Oleh sebab itu, kita sebagai seorang anak memiliki keutamaan untuk berbakti kepada kedua orangtua. Apalagi ridho Allah tergantung pada ridho orangtua, murka Allah juga tergantung pada murka orangtua.
Dari Abdullah bin 'Amru radhiallahu 'anhuma ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Ridho robbi fii ridhoo walidi, wasihaturrobbi fii sahotil walidi.
Artinya:
"Ridha Allah tergantung pada ridha orangtua dan murka Allah tergantung pada murka orangtua"
Dalam hadits tersebut menjelaskan Seorang anak wajib berusaha membuat orangtuanya ridho. Dalam hadits di atas, Rasulullah menyebutkan bahwa ridho Allah bergantung pada ridho orangtua. Sama halnya dengan mencari ridho Allah yang merupakan suatu kewajiban, demikian pula dengan mencari ridho orangtua.
Haram melakukan segala sesuatu yang memancing kemarahan kedua orangtua. Sama halnya dengan mengundang kemarahan Allah yang merupakan suatu keharaman, demikian pula dengan melakukan sesuatu yang dapat memancing kemarahan mereka.
Namun tak dapat dipungkiri pula, sebagai seorang anak kita pasti pernah mengalami perbedaan pendapat dengan orangtua. Seperti contoh, saat kita bercita-cita sebagai seorang dokter, orangtua tidak memberi izin karena takut anaknya tertular penyakit dari pasien, atau anak ingin menjadi seorang tentara namun orangtua tidak memberi izin karena takut sang anak gugur di medan perang.
Atau dalam beberapa kasus, ada seorang anak yang ingin menikah namun tidak direstui oleh orangtua karena menganggap calon pasangan anaknya tidak sederajat, atau bahkan ada orangtua yang menyuruh anak untuk berbuat kejahatan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Hal-hal seperti ini membutuhkan doa khusus agar kita sebagai anak mendapatkan izin dan ridho dari orangtua untuk melakukan suatu kebaikan. Doa yang dibutuhkan agar hati orangtua dapat luluh.
- Doa agar mendapat izin dari orangtua
Robbi zidnii ilmma, wawassih liifii rizqii, wabariklii fiimaa rozaqtanii, waj'al ni mahbuunnaa fii qulubi ibaadika, wa'azizzaa fii uyuu nihim, waj'alnii wajihhaa fiddunyaa wallaa hiroti minal muqorrobiin, yaakasiironnawal, yaa hasanal fi'aal, yaa qoo immaa bilaa zawaal, yaa mubdian bila misaal, falakal hamdu, walminnat, wassarofu alakulli haal.
Artinya:
"Ya Allah berilah aku tambahan ilmu. Luaskanlah rizkiku. Dan berkahilah harta yang Engkau berikukan padaku. Jadikan aku disenangi di hati hamba-hambu-Mu. Dan mulia di mata mereka. Jadikan aku di dunia dan akhirat termasuk orang-orang yang dekat (kepada Allah)"
Pada kaliamat "waj'al ni mahbuunnaa fii qulubi ibaadika" tambahkan setelah kata "ibaadika" dengan "wa qalbi ummi" menjadi "fi qulubi ibadika wa qalbi ummi" yang artinya disenangi di hati hamba-hambamu dan di hati ibuku.
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.
Artinya:
"Ya Allah, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku"
Doa ini mengandung makna agar segala kekauan lisan kita dapat dilenturkan atau dilapaskan dengan pertolongan Allah SWT. Kepada Allah-lah seharusnya kita meminta dan memohon pertolongan seperti ketika ada kesulitan, kesedihan dan kesempitan, adukanlah pada Allah.
Allah sungguh Maha Mendengar, setiap doa yang kita panjatkan pasti dikabulkan di waktu yang tepat. Ketika sulit saat menghadapi ujian, mohonlah segala jalan keluar pada Allah.
Ketika orang lain sulit memahami dan menerima perkataan yang kita sampaikan, maka mintalah kemudahan dari Allah. Sebab, Allah yang membuka hati hidayah setiap hamba sedangkan kita hanya berbicara dan menyampaikan.
Wakhfid lahumaa janaahaz zulli minar rahmati wa qur rabbir ham humaa kamaa rabbayaanii sagiiraa (Surat Al Isra ayat 24)
Artinya:
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"
Wa in jaahadaaka 'alaa an tusyrika bii maa laisa laka bihii 'ilmun fa laa tuti'humaa wa saahib-humaa fid-dun-yaa ma'rufaw wattabi' sabiila man anaaba ilayy, summa ilayya marji'ukum fa unabbi'ukum bimaa kuntum ta'malun (Surat Luqman ayat 15)
Artinya:
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Seorang anak wajib taat pada orangtuanya, akan tetapi jika yang diperintahkan orangtua melanggar syariat, maka anak tidak boleh mentaatinya. Yaitu jika orangtua memerintahkan anak melakukan kesyirikan, maksiat dan keburukan lainnya maka anak dapat membacakan doa ini.
Yaa abati laa ta'budisy syaitaan, innasy syaitaana kaana lirrahmaani 'asiyyaa (Surat Maryam ayat 44)
Artinya:
Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Makna dari ayat tersebut yaitu ketika orangtua menolak kebenaran Islam kemudian mendapat nasihat dari anaknya, kemungkinan besar akan marah. Tapi sang anak tetap tidak dikatakan durhaka.
- Cara agar mendapatkan ridho dari orangtua
1. Menuruti perintah kedua orangtua
Menuruti perintah kedua orangtua adalah wajib. Sebagai anak kita tidak boleh menolak perintah kedua orangtua apalagi dalam urusan keagamaan. Namun jika orangtua memerintah hal yang menyimpang dari syariat agama, maka sebagai anak kita boleh menolaknya.
2. Tidak menyakiti hati orangtua
Imam Nawawi rahimahullah menerangkan bahwa ‘uququl walidain (durhaka kepada orangtua) adalah segala bentuk menyakiti keduanya. Taat kepada orangtua itu wajib dalam segala hal selain pada perkara maksiat.
3. Berakhlak mulia di depan kedua orangtua
Imam Nawawi rahimahullah menerangkan bahwa berbakti kepada kedua orangtua lebih utama dibandingkan jihad. Tidak boleh seseorang pergi berjihad kecuali setelah mendapatkan izin keduanya jika keduanya muslim atau salah satunya muslim. Sedangkan jika kedua orangtuanya musyrik, menurut ulama Syafi’i tidak disyaratkan untuk meminta izin.
4. Mendahulukan perintah kedua orangtua daripada perintah sunnah
Sebagaimana pelajaran mengenai hal ini terdapat dalam kisah Juraij yang didoakan jelek oleh ibunya karena lebih mendahulukan shalat sunnahnya dibanding panggilan ibunya yang memanggilnya tiga kali "Ibu, ibu, ibu baru ayahmu".
Referensi : Doa agar mendapatkan izin dan ridho dari orangtua