Istri menggugat cerai suami, bolehkah rujuk lagi?
Berdasarkan ajaran Islam maupun hukum negara, istri bisa menggugat cerai suaminya asalkan punya alasan tepat. Misalnya, istri minta cerai karena suami tidak memberi nafkah, maka bisa melakukan permintaan cerai..
Berikut ini adalah beberapa alasan yang bisa dijadikan dalil perceraian:
- Suami melakukan perselingkuhan dan ada bukti atas perselingkuhan tersebut
- Suami tidak memberikan nafkah rumah tangga maupun nafkah batin, setidaknya selama 2 tahun
- Suami tidak lagi bisa melakukan kewajibannya sebagai suami dan kepala keluarga
- Suami masuk penjara minimal hukuman 5 tahun penjara
- Suami mengalami penyakit yang membuatnya tidak lagi bisa menjalankan kewajiban sebagai seorang suami.
Permintaan rujuk atau menikah kembali antara pasangan yang sudah berpisah bisa dilakukan, jadi istri yang menggugat cerai diperbolehkan untuk rujuk dengan syarat sebagai berikut:
1. Cerai gugat sama dengan Khulu’
Dalam Islam istri bisa meminta kepada suami untuk menceraikannya karena alasan syara’ dengan memberikan tebusan. Mama meminta cerai dengan memberikan tebusan berupa harta sesuai permintaan suami.
Kemudian, hal ini akan diproses sesuai agama dan hukum agar kedua belah pihak terbebas dari pernikahan.
2. Jatuhnya talak Ba’in
Jatuhnya talak ba’in terjadi apabila istri yang meminta cerai pada suaminya karena alasan benar. Setelah proses gugatan, mediasi, persidangan, dan pertanyaan saksi dalam sidang cerai maka suami istri resmi berpisah secara hukum.
Dalam kondisi ini, pihak perempuan tidak harus memberikan tebusan untuk permintaan cerainya.
3. Setelah gugat cerai istri bebas atas kehidupannya
Setelah jatuh talak, tidak boleh ada paksaan oleh mantan suami untuk kembali bersama karena mantan istri sudah dilindungi hukum negara dan agama.
Kesimpulannya bahwa apabila pasangan sudah berpisah dan jatuh talaknya kurang dari 3 kali, maka masih bisa kembali bersama. Dengan persyaratan harus melakukan akad nikah baru untuk mengganti yang telah dibatalkan.