5 Tanda Allah Swt Sayang Pada Hamba-Nya, kamu pernah bertanya pada diri sendiri "Apakah Allah Swt mencintaiku?" Kasih sayang Allah SWT kepada para hamba-Nya berbeda dengan rasa sayang ditunjukkan oleh manusia atau sesama.
Mungkin kita tidak sadar bahwa apa yang terjadi pada kita adalah bentuk kasih sayang atau cara terbaik Allah SWT untuk menjauhkan hamba-Nya dari siksa api neraka.
Inilah lima ciri-ciri bahwa Allah sayang kepada kita sebagai berikut ini :
Dibukanya Pintu Amal Shalih Sebelum Kematian
Jika Allah Swt menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, maka Allah akan menjadikan hamba tersebut beramal shalih sebelum wafatnya.
Allah SWT akan senantiasa membuat hambanya bertaubat sehiangga ketika ia meninggal maka ia meninggal dalam keadaan husnul khotimah dan diampuni dosa-dosa semasa hidup di dunia
Dipercepat Sanksinya di Dunia
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hamba-Nya, Allah Swt akan membiarkan dosanya (di dunia) sampai Allah Swt membalasnya pada hari kiamat,” (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim).
Difaqihkan Dalam Urusan Agama
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maksud dari kafaqihan adalah pemahaman yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya sehingga ia mendapat pemahaman yang lurus terhadap Al-Qur’an dan hadits.
Kefaqihan ini berasal dari kebeningan hari dan aqidah shahih. Seseorang yang hatinya dipenuhi dengan nafsu maka ia tidak dapat memahami Al-Qur’an dan hadist.
Diberikan Ujian (Cobaan)
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah,” (HR. Bukhari dan Ahmad).
Perlu diketahui musibah tidak selalu berkaitan dengan azab namun, musibah merupakan ujian bagi seorang hamba untuk menguji tingkat ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Diberikan Kesabaran
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Referensi sebagai berikut ini ;