aisyah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Amal kebajikan yang disegerakan balasannya di dunia adalah berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung tali silaturrahmi. Sedangkan kejahatan yang disegerakan siksaannya adalah berzina, durhaka kepada kedua orang tua, dan memutus silaturahim,” (HR Imam Turmudzi dan Ibnu Majah).  3. Menghilangkan cahaya kesalehan  Dari kesempurnaan birrul walidaini adalah berbuat baik dan berbakti kepada orang tua ketika keduanya masih hidup dan ketika salah satunya atau keduanya sudah tiada. Jika orang tua sudah tiada, maka kewajiban anak untuk memelihara hubungan dengan orang-orang yang dekat dan dicintai oleh orang tua.  Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin menyambung hubungan dengan orang tuanya di alam kubur, maka sambunglah silaturrahmi dengan sahabat-sahabatnya setelah ia meninggal dunia,” (HR Abu Ya’la dari Ibnu Umar).  Sementara dari Abdillah bin Umar r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Peliharalah hubungan dengan teman-teman yang dicintai kedua orang tuamu, jangan kamu memutuskannya. Sebab apabila hubungan itu terputus, Allah akan memadamkan nur cahayamu,” (HR Bukhari).  Dari kedua hadis tersebut, dijelaskan hubungan persahabatan orang tua yang terjalin dengan baik, apabila tidak diteruskan oleh anak-anaknya tentu akan hilang jika hubungan tersebut masih kerabat atau keluarga.  4. Terhalang masuk surga  Ibnu Umar r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Tiga macam dosa yang diharamkan Allah bagi yang melakukannya untuk masuk surga, yaitu 1) orang yang selalu mabuk-mabukan (minum khamar), 2) orang yang mendurhakai ibu dan ayahnya, dan 3) germo (orang yang membiarkan istrinya melacur atau orang yang sengaja memelihara pelacur),” (HR Ahmad, An-Nasai dan Al-Hakim).  Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda : “Empat macam orang yang selayaknya Allah tidak memasukkan mereka ke surga dan tidak akan memberi pada mereka nikmat surga, yaitu orang yang selalu meminum khamar, pemakan harta riba, pemakan harta anak yatim tanpa hak, dan orang yang durhaka kepada ayah atau ibunya,” (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqqi).  Jadi jika seseorang itu taat beragama apabila durhaka kepada orang tua sekecil apa pun kesalahannya, maka ia akan terhalang masuk surga.  5. Mendapat kutukan Allah  Salah satu perbuatan terkutuk atau dilaknat oleh Allah adalah mendurhakai ayah atau ibu. Sebagaimana tercantum dalam hadis dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Allah telah melaknat tujuh golongan dari atas tujuh lapis langit dan kutukan itu diulang-ulang sampai tiga kali untuk masing-masing. Padahal satu kutukan saja sudah cukup membinasakan, yaitu: 1) terkutuklah orang yang berbuat liwath (laki-laki bercinta dengan laki-laki), 2) terkutuklah orang yang menyembelih tidak karena Allah, 3) terkutuklah orang yang bersetubuh dengan binatang, 4) terkutuklah orang yang durhaka kepada ibu bapaknya, 5) terkutuklah orang yang kawin dengan wanita yang dirangkap dengan putrinya (ibunya dikawini dan anaknya dikawini pula), 6) terkutuklah orang yang merusak tanda-tanda atau batas kepemilikan di bumi, 7) terkutuklah orang yang mengaku hubungan maula (majikan) kepada orang yang bukan maula yang memerdekakannya,” (HR At-Thabrani).  Dapat diketahui barangsiapa yang durhaka kepada ibu atau ayahnya sesungguhnya orang tersebut telah melakukan perbuatan yang dikutuk Allah. Kutukan itu akan segara didatangkan oleh Allah di dunia sebelum ajal tiba.

