This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Sabtu, 16 Juli 2022

Hukumnya Menerima Sedekah dari Uang Haram

Hukumnya Menerima Sedekah dari Uang Haram.Zakat merupakan kewajiban yang termasuk dalam rukun Islam dan sedekah merupakan sunah yang sangat dianjurkan. Berzakat dan sedekah yang dikeluarkan oleh setiap muslim hendaknya diambil dari rezeki yang halal.

Lalu bagaimana jika seseorang terlanjur mendapatkan uang haram karena keterlibatan dalam bisnis yang sebetulnya dilarang oleh agama dan negara? Atau bisa saja seseorang menerima uang dari bisnis haram tersebut tanpa mengetahui asal usul dari uang tersebut.

Ustadz Dasad Latif menjelaskan kaidah terkait uang haram.

"Uang yang didapat dari menang lotre/judi, dari bisnis prostitusi, kemudian ia membangun masjid maka yang demikian itu ditolak, karena Allah Swt maha suci dan hanya menerima yang suci"

Dalam hadits yang disebutkan dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik)." (HR. Muslim no. 1015).

Lalu jika seseorang atau lembaga sebagai penerima sedekah, apakah harus meneliti terlebih dahulu runutan harta yang disedekahkan oleh seseorang tersebut, didapat dari yang haram, halal atau syubhat.

"Dalam kondisi lain, jika kita tidak tahu bahwa uang itu adalah uang panas, misalnya kita diberi hadiah atau sedekah dari orang yang ternyata berbisnis di dunia hitam. Selama kita tidak tahu menggunakan harta tersebut tidaklah sebuah dosa," papar Dasad Latif.

Selanjutnya perihal pemberi sedekah adalah orang yang sudah dikenal sebagai orang dengan citra buruk yang dekat dengan rezeki haram, apa yang harus dilakukan oleh seseorang atau lembaga penerima sedekah?

"Ada ulama mengatakan bahwa sekalipun kita tahu bahwa itu adalah uang panas, jika ada yang bersedekah, maka putuslah ke haramannya saat ia bersedekah." Ujar Dasad Latif.

"Tetapi mayoritas ulama mengatakan, jika sudah mengetahuinya, hendaknya ditolak." Imbuhnya.

Di tengah antara yang haram dan halal ada yang diistilahkan harta syubhat. Yang termasuk uang syubhat diantaranya adalah uang yang ditemukan dipinggir jalan atau di suatu tempat, uang hasil undian, uang hasil pemberian yang orang tersebut tidak meyakini bahwa ini uang halal. Apa hukumnya uang tersebut?

"Uang syubhat dapat dibersihkan dengan zakat dan sedekah," katanya.

"Tetapi jika uang hasil temuan, hendaknya diumumkan terlebih dahulu secara meluas. Jika tidak ada yang mengambil lebih baik disedekahkan semuanya, niatkan pahalanya untuk si pemilik uang, dan kita yang menemukan tentu juga mendapat pahala bersedekah." Tambahnya.

Sedangkan uang haram, Ustadz asal Makassar ini menjelaskan tidak ada toleransi untuk membersihkannya dengan zakat dan sedekah.

Uang yang peroleh secara haram tidak bisa dibersihkan dengan cara sedekah kecuali membersihkannya dengan api neraka.

Rasulullah SAW bersabda:

يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ.

Artinya : "Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka." (HR. Tirmidzi No. 614).

Untuk itu Ust. Dasad Latif menganjurkan untuk segera bertaubat dengan 5 langkah berikut ini.

1- Mengucapkan istighfar (Astaghfirullah)

2- Mengakui perbuatannya

3- Tidak akan mengulanginya

4- Ganti dengan kebaikan (zakat dan sedekah)

5- Kembalikan jika berkaitan dengan harta, "contoh, jika motor yang didapat dari yang haram, walaupun kita bertaubat, tapi motornya masih digunakan, tetap saja ada dosa yang mengalir. Untuk itu segera kembalikan!" Terangnya.

Bertaubat merupakan cara yang paling benar untuk hidup tenang di kemudian hari.

"Jika kita bertaubat, harta yang sudah kita dapat dengan cara yang batil, harus kita berikan kepada orang yang berhak." 

Hukum Menggunakan Uang Haram Dalam Islam + Dalil Al Quran & Hadist

Islam mengajarkan setiap pemeluknya untuk terikat dengan hukum syariat. Termasuk juga soal penggunaan uang. Karena kehidupan saat ini tidak berlandaskan pada aturan Islam, maka uang yang haram banyak beredar di masyarakat. Seperti uang hasil riba yang tidak di inginkan dan sebagainya. Dalam artikel ini, akan dibahas bagaimana pandangan menurut islam memanfaatkan atau memakai uang haram tersebut dalam pandangan Islam. Simak penjelasannya di bawah ini.

Di tengah-tengah masyarakat beredar suatu pandangan yang membolehkan penggunaan uang riba, asalkan digunakan untuk membangun masjid, membantu anak yatim, membangun jalan umum; untuk bea siswa; untuk membantu permodalan ekonomi kecil dan menengah; untuk keperluan kaum dhuafa, dan sejenisnya. Alasan mereka, daripada bunga riba itu dimanfaatkan oleh orang non-Muslim, lebih baik diambil oleh kaum Muslim dan digunakan untuk kebaikan. Benarkah pemahaman semacam ini?

Jawab:

Dari pertanyaan tersebut tersirat dua topik terpisah. Pertama, hukum tentang perolehan uang yang berasal dari aktivitas riba dan yang sejenisnya. Kedua, apakah penggunaan harta yang berasal dari aktivitas pertama dibolehkan jika digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat?

Mengenai perolehan harta melalui aktivitas riba, keharamannya telah jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Allah Swt. berfirman:

وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا

Allah telah menghalalkan jual-beli, dan mengharamkan riba. (QS. al-Baqarah [2]: 275).

Transaksi riba itu lebih dari tujuh puluh macam jenisnya (sesuai penjelasan hadis Rasulullah saw.). Salah satunya adalah riba ‘bunga bank’. Allah Swt. Juga berfirman:

وَلاَ تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ

Janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain di antara kalian dengan jalan yang batil. (QS al-Baqarah [2]: 188).

Artinya, janganlah kalian mengelola dan memperoleh harta kekayaan melalui jalan yang batil, yaitu jalan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Harta yang diperoleh melalui jalan yang batil antara lain adalah harta hasil perjudian, hasil pencurian, hasil perampokan, hasil pemalakan, hasil suap, hasil korupsi, hasil penggelapan, dan sejenisnya; atau hasil dari aktivitas ekonomi/perdagangan yang di dalamnya mengandung unsur penipuan, gharar, dan ketidakjelasan (majhul). Sebab, semua perolehan itu tidak disyariatkan.

Jika banyak orang berdalih bahwa aktivitas perolehan harta tersebut syar‘î, maka ia harus memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun dari aktivitas pengelolaan dan pengembangan harta (tasharufât al-mâl) yang islami, sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam kitab-kitab fikih Islam; entah itu melalui jual beli (al-bay‘), pinjaman (murâbahah atau qardh), bagi hasil (syirkah), upah dari gaji (ujrah dari akad ijârah), hasil komisian (samsarah), hasil pertukaran (sharf), hasil gadai (ar-rahn), dan seterusnya. Jika tidak, hal itu hanyalah akal-akalan agar bentuk/jenis transaksinya sama dengan transaksi jual beli, padahal hakikatnya riba. Kiranya benar sinyalemen Rasulullah saw., sebagaimana dituturkan al-Awja‘i dan dikutip Ibn al-Qayyim:

يَأْتِيْ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الرِّبَا بِاِسْمِ الْبَيْعِ

Akan datang suatu zaman di tengah-tengah manusia dimana mereka menghalalkan transaksi riba dengan nama jual beli (perdagangan). (HR Ibn Bithah).

Dengan demikian, bisa dimasukkan pula ke dalamnya adalah harta yang diperoleh dengan cara yang diharamkan, baik itu melalui menari sebagai penari latar dengan cara vulgar di depan umum, berjoget dan bernyanyi; sebagai model perempuan yang berlenggang–lenggok di cat walk dan disaksikan kaum lelaki; sebagai aktor/artis film-film yang mengumbar syahwat; demikian pula para perempuan pendamping tamu di bar, kafe, atau tempat biliar, dan sejenisnya. Semua itu adalah contoh perbuatan-perbuatan yang hasil upahnya diharamkan, karena tindakan atau transaksi yang dilakukannya tidak dibenarkan secara syar‘î.

Adanya dalih, ‘daripada dimanfaatkan oleh orang-orang non-Muslim’ juga tidak bisa diterima. Sebab,  halal atau haramnya sesuatu tidak diukur berdasarkan adanya maslahat atau adanya mafsadat pada suatu perkara menurut akal manusia, melainkan didasarkan pada teks-teks nash yang tertera pada al-Quran atau pada as-Sunnah. Yang berhak menghalalkan atau mengharamkan sesuatu hanyalah Allah dan Rasul-Nya, bukan akal pikiran dan hawa nafsu manusia.

Jadi, harta perolehan dari aktivitas riba dan yang semacamnya, tetap keharamannya. Tidak boleh diambil, apa pun penggunaan dan keperluannya, karena harta tersebut adalah harta yang telah diharamkan!

Lalu, jika harta tersebut digunakan untuk amal kebaikan, apakah statusnya tidak berubah? Jawabnya, tetap haram. Artinya, niat baik tidak bisa melepaskan perkara yang jelas-jelas keharamannya.  Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ جَمَعَ مَالاً مِنْ حَرَامٍ ثُمَّ تَصَدَّقَ بِهِ لَمْ يَكُنْ لَهُ فِيْهِ أَجْرٌ وَكَانَ إِصْرُهُ عَلَيْهِ

Barangsiapa yang mengumpukan harta dari jalan yang haram, kemudian dia menyedekahkan harta itu, maka sama sekali dia tidak akan memperoleh pahala, bahkan dosa akan menimpanya. (HR Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban, dan al-Hakim).

Hadis Rasul ini dengan tegas menunjukkan bahwa apa pun motivasinya, walau untuk kebaikan,  harta yang diperoleh melalui jalan yang haram tetap kedudukannya (maupun penggunaannya) haram juga!

Perbuatan baik (‘amal hasan) adalah amal perbuatan yang dilakukan hanya dengan membalut keikhlasan kepada Allah dengan kesesuaian amal perbuatan tersebut dengan ketentuan hukum syariat. Amal baik tetapi tidak dilakukan dengan keikhlasan tidak akan diterima. Sebaliknya, amal baik yang disertai dengan keikhlasan namun tidak dijalankan sesuai dengan syariat Islam juga tidak diterima.

Berbagai dalih yang disampaikan ke tengah-tengah masyarakat untuk membolehkan penggunaan ‘uang haram’ hanyalah rekaan dan buatan manusia, yang bersandar pada adanya maslahat/manfaat sekilas yang bisa dijangkau oleh akal. Tidak jarang, hawa nafsu manusia turut terlibat di dalamnya. Padahal, telah jelas pula bagi kita bahwa akal manusia tidak memiliki otoritas untuk menetapkan apakah suatu benda atau perbuatan tertentu itu halal atau haram. Mereka mengira bahwa apa yang telah dilakukannya itu adalah kebaikan di sisi Allah, meski berasal dari harta yang telah diharamkan. Mahabenar firman-Nya:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً(103)الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Katakanlah, “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (QS al-Kahfi [18]: 103-104).

Dengan demikian, orang yang menghalalkan harta perolehan dari riba, atau yang sejenisnya untuk keperluan kebaikan, sama saja dengan menempatkan posisinya sama seperti Tuhan, yang memiliki otoritas untuk menghalalkan atau mengharamkan sesuatu. Orang semacam ini menyangka bahwa apa yang dilakukannya itu bisa membawa kebaikan dan manfaat bagi dirinya, umat Islam, dan kebaikan bagi agamanya; padahal ia telah terjerumus ke dalam jurang kehancuran dan kerugian

stilah Alquran Hadits untuk Menyebutkan Uang Haram

Uang haram dalam Alquran dan hadits mempunyai istilah tersendiri. Akan tetapi, secara penggunaannya, uang haram tersebut secara garis besar memiliki persinggungan sama yaitu, uang yang dihasilkan dengan cara yang tak halal dan dari sumber yang tak halal pula.

Dalam kitab Zad al-Ma'ad, Ibn al-Qayyim al-Jauzi, menukil suatu riwayat tentang uang haram. Diceritakan, Abdullah ibn Rawahah diutus oleh Nabi untuk memungut zakat di lingkungan penduduk (Yahudi) Khaibar. Mereka bermaksud menyuap Abdullah. 

Terang saja Abdullah marah dan menolaknya, seraya berkata, ''Apakah kalian mau memberi makan saya uang haram? Janganlah kecintaanku kepada Rasul dan kebencianku kepada kalian membuatku berlaku tidak adil,'' sambungnya lagi. Mereka mngangguk dan berkata, ''Sikap adil adalah kekuatan yang membuat langit dan bumi tetap tegak.''

Dalam riwayat di atas, uang haram itu dinamai al-suht, dari kata sahata, yashut yang berarti al-haram atau sesuatu yang tak ada kebaikan di dalamnya (al-ladzi la yubarak fih). Kata al-suht, menurut pakar bahasa al-Farra' bermakna 'lapar' atau 'kelaparan' (syiddat al-ju'). 

Ungkapan rajulun mashut menunjuk pada orang yang kelaparan yang makan apa saja, ia tidak pernah kenyang. Orang yang kelaparan cenderung mengambil dan makan apa saja secara membabi buta. 

Kata al-suht, menurut pakar tafsir Ibn 'Asyur, mencakup semua uang atau pendapatan yang diperoleh secara tidak halal, seperti riba, suap, makan harta anak yatim, dan barang-barang hasil curian (al-maghshub). Yang paling besar dan paling buruk dari semua itu adalah suap (risywah). 

Rasulullah SAW pernah ditanya tentang makna al-suht. Jawabnya, ''Al-Risywah fi al-hukm (uang suap (sogokan) dalam bidang hukum atau dunia peradilan.'' (Ibn Jaririr dari Umar ra). 

Alquran juga mengingatkan bahwa uang haram itu, seperti halnya riba, tak ada kebaikan di dalamnya, yakni mamhuq (QS Al-Baqarah [2]: 276) dan mendatangkan siksa bagi tuannya. 

Dalam salah satu fatwanya, Jadul Haqq Ali Jadul Haqq, mantan Syaikh al-Azhar, mengingatkan kaum Muslim agar menjauhkan diri dari uang haram (al-suht). 

Caranya, kita mula-mula harus meninggalkan kebiasan buruk, mencari harta dengan cara-cara yang tidak halal seperti korupsi, manipulasi, dan melakukan praktik suap. ''Dan janganlah sebagian kamu memakan sebagian harta yang lain di antara kamu dengan cara yang batil.'' (QS al-Baqarah [2]: 188).  

Seperti diterangkan dalam Alquran dan juga dalam banyak hadis, uang haram (al-suht) dan yang sejenis itu akan diperlihatkan oleh Allah kelak di akhirat. Firman-Nya, ''Barangsiapa berkhianat (korupsi), maka ia akan datang (menghadap Tuhan) membawa hasil korupsinya itu di hari kiamat.'' (QS Ali Imran [3]: 161)  


Referensi sebagai berikut ini ;




















Ayat-ayat di dalam Al-Qur'an yang Bisa Jadi Penawar Kala Patah Hati

Ayat Alquran yang Bisa Jadi Penawar Kala Patah Hati. Patah hati merupakan bagian dari perjalanan hidup manusia. Pada satu titik, patah hati akan terasa berat sekali untuk dilalui. 

