Namun di masa sekarang ini, telah banyak terjadi kezaliman yang dilakukan orang-orang terhadap diri mereka sendiri dengan melakukan berbagai dosa besar dan kecil, menzalimi orang lain secara fisik dan non fisik dan berbuat zalim kepada pencipta mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dr. Mahmud Abu Zaid Ash-Shushu, Guru Besar Muamalah Al-Maliyah di Universitas Thaibah, Madinah Munawwarah, menjelaskan,
الظلم: هو وضع الشيء في غير موضعه والجور ومجاوزة الحد.
Azh-zhulmu (kezaliman) adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya dan juga bermakna kesewenang-wenangan dan melampaui batas.
Macam-Macam Kezaliman
Kezaliman itu ada tiga macam:
- Kezaliman antara seseorang dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kezaliman jenis pertama ini bentuknya yang paling besar adalah berupa kekafiran, kesyirikan dan kemunafikan. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. [Lukman: 13]
Inilah yang dimaksud oleh Allah Ta’ala dengan firman-Nya:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا ۚ أُولَٰئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَٰؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَىٰ رَبِّهِمْ ۚ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka”. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim.” [Hud: 18]
Allah juga berfirman,
يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ ۚ وَالظَّالِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
”Dan memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.” [Al-Insan: 31]
- Kezaliman di antara sesama manusia
Firman Allah Ta’ala tentang hal ini,
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُولَٰئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيلٍ إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Dan (jaza’ )balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.
Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka.
Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” [Asy-Syura: 40-42]
- Kezaliman antara seseorang dengan dirinya sendiri
Inilah yang dimaksud dengan firman Allah,
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
”Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” [Fathir: 32]
وَإِذَا طَلَّقْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ سَرِّحُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ ۚ وَلَا تُمْسِكُوهُنَّ ضِرَارًا لِّتَعْتَدُوا۟ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُۥ
”Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.” [Al -Baqarah 231]
Ketiga jenis kezaliman ini pada hakikatnya adalah kezaliman terhadap diri sendiri. Pada dasarnya, saat seseorang berencana untuk melakukan kezaliman, maka sesungguhnya dia telah menzalimi dirinya sendiri. Oleh karena itu Allah berfirman,
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ أَمْرُ رَبِّكَ ۚ كَذَٰلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
”Tidak ada yang ditunggu-tunggu orang kafir selain dari datangnya para malaikat kepada mereka atau datangnya perintah Tuhanmu. Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. Dan Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri.” [An-Nahl: 33]
Larangan Berbuat zalim
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Ketiga jenis kezaliman di atas hukumnya adalah diharamkan dalam Islam. Para ulama telah berijma’ atas keharamannya. Mereka mendasarkan keharamannya pada Al-Quran dan As-Sunnah.
- Dalil dari al-Quran
Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
”Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” [Al-Ahzab: 58]
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
”Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” [An-nisa’: 30]
- Dalil dari As-Sunnah
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
اتقوا الظلم فإنَّ الظلمَ ظلماتٌ يوم القيامة
”Hati-hatilah kalian terhadap perbuatan zalim. Sesungguhnya perbuatan zalim itu merupakan kegelapan pada hari kiamat.”
Kemudian Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
فإنَّ دماءَكم وأموالَكم وأعراضَكم وأبشارَكم عليكم حرامٌ كحرمةِ يومكم هذا في شهركم هذا في بلدكم هذا
”Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, kehormatan kalian dan jiwa kalian itu haram atas diri kalian seperti keharaman hari kalian ini (hari Nahar/ Idul Adha, pent), di bulan kalian ini (Dzul hijjah, pent) dan di negeri kalian ini.”
