Kamu perlu tetap kuat. Kamu akan selamat. Namun, yang paling penting adalah pikiranmu sendiri. Tenang, selamatkan pikiranmu dari serangan buruknya sendiri. Ada yang sakit, tetapi bukan fisik melainkan pikiranmu sendiri. Terkadang pikiranmu lah yang membuat serangan buruk atas fisikmu. Kamu mungkin pernah merasa sesak yang amat sangat menyakitkan di dada akibat kesedihan yang mendalam, merasa pusing dikarenakan tekanan pekerjaan yang begitu banyak, dan mengalami keram bahkan hingga sakit perut dikarenakan perasaan gugup sebelum presentasi.
Gejala-gejala tersebut merupakan tanda-tanda psikosomatis. Psikosomatis sendiri terdiri dari dua kata, yaitu psyche (jiwa) dan soma (tubuh). Gangguan psikosomatis merupakan penyakit yang melibatkan jiwa yang diwakili pikiran dan juga tubuh sebagai dampaknya. Pikiran kita memengaruhi tubuh hingga membuat penyakit muncul atau makin bertambah parah.
Tentunya, di Hari Kesehatan Internasional ini kesehatan bukan hanya perkara fisik, melainkan psikis juga. Jika kita terlalu fokus pada kesehatan fisik, bagaimana bila kenyataannya psikis lah penyebabnya dari rasa sakit itu? Masalah emosional yang diderita dapat memengaruhi kondisi fisik seseorang, kondisi fisik inilah yang kemudian terpengaruh dengan memberikan respon rasa sakit.
Ketika emosi negatif, seperti ketakutan, kecemasan, amarah, rasa bersalah, atau kesedihan sedang memenuhi alam pikiran kita, maka tubuh akan meresponnya dengan melepaskan hormon adrenaline (epinephrine) ke dalam aliran darah, sehingga detak jantung menjadi lebih cepat, keringat berlebihan dan akan menimbulkan rasa nyeri di dada maupun di perut. Berkaitan dengan hal itu, terdapat 4 gejala umum psikosomatis yang biasanya muncul;
Pertama, permasalahan perut. Orang dengan gejala psikosomatis sering kali kehilangan nafsu makan, merasa mual, bahkan muntah dan diare. Namun, ketika diperiksa ke dokter, tidak ditemukan masalah serius berkaitan dengan rasa sakitnya.
Kedua, sakit kepala. Sakit kepala sering terjadi pada orang yang mengalami psikosomatis dikarenakan kecemasan yang ia rasakan. Kecemasan ini bisa dikarenakan cognitive blocking (kebuntuan berpikir) atau cognivite overload (terlalu banyak informasi yang diterima).
Ketiga, sesak napas. Sesak napas, sering kali dikarenakan degup jantung yang terlalu cepat. Hal ini biasa diikuti oleh nyeri dada dan berkeringat secara berlebihan atau tetap berkeringat di ruangan dingin. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kepanikan dan kecemasan seseorang dalam menghadapi situasi tertentu.
Keempat, pelupa. Sering kali ketika terlalu lelah dalam bekerja, kita merasa mengantuk dan kesulitan berkonsentrasi, bahkan melupakan informasi penting.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut maka kita perlu memberikan perhatian juga kepada kesehatan psikis. Gangguan psikosomatis dapat diringankan atau bahkan diatasi secara keseluruhan dengan beberapa metode terapi dan pengobatan, seperti psikoterapi dengan terapi kognitif perilaku, melakukan latihan relaksasi atau meditasi, mempelajari teknik pengalihan, melakukan terapi akupuntur, hipnotis ataupun hipnoterapi, fisioterapi, terapi listrik dan obat-obatan.
Untuk terapi-terapi tersebut, psikolog akan menangani individu secara keseluruhan dan memperhatikan kondisi lingkungan sosial dan kerja dari penderita agar dapat mendapatkan metode terapi yang tepat. Sedangkan untuk obat-obatan, apabila memang penderita menderita penyakit tersebut dan semakin parah, maka akan diberikan obat yang sesuai dengan sakit yang diderita. Namun, apabila penderita ternyata hanya merasakan sakit yang sebenarnya tidak ada, maka sering kali placebo effect menjadi pilihan, yaitu sembuhnya penderita dikarenakan mengonsumsi obat yang sama sekali tidak memiliki khasiat apapun atau hanya berisi serbuk laktosa.
Setelah kamu paham tentang gangguan psikosomatis ini, maka kamu wajib memberikan dukungan moral agar penderita memiliki motivasi kembali untuk meneruskan hidup tanpa memikirkan beban permasalahan yang berarti. Apabila kamu sendiri yang mengalami psikosomatis, coba pahami apakah karena stres, kelelahan, atau kecemasan yang menjadi penyebabnya. Sehingga, dengan begitu kamu dapat menanganinya dengan lebih positif atau bahkan bisa berdamai dengan pengalaman buruk yang dialami.