Kunci Rumah Tangga Bahagia dan Dijamin Rezekinya. Kunci rumah tangga bahagia dan dijamin rezekinya ini ditulis oleh pasangan motivator Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini dari Komunitas Rumah Pintar Aisha.
Rumah tangga akan rapuh dan mudah hancur berantakan tanpa visi akhirat.
Dulu ada seseorang bertanya, lalu Sufyan bin Uyainah balik bertanya padanya: Apakah dahulu kau menikahinya karena ingin mencari kemuliaan diri di samping kemuliaannya?
Ia menjawab: ya, maka Sufyan menasihatinya dengan petuah yang layak ditulis dengan tinta emas.
“Barang siapa yang menikah karena ingin menumpang kemuliaan dari pasangannya bersiaplah untuk mereguk pahitnya piala kehinaan, barang siapa yang menikah karena harta bersiaplah meraih kemiskinan, barang siapa yang menikah karena baiknya agama seseorang niscaya Allah akan kumpulkan baginya kemuliaan, harta dan agama”.
Saat menikah, niatkanlah untuk ibadah, jangan diniatkan hanya sekadar untuk menyatukan dua insan, untuk bisa berkasih sayang.
Apalagi diniatkan untuk mendapatkan kecantikannya, mendapatkan kekayaannya, menikah karena kedudukannya, menikah karena kehormatan keluarganya tapi niatkan dengan menikah agar dapat meraih ridho Allah, bisa saling menjaga ibadah, sholat malam bersama, membaca Al Quran bersama sehingga surga lebih mudah diraih bersama.
Menikah itu harus mampu mewujudkan sebuah keluarga yang sakinah.
Keluarga yang sakinah adalah keluarga yang tunduk dan patuh pada tali agama Allah, jika keluarga tidak terikat tali agama Allah maka itu bukan keluarga yang sakinah, jikapun keluarga itu bahagia maka kebahagiaannya akan sesaat saja yakni hanya bahagia di dunia saja.
Namun keluarga yang sakinah adalah keluarga yang bahagia di dunia dan juga bahagia di akhirat. Hati-hati, jika suami dan istri semakin jauh dari Allah maka semakin tidak berkah keluarga itu, sebaliknya semakin suami dan istri dekat dengan Allah maka semakin berkahlah keluarga itu.
Jadi syarat turunnya rezeki dari Allah itu adalah yang pertama ketaatan kepada Allah. Saat keluarga itu taat maka Allah menjamin rezekinya.
Satu lagi yang ingin saya sampaikan bahwa rezeki itu tidak hanya sekadar harta benda. Rezeki jika diasumsikan hanya sebagai harta, itu terlalu sempit.
Rezeki bukan hanya tentang gaji, bukan hanya tentang harta benda tetapi kesehatan itu rezeki, anak-anak yang sholeh itu rezeki, mendapatkan hadiah itu rezeki, barang-barang yang awet tidak mudah rusak juga rezeki,
barang-barang yang jarang hilang itu rezeki lagi, diberi kemampuan Allah untuk memberi makan/barang kepada orang lain adalah rezeki yang luar biasa dari Allah, diberi kemudahan bersedekah itu rezeki,
diberi kemudahan dan waktu luang untuk beribadah adalah rezeki yang tak ternilai dari Allah, diberi kelebihan Allah ilmu yang memberi manfaat bagi banyak orang adalah rezeki amal jariah yang tidak akan pernah putus walaupun orang itu telah meninggal dunia,
memiliki banyak sahabat yang sholeh itu juga rezeki yang sangat berharga sebab sahabat-sahabat yang sholeh itu akan mencari-cari temannya saat disurga nantinya dan akan bersyafaat saat mengetahui temannya berada di neraka, dimudahkan untuk memahami agamaNya itu rezeki. Itu semua adalah rezeki.
Sekali lagi bahwa rezeki itu sifatnya luas, dari mulai harta benda, gaji, pengetahuan agama, ketenangan, kesehatan, ilmu dan keterampilan, keturunan yang sholeh, istri yang sholehah, mudah beribadah, memiliki teman yang sholeh, kekayaan yang bermanfaat bagi orang lain.
Semua adalah rezeki. Intinya adalah rezeki itu adalah segala hal yang kita nikmati dan segala hal yang bermanfaat bagi diri kita baik di dunia dan di akhirat.
Insya Allah saat kita taat kepada Allah maka Allah akan turunkan rahmat-Nya, kasih sayang-Nya. Allah juga akan turunkan rezeki dalam arti luas termasuk juga menjamin rezeki ekonomi kita.
Kedua, adalah masing-masing pasangan saling memberi kebahagiaan, saling memberi ketenangan batin dan saling memberi kenyamanan.
Coba sekarang rasakan, jika dalam sebuah keluarga saling menuntut kekurangan masing-masing, sering terjadi pertengkaran, tidak ada ketenangan dalam keluarga, bagaimana seorang suami bisa tenang mencari rezeki.
Misalnya lagi, untuk para istri nih, suami bekerja hasilnya pas-pasan, lalu sang istri tidak terima, kemudian istri marah-marah.
Suami terus diomelin, diteror, bahkan maaf kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi, ya akhirnya suami juga ikutan pusing, ikutan stress dan tertekan.
Bagaimana mungkin suami bisa fokus bekerja jika kondisinya jadi tertekan dan stress. Bagaimana suami bisa optimal dalam mencari rezeki jika kondisinya sedang tidak stabil.
Besar kemungkinan suami akan mencari kesenangannya di luar yang tidak didapatkan di rumah. Nanti ujung-ujungnya cerai.
Berbeda jika istri mensyukuri dulu apapun yang suami dapatkan. Kelola dulu uang yang didapat suami sebaik mungkin.
Tetap memberi kenyamanan dan ketenangan kepada suaminya. Tidak banyak mengeluh maka suami akan lebih semangat dalam bekerja, mencari rezeki yang lebih banyak lagi.
Hal tersebut karena suami merasa nyaman, tenang dan bahagia di rumah sehingga muncul semangat untuk mencari penghasilan yang lebih banyak lagi.
Pikirannya akan lebih kreatif untuk mencari rezeki tambahan yang lain. Jadi syarat yang kedua jika ingin pintu rezeki terbuka lebar adalah masing-masing pasangan saling memberi kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan.
Saya pernah mendengar sebuah cerita dalam sebuah seminar. Diceritakan sepasang suami istri memiliki utang yang cukup banyak bermilyar rupiah.
Ketika ditanya oleh sang narasumber ternyata suami istri ini sudah lama sekali tidak tidur bersama. Lalu disarankan untuk tidur bersama dan mohon maaf, sering-sering kelonan.
Setelah dilakukan rutin, beberapa bulan kemudian bisnisnya melesat dan utang sekian milyar bisa lunas. Kenapa demikian, karena ternyata tidur bersama dan kelonan itu mengeluarkan hormon ketenangan dan kebahagiaan bagi masing-masing suami istri.
Karena setiap hari hati tenang dan bahagia maka mereka lebih bersemangat, lebih kreatif, lebih maksimal dalam mencari rezeki.
Sobat, rezeki itu turun pada saat masing-masing pasangan saling memberi kebahagiaan, ketenangan, ketentraman, kenyamanan.
Kebahagiaan dan ketenangan dalam rumah tangga itu adalah pembuka rezeki sedangkan pertengkaran itu yang sebenarnya menutup rezeki.