Depresi, pada dasarnya, terjadi akibat adanya peristiwa traumatis. Pada kasus perceraian, depresi yang terjadi dapat berupa gangguan penyesuaian atau depresi situasional. Namun, manifestasi depresi situasional dan depresi pada umumnya serupa. Biasanya, pengidap depresi situasional akan tampak memiliki perilaku seperti kurang fokus, abai akan tanggung jawab, sulit tidur, selalu ingin menyendiri, dan suasana hati mudah berubah.
Perceraian sebenarnya tidak hanya memengaruhi pasangan, tetapi juga anak-anak, dan keluarga dari masing-masing pihak. Karena tidak mudah menjalani hari-hari dengan depresi setelah perceraian yang mengintai, memiliki support system yang kuat sangatlah penting, seperti dari keluarga atau teman dekat.
Terlebih, depresi dapat membuatmu punya banyak kegundahan dan perasaan, yang menghadapinya saja sudah menghabiskan banyak energi. Tak heran jika kamu mungkin akan jadi lebih lelah dari biasanya, saat mengalami depresi setelah perceraian.
Selain itu, minta juga bantuan profesional, seperti psikolog, jika kamu merasakan gejala depresi, seperti kesedihan dan frustasi yang berlarut-larut dan mengganggu rutinitas harian.
Selain memiliki support system yang kuat dan minta bantuan profesional, ingatlah bahwa penentu utama kesembuhan kamu dari depresi setelah perceraian adalah diri kamu sendiri. Oleh karena itu, cobalah beberapa tips berikut untuk membantu pemulihan depresi:
- Olahraga Rutin
Meski terasa lelah dan malas beraktivitas apapun, luangkan waktu setiap harinya untuk berolahraga, sekitar 20-40 menit. Lakukan olahraga yang ringan saja, seperti berjalan santai di ruang terbuka hijau sambil latihan pernapasan. Hal ini dapat membantu meringankan gejala depresi.
- Makan yang Sehat
Jangan turuti keinginan untuk mengonsumsi alkohol atau makanan lain yang tidak baik bagi tubuh, ketika merasa depresi setelah perceraian. Hal ini akan membuat tubuh semakin tidak berenergi. Gantilah pola makan sehari-hari dengan yang sehat dan penuh gizi.
- Menulis Buku Harian
Ketika mengalami depresi, tentu ada banyak kesedihan, kekecewaan, dan rasa frustasi yang berputar-putar di kepala. Alih-alih hanya membiarkannya menguasai dirimu, cobalah untuk menuliskannya dalam buku harian. Tuliskan semua yang kamu pikirkan dan rasakan setiap harinya. Sama halnya seperti curhat dengan teman baik kamu, menulis buku harian juga dapat membuatmu merasa lebih lega.
- Manjakan Diri Sendiri
Cobalah manjakan diri dengan hal-hal yang disukai. Jika sudah memiliki anak, titipkan sebentar pada orangtua atau keluarga, lalu pergilah ke salon, bioskop, atau sekadar me time di rumah tanpa ada gangguan apapun. Lakukan semua hal dan hobi yang bisa membuat kamu merasa senang.
- Terima Bantuan
Jangan pernah menutup diri dari orang lain, terutama uluran tangan yang ditujukan padamu. Jika ada keluarga, saudara, atau teman, yang menawarkan bantuan untuk sekadar menjaga anak-anak, menyiapkan makanan, atau membantu pekerjaan rumah tangga, jangan menolaknya. Terima bantuan tulus itu dan katakan terima kasih.
- Tidur
Depresi dapat meningkatkan risiko insomnia. Meski pada gilirannya, insomnia juga bisa meningkatkan risiko depresi. Namun, ketika mengalami depresi, banyak beristirahat dan tidur bisa jadi cara untuk menenangkan diri dan memulihkan energi. Jika kamu mengalami kesulitan tidur, cobalah mandi air hangat sebelum tidur atau minum teh chamomile. Lalu, hindari juga penggunaan gawai di jam-jam menjelang tidur, karena dapat membuatmu terus terjaga.
Referensi : Cara Mengatasi Depresi yang Terjadi Pasca Perceraian.