Yang Dirasakan pria setelah bercerai. agi beberapa orang perceraian bisa membebaskan. Namun bagi yang lainnya, perceraian bisa jadi masa-masa yang sangat sulit. Tak hanya bagi wanita, pria juga bisa mengalami hal buruk dan mengalami kesulitan ketika menghadapi perceraian.
Meski beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria seringkali lebih sukses dan kaya setelah bercerai, namun tak sedikit penelitian yang menunjukkan bahwa pria yang bercerai lebih rentan melakukan bunuh diri, kecanduan alkohol, dan mengalami gangguan mental. Lantas, apa yang menyebabkan pria mengalami hal buruk ini, dan mengapa pria lainnya bisa bertahan?
ini berkaitan dengan ego, emosi, dan harga diri yang dimiliki oleh pria. Setelah bercerai, pria melalui krisis yang seringkali dianggap remeh oleh masyarakat, bahkan oleh dirinya sendiri. Setiap orang yang mengalami kehilangan pasti akan merasakan saat berduka. Ini berlaku untuk semua orang, baik pria maupun wanita.
Bagi pria, rasa duka dan kehilangan ini berimbas pada sisi egonya. Ego adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sebagai bagian dari masyarakat dan orang lain. Ego memberikan pandangan terhadap diri kita mengenai peran dan tempat kita berdasarkan interaksi yang dibangun selama ini. Ego adalah hal penting yang membuat kita berfungsi dalam masyarakat, namun juga bisa menjadi masalah besar ketika kita kehilangan. Hal ini terutama ketika ego berkaitan dengan keluarga, cinta, dan pernikahan.
Pria yang mengalami perceraian 'dipaksa' untuk kehilangan perannya selama ini, baik sebagai suami, ayah, maupun kepala keluarga. Ketika menikah, pria telah mengabdikan dirinya dalam pernikahan. Mengambil peran sebagai suami, ayah, dan kepala keluarga. Melalui peran-peran ini, pria mendapatkan harga diri dan kepercayaan dirinya.
Untuk itu, ketika perceraian terjadi, pria kehilangan semua perannya bersamaan dengan semua kepercayaan diri yang selama ini dimilikinya. Pria seolah terbuang tanpa mengetahui tempatnya dan perannya dalam kehidupan selanjutnya. Hal inilah yang kemudian berubah menjadi kesedihan, kemarahan, kecemasan, serta depresi.
Beberapa pria mencoba untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dengan berkencan, meski mereka belum siap. Sementara itu, beberapa lainnya lari ke alkohol, obat-obatan, atau melampiaskan kesedihan yang mereka rasakan dengan bekerja keras. Semua ini berkaitan dengan satu hal, yaitu ego pria yang terluka. Semua hal tersebut dilakukan oleh pria untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri, rasa penghargaan terhadap diri mereka sendiri, serta untuk membuat ego mereka lebih baik.
Morrison menyarankan para pria yang baru saat bercerai untuk tidak terlalu mengejar cara instan dalam menghilangkan rasa depresi atau untuk memperbaiki rasa percaya diri. Lebih baik para pria mulai fokus untuk membangun kembali harga diri dan rasa percaya diri mereka melalui aktivitas-aktivitas yang produktif dan memberi waktu pada diri mereka sendiri untuk bisa melepaskan rasa kecewa, amarah, rasa sakit atau depresi akibat perceraian.
Setelah melalui masa berduka, pria akan merasa lebih baik dan mulai memiliki pandangan baru untuk kehidupannya di masa depan. Dengan begitu, mereka tak akan terkekang oleh masa lalu karena ego yang dimiliki.