Berikut ini ialah ayat-ayat Alqruan sebagai pelipur lara akibat patah hati

1. QS Al-Insyirah: 6

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” 

Ayat ini merefleksikan apa yang kita miliki dan melupakan apa yang telah hilang. Ayat ini membuat kita berpikir positif meski sesuatu berjalan salah. Ketika kita kehilangan satu hal, kita memperoleh hal lainnya.

2. QS Ar-Ra’ad: 28  

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”   

Ayat ini membuat kita mengingat bahwa jika memberi hati sepenuhnya pada Allah maka hati merasa tenang. Kita harus membuat momen yang berat mengarahkan lebih dekat pada Allah ketimbang menjauh. Seseorang bisa menyalahkan takdir, padahal hanya Allah yang benar-benar memahami manusia.

3. QS Al-Baqarah: 216  

 وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Ayat ini mengingatkan pada pil obat pahit yang mesti ditelan karena kebutuhan untuk sembuh. Kadang kita lupa jika membenci sesuatu yang terjadi, padahal itu baik untuk kita. Misalnya ketika ditinggalkan kekasih, rasanya sungguh sakit. Tapi Allah ingin melindungi kita dari dosa.

4. QS Al-Baqarah: 186

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,” 

Kita harus percaya Allah selalu mendengarkan umatnya kapan saja. Sangat menenangkan ketika tahu Allah selalu mendengar doa dan mengabulkannya dengan caranya sendiri.

5. QS Ar-Raa’d: 24 

سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

“Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” 

Kata-kata ini menenangkan seberapa besar pun rasa sakit yang kita lalui. Ayat ini mengingatkan seberapa sakitnya sakit hati, itu tak akan berlangsung selamanya. Selalu ada cahaya harapan di ujung penderitaan.


Referensi sebagai berikut ini ;



















Bertaubat dari Dosa Syirik Harus Kembali Membaca Syahadat? Ustadz Adi Hidayat Menjelaskan

Bertaubat dari Dosa Syirik Harus Kembali Membaca Syahadat? Ustadz Adi Hidayat Menjelaskan. yirik adalah dosa besar yang tingkatnya paling tinggi. Apakah dosa syirik masih bisa diampuni? Bagaimana cara bertaubat jika pernah melakukan dosa Syirik? Atau haruskah kembali bersyahadat jika pernah melakukan dosa syirik? Syirik adalah menyekutukan Allah dengan makhluk lainnya. Di dalam Al Quran banyak sekali keterangan bagaimana Allah SWT mengecam dosa syirik. Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa dosa syirik ini sangat berbahaya karena telah menduakan Allah hingga mencampakan Allah SWT.

"Allah SWT yang memberikan segala kecukupan untuk kita, kebaikan kita, tiba-tiba kita hadirkan sosok lain yang kemudian dijadikan sifat-sifat ketuhanan itu berpindah atau sifat penghambaan berpindah, maka disini Allah sangat murka," kata Ustadz Adi Hidayat dikutip DeskJabar dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, pada video yang diunggah 8 Maret 2022, berjudul,"Apakah Dosa Syirik, harus Syahadat Ulang."

Di Al Quran disebutkan bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni selainnya kepada siapa yang dikehendaki. Menurut Ustadz Adi Hidayat, terjemahan ini menjadi masalah jika dipahami dengan bahasa Indonesia. "Itu tadi ada di surah An Nisa ayat 48, kemudian ada juga di ayat ke-116-119," kata Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, masalahnya adalah banyak yang memahami sesuatu pada terjemahan tidak dengan pemahaman ayatnya. "Ayatnya mengatakan dengan kata "La" bukan "Lan." "Lan" artinya Istiqbal, sampai kapanpun, gak akan pernah," kata Ustadz Adi Hidayat. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan "La" artinya terjadi pada saat sedang dikerjakan. Artinya jika kalimatnya memakai kata "La" ada peluang ke depan untuk diperbaiki. Karena itulah dosa sebesar apapun termasuk dosa syirik ada peluang untuk diampuni kalau dia mau bertaubat," kata Ustadz Adi Hidayat.

"Makanya kesananya ayatnya kan siapa yang bertaubat kemudian memperbaiki diri. Karena itu selalu ada peluang untuk bertaubat kembali kepada Allah SWT syaratnya sebelum nyawa itu sampai di kerongkongan," sambungnya. Ustadz Adi Hidayat lantas mengatakan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW dulu, banyak juga orang-orang yang melakukan perbuatan syirik. Namun ketika bertaubat dengan sungguh-sungguh, mereka justru dijamin masuk Surga tanpa hisab.  "Bukankah banyak di masa-masa Nabi SAW yang syirik? Yang syirik kan banyak sampai yang jualan Tuhan juga ada, tapi ketika mereka bertaubat, berislam, Islamnya bagus, mereka ada yang masuk Surga tanpa hisab," katanya.

Ustadz Adi Hidayat lantas mengatakan bahwa cara untuk bertaubat yang benar agar diterima Allah adalah seperti yang tercantum dalam surah An Nisa ayat 17. "Sungguh orang-orang yang bertaubat diterima Allah itu hanyalah bagi orang-orang yang menyadari dia pernah berbuat dosa," katanya. Mengenai syarat-sayarat taubat agar diterima dan diampuni oleh Allah SWT ada 3 syarat. "Kalau kita ingin taubat, pertama kita menyadari dulu bahwa perbuatan itu salah. Syarat yang kedua menyegerakan untuk bertaubat kepada Allah," kata Ustadz Adi Hidayat. "Syarat ketiga membuktikan komitmen dengan beramal soleh," sambungnya.

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan bahwa dosa syirik itu dibagi menjadi dua yaitu syirik kecil dan syirik besar. "Salah satu contoh syirik kecil adalah ria, itu menggugurkan amalan seketika yang sedang dikerjakan," katanya. "Misal infak ria, itu gugur infaknya gak dapat pahala," tambahnya. Sementara syirik besar juga dibagi menjadi dua, ada yang disertai kekufuran dan yang tidak disertai kekufuran. "Syirik yang disertai kekufuran misalnya ada orang dia mengatakan muslim, tapi kemudian perilaku dia ikut-ikutan menyembah di tempat lain, itu sudah menunjukkan kekufuran dan syirik sekaligus," kata Ustadz Adi Hidayat menjelaskan.

"Bahkan dengan lisannya dia mengatakan, saya gak yakin kok Islam itu yang paling benar, padahal dia sudah mengatakan dengan syahadatnya," sambungnya.Seseorang yang telah melakukan perbuatan syirik yang disertai kekufuran maka ketika dia ingin memperbaikinya harus bersyahadat kembali kemudian diteruskan untuk beribadah istiqamah sampai dia meninggal dunia. Sementara syirik yang tidak disertai dengan kekufuran contohnya adalah pergi ke dukun untuk meminta bantuan dalam mewujudkan hajatnya.

"Bagaimana cara baliknya? Dengan bertaubat, menyadari itu salah, meninggalkan, mengeluarkan segalanya, kemudian perbaiki dengan ibadah, tidak menuntut dia untuk bersyahadat lagi karena dia masih meyakini kebenaran Islam," kata Ustadz Adi Hidayat.


Referensi sebagai berikut ini ;








Harapan Dosa Syirik Diampuni Allah Swt, Jika amau bertobat ? Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Harapan Dosa Syirik Diampuni Allah Swt, Jika amau bertobat ? Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat. Bagaimana jika orang yang sudah terlanjur berbuat syirik ingin benar-benar bertaubat kepada Allah?Apakah masih ada peluang orang tersebut dimaafkan? Bukankah dosa syirik termasuk dosa yang tidak akan dimaafkan oleh Allah? Dalam sebuah tausiyah, seseorang bertanya kepada Ustadz Adi Hidayat perihal dosa syirik. Seorang bertanya kepada Ustadz Adi Hidayat perihal dosa syirik.

