GERD/Penyakit asam lambung yang Mirip Serangan Jantung (Ulu Hati Sakit) Jantung Berdebar. GERD menyebabkan kerongkongan terpapar asam lambung secara berulang. Jika dibiarkan, lama-lama terjadi peradangan, penebalan, hingga kesulitan menelan. Kurniawan begitu cemas saat rasa nyeri menyerang ulu hatinya. Sakitnya menjalar sampai ke punggung. Napas pun pendek-pendek, terasa sesak. Istrinya pun panik melihat kondisinya. Tak mau ambil risiko, meski malam telah larut, saat itu juga mereka pergi ke rumah sakit. "Waktu itu yang saya takutkan cuma satu, takut kena serangan jantung. Kalau jantung kan harus cepat-cepat ditangani," tutur Kurniawan mengisahkan kejadian yang dialaminya dua pekan lalu.
Ia merasa beruntung karenaa dokter yang menanganinya cukup cermat. Setelah menjalani sejumlah pemeriksaan, kekhawatirannya tak terbukti. Ia bukan terkena serangan jantung, melainkan sakit gastro-esophageal reflux disease (GERD). Setelah mendapat pengobatan, pekerja di sebuah perusahaan multinasional itu pun diizinkan pulang. Kedua penyakit tersebut, GERD dan serangan jantung koroner, memang punya kemiripan gejala sehingga masyarakat awam kerap salah duga. Padahal, kedua penyakit itu sama sekali berbeda. Dokter konsultan gastroenterologi-hepatologi dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI)-Puri Indah, Jakarta, dr Hendra Nurjadin SpPD-KGEH, menjelaskan, GERD merupakan suatu gangguan berupa isi lambung termasuk asam lambung mengalami refluks (aliran balik) berulang ke dalam esofagus (kerongkongan) sehingga menyebabkan gejala dan komplikasi yang mengganggu. "Ini berbeda dengan sakit jantung koroner yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner (jantung)," ujarnya pada diskusi tentang gangguan pencernaan yang digelar RSPI Group di Jakarta, beberapa waktu lalu. GERD ditandai dengan sejumlah gejala, seperti kembung, begah, mual, muntah, sendawa berulang tiada henti bahkan saat perut kosong, serta heart burn atau rasa nyeri, perih, dan panas di ulu hati/belakang dada yang menjalar ke punggung, dan sesak napas.
"Gejala nyeri ulu hati yang menjalar ke punggung dan sesak napas itulah yang menyebabkan penyakit ini sering dianggap sebagai serangan jantung," kata Hendra. Padahal, nyeri pada serangan jantung berbeda. Rasanya lebih seperti tertindih benda berat di dada yang menjalar ke lengan, pundak, leher, rahang, dan punggung. Sesak napas yang terjadi juga lebih berat. "Kalau pada GERD, sesak napasnya karena lambung yang kembung mengganjal pergerakan diafragma saat penderita GERD bernapas sehingga napas terasa tertahan, enggak lega," terangnya. Gejala GERD lainnya ialah rasa asam di mulut dan batuk berulang terutama saat tidur. Gejala itu terjadi karena naiknya asam lambung hingga mencapai mulut. "Ini tidak boleh dibiarkan karena asam lambung bersifat sangat asam, pH-nya sekitar 2. Kalau kerongkongan kena asam lambung berulang-ulang, lama-kelamaan terjadi iritasi, meradang, menebal, sehingga rongga kerongkongan menyempit. Akibatnya, susah untuk menelan atau yang disebut dysphagia, bahkan berisiko timbul kanker esofagus," papar Hendra.
Faktor Penyebab GERD Hendra menerangkan, pada GERD terjadi aliran balik isi lambung ke kerongkongan terjadi ketika klep lower-esophageal-sphincter (LES) terbuka. Klep yang terletak di perbatasan kerongkongan dan lambung itu seharusnya tertutup untuk mencegah makanan yang sudah masuk ke lambung kembali ke kerongkongan. Terbukanya klep tersebut bisa terjadi karena faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tonus otot saluran cerna dan gerakan saluran cerna, seperti obat-obatan jenis tertentu, makan terlalu cepat dan berlebihan, konsumsi makanan dan minuman berkafein tinggi, berlemak tinggi, merokok, minum minuman beralkohol, stres berlebihan, serta kegemukan. Juga karena kehamilan dan adanya kelainan pada klep LES. "Sekali lagi, GERD tidak boleh diabaikan, harus ditangani dengan benar serta hindari juga faktor-faktor pencetusnya," pungkas Hendra.
Referensi sebagai berikut ini ;