Kamis, 18 Agustus 2022

Cara bertaubat dari perilaku zalim kepada sesama manusia

Ilustrasi : Cara bertaubat dari perilaku zalim kepada sesama manusia

T
obat dari Dzolim Tidak ada satu orangpun di dunia ini kecuali ia berbuat dzolim lagi bodoh. Begitulah yang disifati Alloh   di dalam al-Qur’an ketika Alloh   membebankan amanah yang langit dan bumi enggan menerimanya lalu diberikan kepada manusia seraya berfirman:  “… Sesungguhnya manusia itu amat dzolim dan amat bodoh.” (QS. al-Ahzab [33]: 72).

Sudah sepantasnya bagi orang dzolim untuk senantiasa bertobat. Inilah obat dari kedzoliman yang paling mujarab. Alloh   berfirman: “Maka barangsiapa yang bertobat sesudah melakukan kedzoliman itu dan memperbaiki diri, maka Alloh menerima tobatnya. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Maidah [5]: 39) Ayat ini turun setelah Nabi   memotong tangan perempuan yang mencuri yang wajib dipotong tangannya. 
Kemudian perempuan mu’minah tersebut berkata pada Rosululloh  , “Wahai Rosululloh, apakah bagi saya tobat atas perbuatan saya selama ini?” Rosululloh   bersabda, “Ya, pada hari ini engkau terhadap kesalahan-kesalahanmu seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya yang bebas dari dosa.” (HR. Ahmad).
Allah Swt  berfirman: “Sesungguhnya jikalau mereka yang berbuat dzolim datang kepadamu (Muhammad  ), lalu memohon ampun kepada Alloh, dan Rosulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Alloh Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisaa’ [4]: 64).

 Itulah bertobat dari kedzoliman yang berkaitan dengan hak Alloh  . Adapun tobat dari kedzoliman yang hubungannya dengan darah manusia seperti membunuh, maka tidak cukup dengan bertobat, melainkan harus menyerahkan diri kepada keluarga yang dibunuh dan mereka memilih apakah membunuh orang tersebut atau memaafkan atau membayar diyah atau denda dari pembunuhan tersebut. 

Dan jika berhubungan dengan harta, maka tobatnya harus dengan mengembalikan harta tersebut pada yang punya. Untuk bertobat tidak mesti ditegakkan had atasnya. Tidak pantas bagi orang yang dzolim tenggelam dalam kedzolimannya. Dan hendaknya dia merenungkan firman Alloh  : “Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau dzolim, mereka mengingat Alloh, lalu memohon ampun atas dosa–dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa mereka selain daripada Alloh? Dan tidak meneruskan perbuatan keji dan dzolimnya sedangkan mereka mengetahui. 

Mereka balasannya adalah ampunan dari tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang yang beramal.” (QS. Ali Imron [3]: 135-136) Para Penjual Pahala dengan Siksa Api di Neraka Adakah yang lebih rugi dari orang-orang yang mempunyai segunung kebaikan namun kebaikannya habis untuk membayar kedzolimannya atas saudaranya? Itulah para muflisin (orang-orang yang bangkrut) yang senantiasa berbuat dzolim kepada saudaranya. 
Imam Muslim   dalam shohihnya di bab “Haramnya kedzoliman” menyebutkan hadits  dari Abu  Huroiroh   tentang pera penjual pahala dengan siksa tersebut. “Dari Abu Huroirah bahwasanya Rosululloh   bersabda, ‘Tahukah kalian semua siapa orang yang bangkrut itu?’ Para sahabat berkata, ‘orang yang bangkrut dikalangan kita adalah orang yang tidak punya dirham (harta) dan barang dagangan.’ Maka Rosululloh   bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut dikalangan umatku adalah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawawa pahala sholat dan puasa, dan zakat dan kemudian datang bersama pahala tersebut, ia dahulu telah mencela saudaranya, dan menuduhnya dengan yang haram, begitu juga memakan harta orang lain, menumpahkan darah dan memukul orang lain. 

Maka pahala kebaikan orang itu diberikan pada orang yang didzoliminya ketika di dunia tersebut. Ketika pahala mereka habis untuk menebus kedzolimannya sementara masih ada kedzoliman yang belum diadili, maka dosa dan kesalahan orang yang didzoliminya akan diletakkan kepadanya dan kemudian ia dilemparkan ke neraka (karena segunung kebaikannya habis untuk menebus kedzolimanya).” (HR. Muslim)


Itulah keadilan Alloh   bagi para hamba-Nya. Bahkan karena keadilan Alloh  , hewan yang bertanduk jika mendzolimi hewan yang tidak bertanduk di dunia, maka di akhirat hewan yang tidak bertanduk akan menanduk hewan yang bertanduk tersebut. 

Semua itu karena Alloh   telah mengharamkan kedzoliman bagi makhluk-Nya. Adakah yang lebih rugi dari mereka yang merasa bertaqwa dengan segala amal perbuatannya, sementara dirinya berbuat dzolim dengan rakyatnya, bawahannya, tetangganya, keluarganya serta istri dan anaknya? Aduhai sungguh merugi orang-orang yang mendzolimi saudaranya dan mengira ia telah berbuat amalan utama dan merasa masuk surga.

Referensi : Cara bertaubat dari perilaku zalim kepada sesama manusia