“Ustadz, dosa syirik itu satu-satunya yang tidak bisa diampuni?” kata Ustadz Adi Hidayat membacakan pertanyaan dari seorang penanya. “Namun bagaimana jika ada orang yang sudah terkena dosa syirik dan benar-benar ingin bertobat kepada Allah,” sambung Ustadz Adi Hidayat. “Apakah orang tersebut masih ada harapan untuk diampuni?” ujar Ustadz Adi Hidayat. Ustadz Adi Hidayat pun menjelaskan bahwa maksud dari tidak diampuni adalah ketika orang tersebut sudah meninggal dunia. “Yang dimaksud dengan tidak diampuni itu, ketika orang tersebut sudah meninggal,” ungkap Ustadz Adi Hidayat.

“Ketika nyawanya sudah di kerongkongan,” sambung beliau. Dosa syirik yang tidak diampuni adalah ketika seseorang meninggal masih dalam keadaan syirik. Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, maksudnya dalam keadaan dia syirik dan dia meninggal,” tegas Ustadz Adi Hidayat. Artinya, orang tersebut meninggal dalam keadaan tidak sempat melakukan taubat kepada Allah. “Orang tersebut tidak bertobat,” sambung Ustadz Adi Hidayat.

Namun, ketika orang tersebut masih hidup dan benar-benar mau bertobat, maka insya Allah masih ada peluang diterima taubatnya. “Tapi kalau Anda masih dalam posisi hidup, sadar akan dosa tersebut dan mau kembali,” ujar Ustadz Adi Hidayat. “Masih ada peluang diterima oleh Allah dosa syirik itu untuk diampuni sebelum kembali kepada Allah SWT,” kata dia. Ustadz Adi Hidayat kemudian bercerita perihal orang-orang musyrik di zaman Nabi yang bertobat dan mendapatkan surga Allah.

“Bukankah banyak orang musyrik di zaman Nabi?” tanya Ustadz Adi Hidayat. “Banyak orang musyrik yang menyembah patung-patung dan sebagainya,” kata dia. “Kemudian mereka bertaubat kembali kepada Allah, bahkan di antara mereka ada yang masuk surga tanpa hisab,” ungkap Ustadz Adi Hidayat. “Ketika ditinggalkan semuanya dan bertakwa kepada Allah, membela Nabi dan kerjakan tuntunan sunnah,” dia menambahkan.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa masih ada peluang untuk digugurkan semua dosa dan kembali ke jalan kebaikan. “Masya Allah, peluang digugurkannya semua dosa dan masuk dalam kebaikan dengan izin Allah SWT,” tutup beliau. Semoga kita semua diwafatkan dalam keadaan telah bertobat dari segala dosa-dosa.

Referensi sebagai berikut ;







Shalat Shubuh dan Shalat Isya Paling Berat Bagi Orang Munafik

Shalat Shubuh dan Shalat Isya Paling Berat Bagi Orang Munafik. Dua shalat yang memiliki keutamaan yang besar adalah shalat Shubuh dan Shalat Isya.Dua shalat inilah yang terasa berat bagi orang-orang munafik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا في العَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوَاً

“Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada shala Isya’ dan shalat Shubuh, tentu mereka akan mendatanginya sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 437)

Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 657).

Ibnu Hajar mengatakan bahwa semua shalat itu berat bagi orang munafik sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,

وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى

“Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas” (QS. At Taubah: 54). Akan tetapi, shalat ‘Isya dan shalat Shubuh lebih berat bagi orang munafik karena rasa malas yang menyebabkan enggan melakukannya. Karena shalat ‘Isya adalah waktu di mana orang-orang bersitirahat, sedangkan waktu Shubuh adalah waktu nikmatnya tidur. (Fathul Bari, 2: 141).

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Orang munafik itu shalat dalam keadaan riya’ dan sum’ah (ingin dilihat dan didengar orang lain). Di masa silam shala Shubuh dan shalat ‘Isya’ tersebut dilakukan dalam keadaan gelap sehingga mereka -orang munafik- tidak menghadirinya. Mereka enggan menghadiri kedua shalat tersebut. Namun untuk shalat lainnya, yaitu shalat Zhuhur, ‘Ashar dan Maghrib, mereka tetap hadir karena jama’ah yang lain melihat mereka. Dan mereka kala itu cari muka dengan amalan shalat mereka tersebut. Mereka hanyalah sedikit berdzikir kepada Allah. Di masa silam belum ada lampu listrik seperti saat ini. Sehingga menghadiri dua shalat itu terasa berat karena mereka tidak bisa memamerkan amalan mereka. Alasan lainnya karena shalat ‘Isya itu waktu istirahat, sedangkan shalat Shubuh waktu lelapnya tidur.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 5: 82).


Referensi sebagai berikut ini ;













Ibadah Itu Mudah, Yang Sulit Istiqomah

Ibadah Itu Mudah, Yang Sulit Istiqomah, Berbuat baik dan beribadah itu mudah. Yang sulit itu istiqomah. Pernahkah kamu tiba-tiba ingin shalat tahajud? Pernahkah kamu tiba-tiba ingin puasa Senin Kamis? Insya Allah saat muncul keinginan tersebut, maka kamu segera melaksanakannya. Namun setelah tahajud itu, apakah kamu istiqomah melakukannya? Setelah melaksanakan puasa sunnah, apakah menjadi rutinitas? Seringkali di sini persoalannya. 

Istiqomah dalam beribadah lebih sulit dibanding ibadah itu sendiri. Karena istiqomah memerlukan stamina rohani yang tinggi. Tidak banyak orang yang dianugerahi oleh Allah SWT untuk bisa istiqomah. Namun barang siapa yang dianugerahinya, maka dialah orang yang beruntung. Sulitnya istiqomah bukan berarti kita menyerah dan pasrah begitu saja. 

Allah SWT memerintahkan kita untuk bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya takwa. Dalam ayat lain Allah SWT memerintahkan kita untuk bertakwa dengan dengan sekemampuan kita. Hal ini menunjukan bahwa kita harus tetap berusaha untuk istiqomah. Lantas apa balasan bagi seseorang yang berhasil istiqomah?

Dalam QS. Fushilat: 30 Allah SWT berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”

Menurut ayat di atas, ada dua hal yang bisa didapat buah dari istiqomah. Pertama adalah hilangnya rasa takut dan sedih hati. Rasa takut dan sedih bisa membuat kehidupan dipenuhi dengan keresahan dan kegelisahan. Sebaliknya seorang mukmin yang istiqomah maka kehidupannya akan tenang. 

Kehidupan tenang tanpa kesedihan bukan berarti tanpa masalah. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak mempunyai masalah. Namun adanya masalah bisa dia hadapi dengan tenang. Setiap masalah yang datang bisa disikapi dengan proaktif. Sikap ini melahirkan kebahagiaan di dunia. 

Balasan kedua bagi orang yang istiqomah adalah memperoleh surga di akhirat. Surga merupakan balasan Allah di akhirat bagi orang-orang yang beriman dimana di dalamnya terdapat berbagai macam kenikmatan. Tak hanya kenikmatan duniawi, namun kenikmatan ukhrawi lah yang hakiki di surga. Yakni kenikmatan melihat Allah SWT secara langsung. 


Referensi sebagai berikut ini ;






Kunci Untuk Mendapatkan Ketenangan dalam Anjuran Islam

Kunci Untuk Mendapatkan Ketenangan dalam Anjuran Islam, Setiap dari kita pasti pernah merasakan saat-saat dimana masalah yang kita hadapi tak kunjung menemukan jalan keluar. Saat masalah itu muncul, hati kita dilanda kegelisahan, kecemasan, stress hingga depresi. Stress dan depresi mampu memicu berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit fisik hingga penyakit pikiran.

