Jumat, 22 Juli 2022

Menyikapi Pasangan yang Ingin Bercerai


Kondisi pernikahan memang tidak bisa selalu berjalan mulus sesuai apa yang kita inginkan. Akan ada masalah dan lika-liku yang perlu dihadapi. Akan tetapi, tidak semua pasangan bisa melewatinya, lho, Bela. Beberapa pasangan banyak yang memutuskan untuk berpisah ketika dirasa tidak mampu melewati ujian dan masalah ini.  Lalu, bagaimana jika kamu dihadapkan dengan permintaan bercerai dari pasangan? Sedangkan kamu berada dalam posisi tidak mengingkan hal itu sama sekali? 

Mungkin hal yang pertama kali kamu rasakan adalah perasaan bingung. Yup! Berpisah dalam pernikahan jelas jauh berbeda dengan perpisahan saat pacaran. Ada begitu banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketika pasangan suami istri memutuskan untuk bercerai. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini Popbela uraikan cara menyikapi pasangan yang ingin bercerai.

Hal-hal yang sebaiknya tidak kamu lakukan ketika pasangan ingin bercerai.

Keputusan setiap orang untuk bercerai pasti atas dasar dan pertimbangan yang berbeda-beda. Akan tetapi, satu hal yang pasti. Orang yang memutuskan untuk bercerai biasanya berada dalam kondisi emosi dan pikiran yang tidak stabil. Untuk itu, jika pasanganmu meminta cerai, usahakan untuk menghindari hal-hal berikut ini, ya, Bela.

  1. Menempelinya terus menerus. Cara yang cukup sering ditemui ketika seseorang dihadapkan dengan pilihan perpisahan adalah dengan memohon-mohon, meminta maaf, atau mungkin berargumentasi mempertahankan apa yang dianggapnya benar. Namun, sayangnya cara ini seringkali gagal. Alih-alih menarik orang yang ingin pergi kembali, perilaku kemelekatan justru bisa mendorong pasangan pergi lebih cepat, lho, Bela. Hal ini karena orang-orang yang memohon atau merengek terlihat sangat tidak menarik.
  2. Menjadi lemah. Sebagian besar pasangan biasanya akan melakukan apa pun untuk mempertahankan rumah tangganya. Untuk itu, tak jarang banyak yang mengabaikan atau menolerir perilaku yang sebenarnya tidak pantas. Biasanya, mereka mengalah karena berpikir bahwa jika tidak, pasangan akan menjadi marah dan keadaan akan menjadi lebih buruk. Pada kenyataannya, pasangan yang diliputi rasa marah dan kecewa sering kali menggunakan emosinya untuk memanipulasi dengan menggunakan ancaman. Ketika menghadapi ancaman, amukan, dan manipulasi, sering kali seseorang menyerah.
  3. Mencoba mengontrolnya. Jika kamu mencoba menjaga pernikahan tetap bersama dengan menuntut, mendominasi, atau mendikte pasangan, maka kemungkinan besar akan gagal, lho, Bela. Hal ini karena, tidak ada siapa pun yang mau dikendalikan, terutama jika pasanganmu dalam kondisi pikiran yang tidak jernih. Selain itu, jika alasan utama pasanganmu ingin bercerai karena kamu menunjukkan perilaku yang mengontrol, ini adalah tanda untukmu berubah. Berhenti sekarang dan tunjukkan bahwa kamu akan memperlakukan dia dengan rasa hormat dan kesetaraan. Berhenti memaksakan pendapatmu
  4. Melacak atau mengikutinya. Ketika kamu mencoba menerka-nerka apa yang menyebabkan pasanganmu ingin bercerai, lalu curiga kepadanya dan memutuskan untuk mengikuti ke mana pun ia pergi, maka siap-siap, ya, Bela, ini bisa menjadi bumerang untuk dirimu sendiri. Ketika argumenmu tidak terbukti dan ia mengetahuinya, maka kemungkinan untuk kembali sangat kecil.
  5. Membeberkan masalah bersama pasangan kepada teman dan keluarga dengan tujuan mendapat dukungan. Ketika kamu dihadapkan dengan kemungkinan perpisahan ini, ada baiknya kamu tidak membeberkan masalahmu dengan pasangan kepada orang lain. Lebih baik selesaikan terlebih dahulu masalahnya dan buat semuanya menjadi jelas. Kalaupun butuh bantuan pihak lain, sebaiknya lakukan dengan pihak profesional.
  6. Melampiaskan emosi ke suatu yang negatif justru akan memperburuk keadaan. Permintaan untuk berpisah mungkin membuat siapa pun kaget dan pikiran menjadi kacau. Akan tetapi, jangan jadikan ini sebagai alasan untuk melampiaskan emosimu, ya, Bela. Melampiaskan emosi jelas tidak akan menyelesaikan masalah apa pun. Terlebih jika dilampiaskan ke sesuatu yang negatif.
  7. Terlalu fokus pada mencoba membaca pasanganmu. Setelah bertanya apakah pasanganmu 100% yakin dengan keputusannya atau tidak, cobalah untuk tidak terlalu fokus pada 'membaca'nya. Mencoba membaca perilaku atau pikiran pasangan merupakan hal yang umum, sehingga kamu tahu di mana kamu berdiri. Akan tetapi, hal ini bisa membuatmu gila karena satu-satunya hal yang kamu tahu adalah apa yang kamu pikirkan.
  8. Mengatakan "Aku mencintaimu". Pasanganmu sedang berada dalam mood yang tidak baik untuk mendengarnya, dan itu akan dianggap manipulatif atau "memaksa"nya.
  9. Mencoba membuatnya membaca buku nikah, melihat foto pernikahan kalian, dll. Mungkin kamu akan berpikir jika mengingatkannya pada hal-hal indah bisa mengubah apa yang menjadi keputusannya. Namun, lagi-lagi pasanganmu sedang berada dalam mood yang tidak baik. Jadi, kecil kemungkinan hal tersebut bisa mengubah keputusannya.
  10. Terus menerus menunjukkan semua hal baik dalam pernikahan atau tentang dirimu. Menunjukkan semua hal ini justru bisa semakin membuat pasangan ingin pergi. Ini semakin menunjukkan bahwa kamu tidak paham apa yang menjadi pokok permasalahan dan membuatnya berpikir bahwa kamu terlalu egois.

