Menjalani kehidupan setelah perceraian jelas bukanlah hal yang mudah bagi banyak orang. Mereka biasanya akan mengalami tahap pergolakan emosi dan batin sebelum bangkit kembali. Hal itu adalah fase yang wajar karena hidup tanpa pasangan membutuhkan proses adaptasi dan pemulihan.
1. Biarkan diri merasakan kesedihan
Beberapa pasutri lebih memilih memendam rasa pedih dan menutup dirinya usai bercerai. Padahal, membiarkan diri sendiri merasakan pil pahit dari perceraian justru membuat orang-orang pulih lebih baik dalam jangka panjang. Hal tersebut disarankan oleh spesialis pekerja sosial klinis Karen Tucker, LISW-S, ACSW. “Pengalaman emosional valid dan unik milik Anda sendiri. Tidak ada perasaan yang benar atau salah,” kata Tucker. "Orang-orang secara umum bersedih karena kehilangan impian mereka.” Ia menyarankan siapa pun yang bercerai supaya meluangkan waktu untuk mengeluarkan perasaan.
2. Berkonsultasi
Berkonsultasi dengan terapis profesional membantu orang-orang yang bercerai agar mendapat dukungan. Dengan begitu, mereka mendapatkan banyak tips soal cara mengelola uang, rumah, merawat anak, dan hal-hal pribadi lainnya. "Sangat penting untuk memanfaatkan sistem pendukung selama masa sulit atau perubahan emosional," kata Tucker. Terapis profesional juga membantu mereka yang bercerai agar menciptakan waktu dan ruang untuk bersedih. “Terapis dapat berfungsi sebagai pendengar yang tidak menghakimi, memberikan bimbingan dan pelatihan keterampilan,” imbuhnya. “Dengan mengembangkan respons yang sehat terhadap stresor kehidupan, Anda belajar bagaimana menghindari memperburuk keadaan.”
3. Lakukan mekanisme koping
Mengendalikan emosi adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk membantu orang-orang fokus pada perawatan yang positif dan menenangkan diri. “Orang-orang yang mengalami perceraian pada awalnya berada dalam mode bertahan hidup dan seringkali tidak fokus pada kesejahteraan mereka sendiri,” ujar Tucker. Fokus pada diri sendiri bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan dan berlatih menenangkan diri dan perhatian. “Harapannya Anda merasa segar kembali dan mampu mengelola stresor yang tak terhindarkan,” jelas Tucker. “Keterampilan itu mengurangi kerentanan Anda terhadap penderitaan emosional ketika emosi yang menyakitkan menguasai.” Kemampuan mengendalikan emosi juga harus dibarengi dengan tidur, olahraga teratur, diet sehat, obat untuk mengobati mood, dan minum obat sesuai resep.
4. Bekerja sama untuk merawat anak
Tucker menyarankan agar orangtua yang bercerai untuk fokus memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. Alasannya, mereka masih menyandang status sebagai orangtua terlepas dari status pernikahan yang sudah kandas. Cara tersebut adalah pendekatan yang berpusat pada anak dan menghindarkan si kecil dalam posisi yang tidak dapat dipertahankan. “Anak sudah berjuang dengan perubahan besar dalam hidupnya dan mengkhawatirkan Anda, masa depan, dan apa artinya semua ini bagi keluarga,” kata Tucker.
5. Perhatikan diri sendiri
Orang-orang yang bercerai harus meminta bantuan apabila terjebak dalam kemarahan, kebencian, dan perasaan pedih lainnya. “Ini adalah waktu yang sulit. Banyak yang tidak siap untuk menghadapi semua komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh perceraian,” ujar Tucker. Hal tu penting untuk dilakukan karena mereka yang bercerai bisa saja menyalahkan diri sendiri. “Jika Anda rentan terhadap kecemasan dan depresi pada saat-saat ini, Anda dapat mengambil manfaat dari pengobatan dan terapi bicara,” kata Tucker. “Mulailah dengan dokter perawatan primer dan mereka dapat mengeksplorasi pilihan pengobatan Anda,” sarannya. Dokter perawatan primer adalah dokter medis yang terlatih untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati beragam masalah kesehatan.
6. Jangan merasa takut
Perceraian memang sulit untuk terelakkan apalagi jika situasi sudah menjadi sangat pelik. Orang-orang mungkin mengalami ketakutan saat bercerai karena selama ini meereka bergantung pada pasangan. Rasa takut karena perceraian bisa menyangkut masalah keuangan, rumah, dan sekolah anak. “Orang-orang takut akan hal yang tidak diketahui,” kata Tucker. “Di sini, pengacara dan terapis dapat menjadi sumber yang baik. Kita membutuhkan bantuan untuk menantang pikiran dan keyakinan negatif.” “Kita membutuhkan informasi yang baik karena perpisahan dan perceraian sering membuat kita merasa tidak enak."
7. Jangan terburu-buru menjalin hubungan baru
Beberapa orang yang bercerai mencari pelarian dengan pasangan baru karena takut sendirian atau takut tidak pernah jatuh cinta lagi. Tapi, keputusan itu disebut Tucker tidak tepat karena mereka masih membutuhkan waktu untuk memulihkan diri. “Sembuhlah dari kesedihan, kehilangan, dan rasa sakit dari suatu hubungan yang telah berakhir,” tutur Tucker. Kalau terlalu ngebet mencari gebetan baru, pastikan untuk mempelajari hubungan sebelumnya. Pastikan juga kita sudah bisa menerima diri sendiri dan mempercayai kehadiran pasangan yang baru.
8. Lakukan hal positif
Mendapatkan dukungan usai bercerai bisa didapat dengan membaca buku atau referensi di internet. Tucker mengatakan, ada banyak buku self-help yang bisa membantu orang-orang setelah berpisah dari pasangan. Ia menyarankan agar buku yang dibaca mengangkat topik ketergantungan, mengendalikan kemarahan, pengkhianatan, kesedihan, rasa kehilangan, atau harga diri. Cara lain untuk tetap bakoh adalah mencari komunitas yang membantu pemulihan usai perceraian. Jika tidak, ingatlah untuk merawat diri dengan mandi santai setiap minggu, melukis, atau mencoba hal baru lainnya.
9. Optimis
Seperti yang sudah disebutkan, menjalani kehidupan setelah bercerai jelas bukan hal yang mudah. Walau hidup terasa tidak baik-baik saja, cobalah untuk bersikap positif agar dapat mengatasi tantangan dan melanjutkan hidup. Tidak ada salahnya untuk curhat dengan teman atau keluarga. Karena yang terpenting kita punya kesempatan untuk menyuarakan perasaan.