Jangan Coba-Coba Durhaka Pada Ibu, Ini Balasan dari Allah Swt. Allah perintahkan kepada manusia untuk berakhlak yang baik kepada ibunya.  Durhaka kepada orang tua adalah salah satu dosa besar. " Durhaka kepada orang tua adalah salah satu dosa besar. Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa Allah SWT melaknat siapapun yang menyakiti hati orang tuanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) durhaka adalah ingkar terhadap perintah (Tuhan, orang tua, dan sebagainya). Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua terutama ibu. Ibulah yang sudah mengandung dan merawatnya hingga besar, sebagaimana dalam firman-Nya pada Q.S Al-Ahqaf ayat 15:

Artinya: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

Kedudukan ibu yang lebih mulia di atas bapak juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perbuatan kebaikanku?" Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Ibumu,"" lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Ibumu," Lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Ibumu," Lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Bapakmu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Bahkan Allah SWT juga telah memerintahkan untuk memperlakukan kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dia juga melarang seorang anak menolak bahkan membentak ketika dimintai tolong orang tuanya terlebih saat mereka sudah berusia lanjut.

Dalam Q.S Al-Isra ayat 23-34 disebutkan bahwa seorang anak hendaklah merendahkan diri terhadap kedua orang tuanya dan mengatakan perkataan yang mulia di hadapannya.

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra: 23).

Artinya: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS. Al-Isra: 24).

Diriwayatkan oleh Al-Hakim, "Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yakni anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki dan kepala rumah tangga yang membiarkan adanya kejelekan (zina) dalam rumah tangganya."

Durhaka kepada Orang Tua Termasuk Dosa Besar

Menurut hadis nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, sebesar-besarnya dosa adalah menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada orangtua, menjadi saksi palsu, dan berkata bohong.

"Maukah aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, 'Baiklah, ya Rasulullah', bersabda Nabi: "Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu, dan perkataan bohong. Maka Nabi selalu mengulangi, "Dan persaksian palsu, sehingga kami berkata, "Semoga Nabi diam." (HR. Bukhari dan Muslim).

Balasan Orang yang Durhaka Pada Ibu

Dijelaskan pada buku Dahsyatnya Do’a Ibu oleh Ustaz Syamsuddin Noor, ada lima dampak buruk jika seseorang durhaka kepada sang ibu, seperti dikutip dari Republika.co.id.

1. Sia-sia amalnya

Tsauban r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tiga macam dosa yang akan menyia-nyiakan segala amal-amal lainnya, yaitu syirik atau mempersekutukan Allah, durhaka kepada ayah ibu, dan lari dari medan perang,” (HR At-Tabrabi).

Dari hadis tersebut terlihat amal ibadah seseorang tidak ada artinya apabila orang tersebut melakukan tiga hal yang disebutkan, salah satunya durhaka kepada ayah dan ibu.

Abu Umamah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Allah tidak akan menerima amal tiga golongan manusia yang bersifat sharfan (taubat atau hal yang sunah) dan ‘adlan (fidyah atau tebusan), yaitu anak yang durhaka kepada kedua orang tua, orang yang suka memberi namun mengharapkan balasan yang lebih, dan orang yang tidak percaya dengan takdir,” (HR Imam Ibnu Ashim).

2. Disegerakan balasannya di dunia

Allah bisa berkehendak untuk menunda azab akibat dosa-dosa hamba-Nya sampai hari kiamat kecuali azab akibat dosa anak yang durhaka kepada orang tuanya. Allah akan mempercepat azab-Nya di alam dunia sebelum ia meninggal.

“Ada dua pintu petaka yang disegerakan akibatnya di dunia, yaitu orang yang zalim dan durhaka kepada orang tua,” (HR Al-Hakim).

Al-Hakim dan Al-Ashbahani meriwayatkan semua dosa akan ditunda oleh Allah hukumannya sampai hari kiamat nanti. Terkecuali mereka yang durhaka kepada ayah atau ibu. Maka, Allah akan segera memberi hukumannya di dunia sebelum mereka meninggal.

