Rabu, 10 Agustus 2022

Bagaimana Al Quran dan Al Hadits Menyebut Bencana (Bag.2)

Ilustrasi Ceramah : Bagaimana Al Quran dan Al Hadits Menyebut Bencana

Bagaimana Al Quran dan Al Hadits Menyebut Bencana. Dalam bagian sebelumnya dijelaskan tentang istilah musibah, bala’ dan fitnah dalam Al Qur’an untuk menyebut bencana. Dalam bagian ini akan dijelaskan istilah azab, fasad dan halak dalam Al Qur’an yang juga dapat bermakna bencana. Perbedaan dengan bagian sebelumnya ada pada konotasi dari istilah ini yang cenderung kepada peristiwa yang merusak dan menyakitkan bagi manusia sebagai balasan bagi manusia.

4. Azab

Azab berasal dari kata azaba yang memiliki arti yang sangat bervariasi sesuai dengan konteksnya, seringkali ia bermakna sesuatu yang menyiksa atau siksaan. Seperti dalam hadist berikut :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “safar adalah bagian dari siksa (azab). (ketika safar) salah seorang dari kalian akan terhalang (sulit) makan, minum, dan tidur. Maka, jika urusanya telah selesai bersegeralah kembali kepada keluarganya”. [HR Bukhari]

Peristiwa yang dilabeli azab berupa peristiwa yang terjadi disekitar manusia, seperti kejadian alam gempa bumi, tsunami, dll atau kejadian sosial seperti peperangan. Azab ditimpakan kepada manusia karena melanggar ketetapan Allah, semisal kezaliman manusia dalam beribadah seperti kekafiran dan kemusyrikan ataupun juga kesalahan manusia dalam berinteraksi dengan sesama manusia, lingkungan serta makhluk lainya seperti perusakan alam dan lalai dalam memperhitungkan faktor siklus alam.

Azab berfungsi sebagai balasan atas kesalahan manusia tersebut.  Hal ini dapat dilihat di QS Ad-Dukhan (44) ayat 15-16 :

إِنَّا كَاشِفُوا العَذَابِ قَلِيْلاً إِنَّكُم عَائِدُونَ (15) يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الكُبْرَى إِنّاَ مُنْتَقِمُونَ

Artinya : “Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan (azab) agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (ingatlah) hari ketika kami menghantam mereka dengan hantaman keras. Sesungguhnya kami adalah pemberi balasan.”

5. Fasad

Fasad berasal dari kata fasada yang berati sesuatu jelek, buruk, sengketa dan rusak. Dalam Al Qur’an banyak digunakan kata fasad untuk menggambarkan sikap buruk manusia yang berakibat kerusakan di bumi baik alam maupun sosial. Salah satu contoh kata fasad untuk menggambarkan kerusakan akibat ulah manusia terdapat dalah QS Ar Rum(41) ayat 30 :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فيِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya: telah nampak kerusakan (fasad) di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan akibat dari perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

6.Halak

Halak secara harfiyah berarti mati, binasa dan musnah. Dalam Al Qur’an beberapa kali digunakan kata halak untuk menggambarkan bencana yang memusnahkan. Berbeda dengan istilah sebelumnya yang mana sebuah peristiwa bencana masih berkaitan dengan perbuatan manusia sebagai sebab nyata, halak merupakan peristiwa yang langsung dari Allah dengan tujuan membinasakan suatu kaum atau individu yang tidak taat kepada-Nya.

Kata halak dapat ditemui antaranya dalam surat Al-Qasas (28) ayat 78 :

قَالَ إِنّمَا أُوْتِيْتُهُ عَلَى عِلمٍ عِنْدِي أَوَلَم يَعْلَمْ أَنَّ اللهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعاً وَلَا يُسْأَلُ عَن ذُنُبِهِمُ المُجْرِمِينَ.

Artinya: “Qarun berkata, sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.”

Serta dalam hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam  :

“Sesungguhnya telah dibinasakan umat sebelum kalian, ketika diantara orang-orang terpandang mencuri, mereka dibiarkan, namun keika orang lemah mencuri mereka menjatuhkan hukuman atasnya. Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, seandainya Fathimah putri Muhammad mencuri, maka Aku sendirilah yang akan memotong tangannya”. [HR Bukhari dan Muslim].

Referensi : Bagaimana Al Quran dan Al Hadits Menyebut Bencana