Rabu, 10 Agustus 2022

Kondisi Sakit Terkadang Membawa Kebaikan Jauh dari Maksit dan Dosa dan Penghapus Dosa

Ilustrasi : Kondisi Sakit Terkadang Membawa Kebaikan Jauh dari Maksit dan Dosa dan Penghapus Dosa

Manusia pada umumnya tidak suka bahkan menghindar agar tidak terkena musibah. Padahal musibah itu tidak selalu buruk bagi yang menerimanya. Ust.H.Syahroni Murdani, Lc saat memberikan kajian ba’da Duhur di Masjid Daaruttaqwa, Wisma Antara, Jakarta menguraikan perlunya menumbuhkan sikap berpikir positif dan selalu berhusnudh-dhon (berprasangka baik), karena kadang subuah musibah itu membawa berkah. Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang akan dikehendaki baik oleh Allah, maka akan diberikan musibah (ujian). (HR Bukhari).

Bagian dari musibah adalah sakit. Orang yang sakit selain menjadi pelajaran bagi dirinya juga sebagai penghapus dosa. Dari Abu Said berkata, aku pernah bersama Salman mengunjungi seseorang yang sakit di daerah Kindah. Saat masuk, Salman berkata, “Bergembiralah, karena seorang mukmin itu jika sakit, maka itu akan menjadi penghapus dosa dan pelajaran baginya. Sedangkan orang yang fajir (jahat), jika sakit bagaikan seekor unta yang diikat oleh pemiliknya lalu mereka melepaskannya, lalu tidak tahu mengapa diikat dan mengapa dilepas. (Hadits Riwayat Bukhari).  

Harus diakui, manusia tempatnya salah dan dosa. Selama kondisinya sehat, seringkali manusia lupa diri dengan membuat salah, dosa, dan perbuatan maksiat lainnya. Tapi tidak demikian pada saat tubuhnya sakit. 

Demikian pula musibah berupa penyakit, bisa menjadi penyebab diangkatnya derajat dan kedudukannya. Dari Ibrahim As Sulami dari ayahnya dari kakeknya berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya jika seorang hamba telah ditetapkan akan mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT dan dia tidak mencapainya dengan amal solehnya, maka Allah akan memberinya ujian (musibah), berupa penyakit di tubuhnya, musibah pada hartannya, dan juga keluarganya. Kemudian dia besabar atas semua ujian itu sehingga akhirnya dia dapat mencapai kedudukan mulia yang telah Allah tentukan untuknya.” (HR Baihaqi).

Bagi orang sakit, hendaknya dia bersabar, jangan ngedumel dan mencela penyakitnya. Nabi Muhammad memperingatkan, “Tahanlah, janganlah engkau mencaci penyakitmu. Karena penyakit ini akan menghapuskan dosa dosa orang mukmin sebagaimana alat peniup besi menghilangkan karat pada besi.” (HR Bukhari).

Dengan penampilan yang keren, harta berlimpah, dan jabatan yang disandangnya membuat seseorang mempunyai sikap takabur alias sombong. Dalam kondisi SAKIT menurut Syahroni, MEMBUAT SESEORANG MENJADI TIDAK SOMBONG, MEMBUATNYA TAK BANYAK BERBICARA, APALAGI BERBICARA YANG BURUK.

KONDISI SAKIT MEMBUAT SESEORANG MENJADI INGAT AKAN MATI. SEDIKIT TERTAWA DAN BANYAK MENANGIS. KONDISI SAKIT KADANG-KADANG MEMBUAT ORANG JADI BERTAMBAH ILMUNYA, TERUTAMA TERKAIT DENGAN PENYAKIT YANG DIDERITA. JADI TAHU CARA BERURUSAN DENGAN RUMAH SAKIT DAN ILMU ILMU YANG LAIN.