Aisyah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Amal kebajikan yang disegerakan balasannya di dunia adalah berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung tali silaturrahmi. Sedangkan kejahatan yang disegerakan siksaannya adalah berzina, durhaka kepada kedua orang tua, dan memutus silaturahim,” (HR Imam Turmudzi dan Ibnu Majah).

3. Menghilangkan cahaya kesalehan

Dari kesempurnaan birrul walidaini adalah berbuat baik dan berbakti kepada orang tua ketika keduanya masih hidup dan ketika salah satunya atau keduanya sudah tiada. Jika orang tua sudah tiada, maka kewajiban anak untuk memelihara hubungan dengan orang-orang yang dekat dan dicintai oleh orang tua.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin menyambung hubungan dengan orang tuanya di alam kubur, maka sambunglah silaturrahmi dengan sahabat-sahabatnya setelah ia meninggal dunia,” (HR Abu Ya’la dari Ibnu Umar).

Sementara dari Abdillah bin Umar r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Peliharalah hubungan dengan teman-teman yang dicintai kedua orang tuamu, jangan kamu memutuskannya. Sebab apabila hubungan itu terputus, Allah akan memadamkan nur cahayamu,” (HR Bukhari).

Dari kedua hadis tersebut, dijelaskan hubungan persahabatan orang tua yang terjalin dengan baik, apabila tidak diteruskan oleh anak-anaknya tentu akan hilang jika hubungan tersebut masih kerabat atau keluarga.

4. Terhalang masuk surga

Ibnu Umar r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Tiga macam dosa yang diharamkan Allah bagi yang melakukannya untuk masuk surga, yaitu 1) orang yang selalu mabuk-mabukan (minum khamar), 2) orang yang mendurhakai ibu dan ayahnya, dan 3) germo (orang yang membiarkan istrinya melacur atau orang yang sengaja memelihara pelacur),” (HR Ahmad, An-Nasai dan Al-Hakim).

Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda : “Empat macam orang yang selayaknya Allah tidak memasukkan mereka ke surga dan tidak akan memberi pada mereka nikmat surga, yaitu orang yang selalu meminum khamar, pemakan harta riba, pemakan harta anak yatim tanpa hak, dan orang yang durhaka kepada ayah atau ibunya,” (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqqi).

Jadi jika seseorang itu taat beragama apabila durhaka kepada orang tua sekecil apa pun kesalahannya, maka ia akan terhalang masuk surga.

5. Mendapat kutukan Allah

Salah satu perbuatan terkutuk atau dilaknat oleh Allah adalah mendurhakai ayah atau ibu. Sebagaimana tercantum dalam hadis dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Allah telah melaknat tujuh golongan dari atas tujuh lapis langit dan kutukan itu diulang-ulang sampai tiga kali untuk masing-masing. Padahal satu kutukan saja sudah cukup membinasakan, yaitu: 1) terkutuklah orang yang berbuat liwath (laki-laki bercinta dengan laki-laki), 2) terkutuklah orang yang menyembelih tidak karena Allah, 3) terkutuklah orang yang bersetubuh dengan binatang, 4) terkutuklah orang yang durhaka kepada ibu bapaknya, 5) terkutuklah orang yang kawin dengan wanita yang dirangkap dengan putrinya (ibunya dikawini dan anaknya dikawini pula), 6) terkutuklah orang yang merusak tanda-tanda atau batas kepemilikan di bumi, 7) terkutuklah orang yang mengaku hubungan maula (majikan) kepada orang yang bukan maula yang memerdekakannya,” (HR At-Thabrani).

Dapat diketahui barangsiapa yang durhaka kepada ibu atau ayahnya sesungguhnya orang tersebut telah melakukan perbuatan yang dikutuk Allah. Kutukan itu akan segara didatangkan oleh Allah di dunia sebelum ajal tiba. 


Referensi ; Durhaka kepada Orang Tua Termasuk Dosa Besar