Jumat, 15 Juli 2022

Allah Swt Lebih Mencintai Pelaku Maksiat yang Bertaubat daripada Orang Solih yang merasa benar

Allah Swt Lebih Mencintai Pelaku Maksiat yang Bertaubat daripada Orang Solih yang merasa benar. Maksiat merupakan istilah perbuatan yang dilakukan umat muslim dalam melanggar dalam ketentuan Agama Islam. Maksiat juga bisa diartikan dalam mengerjakan larangan-larangan Allah Swt dan tentunya akan menimbulkan dosa bagi yang melakukannya. Namun siapa sangka, ternyata Allah Swt lebih menyukai orang yang bermaksiat, namun tentunya dengan sebuah syarat tertentu. Menjelaskan tentang orang yang sering melakukan maksiat namun sangat dicintai Allah daripada orang yang sholeh yang tidak pernah merasa salah.

Allah Swt Lebih Mencintai Pelaku Maksiat yang Bertaubat daripada Orang Solih yang merasa benar

Semua punya kesempatan untuk kembali, makannya saya sering katakan, Allah Swt sangat mencintai para pelaku maksiat yang gemar bertobat dibandingkan orang sholeh yang tidak pernah merasa salah. Hal itu karena pelaku maksiat tersebut sadar akan dosa yang diperbuat sehingga dia segera bertobat kepada Allah Swt.

Berbeda bagi mereka orang sholeh namun orang sholeh itu tidak merasa bersalah atau berbuat dosa, padahal manusia sebenarnya tidak luput dari kesalahan. Sehingga dalam hal ini Allah sangat menyukai hambanya yang berulang kali melakukan tobatnya, walaupun dia melakukan maksiat lagi, namun dia melakukan tobatnya lagi.

Hal tersebut tentunya bukan untuk melakukan hal itu berulang-ulang selamanya, namun dengan bertobat Allah Swt akan melapangkan hatinya betapa mudahnya melakukan kebaikan dan dijauhkan dari perbuatan maksiat. Kalo sudah berdosa, tobatlah kepada Allah, minta maaf, setelah itu berbuat terus lebih baik, dan lupakan itu semua (dosa maksiat) sampai kita merasakan kebaikan itu nikmat dilakukan,

Sampai kita merasakan kebaikan itu nikmat dilakukan? itu halwatun iman namanya, itu tanda tobat kita diterima oleh Allah Swt. Bagaimana Allah Swt mencintai pelaku maksiat yang bertaubat daripada orang sholeh yang merasa selalu benar.

Referensi sebagai berikut ini ;