Ketika sakit, seseorang merasa dekat dengan Allah. Banyak beribadah dan mengingat kebesaran Allah. SAKIT ITU ZIKRULLOH, SAAT SAKIT BANYAK BERZIKIR, ISTIGHFAR, BERDOA DAN BERMUNAJAT. Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang“. (AL Anbiya 21 : 83 – 84) 

 Allah menyuruh hamba-Nya banyak berdoa, lebih-lebih pada saat kondisinya sakit. Ubaidillah bin Abu Solih bercerita, Towus menjenguk pada saat aku sedang sakit. Aku katakan padanya, “Doakan aku wahai Abu Abdurrahman”. Maka Towus berkata, “Berdoalah untuk dirimu sendiri karena Allah mengabulkan doa orang yang sedang dalam kondisi kesulitan (sakit) saat dia berdoa”. (Riwayat Ibnu Abi Hatim).

SAAT SEDANG SAKIT, BIASANYA SESEORANG ITU AKAN BANYAK DIDOAKAN OLEH ORANG LAIN

اللهاللهم رب الناس أذهب البأس واشف أنت

الشافي لا شفاء إلا شفاؤك شفاء لا يغادر سقما

Tatkala mengetahui tetanga atau temannya sakit, Rasulullah memerintahkan umatnya untuk menjenguknya. Saat menjenguk orang sakit, jangan lupa untuk mendoakan agar penyakitnya segera sembuh. Inilah doa yang biasa dipanjatkan Nabi Muhammad saat menjenguk orang sakit. “Ya Allah, Tuhan sekalian manusia, hilangkanlah sakitnya, sembuhkanlah. Engkau Maha Pemberi kesembuhan, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit sedikitpun”. (Muttafaq Alaih)

لا بأس طهور  إن شاء الله“

Doa lainnya yang singkat tapi padat, “Tidak ada apa-apa, pembersih dosa, Insya Allah”. (HR Bukhari).

Silaturrahim biasanya dilakukan saat hari raya atau momen penting lainnya. Ternyata SAKIT ITU juga bisa dijadikan sebagai ajang SILATURAHIM. SAAT SEDANG SAKIT, BIASANYA BANYAK YANG BERKUNJUNG. KONDISI SAKIT MENGUMPULKAN KELUARGA YANG BERJAUHAN.

Mengjenguk orang sakit bukanlah perbuatan yang sia-sia. Rasulullah saw bersabda, “Seorang muslim itu, jika menjenguk saudaranya pada pagi hari, maka 70 ribu malaikat akan mendoakan dia sampai sore hari. Dan jika menjenguknya di sore hari, maka akan ada 70 ribu malaikat yang mendo’akan nya hingga pagi hari dan dia berada di terasnya surga”. (HR Turmudzi)

Menjenguk orang sakit selain menyenangkan hatinya juga saat yang tepat untuk memberikan nasehat agar dia selalu melaksanakan perintah Allah. Dari Anas bin Malik ra bercerita, ada seorang anak kecil Yahudi yang biasa membantu Nabi saw, suatu hari jatuh sakit. Maka, Nabi datang menjenguknya. Beliau duduk di dekat kepala anak ini sambil berkata, “Masuklah kamu ke dalam agama Islam”. Maka anak ini memandang ke arah ayahnya yang ada di dekatnya. Maka, ayahnya berkata, “Taatilah Abul Qasim (Rasulullah saw).” Maka anak ini akhirnya masuk Islam. Kemudian Rasulullah keluar dan bersabda, “Alhamdulllah, segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka”. (HR Bukhari) 

Saat seseorang sedang sakit, tidak menghentikan pahala ibadah yang biasa dilakukan saat masih sehat. Nabi saw bersabda, “Jika seorang hamba sedang sakit atau sedang musafir, maka akan tetap dicatatkan baginya pahala dari perbuatan baik yang biasa dia lakukan dalam kondisi sehat dan tidak musafir. (HR Bukhari)

Referensi : Kondisi Sakit Terkadang Membawa Kebaikan Jauh dari Maksit dan Dosa dan Penghapus Dosa