Pentingnya Adil terhadap Diri Sendiri. Keadilan dalam hidup selama ini seolah-olah sulit didapat. Berita di berbagai media, baik online mau online banyak memuat tendensi menguatnya ketidakadilan di masyarakat.
Namun demikian sebenarnya yang terlihat dalam pandangan mata tersebut adalah keadilan yang sepertinya tidak dijalankan dengan baik oleh manusia dalam lingkup makro.
Namun jika kita melihat secara keseluruhan alam semesta, keadilan yang disediakan oleh Allah SWT, Dia Yang Maha Adil, tetap terus berjalan hingga kini. Keadilan yang dimaksud adalah keadilan akibat terjadinya kebaikan atau kejahatan yang dilakukan oleh manusia.
Orang yang melakukan kebaikan, seperti bersedekah akan mendapatkan balasan kebaikan. Sebaliknya orang yang melakukan keburukan, kejahatan akan mendapatkan balasan setimpal. Masalahnya, balasan terhadap kebaikan dan kejahatan ini tidak mesti setelah dilakukannya perbuatan. Balasan akan terjadi kapan waktunya adalah hak Allah SWT. Bisa esok hari, minggu depan, bulan depan, tahun depan, beberapa bulan lagi, beberapa tahun lagi, atau ketika usia tua.
Seorang muslim dituntut berbuat adil. Karena orang berbuat adil sesungguhnya salah satu ciri orang yang bertakwa. Allah SWT berfirman dalam Alquran yang artinya “Dan janganlah kebencian kamu terhadap suatu kaum membuat kamu tidak mampu berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al Maidah: 8).
Sebelum seseorang berlaku adil kepada orang lain, ia arus terlebih dahulu berlaku adil kepada dirinya sendiri. Selama ia tidak mampu berlaku adil kepada dirinya, maka ia tidak bisa mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al Hujurat: 13)
Penggunaan kata takwa ditujukan hanya kepada umat Islam. Namun kita bisa juga melihat bahwa tidak sedikit orang-orang yang bukan Islam ternyata mampu berlaku adil kepada dirinya sendiri dan juga kepada orang lain. Sikap sportif dalam olahraga adalah contohnya.
Negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim justru mampu menerapkan keadilan kepada penduduknya sehingga dengan keadilan yang diterapkan menjadikan negara dan mayarakatnya mencapai level kemakmuran yang baik.
Negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim justru mampu menerapkan keadilan kepada penduduknya sehingga dengan keadilan yang diterapkan menjadikan negara dan mayarakatnya mencapai level kemakmuran yang baik.
Berlaku adil kepada diri sendiri adalah dengan siap meminta maaf kepada manusia maupun hewan jika berbuat salah dan juga siap memohon ampunan kepada Allah SWT jika hati nurani sudah memberitahu kesalahan diri yang diperbuat.
Jika kita tidak mampu berbuat demikian, maka kehidupan kita juga akan mengalami ketidakadilan. Sebabnya karena ternyata kita sendiri yang melakukan kezaliman kepada orang lain dan juga diri sendiri. Oleh karena kita tidak berbuat adil kepada diri sendiri akibat kezaliman yang kita lakukan maka akhirnya kita yang akan mendapat balasan dari perbuatan tersebut.
Jika seperti demikian halnya maka kita pun akan sulit untuk berperilaku adil kepada orang lain. Karena tidak mampu berperilaku adil kepada orang lain, hidup yang kita jalani pun akan mengalami ketidakadilan. Dan yang akan memberikan hukumannya adalah Allah SWT.
Kenapa seseorang tidak bisa bersikap adil kepada dirinya sendiri? Karena ego pribadi yang terlalu tinggi. Sehingga hatinuraninya dikalahkan oleh ego tersebut. Fitrah sebagai manusia yang memiliki hatinurani pun juga tertutupi.
Jika diri sendiri mampu berlaku adil kepada diri sendiri maka kenyamanan hidup insya Allah akan didapat. Apalagi jika mampu berlaku adil kepada orang lain ataupun makhluk hidup lainnya. Meskipun terjadi ketidakadilan di tengah masyarakat.
Maka berlaku adil kepada diri sendiri adalah modal hidup yang utama dan sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sebelum menjadi Nabi, Rasulullah SAW sudah ikut berdagang dengan pamannya dan meraih untung. Cara beliau berdagang menunjukkan bahwa beliau telah berlaku adil kepada diri sendiri dan juga orang lain. Maka keuntunganpun datang.
Rasulullah SAW sebelum menjadi Nabi sudah dikenal sebagai orang yang dipercaya. Hingga setelah beliau menjadi Nabi dan menjelang hijrah, harta yang dititipkan oleh mayarakat Mekah beliau kembalikan. Meskipun ketika menjadi Nabi dan masih dipercaya memegang barang amanah masyarakat, ejekan dan cemoohan terhadap beliau karena menyampaikan ajaran Islam tidak mengurangi kepercayaan orang kepada beliau.
Kepercayaan orang bisa didapat karena beliau berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain. Inilah salah satu ajaran Nabi SAW yang perlu kita tiru dalam hidup sehingga hidup kita semakin berkualitas dan kebahagiaan lahir batin bisa didapat.
Referensi : Pentingnya Adil terhadap Diri Sendiri