Nasehat Indah dalam menyikapi Takdir. Tidak jarang kita merasa kehilangan sesuatu yang kita damba-dambakan. Padahal segala usaha dan doa telah ditempuh dengan bersungguh-sungguh. Meskipun demikian, hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diinginkan bahkan terkadang malah berbalik arah dari yang diharapkan. Betapa sakit hati rasanya menghadapi itu. Tetapi itulah takdir Allah, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, seorang hamba harus menghadapinya. Karena semua itu adalah kehendak Allah Ta’ala.
Yang jadi masalah adalah ketika seseorang tidak bisa menerima ketentuan yang telah Allah tetapkan. Tak sedikit dari kita ketika menghadapi takdir yang tidak sesuai dengan keinginginan kita, dengan spontan kita langsung menyalahkan pihak lain, bahkan terkadang Allah Rabb yang mengetahui apa-apa yang terbaik bagi hambanya pun tak luput untuk disalahkan. Sungguh tercela perbuatan ini. Sesungguhnya orang seperti ini sebenarnya adalah orang yang sangat menderita dalam kehidupannya. Mengapa kita kata katakan sangat menderita, sebab orang seperti ini mengalami dua penderitaan.
- Penderitaan karena kesusahan dan letih memikirkan bagaimana cara berhindar dari takdir Allah tersebut,
- Penderitaan karena harus menjalani takdir tersebut. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, dia pasti akan menghadapi takdir tersebut.
1. Hendaklah melihat dengan pandangan tauhid.
Yang dimaksud yaitu dengan iman. Seseorang harus meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti Allah lah yang menghendakinya, baik peristiwa tersebut sebuah kebaikan ataupun keburukan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah menulis seluruh takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653)
2. Kemudian melihat dengan pandangan keadilan.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Aku tidak menzalimi hamba-hambaku.” (QS. Qaf : 29)
Pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Dan sekali-kali tidaklah Rabbmu melakukan kezaliman terhadap hamba-hambanya.” (QS. Fushilat : 46)
Pada dua Ayat di atas Allah menjelaskan bahwa Allah itu tidak akan melakukan kezaliman bagi hamba-hambanya, bahkan Allah mengharamkan kezaliman pada diri-Nya. Sebagaimana dalam hadist qudsi Allah Ta’ala berfirman:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
“Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku telah menetapkan haramnya kezaliman itu di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim no. 2577)
Dalil-dalil di atas menunjukan bahwa Allah itu Maha Adil dalam menghendaki sesuatu terhadap hamba-hambanya. Allah menghendaki sesuatu sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dan ilmu-Nya. Maka semua yang terjadi apapun itu, meskipun itu terlihat buruk di mata kita, maka ingatlah Allah itu Maha Adil. Apapun yang Allah takdirkan kepada hambaNya, maka itulah yang terbaik baginya.
1. Hendaklah melihat dengan pandangan tauhid.
Yang dimaksud yaitu dengan iman. Seseorang harus meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti Allah lah yang menghendakinya, baik peristiwa tersebut sebuah kebaikan ataupun keburukan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah menulis seluruh takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653)
2. Kemudian melihat dengan pandangan keadilan.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Aku tidak menzalimi hamba-hambaku.” (QS. Qaf : 29)
Pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Dan sekali-kali tidaklah Rabbmu melakukan kezaliman terhadap hamba-hambanya.” (QS. Fushilat : 46)
Pada dua Ayat di atas Allah menjelaskan bahwa Allah itu tidak akan melakukan kezaliman bagi hamba-hambanya, bahkan Allah mengharamkan kezaliman pada diri-Nya. Sebagaimana dalam hadist qudsi Allah Ta’ala berfirman:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
“Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku telah menetapkan haramnya kezaliman itu di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim no. 2577)
Dalil-dalil di atas menunjukan bahwa Allah itu Maha Adil dalam menghendaki sesuatu terhadap hamba-hambanya. Allah menghendaki sesuatu sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dan ilmu-Nya. Maka semua yang terjadi apapun itu, meskipun itu terlihat buruk di mata kita, maka ingatlah Allah itu Maha Adil. Apapun yang Allah takdirkan kepada hambaNya, maka itulah yang terbaik baginya.