Terkadang masalah yang kita hadapi tak kunjung selesai  bukan karna tak ada solusinya, melainkan karena kita tidak cukup tenang untuk dapat berpikir jernih. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Insyirah (94:6) : “sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” Lalu, bagaimanakah cara untuk mencari ketenangan agar kita merasa tentram?

Mencari ketenangan dalam Islam

Islam adalah agama yang tentram, agama yang memberikan ketenangan, agama yang memberikan kedamaian. Dengan memeluk Islam, mempelajari ilmunya kemudian mengamalkannya, niscaya kita akan mendapatkan ketenangan dalam hidup. Berikut beberapa kunci dalam mencari ketenangan yang dianjurkan dalam Islam:

Mengingat Allah

Selalu mengingat Allah adalah cara yang paling mendasar bagi Umat Muslim agar hati kita merasa tentram. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Ar-Ra’d ayat 28, yang artinya:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”

Dalam bahasa AL-Qur’an, mengingat Allah dapat diartikan juga dengan berdzikir. Artinya dengan berdzikir, mengingat kebesaran serta nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, kita akan mendapatkan ketentraman dalam hati.

Bersyukur atas yang telah diberikan Allah

Bersyukur kepada nikmat yang telah Allah berikan merupakan cara yang mudah bagi kita untuk mendapatkan ketentraman dalam hati maupun pikiran. Allah memerintahkan kepada setiap Muslim untuk bersyukur kepada-Nya, sebagaimana firman Allah:

“Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS Al-Baqarah:152)

Juga dalam Surat An-Nisa ayat 147, yang artinya :

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS An-Nisa:147)

Taat kepada perintah Allah

Al Imam al ‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : “…Sesungguhnya, hati tidak akan (merasakan) ketenangan, ketenteraman, dan kedamaian, melainkan jika pemiliknya berhubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala (dengan melakukan ketaatan kepadaNya) sehingga, barangsiapa yang tujuan utama (dalam hidupnya), kecintaannya, rasa takutnya, dan ketergantungannya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia telah mendapatkan kenikmatan dariNya, kelezatan dariNya, kemuliaan dariNya, dan kebahagiaan dari-Nya untuk selama-lamanya.”

Dari pernjelasan beliau, kita memahami bahwa jika seseorang meninggalkan ketaatannya kepada Allah SWT, atau bahkan bermaksiat, maka hatinya akan sempit, gersang, selalu gelisah, dan gundah. Hati yang sempit adalah hati yang sulit untuk merasa tenang dan tentram, karena selalu dilanda kegelisahan atas perintah Allah SWT yang ditinggalkannya. Maka dari itu agar hati kita selalu merasa tenang dan tentram, kita wajib untuk selalu menaati perintah Allah dan menjauhi niatan untuk berpaling dari perintah-Nya.

Shalat

Kewajiban bagi setiap muslim ialah melaksanakan shalat pada 5 waktu kepada-Nya. Apabila shalat yang kita kerjakan benar dan khusyu’, niscaya kita akan merasakan kepuasan dalam hati, ketenangan jiwa dan ketentraman hidup.

Dalam satu komunikasi yang agung yang kita lakukan dengan Sang Rabb, segala macam kegelisahan, keresahan, serta kesempitan dalam hati dan jiwa seakan tersapu bersih. Kita hendaknya menjadikan shalat sebagai penghibur dan penghias hati kita sebagaimana yang Rasulullah SAW rasakan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“dan telah dijadikan pengihibur (penghias) hatiku (kebahagiaanku) pada shalat.” (HR. An-Nasai [7/61] no. 3939, 3940, Ahmad [3/128] no. 14069. Dishahihkan Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah [3/98 dan 4/424])

Berkumpul dengan orang sholeh

Orang sholeh adalah orang yang dekat dengan Allah, apabila kita bergaul dengan para shalihin akan membuat kita terbawa untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah. Berkumpul dengan orang-orang sholeh adalah salah satu amalan yang dapat menenangkan hati dan pikiran kita. Segala kegundahan dalam hati dan pikiran akan terobati dengan nasehat-nasehat yang berguna yang membawa kita untuk selalu menyerahkan segala hasil dari urusan kita kepada Allah SWT.

Baca Al-Quran

Al-Quran mengandung berbagai macam petunjuk untuk hidup kita. Jika kita mampu memahami petunjuk-petunjuk yang terkandung didalamnya kita akan merasakan kenikmatan dan ketenangan. Sebagaimana Allah sampaikan bahwa Al-Quran adalah benar-benar petunjuk yang nyata. Petunjuk bagi manusia, yang dapat membuat hidup kita lebih tenang, karena kita senantiasa berjalan dijalan yang benar.

Yakin terhadap pertolongan Allah

Sesulit apapun dan seberat apapun masalah yang kita hadapi, yakinlah bahwa Allah tidak akan memberi cobaan yang hamba-Nya takkan mampu untuk menghadapinya. Allah SWT pasti akan memberikan pertolongan kepada kita apabila kita menjalaninya dengan ikhlas sabar, serta selalu bertawakal kepada-Nya.

Karena, ketidaktenangan terjadi apabila seseorang selalu memikirkan tentang beratnya cobaan yang dihadapi, dan lupa bahwa Allah selalu bersamanya. Kita pun sangat dianjurkan untuk meminta pertolongan kepada Allah, karena Allah selalu mendengar permohonan hamba-Nya.

Sebagaimana firman Allah pada Surah Ali-‘Imran ayat 126:

“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagimu dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Demikianlah beberapa kunci amalan yang mampu memberikan ketenangan dalam Islam. Semua bergantung pada apakah kita mampu melaksanakan amalan-amalan diatas atau justru tetap terfokus pada masalah yang kita hadapi. Intinya, jika kita merasa kesulitan dalam menghadapi suatu masalah, ingatlah kepada Allah. Karena hanya dengan mengingat Allah kita akan mendapat ketenangan, dan hanya pada-Nya lah kita meminta pertolongan.



Referensi sebagi berikut ini ; 











Saat Jenuh Beribadah, Saat Kualitas Ibadah Menurun

Saat Jenuh Beribadah, Saat Kualitas Ibadah Menurun. Saat Jenuh Beribadah, Saat Kualitas Ibadah Menurun – Nouman Ali Khan. Banyak dari kita yang terpikir akan satu titik dalam hidup di mana saat itu versi diri kita jauh lebih baik. Ketika ibadah-ibadah kita jauh lebih bermakna. Ketika lidah kita jauh lebih ramah. Ketika beratnya kesalahan-kesalahan kita belum sampai mengubur dalam-dalam diri ini. Diri itu tampak begitu jauh dari jangkauan, hampir terasa seperti mimpi.

Bagaimana Anda dan saya bisa kembali ke titik itu? Kita mungkin ingat apa yang saat itu hati kita rasakan, atau bahkan perasaan itu sudah mulai pudar dan menghilang. Untuk siapa pun yang juga merasakan hal ini, ada jalan untuk kembali. Tidak sulit secara fisik tetapi akan sulit secara emosional. Kita harus bicara dengan hati kita dan ingatkan bahwa terlepas dari seberapa jauh iman kita turun dan bagaimanapun terputusnya keterhubungan itu, Allah tidak menyerah pada kita, buktinya Allah masih membuat jantung kita berdetak dan Allah masih mengisi paru-paru kita dengan udara.

Setiap nafas adalah campur tangan ilahi untuk kelangsungan hidupku. Aku tidak mendapatkannya sendiri. Nafas yang Dia beri adalah kasih sayang-Nya untukku.’ Setelah kita sudah berhasil melakukan percakapan yang sangat dalam itu, inilah saatnya untuk melakukan dua hal yang akan mengembalikan cahaya di dalam diri kita.

Beberapa orang memiliki kemampuan untuk berpuasa Senin dan Kamis, sepanjang tahun, tapi yang lain mungkin tidak bisa. Ada juga yang memiliki kemampuan bangun di tengah malam untuk Sholat Tahajjud setiap malam, tetapi yang lain tidak dapat bangun. Yang lain tidak bisa melakukan kedua hal di atas, tetapi di mana pun mereka berjalan, mereka bersedekah dengan murah hati kepada yang membutuhkan.

