Ketika pernikahan tidak lagi punya tujuan hidup sejalan atau Anda tidak lagi merasa bahagia, lantas untuk apa masih bersama?
Setiap orang berhak hidup bahagia, baik sendiri maupun bersama pasangan. Jika secara fisik dan mental tidak lagi kuat untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga, bercerai bisa menjadi salah satu jalan yang ditempuh.
Memutuskan pisah dan melajang kembali juga bukanlah hal mudah. Saat memutuskan bercerai, tidak bisa dilandasi karena emosi sesaat saja. Pikirkan matang-matang segala jenis risikonya, terlebih jika sudah ada kehadiran anak dalam pernikahan.
Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh diri sendiri, tepatnya tergantung pada apa yang terjadi dalam pernikahan Anda. Untuk memutuskan harus atau tidaknya mengambil langkah cerai, berikut tanda yang bisa Anda amati:
Mengalami Kekerasan Fisik
Kehidupan rumah tangga seharusnya dilandasi kasih sayang dan cinta. Saling pengertian dan mengalah adalah salah satu kunci langgengnya pernikahan.
Namun Jika rasa kasih ini telah tergantikan dengan benci, apalagi Anda jadi sasaran kekerasan pasangan, maka ini sinyal kuat anda harus melepaskan dirinya. Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, perceraian jadi opsi jika kekerasan ini terus berlangsung.
“Biasanya, ketika menjalani hubungan pernikahan terjadi tindak kekerasan fisik secara terus-menerus tanpa adanya perubahan dan kesadaran dari pihak pelaku. Kemudian, jika sudah tidak ada alasan lagi bertahan atau menjalani hubungan pernikahan, bisa memutuskan bercerai,” kata Ikhsan.
Tidak Ada Solusi Konflik
Perceraian terjadi bukan saja karena komunikasi yang buruk, tapi bisa terjadi karena banyaknya konflik atau masalah yang tidak diselesaikan.
“Tidak adanya usaha pada masing-masing orang untuk menyelesaikan masalah yang ada juga bisa jadi tanda harus mengakhirinya. Jadi, biasanya abis berantem, ya, sudah berantem terus, tapi nggak pernah dibahas lagi yang akhirnya malah merembet ke permasalahan lainnya,” kata Ikhsan.
Kalau sudah begini, salah satu atau bahkan kedua orang dalam pernikahan tersebut bisa sampai ke tahap rasa putus asa.
Hal ini membuat mereka merasa tidak ada gunanya lagi menyelesaikan konflik dan berpikir kini waktu yang tepat untuk bercerai.
Tak Lagi Ada Hasrat Berhubungan Intim
Hubungan intim atau seksual bukanlah sekadar penyalur kebutuhan biologis semata. Berhubungan seksual merupakan cara untuk mengekspresikan kasih sayang dan memperkuat ikatan emosional antara Anda berdua.
Ketika Anda sudah lama tidak berhubungan seks karena tidak adanya hasrat, ini bisa jadi tanda untuk memutuskan kapan harus bercerai.
“Kalau memang sudah tidak ada hasrat, ini bisa jadi salah satu indikator mau cerai. Kayak nggak mau saling menyentuh, pisah ranjang meskipun dalam satu rumah, tidak memberikan kebutuhan afeksi, bisa jadi sebagai salah satu faktor untuk cerai,” jelas Ikhsan.
Tidak Ada Ketertarikan Emosional
Pada awal pacaran atau menikah, ketertarikan emosional Anda dan pasangan pastikan sangat kuat, kan? Anda selalu ingin bertemu, berkomunikasi, berhubungan seks, bahkan berbagi segala hal hidup dengan pasangan.
Sejatinya, keterlibatan emosional adalah hal penting agar kita selalu merasa dekat dan bahkan menjadi bekal untuk dapat melanjutkan hidup bersama pasangan hingga akhir hayat.
Lalu, bagaimana jika ketertarikan emosional itu hilang? Nantinya, Anda dan pasangan akan sulit untuk berdiskusi, sulit saling berbagi pendapat untuk menyelesaikan masalah, bahkan enggan untuk mengerti perasaan satu sama lain.
Apabila faktor ini sudah tak lagi dirasakan, mungkin ini adalah tanda harus segera bercerai sebelum pernikahan semakin membebani diri.
Mulai Mengubah Penampilan Diri
Kadang ada yang berpikir 100 persen belum siap untuk bercerai. Namun, jika dilihat dari sikap dan tindakan yang dilakukan, ada orang yang menunjukkan bahwa ia siap untuk melajang kembali. Bagaimana cara mengetahuinya?
Biasanya ini terjadi ketika Anda mulai mempersiapkan diri menjadi lebih menarik di mata orang lain.
Misalnya dengan berolahraga agar menjadi bugar, menurunkan berat badan, atau merawat penampilan diri, ini bisa menjadi tanda Anda siap berpisah dengan pasangan.
“Persiapan buat jadi single bisa banget jadi tanda kapan harus siap cerai. Karena dengan melakukan ini, artinya Anda sudah accept akan cerai dan kaya lebih siap menerima pasangan baru. Makanya, sampai mengubah penampilan dengan nurunin berat badan atau meningkatkan karir itu tujuannya buat narik perhatian orang lain lagi,” pungkas Ikhsan.
Punya Dunia Baru yang Lebih Menarik
Sudah tak ada lagi intimasi, tak ada ketertarikan, dan juga tidak berniat untuk memperbaiki hubungan, alhasil, pernikahan pun terasa kosong membosankan.
Sebagian orang akan berusaha mengimbangi kejenuhan ini dengan mencari aktivitas lain yang lebih menyenangkan.
Misalnya, mungkin istri akan fokus untuk mengurus anak-anak atau bertemu dengan teman-temannya guna mengisi kekosongan. Sedangkan suami, mungkin dapat menjadi lebih fokus kepada pekerjaannya di kantor.
Apabila merasa hidup akan baik-baik saja dan menyenangkan tanpa pasangan, mungkin ini bisa menjadi tanda Anda harus segera bercerai.
Keenam tanda di atas bisa menjadi tolok ukur sejauh mana pikiran bercerai bisa diwujudkan. Bila masih ragu, jangan sungkan meminta bantuan kepada psikolog atau konselor pernikahan.
Psikolog dapat mengidentifikasi tanda-tanda apa yang Anda rasakan. Apakah Anda merasa bahagia ataukah pernikahan ini bisa berdampak buruk bagi pikiran dan mental Anda? Jika iya, keputusan bercerai mungkin bisa diambil.
Sedangkan konselor pernikahan, ia dapat mencari tahu hal apa yang bisa dan tidak bisa lagi diperbaiki dalam rumah tangga Anda.
Saat konseling, Anda juga akan diberikan solusi atau cara memperbaiki masalah di hubungan pernikahan.