Mengemukakan bahwa anak-anak yang orang tuanya bercerai sering hidup menderita, khususnya dalam hal keuangan serta secara emosional kehilangan rasa aman di dalam keluarga.
Dampak perceraian lain yang terlihat adalah meningkatnya “perasaan dekat” anak dengan ibu serta menurunnya jarak emosional terhadap ayah. Ini terjadi bila anak berada dalam asuhan dan perawatan ibu. Selain itu anak-anak dengan orang tua yang bercerai merasa malu dengan perceraian tersebut. Mereka menjadi inferior dengan anak-anak lain.
Oleh karena itu tidak jarang mereka berbohong dengan mengatakan bahwa orangtua mereka tidak bercerai atau bahkan menghindari pertanyaan-pertanyaan tentang perceraian orang tua mereka.
- Dampak perceraian yang di rasakan oleh anak
- Anak memiliki perasaan perasaan ketika orang tuanya bercerai, hal ini terlihat antara lain :
- Tidak aman (insecurity)
- Tidak diingikan atau ditolak oleh orang tuanya yang pergi
- Sedih
- Kesepian
- Marah
- Kehilangan
- Merasa bersalah dan menyalahkan diri
Dampak perceraian tersebut dapat termanifestasi dalam bentuk perilaku :
- Suka mengamuk, menjadi kasar dan tindakan agresif
- Menjadi pendiam, tidak lagi ceria dan tidak suka bergaul
- Sulit berkonsentrasi dan tidak berminat pada tugas sekolah sehingga prestasi disekolah cenderung menurun
- Suka melamun terutama mengkhayalkan orang tuanya akan bersatu lagi.
“Dampak Perceraian Terhadap Kondisi Psikologis Keluarga (Studi Deskriptif Analitis di Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya)”. Pada dasarnya keluarga dibentuk untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan, namun membangun sebuah rumah tangga bukanlah hal yang mudah, terkadang berbagai masalah dapat muncul dalam sebuah keluarga. Masalah rumah tangga terkadang dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik, namun terkadang sulit diselesaikan sehingga semakin hari semakin berlarut-larut dan tidak jarang yang akhirnya berujung dengan perceraian.
Perceraian merupakan berakhirnya suatu pernikahan diantara kedua pasangan yang tidak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab perceraian dalam sebuah keluarga dan bagaimana dampak perceraian terhadap kondisi psikologis masing-masing anggota keluarga. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis yaitu suatu penelitian dengan mengumpulkan data, selanjutnya dianalisa serta ditarik kesimpulan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara, dengan sampel penelitian terdiri dari tiga keluarga yang bercerai di Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya. Hasil penelitian menunjukkan perceraian disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah ekonomi keluarga, tidak memiliki keturunan, ketidaksetiaan salah satu pasangan hidup dan kekerasan dalam rumah tangga. Perceraian juga meninggalkan dampak bagi semua anggota keluarga baik terhadap pasangan yang bercerai maupun anak seperti perasaan kecewa, kesedihan, stress, marah, trauma, menurunnya prestasi, menyalahkan diri sendiri dan orang tua, dan putusnya tali silaturahmi diantara keluarga kedua belah pihak.