Beberapa orang tidak memiliki kekuatan untuk melakukan ibadah tambahan, tetapi mampu menjaga hati yang bersih dan wajah yang tersenyum terhadap orang-orang sepanjang waktu. Yang lain lagi tidak melakukan apa-apa selain hanya membuat anak-anak tertawa ketika bertemu dengan mereka. Intinya apa?

Jangan pernah berpikir bahwa mereka yang tidak melakukan seperti apa yang kita lakukan lebih rendah daripada kita. Jangan biarkan kesalehan anda menumbuhkan kebanggaan terselubung dalam diri. Penampilan dan pakaian bukanlah kriteria untuk kesalehan. Ada banyak manusia di dunia ini yang lebih dekat dengan Allah meskipun mereka tampak biasa-biasa saja bahkan mengaku tidak kenal dengan Allah. Apakah kamu lupa Ada orang yang masuk surga hanya dengan memuaskan dahaga seekor anjing, yang lain mendapatkannya dengan hanya memaafkan semua orang setiap hari sebelum tidur.

Pertama

Beribadah. Seseorang mungkin beribadah karena kewajiban. Seseorang mungkin beribadah karena ingin meminta sesuatu kepada Allah. Seseorang mungkin beribadah karena kebiasaan yang sudah terbangun. Tetapi ketika Anda dan saya mulai beribadah karena bersyukur kepada-Nya, dan karena kita ingin Allah menjaga hati kita tetap lembut, dan karena kita mencari ketentraman di dalam diri melalui ibadah, maka ibadah-ibadah itu akan memiliki efek yang sangat berbeda.

Sederhananya: “Aku akan beribadah dengan tujuan untuk memulihkan cahaya dalam hatiku. Segala motif lain dalam beribadah akan menjadi prioritas selanjutnya.”

Kedua

Melakukan perbuatan atas dasar cinta dan kebaikan.

“Dengan lidahku, dengan tanganku, dengan ekspresi wajahku, dengan uangku secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.” Lakukan banyak kebaikan, bahkan hal-hal yang kecil, untuk orang lain tanpa berharap akan pengakuan ataupun terima kasih. Lakukan saja karena tindakan itu akan memulihkan cahaya dalam hatimu. Saya tahu ada orang-orang yang secara alami sangat mudah melakukan kebaikan. Adalah karunia Allah jika Anda memilikinya. Orang-orang seperti itu melakukan kebaikan bahkan ketika mereka sendiri tidak menyadarinya.

Lalu kita sisanya termasuk saya harus secara sadar mengembangkan kepekaan kepada orang lain yang ada di dekat kita. Cobalah dua hal ini selama sebulan, seolah-olah hidup Anda, maksud saya cahaya dalam diri Anda, bergantung padanya. Saya akan mencoba dengan diri saya sendiri bersama Anda.

Ada langkah ketiga tetapi kita bisa membicarakannya dalam sebulan ke depan pada 12 Oktober. Ingatkan saya ya? Ok sampai jumpa. Dan bagi mereka yang ‘cahaya’ dalam dirinya redup hanya karena perpisahan dari saya, seperti orang yang tidak beriman, dan dengan itu menjadikan postingan ini menyimpang dari jalan orang-orang beriman,

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saya berterima kasih, netizen yang mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran. Anda telah menyelamatkan kita semua. Oke, saya akan lebih baik dari ini.


Referensi sebagai berikut ini ;








Doa Ketenangan Hati agar Tidak Sedih dan Diberi Kemudahan

Doa Ketenangan Hati agar Tidak Sedih dan Diberi Kemudahan/Bacaan Doa Penenang Hati, Amalkan Saat Batin Galau dan Gundah. Perasaan sedih atau gelisah pasti terjadi pada hati dan pikiran seseorang. Nah, ada doa ketenangan hati dalam Al-Quran yang bisa menjadi penyejuk. Setiap manusia tentu akan diberikan cobaan sesuai dengan kemampuannya. Agar mampu menjalaninya, memanjat doa ketenangan hati bisa menjadi solusi. Bacaan Doa Penenang Hati, Amalkan Saat Batin Galau dan Gundah. 

Hati dikuasai perasaan galau, gundah, dan gelisah? Itu merupakan hal yang wajar terjadi pada manusia. Konsumsi kafein atau kejadian mengejutkan bisa mengaktifkan hormon adrenalin di dalam tubuh. Akibatnya Anda merasa gelisah. Kadar serotonin, progesteron, dopamin, dan oksitosin juga bisa mempengaruhi emosi manusia. Hormon-hormon ini bisa menjadi biang keladi rasa galau di hati.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjauhkan diri dari perasaan galau. Salah satunya adalah memohon pertolongan Allah SWT dengan mengamalkan doa agar hati tenang.

1. Doa Agar Hati Tenang

Cobalah untuk menenangkan diri dengan membaca doa untuk menghindarkan diri dari perasaan cemas. Berikut ini bacaannya.

Allahumma Inni audzubika minal hammi wal huzni wal ajzi wal kasali wal bukhli wal jubni wal dholaid daini wa gholabatir rijali.

Artinya:

"Ya Tuhanku, aku berlindung kepadaMu dari rasa sedih serta duka cita ataupun kecemasan, dari rasa lemah serta kelemahan, dari kebakhilan serta sifat pengecut, dan beban utang serta tekanan orang-orang jahat."

2. Doa Agar Hati Tenang (QS. Al Baqarah 250)

Berikutnya ada doa agar hati tenang yang diambil dari QS. Al Baqarah ayat 250. Doa ini dipanjatkan oleh tentara Talut saat hendak melawan tentara Jalut yang terlihat lebih perkasa dan kuat.

Rabbanaa afrig 'alainaa shabraw wa tsabbit aqdaamanaa wansurnaa 'alal qaumil kafiriin.

Artinya:

"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

3. Doa Agar Hati Tenang (QS. Thaha 25-28)

Selain doa agar hati tenang di atas, Anda juga bisa mengamalkan bacaan doa Nabi Musa AS saat menghadapi Fir'aun.

Rabbish rahli sadri. Wayassirli amri. Wahlul uqdatam millisani. Yafqahu qauli.

Artinya:

"Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku dadaku, dan mudahkanlah bagiku urusanku, dan lancarkanlah lidahku supaya mereka faham ucapanku.

4. Doa Agar Hati Tenang (Hadis Imam Thabrani)

Hadis Nabi Muhammad SAW dari Imam Thabrani dari Abu Umamah menyebutkan, "Sesungguhnya Nabi saw. berkata (mengajari) seseorang. Katakanlah, Ya Allah, aku memohon kepadaMu jiwa yang merasa tenang kepadaMu, yang yakin akan bertemu denganMu, yang ridho dengan ketetapanMu, dan yang merasa cukup dengan pemberianMu.'"

Dengan demikian, Anda bisa membaca doa agar hati tenang sebagai berikut.

Allahumma inni as-aluka nafsan bika muthma-innah, tu’minu biliqo-ika wa tardho bi qodho-ika wataqna’u bi ’atho-ika.

Artinya:

"Ya Allah, aku memohon kepadaMu jiwa yang merasa tenang kepadaMu, yang yakin akan bertemu denganMu, yang ridho dengan ketetapanMu, dan yang merasa cukup dengan pemberianMu."

Cara Mengatasi Galau dan Gelisah

Setelah membaca doa agar hati tenang, Anda juga bisa melakukan beberapa hal berikut untuk memulihkan suasana hati.

1. Lakukan Olahraga Ringan

Mengaktifkan anggota tubuh saat rasa gelisah menyerang tak hanya mampu mendistraksi pikiran. Bergerak dan mengeluarkan keringat juga mengaktifkan hormon endorfin yang berperan penting dalam ketenangan batin dan pikiran.

