Beranjaklah dari Kegelapan yang Menyengsarakan. Kadang nih, kita sadar apa yang kita lakukan itu salah. Tapi, masih suka santai-santai dengan itu dan bahkan kesanya jadi “menikmati dosa”, Astaghfirullah :'(
Memang benar, kita tidak terlepas dari dosa dan kesalahan. Tidak jarang kita tergelincir dan salah jalan. Tapi, bukankah kita semua menginginkan untuk menjadi orang yang bertakwa? Bukankah orang yang bertakwa itu adalah orang yang ketika berdosa, segera mengingat Allah dan segera memohon ampunanNya :'( ?
Memang ya, menuruti hawa nafsu menimbulkan kesan semu yang ‘menyenangkan’. Sedangkan, ketika menoleh ke jalan kebenaran kelihatanya susah ya? Lelah, sulit, terkekang. Memang benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”(HR. Muslim)¹
Padahal, kesan ‘menyenangkan’ itu hanya semu, hanya sebentar, hanya di dunia. Sedangkan, balasanya di akhirat nanti amat mengerikan dan menyengsarakan.
Sebaliknya, perasaan lelah dalam taatmu itu membawa kebahagiaan dunia akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)².
Jadi? Yuk Bismillah mulai melangkah. Gapapa, pelan-pelan saja, asal jangan berhenti atau bahkan berbalik arah. Niatnya dijaga ya,.. ingat! Mengejar dunia dapat dunia, mengejar akhirat dapat keduanya. Semoga Allah senantiasa memberi hidayah.
Referensi : Beranjaklah dari Kegelapan yang Menyengsarakan