Mungkin kepuasan sementara akan kita dapatkan dengan ‘membalas’. Mungkin pembalasan ini akan memberi makan ego kita, dan membuat gengsi kita tetap kokoh bertengger di atas sana. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa pembalasan ini adalah sebuah kekeliruan?
Jika aku bersalah padamu kawan, jika aku berdosa padamu, jika aku menyakiti hatimu. Tidak perlu membalas keburukanku hanya karena kau ingin menunjukkan betapa buruknya aku memperlakukanmu.
Jadilah lebih mulia dariku, jadilah yang berbeda kawan, jadilah yang berbeda. Balaslah keburukan dengan salam hangatmu, balaslah dengan senyumanmu yang manis itu. Karena aku tahu, kebaikan dan kemuliaan itu ada di sana. Ya, ada di dalam dirimu.
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushilat : 34)
Referensi : Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik