Dalam Al-Qur’an surat al-Waqi’ah (hari kiamat) Allah telah menginformasikan peristiwa masa depan yang akan di alami sekelompok manusia di akhirat kelak, berupa penyesalan atas rekaman jejak hidupnya yang jauh dari nilai islam di dunia. Ungkapan penyesalan ini di abadikan dengan ungkapan ya laitanii, Penyesalan hanya terucap namun tidak terwujud, karena waktu sudah terlambat. Lalu apa sajakah penyesalan-penyesalan yang akan di alami sekelompok manusia itu adalah :
- Penyesalan saat-saat Sakaratul Maut. Al Qur’an menerangkan bahwa ”Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami-lah kalian semuanya akan dikembalikan.” (Qs. Al-Anbiya`: 35)
Sakarat bisa di artikan sebagai mabuk akal atau hilang segala-galanya, Nabi berpesan, ”Perbanyaklah ingat kepada yang memutuskan kelezatan dunia, yakni kematian”. Sakaratul maut pasti benar adanya dan ia akan menghampiri setiap manusia, Banyak sebab terjadinya kematian namun cuma satu yang pasti yakni Sakaratul maut. Saat peristiwa ini terjadi, bertautanlah kedua betis pelakunya karena meregang nyawa akan dahsyatnya sakaratul maut, maka di saat sakaratul maut tiba terekamlah seluruh jejak perbuatan manusia sebelumnya yakni perbuatan baik dan buruk, dan bila yang muncul ialah rekaman kebaikan maka pelaku tidak akan takut bahkan malah akan menyambut bahagia karena telah tiba perjumpaan yang di rindukan dengan sang kekasih sejatinya Allah dan juga akan mendapatkan pahala.
Namun sebaliknya bila yang muncul adalah rekaman keburukan, dirinya akan di hadapkan dengan kesengsaraan yang mengerikan dan ia pun menyesal lalu berkata (Ya Tuhan kembalikan nyawaku sekali lagi supaya agar aku bisa beramal soleh dan bersedekah serta berbuat kebajikan) Namun sayang penyesalan ini tiada gunanya, Ajal tidak bisa di tunda dan di majukan karena itulah akhir dari segala yang hidup yaitu mati.
- Penyesalan saat melihat kawan dekatnya mendapat siksa di neraka…. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan bisa lepas dari bergaul dengan orang lain. Sifat, karakter dan kepribadian seseorang tergantung dari teman / lingkungan di mana ia berada. Untuk itu di anjurkan agar berhati-hati saat mencari teman, sebab agama seseorang akan mengikuti agama teman dekatnya, baik buruknya pertemanan di dunia akan terekam jelas di akhirat kelak. Pertemanan yang di dasari ketaatan dan ketaqwaan akan memberikan bantuan/pertolongan satu sama yang lain.
Namun sebaliknya pertemanan yang di jalin atas dasar kedurhakaan akan menumbuhkan permusuhan, satu sama lain akan saling menuding sebagai penyebab masuknya ke neraka. Kelompok manusia ini akan menyesal dan berkata (ampunilah dosa-dosa kami ya Rabb) dalam Qs. Az-zuhruf : 67 Allah menerangkan : Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali mereka yang bertaqwa.
Ada banyak kalimat-kalimat penyesalan yang diabadikan dalam Al-Qur’an di antaranya adalah :
- Surah aL-Furqan ayat 27: “Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.”
Kalimat penyesalan ini diucapkan oleh orang-orang zalim yang menyesali perbuatannya. Mereka menyesali karena semasa hidupnya ia tidak mengambil jalan bersama Rasul, tidak menuruti dan menjauhi ajaran Rasul. Sehingga pada hari kiamat mereka merasa sangat menyesal.
- Surah al-Furqan ayat 28: “Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku).”
Kalimat penyesalan ini diucapkan oleh orang-orang yang tidak menjadikan seseorang sebagai temannya. Orang tersebut adalah orang-orang yang shaleh dan suka melakukan kebaikan serta senantiasa menjauhi dirinya dari hal-hal yang dibenci Allah SWT. Sehingga apabila mereka dahulu berteman dengan orang-orang seperti itu, tentunya mereka juga akan mengikuti perangai temannya itu yang selalu berbuat kebaikan. Namun nyatanya mereka justru menjauhi orang tersebut, sehingga akhirnya kini mereka menyesali perbuatannya tersebut.
- Surah al-Haqqah ayat 25: “Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku.”
Ini adalah kalimat penyesalan yang diucapkan oleh orang-orang yang menerima catatan amalnya di tangan kiri. Oleh karenanya mereka mengatakan bahwa lebih baik catatan tersebut tidak diberikan kepadanya. Sebab bila diberikan ditangan kiri, hal tersebut merupakan pertanda bahwa ia termasuk dalam golongan orang-orang celaka yang akan menerima azab dari Allah SWT. Alangkah lebih baik apabila catatan tersebut tidak diberikan kepadanya, sehingga ia tidak akan mengetahui apakah ia termasuk dalam golongan orang yang beruntung atau orang yang celaka.
- Surah an-Naba ayat 40: “Sesungguhnya Kami telah Memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, “Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.”
Kalimat ini diucapkan oleh orang-orang kafir saat Allah SWT memperlihatkan kepadanya apa yang telah diperbuat oleh tangannya. Sehingga ia merasa lebih baik bila dulu ia dijadikan tanah. Dengan demikian ia tidak akan mungkin melakukan hal-hal buruk seperti yang dilakukannya saat itu.
- Surah al-Fajr ayat 24: “Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.”
Kalimat ini diucapkan oleh orang-orang yang semasa hidupnya suka berbuat keburukan. Ia menghabiskan waktunya dengan melakukan hal yang sia-sia. Sehingga di akhirat saat diperlihatkan perbuatannya, ia merasa menyesal mengapa dahulu semasa hidup tidak mengerjakan kebaikan.
Referensi : Menyibak Tabir Penyesalan Manusia