Ayat di atas sering mengingatkan kita agar selalu waspada dari sifat lalai. Sifat lalai akan berakibat pada kecerobohan serta hilangnya semangat dalam berkarya. Padahal tugas kita di dunia ini lebih banyak dibanding dengan waktu yang tersedia.
Jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah mewanti-wanti umatnya agar selalu waspada terhadap setiap kesempatan yang selalu disia-siakan. Ibnu Abbas RA menceritakan Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Dua kenikmatan yang banyak menipu manusia adalah nikmat sehat dan waktu senggang.'' (HR Bukhari dan Tirmidzi).
Orang yang tidak menyadari betapa berharganya waktu dan kesehatan, akan menggunakan waktu yang ada dengan amalan yang sia-sia. Sebaliknya apabila kita menggunakan dua kenikmatan tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat, maka kita telah menabung untuk jaminan masuk surga, karena Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan amalan kaum muslimin meskipun hanya sebesar zarrah.
Betapa ruginya orang yang meninggal dunia dalam keadaan lalai. Sebuah kelalaian yang akan membawa pada penyesalan yang sia-sia. Kesempatan untuk beramal shaleh tidak akan ada kecuali hanya di dunia. Sedangkan hari akhirat hanyalah konsekwensi dari kehidupan kita di dunia.
Karena itu, mumpung kita masih diberi kesempatan hidup juga kesehatan, alangkah baiknya apabila kita menggunakan waktu yang tersedia dengan melakukan amal shaleh untuk kita petik hasilnya di akhirat kelak. Jangankan para ahli neraka yang akan selalu menyesali perbuatannya, para ahli surga pun nanti akan menyesal karena tidak menanam amal shaleh yang lebih banyak lagi.
Semoga kita semua tidak termasuk orang-orang yang digambarkan dalam Alquran, ''Supaya jangan ada orang yang mengatakan, 'Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah)'.'' (QS Az Zumar [39]: 56).
Referensi : Memaknai Hari Penyesalan Menurut Islam