Durhaka termasuk dosa besar.
Bagi setiap manusia, orangtua telah berjasa sangat besar. Dari merekalah kita mendapat pendidikan pertama, terutama terkait pembentukan karakter.
Karena jasanya, para orangtua mendapat kedudukan begitu tinggi. Dalam ajaran Islam, ridho Allah SWT ada pada ridho orangtua.
mungkin ada sebagian dari kita yang tidak mau menurut perkataan orangtua. Bahkan kita tega membuat hati orangtua kita terluka.
Jika kita pernah durhaka, segeralah bertobat dengan sebenar-benarnya. Lalu, bagaimana caranya jika orangtua sudah meninggal?
Tobat atas dosa durhaka tetap dapat dilakukan meskipun orangtua sudah meninggal. Caranya, dia harus berusaha memenuhi syarat tobat yang mampu dijalankan.
Inti dari sebuah pertobatan adalah penyesalan dengan sungguh-sungguh. Selanjutnya dia tidak lagi mengulangi perbuatannya di masa lalu kapanpun.
Seperti dijelaskan Ibnul Qoyim dalam kitab Madarij As Salikin.
" Jika dia benar-benar telah menyesali dosanya, sedih memikirkan dosanya, itulah taubat. Bagaimana taubatnya tidak dinilai sementara dia sangat menyesali dosanya, dan sedih dengan dirinya?"
Bagian dari aqidah yang perlu ditanamkan dalam diri setiap muslim, bahwa dosa sebesar apapun, sehebat apapun, memungkinkan untuk ditaubati.
Allah berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53)
Sampai Pun dosa durhaka kepada kedua orang tuanya, dia punya kesempatan untuk segera bertaubat dan memohon ampun kepada Allah.
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. As-Syura: 25).
Taubat tidak hanya permohonan maaf
Taubat butuh bukti, dan kejujuran, agar dianggap sebagai taubat yang sah. An-Nawawi menyebutkan beberapa syarat diterimanya taubat,
Pertama, dia harus memenuhi syarat taubat yang mampu dia lakukan. Karena itu batas tanggung jawabnya.
Sementara yang tidak memungkinkan dilakukan, di luar tanggung jawabnya.
Dan inti dari taubat adalah penyesalan dengan sungguh-sungguh. Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Menyesal, itulah inti taubat.” (HR. Ahmad 3568, Ibnu Majah 4252, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Ibnul Qoyim mengatakan,
فإذا تحقق ندمه على الذنب ، ولومه نفسه عليه ، فهذه توبة . وكيف يصح أن تسلب التوبة عنه ، مع شدة ندمه على الذنب ، ولومه نفسه عليه؟
Jika dia benar-benar telah menyesali dosanya, sedih memikirkan dosanya, itulah taubat. Bagaimana taubatnya tidak dinilai sementara dia sangat menyesali dosanya, dan sedih dengan dirinya? (Madarij as-Salikin, 1/285).
Kedua, berbakti kepada orang tua setelah mereka meninggal. Bagian dari kasih sayang syariat, Allah abadikan hubungan antara anak muslim dengan orang tua muslim. Pahala berbakti tidak putus hanya sampai meninggalnya orang tua. Ada kesempatan bagi anda untuk melanjutkan kebaktiannya. Diantaranya adalah banyak beramal soleh dan mendoakan mereka.