2. Praktikkan Teknik Pernapasan untuk Menenangkan Diri

Teknik pernapasan merupakan bagian penting dari yoga dan bentuk meditasi lainnya. Pasalnya menarik napas dengan irama yang tepat juga bisa membantu melepaskan energi negatif dari dalam tubuh sekaligus menenangkan pikiran.

Saat rasa gelisah mulai muncul, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam. Lakukan selama beberapa menit atau hingga pikiran terasa lebih ringan.

3. Minum Air Dingin

Segelas air dingin juga bisa membantu melancarkan peredaran darah dan menyejukkan pikiran secara instan.

4. Praktikkan Teknik Butterfly Hug

Menerapkan teknik butterfly hug juga bisa membantu menenangkan diri dan menurunkan level stres. Ini adalah bentuk psikoterapi non-tradisional yang sering diterapkan untuk pasien post-traumatic stress disorder (PTSD). Walaupun begitu, teknik ini juga bisa diterapkan untuk kehidupan sehari-hari.

5. Hindari Minuman Berkafein Sementara Waktu

Makanan dan minuman yang mengandung kafein seperti kopi atau teh akan menyebabkan jantung berdebar-debar dan keringat dingin. Jadi hindari minuman dengan kandungan ini sebisa mungkin.

6. Dengarkan Musik yang Menenangkan

Musik dengan irama yang lambat cukup efektif untuk menenangkan pikiran. Hal ini sudah dibuktikan oleh sejumlah penelitian. Bahkan bisa mengurangi kecenderungan untuk bersikap agresif jika diperdengarkan secara rutin.

Demikian bacaan doa agar hati tenang dan cara-cara mengatasi galau yang bisa dipraktikkan secara mandiri.

Referensi sebagai berikut ini ;





Tidak akan masuk ke dalam neraka, seseorang yang pernah menangis karena takut kepada Allah Swt

 Menangis itu biasa, bahkan menurut para ahli sebagai perilaku positif untuk kesehatan fisik maupun mental, tetapi bila puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang menangis bersama, itu menjadi menarik untuk ditulis dan dibahas. Orang menangis biasanya saat sedih, tetapi tidak sedikit juga yang menangis saat gembira. Ada juga yang menangis saat marah atau frustasi. Bagaimana kita membayangkan orang menangis saat mendapat kebahagiaan yang luar biasa atau bagaimana pula kita membayangkan orang menangis saat marah besar dengan orang lain. Fakta menarik ini menguatkan pentingnya mengkaji fenomena menangis. Forum kajian termasuk dakwah tentang menangis relatif langka. Padahal banyak jejak tangis dalam Al Quran dan Hadist Nabi.

Ketika pasangan ganda putri bulutangkis Indonesia memenangkan pertandingan final melawan China pada olimpiade Tokyo belum lama ini, yang menakjubkan dan menangis bukan hanya pemain dan pelatih di lapangan, tetapi hampir seluruh rakyat Indonesia yang menyaksikan turut menangis atas kemenangan itu. Hari-hari selama pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, fenomena menangis tentu mengungkapkan hari-hari di Indonesia yang rata-rata kematian ratusan bahkan lebih dari seharinya. Tangisan yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena menyaksikan ayah, ibu, suami, atau istri bahkan anak, dikebumikan dengan cara yang tidak biasa. Proses bagaimana memandikan, mensholatkan, dan menguburkan jenazah melalui cara yang jauh dari tradisi agama maupun budaya yang dianut. Bahkan banyak yang tidak melalui proses tersebut, pada awal-awal pandemi Covid di Indonesia, karena minimnya pengetahuan tentang Covid-19, Jenazah langsung dibawa ke pemakaman, hanya dapat melihat dari jarak jauh, bahkan banyak yang tidak tahu bagaimana anggota keluarga yang dicintainya itu dikuburkan. Inilah yang membuat mereka merasakan pedih yang sangat mendalam. Hatinya sangat penting, karena tidak dapat melakukan apa-apa. Menangis menjadi satu-satunya perilaku logistik yang paling mungkin menyertainya. Sekali lagi, apa untungnya membahas masalah “menangis” yang menurut etika publik sesuatu yang tidak perlu terjadi karena hanya mengumbar emosi dan bukan hal positif. Banyak orangtua yang tidak suka anaknya menangis. Seorang suami juga tidak begitu suka bila istrinya menangis. Dalam suasana sedih karena ditinggal orangtua, anak, istri atau suami, juga sangat tidak disukai menangis.

Menangis bagi bayi merupakan alat komunikasi yang paling utama dan adaptif sebagai mekanisme untuk bertahan hidup (Bartlett & McMahon. Bagi orang dewasa, menangis itu juga merupakan alat komunikasi, untuk menyampaikan pesan kepada orang lain bahwa dia dalam kondisi rentan, sedang kesulitan dan butuh pertolongan (Cornelius & Lubliner) Menurut Hendriks, dkk. fungsi utama menangis adalah memberi perhatian kepada orang lain untuk membantunya dalam menemukan sumber-sumber penemuan, kemudian juga untuk mendapatkan perhatian, empati, dan dukungan dari orang lain. Manusia memiliki tiga jenis air mata, yakni air mata refleks, air mata yang terus menerus keluar ( continuous tear)), dan air mata emosional. Air mata mencerminkan membersihkan kotoran-kotoran, seperti asap dan debu dari mata. Air mata yang keluar terus-menerus akan melumasi mata dan membantu melindunginya dari infeksi. Air mata emosional yang terlupakan mengandung  hormon stres  dan racun lainnya. Para peneliti yakin bahwa menangis dapat mengeluarkan racun dari sistem tubuh (Florencia, 2020).

Dalam bahasa ilmiah, tangisan didefinisikan sebagai respons sekretomotor (sejenis neuron) yang memiliki karakteristik penting yaitu keluarnya air mata dari aparatus lakrimal, tanpa iritasi pada struktur okular. Hal ini sering disertai dengan perubahan pada otot-otot yang terlibat dalam ekspresi wajah, vokalisasi dan dalam beberapa kasus terisak-isak – menghembuskan napas yang kejang pada kelompok otot pernafasan dan tubuh (Vingerhoets, dkk., 2009). Menangis merupakan fenomena biopsikososial artinya menangis bukan hanya masalah biomedik, mengeluarkan air mata dan beberapa otot bergerak tinggi, tetapi juga masalah internal kejiwaan (psikologi) dan juga ada faktor sosial.

Menangis dalam perspektif psikologi

Perspektif psikologi, menangis itu merupakan sebuah reaksi yang biasanya muncul saat orang merasa sedih. Manusia menangis, hewan juga menangis. Tetapi menangis pada manusia yang memiliki fungsi yang berbeda. Manusia menangis tidak masalah bio-mekanis atau melembabkan mata (sama seperti pada hewan), tetapi juga berbagi emosi. Manusia menangis itu mengeluarkan perasaan takut, marah, bahagia, dan perasaan lainnya. Dengan menangis, tubuh akan memaksa seseorang untuk bernafas lebih dalam agar detak jantung lebih lambat dan sesak di dada dapat berkurang. Hormon dan zat-zat lain yang dapat memicu stres. Menangis dapat membantu kita melepaskan hormon endorfin atau “rasa enak” yang juga bisa mengurangi rasa sakit secara alami. Ketika seseorang menangis tubuh akan mengeluarkan seluruh racun (racun) yang terhenti sehingga setelah menangis kita akan merasa lebih kuat secara fisik dan mental. Pakar lain menyebutkan bahwa menangis itu membuat kita merasa lebih baik, dan mengurangi rasa stres. Kemudian menangis juga meningkatkan mood, dimana mood kita akan lebih baik menangis. Terakhir, menangis juga dapat membunuh bakteri yang ada di mata, karena air mata mengandung lisozim. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan secara biologis memiliki jumlah hormon proclatin lebih tinggi dari laki-laki. Hormon ini punya kencenderungan yang mendorong seseorang untuk menangis. Sementara pada laki-laki hormon testosteron mengurangi kecenderungan seseorang menangis. Itulah sebabnya mengapa perempuan rata-rata lebih sering menangis dibandingkan laki-laki. Menurut Michael Trimble,

