Rabu, 24 Agustus 2022

Doa Berlindung dari Kedzaliman Penguasa

Doa Berlindung dari Kedzaliman Penguasa

Doa Berlindung dari Kedzaliman Penguasa. 
Kita masuk ke Bab 294, yaitu

 باب إذا خاف السلطان 

(Bab tatkala kita takut dengan penguasa yang akan mendzalimi). Penguasa yang adil itu kedudukannya sangat tinggi sekali. Karena perjuangan mereka untuk berlaku adil. Padahal mereka mampu bertindak semena-mena dan mereka kebal hukum. Karena hukum dia yang menjalankan.

Dari ‘Auf bin Malik Al Asyja’i Rahidyallahu ‘Anhu, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذينَ تُحِبُّونهُم ويُحبُّونكُم، وتُصَلُّونَ علَيْهِم ويُصَلُّونَ علَيْكُمْ، وشِرَارُ أَئمَّتِكُم الَّذينَ تُبْغِضُونَهُم ويُبْغِضُونَكُمْ، وتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ

“Pemimpin-pemimpin terbaik kalian adalah yang kalian cinta kepada mereka dan mereka mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian kebaikan dan kalian mendoakan pemimpin kalian kebaikan. Tapi pemimpin-pemimpin terburuk kalian adalah yang kalian benci sama mereka dan mereka benci sama kalian. Kalian melaknat mereka dan mereka juga mendoakan keburukan untuk rakyatnya.”

Mereka berkata,

قُلْنا: يَا رسُول اللَّهِ، أَفَلا نُنابِذُهُمْ؟

“Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, kalau kita mendapatkan penguasa yang seperti itu, apa kita tidak bergerak memberontak mereka?'”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لا، مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاةَ

“Jangan, selama mereka masih mendirikan shalat.”

Lalu beliau mengatakan:

مَنْ وَلِيَ عَلَيْهِ وَالٍ فَرَآهُ يَأْتِي شَيْئًا مِنْ مَعْصِيَةِ اللَّهِ

“Siapa yang mendapati pemimpinnya melakukan kemaksiatan, maka hendaklah dia membenci kemaksiatan yang dilakukan oleh pemimpinnya tersebut.”

Jadi kalau ada pemimpin yang dzalim, kita benci dengan kedzaliman. Jangan taat dan patuh tatkala diperintahkan untuk melakukan kemaksiatan. Ini sebuah prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dia tidak berontak kepada pemimpin yang dzalim, tapi dia juga tidak menyukai kedzaliman pemimpin. Jadi jangan sampai kita salah paham.

Ketika kita menyampaikan rakyat harus taat dan patuh kepada pemimpin walaupun dzalim, bukan maknanya kita cinta dengan kedzaliman mereka. Karena sejatinya semua orang berbuat maksiat kita benci. Pemimpin pun kalau melakukan kedzaliman, kita benci dengan kedzaliman yang dikerjakan, tapi kita tidak berontak. Jangan sampai dipahami wajibnya taat kepada pemimpin yang dzalim itu mengharuskan kita menaati semua perintahnya walaupun itu sebuah kedzaliman.

لَا طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ الخَالِقِ

“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Khaliq.” (HR. Ahmad)

Lalu bagaimana kalau kita takut kepada pemimpin yang dzalim? Apa yang harus kita lakukan?


Di riwayat Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad ini diriwayatkan secara Mauquf (yakni tidak sampai kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam), tapi ini adalah ucapan Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau berkata: “Kalau ada di antara kalian yang memiliki pemimpin/atasan/penguasa/pemerintah yang dia menghawatirkan tindakannya yang semena-mena, hendaklah dia berkata:

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَواتِ السَّبْعِ، ورَبَّ العَرْشِ العَظِيمِ

“Ya Allah Rabb langit yang tujuh lapis dan Rabbnya Al-Arsy Al-Adzim,”

Siapa pemimpin yang mendzalimimu? Dia makhluk Allah ‘Azza wa Jalla yang ketika diberi bisul di kakinya, maka dia sudah susah bergerak. Maka tatkala engkau takut dengan penguasa, dengan orang-orang yang hendak mendzalimi dirimu, maka panggillah Allah dan bayangkan kebesaranNya.

Allah pemilik tujuh lapis langit. Bumi ini dibandingkan dengan planet-planet, kalau dilihat dari Galaksi Bima Sakti, bumi ini terlihat kecil, semua planet-planet di atas itu milik Allah, langit yang tujuh lapis itu milik Allah.

Allah yang memilik Arsy yang besar. Mungkin Ada penguasa yang memiliki istana besar, memiliki bala tentara yang banyak, ingatlah mereka semua makhluk Allah ‘Azza wa Jalla. Mau jumlah mereka banyak, maka tidak ada apa-apanya di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla.

Setelah memanggil Allah dengan namaNya atau dengan kekuasaannya, lalu baru mengatakan:

كُنْ لِي جَاراً مِنْ فُلاَنِ بْنِ فُلانٍ، وأحْزَابِهِ مِنْ خَلائِقِكَ؛ أنْ يَفْرُطَ عَلَيَّ أَحدٌ مِنْهُمْ أوْ يَطْغَى، عَزَّ جَارُكَ، وَجَلَّ ثَنُاؤُكَ، ولا إِلَهَ إلاَّ أنْتَ

“Jadilah Engkau pelindungku/penyelamatku Ya Allah dari Fulan bin Fulan (sebutkan namanya) bersama kelompoknya/partainya/bala tentaranya. Lindungi aku dari kedzaliman yang mungkin mereka lakukan kepadaku, atau melampaui batasnya. Orang yang berlindung kepadaMu akan mulia, pujianMu sangat agung Ya Allah, dan tiada yang berhak disembah kecuali Engkau.”

Inilah yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim ketika takut dengan kedzaliman penguasa atau atasan dia. Jangan kemudian mencari perlindungan ke dukun atau orang pintar dengan harapan dilindungi dari kejahatan orang yang mendzalimi dia.