Sebaliknya, ini yang perlu kamu lakukan ketika pasangan ingin bercerai

Selain menghindari hal-hal yang dapat memperburuk keadaan. Kamu juga bisa melakukan hal-hal yang bisa menyelamatkan pernikahanmu, dengan melakukan hal-hal di bawah ini. Ini bisa jadi langkah yang tepat untuk kamu yang sedang bingung bagaimana cara menyikapi pasangan yang ingin bercerai.

  1. Berusaha hormati keinginan pasangan. Kamu mungkin merasa bahwa keputusannya ini gegabah. Akan tetapi, coba untuk hormatinya terlebih dahulu, Hindari sikap langsung menentang, karena hal ini bisa membuat egonya semakin meninggi. Baru setelah kamu merasa emosinya sudah stabil, kamu bisa mengajak diskusinya kembali.
  2. Berikan pasanganmu waktu untuk sendiri dan berpikir jernih. Saat memutuskan untuk bercerai jangan terburu-buru untuk mengikuti apa yang ia mau dan apa yang kamu mau. Coba beri waktu bagi pasangan dan dirimu sendiri untuk berpikir matang-matang keinginan tersebut.
  3. Tetap tenang dan kontrol emosimu. Reaksi gegabah tidak akan banyak mengubah opini pasanganmu. Hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah tetap tenang dan tidak mendorong pasanganmu bertindak lebih jauh.
  4. Biarkan pasanganmu tahu, di mana kamu berdiri. Ada baiknya, kamu perlu menyampaikan apa yang menjadi keinginanmu, nyatakan bahwa kamu tidak ingin bercerai dan ingin tetap bersama.
  5. Hindari topik yang akan memancing perdebatan dengan pasangan. Saat berada dalam situasi perasaan yang tidak baik, alangkah lebih baik hindari topik-topik yang membuat situasi semakin runyam, ya, Bela.
  6. Buktikan kamu telah berubah. Daripada kamu hanya berfokus pada kesalahan pasangan, cobalah untuk akui kelemahanmu sendiri.
  7. Cobalah untuk tidak mudah ditebak. Jika seorang pasangan sedang mencari alasan untuk meninggalkan pernikahan, cara yang biasa dilakukan sebagian banyak orang adalah dengan menjadikan pasangannya menjadi "orang jahat". Ini dilakukan karena biasanya, keputusan ini dibuat saat pasangan dalam kondisi emosi.
  8. Coba lakukan evaluasi terhadap diri sendiri. Setelah kamu memastikan keputusan pasangan dan mengetahui apa yang menjadi penyebabnya. Cobalah untuk mengevaluasi dirimu sendiri. Jangan terus menerus yakin bahwa kamu benar dan pasanganmu salah, 
  9. Jauhkan anak-anak dari diskusi kamu dan pasangan, lalu beri mereka penjelasan. Semua masalah pernikahan antara ayah dan ibu memang seharusnya dijauhkan dari anak-anak. Namun, bukan berarti hal ini harus kamu tutup-tutupi. Kamu hanya perlu memberinya sedikit penjelasan dan pengertian.
  10. Konsultasikan dengan pihak ketiga yang bisa dipercaya, seperti ke profesional. Ketika kedua pasangan sedang berada dalam kondisi pikiran yang tidak jernih, memang sangat diperlukan pandangan yang netral. Untuk itu, kamu perlu berkonsultasi dengan pihak ketiga yang tidak akan memihak pada siapa pun, Coba konsultasikan kepada profesional, psikolog misalnya.

Itu dia beberapa cara menyikapi pasangan yang ingin bercerai. Mengingat keputusan untuk bercerai bukanlah perkara yang sepele, maka sangat diperlukan pertimbangan yang matang. Jangan sampai keputusan yang diambil adalah keputusan yang gegabah dan terlalu terburu-buru.


Referensi sebagi berikut ini ;