Cerita Taubat dan Suksesnya Seorang anak yang Pernah durhaka kepada orang tuanya. Pernah kita dengar betapa sulitnya sakaratul maut seseorang yang durhaka, entah durhaka kepada Allah maupun kepada orang tua. Nah, oleh sebab itu kita sebagai hamba Allah harus selalu taat kepada kepadanya dan juga kepada orang tua kita.
Diceritakan dalam suatu kisah, ada seorang pemuda yang bernama Ilaham, dia adalah seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya. Pemuda ini kerjanya hanya bermaksiat. Dalam kehidupannya dia hanya tinggal berdua saja dengan Ayahnya yang sudah tua renta, ibunya sudah meninggal lebih dulu ketika melahirkan dia. Ayahnya bekerja sebagai tukang kebun disuatu desa. Setiap hari, pagi sampai sore dia bekerja demi menghidupi keluarganya. Tetapi sayang sekali nasibnya yang kurang beruntung, dia harus mendapatkan karunia seorang anak yang durhaka.
Suatu hari ketika Ilham sedang berjudi diwarung pinggir jalan, ayahnya baru saja pulang dari pekerjaannya, ayahnya melihat Ilham sedang bermain judi ditempat tersebut. Seketika ayahnya mendatangi dia, “nak apa yang kamu lakukan disini?”(tanya ayahnya). “bro itu itu bapa lu?”(tanya teman Ilham). “bukan, itu cuma orang tua yang sok kenal sama gua”(jawab Abra). “astagfirullah, nak ini ayahmu”(kata ayahnya). “apa sih lo, pergi sana, orang tua gua itu udah meninggal semuanya”(bentak Ilham). Akhirnya ayah Abra pun pulang ke rumah dengan perasaan sedih. Sesampainya di rumah, ayah Abra langsung melaksanakan sholat ashar. Setelah selesai sholat, ia mendo’akan anaknya yang begitu durhaka kepadanya, “ya Allah, berikanlah hidayah kepada anak saya, yang telah menyakiti hati saya, berikanlah pintu taubat kepadanya”(permohonan ayahnya).
Setelah selesai berdoa, tak lama kemudian Ilham datang. “woy pak tua, gua lapar, mana makanan buat gua?”(teriak Ilham). “ada apa nak, teriak-teriak?”(tanya ayahnya). “gua lapar, mana makanannya?”(bentak Ilham). “kalo kamu mau makan, kamu harus kerja dulu”(perintah ayahnya). “apa?, gua harus kerja dulu, gak salah denger gua?”(tanya Ilham). “tidak, kamu tidak salah dengar, kalau kamu tidak mau mengikuti apa yang bapak perintahkan, lebih baik kamu pergi dari rumah ini!”(bentak ayah). “oh, jadi lu mau ngusir gua? Oke, gua bakal pergi dari rumah ini, percuma gua ada disini juga, bye”(jawab Ilham dengan kesal). Setelah diusir, Ilham tidak mempunyai tempat tinggal, dia lebih sering tidur di emperan ruko. Suatu malam, tanpa disadari, ia didatangi seorang kakek-kakek yang mengenakan pakaian serba putih dan membawa tongkat. Kakek-kakek itu berbicara kepada Ilham, “nak, hidupmu ini tidak akan berguna, apabila kamu tidak segera bertaubat”(ucap si kakek). “maksudnya apa?”(tanya Ilham). “kamu harus segera bertaubat, carilah tempat yang bisa membuat kamu menjadi orang yang lebih baik lagi”(jawab kakek tersebut). “tapi dimana saya harus mencari tempat itu?”(tanya Ilham). Tak disangka kakek tersebut langsung menghilang. Ilham pun bingung dengan perkataan kata itu, “apakah aku harus mengikuti ucapan kakek yang tadi?, tapi dimana aku harus mencari tempat tersebut?”(dengan bingung).
Kemudian keesokkan harinya Ilham menanyakan ke setiap orang-orang. “permisi pak, saya mau bertanya, dimana ya tempat saya untuk menimba ilmu agama?”(tanya Ilham). “oh, kalau anda minat, ke pondo pesantren Al-Mubarokah saja”(jawab seorang warga). “kira-kira dimana ya tempatnya?”(tanya Ilham). “tidak jauh dari sini, anda cukup lurus, kemudian belok kanan”(jawab warga tersebut). “terima kasih pak”(ucap Ilham). “iya, sama-sama”(jawab warga tersebut).
Kemudian Ilham mencari alamat tersebut. Setelah sampai di Ponpes Al-Mubarokah, Ilham menemui pengurus ponpes tersebut, “permisi, boleh saya bertemu dengan pengurus ponpes ini”(tanya Ilham). “mari ikut saya”(ajak seorang santri). Kemudian Ilham bertemu kyai pengurus ponpes tersebut. “permisi, bapak pengurus ponpes ini?”(tanya Ilham). “ya, saya sendiri, ada perlu apa ya?”(jawab kyai). “saya ingin mondok disini, tetapi saya tidak mempunyai uang”(ucap Ilham). “kamu ingin mondok disini?, jika kamu serius untuk mencari ilmu disini, kamu tidak perlu membayar”(kata kyai). “benarkah kyai?, saya boleh mondok disini dengan gratis?”(tanya Ilham dengan perasaan gembira). “iya”(jawab kyai). Kemudian keesokkan harinya, Ilham mulai belajar ilmu agama dengan tekun dan sungguh-sungguh. Setelah 7 tahun Ilham mondok, mulailah kesibukkan menghampirinya. Panggilan untuk mengisi pengajian.
Suatu ketika, pada bulan Rabiul Awwal, diperingati sebagai Maulid Nabi (hari kelahiran nabi muhammad saw). Ilham dipanggil untuk mengisi acara di sebuah masjid, masjid itu bernama masjid At-Taqwa, didaerah tempat Ilham tinggal dulu. Ketika selesai menyampaikan ceramah, keesokkan harinya Ilham berniat untuk mengunjungi ayahnya.
Sayang sekali setelah 7 tahun ia pergi dari rumah, ayah sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Kemudian Ilham bertanya kepada tetangganya dimana makam ayahnya. Setelah sampai di makam. Ia langsung meneteskan air mata, “pak, maafkan Ilham, ketika bapak masih hidup Ilham selalu berbuat durhaka kepada bapak, Ilham menyesal”(sambil menangis). Dengan kepergian ayahnya, Ilham baru merasakan penyesalan yang begitu mendalam. Ketika ayahnya masih hidup, ia sering berbuat dosa kepada ayahnya.
Referensi : Cerita Taubat dan Suksesnya Seorang anak yang Pernah durhaka kepada orang tuanya