Bentuk Kezaliman
Dari hadits tersebut jelas bagi kita bahwa kezaliman itu tidak akan keluar dari dua bentuk:
- Kezaliman dengan perkataan
Contohnya adalah caci maki, ghibah, mengadu domba (namimah), qadzaf (menuduh seorang muslimah yang menjaga kehormatannya sebagai pelaku zina tanpa saksi yang memadai) dan bersaksi palsu.
- Kezaliman dengan perbuatan
Contohnya adalah membunuh, mencuri, mengkhianati amanah, makan riba, zina, tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain) dan memakan harta orang lain secara batil.
Ciri Orang Zalim
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Orang-orang zalim itu memiliki beberapa karakteristik yang mudah dikenali. Di antaranya adalah
- Tidak mentaati perintah-perintah Allah Ta’ala,
Allah berfirman,
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
”Dan Kami berfirman, ”Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” [Al Baqarah: 35]
- Menyembunyikan apa yang ada di dalam al-Quran
Allah berfirman,
أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ ۗ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
”ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.” [Al-Baqarah: 140]
- Muslim menjadi zalim dengan mengikuti hawa nafsu Ahli Kitab
Allah berfirman,
وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ بِكُلِّ آيَةٍ مَا تَبِعُوا قِبْلَتَكَ ۚ وَمَا أَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ ۚ وَمَا بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ ۚ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ إِنَّكَ إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ
”Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu — kalau begitu — termasuk golongan orang-orang yang zalim.” [Al-Baqarah: 145]
- Mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya.
Allah Ta’ala berfirman,
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
”Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” [Al-‘Ankabut: 49]
- Melanggar hukum-hukum Allah
Allah berfirman,
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا ۚ وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
” Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim.” [Al-Baqarah: 229]
Dan masih banyak lagi ciri-ciri dari orang-orang yang zalim dalam al-Quran. Dalam buku Shifatun Naas wa Af’aluhum fil Quranil Karim karya Hasan Ayyad, disebutkan 20 ciri orang yang zalim. Apa yang kami sebutkan tadi hanyalah sekedar contoh saja.
Akibat dan Bahaya Kezaliman
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Kezaliman menimbulkan begitu banyak madharat kepada pelakunya maupun kepada orang lain. Di antaranya adalah:
- Orang yang zalim itu dipalingkan dari hidayah
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
”Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [Al-Maidah: 51]
- Orang yang zalim tidak akan beruntung selamanya
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ ۗ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
”Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.” [Al-An’am: 21]
- Orang yang zalim itu akan mendapatkan laknat dari Allah Ta’ala
Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ ۖ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
”(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.” [Al-Mukmin: 52]
- Orang yang zalim diharamkan dari syafaat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ ۚ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ
”Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya.”
[Al- Mukmin: 18]
Rasulullah ﷺ bersabda,
صنفانِ من أُمَّتِي لن تنالَهُما شفاعتي ، إمامٌ ظلومٌ غشومٌ ، و كلُّ غالٍ مارقٍ
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Ada dua jenis manusia yang tidak akan mendapat syafaatku: Imam zalim yang sangat semena-mena dan setiap orang yang melampaui batas (ekstrim dalam berbagai perkara,pent) dan orang yang karena ekstrimnya (seperti) keluar dari agama (namun masih tetap muslim, pent).”
[Hadits riwayat Ath-Thabrani (8078). Hadits ini hasan menurut Syaikh Al-Albani sebagaimana disebutkan di dalam Shahih Al-Jami’ (3798)
- Orang zalim akan terkena doa orang yang dizalimi dan tidak akan meleset.
Rasulullah ﷺ bersabda,
واتق دعوة المظلوم؛ فإنه ليس بينها وبين الله حجاب
[6132] رواه مسلم (19) من حديث معاذ بن جبل رضي الله عنه.
