Durhaka berarti ingkar terhadap perintah (Tuhan, orang tua, dan sebagainya). Sehingga bisa disimpulkan anak durhaka kepada ibunya berarti ia ingkar dan membangkang terhadap sang Ibu maupun terhadap perintah Tuhan dalam bagaimana seharusnya bersikap kepada orang tua.
Sedangkan azab menurut KBBI adalah siksa Tuhan yang diganjarkan kepada manusia yang melanggar larangan agama.
Gagasan azab atau hukuman muncul ketika seorang anak durhaka kepada ibunya. Sebab dalam Islam, Allah memerintahkan berbuat baik (ihsan) kepada kedua orang tua. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an sebagai berikut:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. al-Isra’: 23).
Memahami birr al-walidain, berbuat baik kepada orang tua
Bersikap baik kepada orang tua dikenal dengan konsep birr al-walidain. Secara bahasa, birr artinya berlapang dalam berbuat kebaikan (khair). Birr al-walidain artinya adalah berlapang dalam kebaikan (ihsan) kepada orang tua. Sedangkan walidain berarti kedua orang tua, yaitu ayah (walid) dan ibu (walidah) (al-Ashfihani, 1412 H) seperti yang dilansir dari Buletin Psikologi UGM (2017).
Perintah untuk melakukan birr al-walidain berhubungan dengan rasa syukur kepada Allah dan orang tua sesuai dengan ayat Al-Qur’an sebagai berikut:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu” (QS. Luqman: 14).
Sehingga menghormati dan berbuat baik kepada orang tua merupakan perintah Allah yang harus ditaati. Namun tentu saja penting untuk melihat konteks, jika orang tua memberikan perintah atau contoh menuju kemaksiatan dan larangan Allah SWT, hendaknya sebagai anak mengingatkan.
Namun jika orang tua memberikan teladan untuk dekat dengan Allah SWT dalam berbagai bentuk namun anak membantahnya, itulah yang disebut dengan anak durhaka.
Selain itu, berbuat baik kepada kedua orang tua tidak hanya dilakukan pada saat mereka hidup, namun juga setelah meninggal.
Seorang anak dapat berbuat baik kepada kedua orang tuanya seperti memohonkan ampunan kepada mereka dan membacakan ayat Al-Qur’an untuk mereka. Menurut Al-Jauzi (1993), hal tersebut pahalanya sama dengan haji mabrur.
Terkait birrul walidain dengan tegas Nabi Saw menyatakan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr :
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash ra, dari Nabi Saw bersabda: “Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orang tua, membunuh jiwa manusia dan sumpah palsu”. (H.R Bukhari).
Berikut azab anak durhaka kepada ibunya yang tak kunjung bertaubat:
Inilah di antara siksa yang akan diterima oleh anak yang durhaka kepada orang tuanya. Jangankan masuk surga mencium baunya saja tidak diperbolehkan. Padahal harumnya surga dapat tercium dari jarak yang sangat jauh. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
Dari Jabir ra Rasulullah Saw bersabda:
“Takutlah kamu terhadap perbuatan durhaka terhadap kedua orang tua. Sesungguhnya wanginya surga dapat dicium dari jarak perjalanan seribu tahun. Demi Allah, tidak akan mencium bau surga orang yang durhaka (kepada kedua orang tua), orang yang memutus tali persaudaraan (silaturrahim), orang tua yang berzina, dan orang yang menyeret kain sarungnya karena sombong. Sesungguhnya sifat sombong itu hanya milik Allah tuhan semesta alam”. (H.R Bukhari)
Azab anak durhakan kepada ibunya yakni tidak mendapat ampunan atas dosanya dari Allah SWT. Padahal akibatnya sangat berat jika seseorang mempunyai dosa kemudian tidak diampuni, maka itu akan menyebabkannya masuk neraka.
Anak durhaka akan mengalami hal demikian jika di masa hidupnya dia menyakiti orang tuanya dan tidak meminta maaf kepada mereka berdua. Ia tidak akan masuk surga karena dosanya kepada mereka. Rasulullah Saw bersabda:
Dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata:
Seorang Arab Badui datang kepada Nabi Saw lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apakah dosa-dosa besar itu ?” Beliau menjawab: “Isyrak (menyekutukan sesuatu) dengan Allâh”, ia bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian durhaka kepada dua orang tua,” ia bertanya lagi, “Kemudian apa ?” Rasulullah menjawab, “Sumpah yang menjerumuskan”. Aku bertanya, “Apa sumpah yang menjerumuskan itu?”. Rasulullah Saw menjawab, “Sumpah dusta yang menjadikan dia mengambil harta seorang muslim”. (H.R Bukhari)
Tidak akan masuk surga
Disebutkan, anak yang durhaka kepada ibunya tidak akan masuk surga, sebab surge di telapak kaki ibu.
Bagaimana mungkin ia masuk surga, sementara hati kedua orang tuanya sakit karenanya. Betapa ruginya seorang anak yang tidak bisa masuk surga, padahal sarana menuju surga ada di dekatnya. Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: Dari Abu Darda’ ra Rasulullah Saw bersabda: “Tidak masuk surga anak yang durhaka, peminum khamr (minuman keras) dan orang yang mendustakan qadar”. (H.R Ad-Darimi)
Dijauhkan dari rahmat Allah SWT
Rahmat Allah SWT mencakup seluruh alam semesta. Sungguh menjadi kemalangan luar biasa jika seorang manusia dijauhkan dari rahmat Allah SWT. Hal ini akan membuat kehidupannya penuh kecemasan.
Keadaan demikianlah yang akan menimpa anak yang durhaka kepada orang tuanya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:
Dari Ubay bin Malik Al-Qusyairi Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya kemudian ia masuk neraka setelah itu maka Allah menjauhkannya (dari rahmat-Nya) dan mengucilkannya”. (H.R Bukhari) Jika Allah SWT telah mengucilkan dan menjauhkan seseorang dari rahmat-Nya, maka tiada tempat yang akan ditujunya selain neraka.
Disegerakan siksanya sewaktu di dunia
Siksa bagi anak yang durhaka bisa disegerakan oleh Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
Dari Abi Bakrah ra Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada dosa yang Allah SWT segerakan adzabnya kepada pelakunya di dunia ini dan dia juga akan mengadzabnya di akhirat, ketimbang berlaku zalim dan memutuskan silaturrahim”. (H.R Muslim)