Meski amat disayangkan, kejadian tersebut membuktikan jika pernikahan akan terus menghadapi tantangannya pada usia berapa pun. Bahkan ada sejumlah bibit konflik yang dirasakan ketika hubungan sudah lebih lama berlangsung. Salah satu alasan adalah rutinitas yang dijalankan sehingga cenderung membosankan. Banyak pasangan yang merasa hubungannya menjadi hambar, dan menjelma menjadi awal masalah. Berkaca dari kondisi ini, kita harus mewaspadainya, dan terus menjaga kualitas hubungan suami istri. Ketahui berbagai masalah tersebut dan cari solusinya bersama pasangan agar hubungan tetap harmonis. Seperti dilansir Huffpost, ada setidaknya delapan hal yang kerap menjadi sumber konflik pernikahan setelah melewati satu dekade antara lain:
- Merasa menjadi teman sekamar Kebiasaan romantis seringkali pudar seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan beberapa orang merasa menjadi teman sekamar dibandingkan partner dalam hubungan romantis. Kurt Smith, terapis yang fokus pada layanan konseling pria mengatakan jika pasangan kerap terdistraksi ke berbagai hal lainnya dalam hidup. “Pasangan dapat dengan mudah berubah menjadi pasangan dalam mengelola keluarga atau kehidupan, daripada pasangan dalam cinta.” Mulai bosan dengan rutinitas hidup bersama Psikoterapis Tina Tessina menilai kebosanan dalam pernikahan biasanya merupakan pertanda pasangan sudah mulai saling menerima begitu saja. Lawan hal ini dengan melakukan aktivitas yang tidak biasa dan lebih berisiko. Misalnya saja dengan diskusi tentang seks, penuaan, mertua, atau berani menyarankan perubahan dalam rutinitas.
- Mulai bosan dengan rutinitas hidup bersama Psikoterapis Tina Tessina menilai kebosanan dalam pernikahan biasanya merupakan pertanda pasangan sudah mulai saling menerima begitu saja. Lawan hal ini dengan melakukan aktivitas yang tidak biasa dan lebih berisiko. Misalnya saja dengan diskusi tentang seks, penuaan, mertua, atau berani menyarankan perubahan dalam rutinitas.
- Kehidupan seksual menjadi tidak menarik Kehidupan seks pasangan suami istri bisa saja menjadi menarik karena berbagai hal seperti masalah kesehatan fisik atau mental, memiliki anak, efek samping dari obat-obatan tertentu, stres, masalah hubungan dan masalah tidur.
- Merasa dibatasi Menjalani pernikahan membuat kita harus menentukan prioritas. Meski awalnya terasa biasa saja, setelah 10 tahun biasanya kita akan merasa pengorbanan itu menjadi sesuatu yang membatasi. Banyak orang yang merasa seharusnya bisa lebih mengembangkan karier, menikmati masa muda atau menjalankan hobinya lebih lama setelah menikah lama. Terapis pasangan Kari Carroll menyarankan pasangan untuk bernegosiasi agar dapat membantu diri mereka sendiri dan pasangannya mencapai kepuasan yang lebih besar.
- Tidak lagi merayakan sesuatu Pasangan muda biasanya punya banyak jenis perayaan misalnya kencan pertama, pernikahan, atau sekedar merayakan target pekerjaan yang terpenuhi. Perayaan ini menjadi kesempatan untuk bersenang-senang dan quality time.
- Lupa caranya bersenang-senang Kehidupan kerap memunculkan stres dan membuat seseorang lupa bersenang-senang. Hal ini juga terjadi pada kehidupan pernikahan yang kesenangannya tergeser berbagai masalah hidup. Kembali keriangan dalam pernikahan dengan meluangkan lebih banyak waktu bersama. Lakukan hal konyol yang kerap dinikmati saat masih muda misalnya saja bermain monopoli atau mengajak anjing berjalan-jalan bersama.
- Stres mengurus rumah Banyak pasangan mulai menikmati kemapanan finansial setelah melewati sepuluh tahun pernikahannya. Namun kondisi ini malah menjadi beban lain karena terlalu sibuk mengurus rumah dan asetnya. Bukannya menikmati pencapaian itu, banyak pasangan yang lebih fokus mengurus hartanya dibandingkan memelihara hubungannya.