”Hati-hatilah terhadap doa orang yang dizalimi. Sesungguhnya antara doa orang yang dizalimi dengan Allah itu tidak ada penghalang.” [Hadits riwayat Muslim dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu]
- Kezaliman menyebabkan hilangnya keamanan
Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
”Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al-An’am: 82]
- Kezaliman itu menyebabkan terjadinya bencana dan hukuman dari Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
فَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ مُعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَشِيدٍ
”Betapa banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (betapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi.” [Al-Hajj:45]
وَكَذَٰلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَىٰ وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۚ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
”Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” [Hud: 102 ]
- Orang yang zalim terancam masuk ke dalam neraka
Hal ini sebagaimana dalam hadits dari Khaulah al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata,”Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda,
إنَّ رجالًا يتخوضون في مال الله بغير حقٍّ، فلهم النار يوم القيامة
رواه البخاري (3118).
”Sungguh ada sejumlah orang yang mengelola harta Allah (maksudnya harta kaum muslimin, pent) secara batil. Maka baginya neraka pada hari kiamat.” [Hadits Al-Bukhari, no. 3118]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Bencana Tidak Hanya Mengenai Orang Yang zalim
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melindungi umat Islam dari kepunahan dan kehancuran secara total. Namun umat Islam ini akan diuji dengan hukuman-hukuman yang bukan berupa kehancuran total.
Sebabnya adalah dosa-dosa yang dilakukan oleh sebagian umat Islam. Dosa–dosa tersebut telah menyebar sehingga tidak lagi diingkari dan para pelaku dosa tersebut tidak dicegah dari melakukannnya.
Ini sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
”Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” [Al-Anfal: 25]
Diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Zainab binti Jahsy Radhiyallahu ‘anha, bahwasanya pada suatu hari Rasulullah ﷺ datang kepadanya dalam keadaan kaget, beliau bersabda:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ، فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلُ هَذِهِ (وَحَلَّقَ بإِصْبَعِهِ اْلإِبْهَامَ والَّتِي تَلِيْهَا) فَقَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ: فَقُلْتُ: يَا رَسُـوْلَ اللهِ أَنُهْلِكُ وَفِيْنَا الصَّالِحُوْنَ؟ قَالَ: نَعَمْ، إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ.
”Laa ilaaha illallaah, celaka Bangsa Arab karena kejelekan yang telah mendekat. Hari ini dinding penghalang Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka seperti ini.” (Beliau melingkarkan kedua jarinya, yaitu ibu jari dan telunjuknya).
Zainab binti Jahsy berkata, ”Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa sementara di antara kami masih ada orang-orang yang shalih?’ Beliau menjawab, ‘Ya, apabila al-khabats (keburukan) telah merajalela.’ [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
Hadits ini menunjukkan bahwa sebagian umat Islam adalah orang-orang shalih namun ada sebagian umat Islam lainnya yang terjerumus ke dalam dosa-dosa yang menyebabkan hukuman Allah menimpa mayoritas umat Islam di sebagian masa dan tempat.
Al-Khabats dalam hadits tersebut ditafsirkan dengan zina, juga dengan perbuatan kaum Luth, yaitu homoseksual, berdasarkan firman Allah Ta’ala,
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula)..” [An-Nur: 25]
Dan Allah berfirman tentang kaum Nabi Luth,
وَلُوطًا آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ تَعْمَلُ الْخَبَائِثَ ۗ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَاسِقِينَ
”dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik.” [Al-Anbiya’: 74]
Kata al-khabats juga ditafsirkan dengan khamr dan segala hal yang memabukkan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ,
«الخمرُ أم الخبائث» (حسنه الألباني).
”Khamr adalah induk segala keburukan.” (Syaikh Al-Albani menyatakannya sebagai hadits hasan).
Hadits tersebut mencakup segala maksiat yang menyebabkan murka Allah Ta’ala, juga segala kezaliman dan permusuhan. Makna hadits ini bersifat umum meliputi apa saja yang diharamkan oleh Allah, kezaliman yang dilakukan seorang muslim kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain.
Referensi : Kezaliman Dalam Timbangan Hukum & Perspektif Islam