Dalam menjalani pernikahan, setiap pasangan tentu mendambakan hubungan yang bahagia dan langgeng. Tetapi, tak dapat dipungkiri, dalam mengarungi bahtera kehidupan bersama, ada saja sederet tantangan dan konflik yang kadang membuat sejumlah pasangan memilih perceraian sebagai jalan keluarnya.
Faktanya, saat menjalani perceraian, seseorang berpotensi mengalami berbagai masalah kesehatan. Tak hanya secara mental, tapi juga secara fisik.
Dampak Perceraian pada Kesehatan Fisik dan Mental
Perasaan sedih, cemas, dan kewalahan yang berlarut-larut akibat perceraian dapat membuat seseorang meluapkan emosinya dengan cara yang tidak baik, misalnya dengan makan terlalu banyak atau justru terlalu sedikit, mengonsumsi minuman beralkohol, hingga memakai obat-obatan terlarang.
Selain itu, emosi yang tidak stabil dan stres yang dirasakan setelah bercerai juga bisa memperburuk kondisi mental seseorang. Akibatnya, hal tersebut bisa menimbulkan efek negatif bagi kesehatan fisik dan mental.
Berikut ini adalah beberapa dampak perceraian pada kesehatan tubuh yang mungkin saja terjadi:
1. PTSD
Post-traumatic stress disorder (PTSD) merupakan gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, seperti kecelakaan, pelecehan seksual, atau bencana alam. Orang yang baru melalui proses perceraian juga bisa mengalami PTSD.
Penderita PTSD kerap kali teringat atau merasa seperti sedang menjalani peristiwa yang membuatnya trauma. Mereka pun bisa sering mengalami mimpi buruk, merasa frustasi, sulit konsentrasi, dan susah tidur karena beban pikiran yang dideritanya.
2. Depresi
Depresi juga merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup banyak terjadi setelah perceraian. Orang yang pernah terkena depresi atau mengalami tekanan batin umumnya akan lebih berisiko mengalami depresi setelah bercerai.
Depresi dapat membuat penderitanya menjadi tidak produktif, menjauhi lingkungan sosial, kelihangan nafsu makan atau justru makan berlebih, merasa tidak berenergi, dan kehilangan semangat hidup. Jika sudah parah, depresi bahkan bisa membuat seseorang untuk mencoba bunuh diri.
3. Daya tahan tubuh melemah
Daya tahan tubuh memiliki peranan yang penting untuk menjaga tubuh tetap sehat. Dengan daya tahan tubuh yang kuat, tubuh akan lebih mampu melawan kuman dan virus penyebab berbagai penyakit.
Akan tetapi, saat atau setelah menjalani proses perceraian, seseorang bisa mengalami stres berat dan bahkan berkepanjangan. Hal ini kemudian dapat membuat daya tahan tubuhnya melemah, sehingga mudah terserang penyakit.
4. Insomnia
Berbagai riset menunjukkan bahwa orang yang menjalani proses perceraian bisa mengalami insomnia atau susah tidur. Ketika mengalami insomnia, seseorang akan menjadi mudah lelah, sering mengantuk di siang hari, sulit mengontrol mood dan emosinya.
Tak jarang, insomnia juga membuat penderitanya sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat. Hal ini pada akhirnya bisa mengganggu aktivitas dan membuat orang tersebut menjadi kurang produktif.
5. Obesitas
Emosi yang tidak stabil dan stres yang dirasakan setelah bercerai mungkin saja membuat seseorang menjadi malas untuk berolahraga dan sering mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, seperti junk food atau makanan tinggi karbohidrat, lemak jenuh dan lemak trans, serta minuman yang terlalu manis.
Selain itu, kondisi ini juga dapat membuat seseorang mengalami stress eating, yaitu keinginan untuk makan terus-menerus saat stres meskipun tubuh sedang tidak merasa lapar.
Jika sudah demikian, hal tersebut bisa membuat berat badan terus bertambah, bahkan hingga menyebabkan obesitas. Jika berat badan terus tidak terkontrol, masalah ini bisa membuat orang yang bercerai menjadi lebih berisiko mengalami berbagai penyakit, termasuk stroke dan diabetes.
6. Penyakit jantung
Selain diabetes, orang yang menjalani perceraian juga lebih berisiko terkena penyakit jantung. Hal ini diduga berkaitan dengan efek stres terhadap peningkatan tekanan darah, serta kebiasaan hidup kurang sehat setelah perceraian, misalnya tidak menjaga pola makan dan jarang berolahraga.
Faktanya, sebuah penelitian membuktikan wanita yang pernah melalui proses perceraian memiliki kemungkinan 24% mengalami serangan jantung. Bahkan, risiko ini bisa meningkat menjadi 77% pada wanita yang pernah bercerai lebih dari 1 kali.
7. Gangguan mobilitas di masa tua
Perceraian juga bisa menimbulkan dampak buruk dalam jangka panjang. Riset menyebutkan bahwa orang yang bercerai berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan otot dan sendi di masa tuanya.
Hal ini bisa membuat mereka kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari, seperti berjalan atau naik turun tangga. Bahkan, kondisi ini juga bisa membuat mereka lebih berisiko mengalami patah tulang karena sering terjatuh.
Perceraian memang bisa menyisakan luka yang mendalam atau bahkan menimbulkan identity crisis. Namun, usahakan jangan sampai perpisahan ini menimbulkan kesedihan dan stres yang berlarut-larut, apalagi sampai mengganggu kesehatanmu, ya.
Jika kamu merasa perceraian yang kamu hadapi membuat kualitas hidupmu menurun, terlebih jika sudah membuatmu mengalami masalah kesehatan tertentu, sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan psikolog atau dokter. Hal ini penting agar dampak perceraian yang dirasakan tidak mengganggu kesehatanmu lagi.