Menangis dalam perspektif Islam

Dalam Islam, menangis itu bukan berarti cengeng, lemah, rapuh, rentan dan membutuhkan pertolongan, seperti ilmu psikologi Barat menjelaskan. Islam sangat perhatian terhadap perilaku menangis. “ Dan bahwasanya Dialah Yang menjadikan orang tertawa dan menangis. ” (QS. An-Najm : 43). Jadi siapa yang membuat manusia menangis? Jawabannya Allah, dengan segala prosesnya yang rasional. “ Menangislah kalian semua. Dan apabila kamu tidak dapat menangis maka pura-pura menangislah kamu” (HR.Ibnu Majah dan Hakim). Dalam konteks yang tepat, justru menangis justru lebih disarankan dalam Islam. Dalam berbagai ayat AlQuran maupun hadist disebutkan bahwa Allah sangat senang melihat hambanya menangis. Namun, menangis seperti apa yang sangat disukai dalam Islam? Seorang yang takut kepada Allah, akan mengakhiri hidupnya apakah hidupnya sudah sesuai antara apa yang diberikan Allah kepadanya dengan apa yang dia perbuat untuk Allah, kemudian dia menangis, karena apa yang dia berikan dalam bentuk pengabdian kepada Allah ternyata jauh lebih sedikit, bahkan tidak terlihat sama sekali. Menangis seperti ini akan berdampak pada seseorang untuk selalu memperbaiki dan memperbaiki, karena rahmat Allah tidak pernah bisa disaingi dengan ibadah dan perbaikan apapun juga. Rasulullah pernah bersabda,Andaikata kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu semua akan sedikit tertawa dan banyak menangis ” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasa takut seperti ini akan membangun kecintaan manusia kepada Sang Pencipta. Allah sudah memberikan kepada manusia, segala hal secara gratis, yang sering dilupakan, misalnya udara (oksigen). Beberapa bulan terakhir ketika pandemi Covid-19 menyebar secara ganas di tanah air, banyak keluarga dibuat panik karena kesulitan mencari tabung gas (oksigen) untuk anggota keluarganya yang koma di rumah sakit. Banyak dari mereka yang berpikir dan malu selama ini baik-baik saja dan sehat tanpa menikmati oksigen secara gratis di alam bebas, tidak ada ucapan terima kasih kepada pemilik oksigen itu, Tuhan Allah Swt. Selama ini jarang beribadah, jarang melakukan kebaikkan, sebaliknya sering melakukan hal-hal yang dilarang agama, seperti berbohong, mengambil hak orang lain, berkhianat, dan banyak lagi. Perasaan seperti ini pada akhirnya menumbuhkan kesadaran untuk berbuat lebih baik lagi, sesuatu yang akan disukai atau dicintai oleh sang pemilik oksigen gratis di alam itu (baca: Allah). Indikator, bahwa kita benar-benar cinta kepada Allah, Tuhan yang selama ini telah banyak untuk kehidupan kita, maka kita akan mudah menangis ketika beribadah dan ketika mengingatnya (berzikir). Menangis dalam konteks ini dapat meningkatkan kekhusyuannya dalam beribadah dan peluang mendapat hidayah dari Allah. “ maka kita akan mudah menangis ketika beribadah (sholat) dan ketika mengingatnya (berzikir). Menangis dalam konteks ini dapat meningkatkan kekhusyuannya dalam beribadah dan peluang mendapat hidayah dari Allah. “ maka kita akan mudah menangis ketika beribadah (sholat) dan ketika mengingatnya (berzikir). Menangis dalam konteks ini dapat meningkatkan kekhusyuannya dalam beribadah dan peluang mendapat hidayah dari Allah. “Dan mereka bersujud sambil menangis dan maka bertambahlah atas perasaan mereka khusyu’ ” (QS. Al-Isra: 109). Sang pecinta, apabila dibacakan ayat-ayat Allah, dia akan mengungkapkan kegembiraannya, sebagai bukti kecintaannya pada Allah (QS Al Anfal:2), dan kemudian akan menangis, karena hal itu tentu saja jauh dari harapan yang diharapkan Allah. Nabi Muhammad SAW., dijamin masuk surga oleh Allah, sering menangis malu dan merasa belum optimal beribadah karena Allah. “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka mencucurkan air mata karena kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata, Ya Tuhan, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad)”.  (QS.Al-maidah: 83). Dalam AlQuran surat Maryam, ayat 58 juga mengungkapkan hal yang sama, “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israel, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Jika dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemura kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis .”

Takut kepada siksaaan Allah kemudian menangis menjadi fenomena menangis dalam Islam. Salah satu kisah untuk itu dapat dikutip disini. Sahabat Ustman bin Affan, ketika ia berada di dekat kuburan, ia tertunduk dan menangis. Sahabat yang membantu bertanya, “ Mengapa menangis melihat kuburan wahai Amirul mukminin ”. Ustman menjawab, Rasulullah pernah berkata bahwa kuburan ini merupakan tempat persinggahan pertama dari beberapa persinggahan di akhirat, jika ia selamat maka ia dimudahkan, jika tidak selamat maka datang setelahnya kecuali lebih berat .”(HR. At-Tirmidzi). Menangis karena takut siksaan Allah karena lebih banyak dosa daripada kebaikkan juga diriwayatkan Ibnu Abbas  radhiyallahu ‘ , bahwa Nabi mengajarkan, “Ada dua buah mata yang tidak akan menuntut api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam (jihad) di jalan Allah. (HR.At-Tirmidzi).

Sekali lagi, menangis itu adalah Sunnatullah. Bayi lahir pada umumnya menangis. Ini bisa beragam, tetapi yang pasti orang tua bayi itu umumnya bergembira dan bahagia. Sebaliknya, ketika anak manusia meninggal, meninggal dunia, umumnya keluarga inti, kerabat, sahabat dan tetangga dekat, menangis. Pertanyaannya apakah anak manusia yang meninggal itu menangis atau bergembira. Jawabannya kembali kepada diri masing-masing. Rasulullah berdoa, “ Tidak akan masuk ke dalam neraka, seseorang yang pernah menangis karena takut kepada Allah (HR. Tarmidzi). Semoga menangis tidak menjadi akhir hidup kita. Aamiin.


Referensi sebagai berikut ini ;










Mengatasi gangguan cemas


Gejala yang dapat terjadi pada gangguan cemas adalah keringat dingin, dada berdebar-debar, nyeri kepala, sesak, nyeri perut, tremor, dan sebagainya.  Beberapa bentuk kondisi psikiatri yang termanifestasikan sebagai kecemasan adalah :

  • Gangguan panik : kecemasan yang muncul mendadak tanpa sebab yang jelas. Gejala yang ditimbulkan berupa jantung berdebar-debar, rasa seperti akan mati/pingsan, keringat dingin, nyeri dada, dan rasa ingin berteriak.
  • Gangguan cemas menyeluruh : Pada kondisi ini seseorang akan merasa cemas hampir di setiap hal dan setiap waktu  dalam hidupnya. Bahkan hal yang kecil dan tak masuk akal pun terkadang menjadi sumber kecemasannya. Diagnosis dapat ditegakkan bila kecemasan berlangsung lebih dari 6 bulan.
  • Gangguan fobia spesifik: gejala cemas muncul setelah melihat/terpapar hal tertentu yang membuatnya takut padahal sebagian besar orang tidak takut, misalnya fobia kucing, fobia ketinggian
  • Gangguan stress pasca trauma : kecemasan yang terjadi setelah mengalami pengalaman yang sangat tidak menyenangkan di masa lalu, misalnya melihat keluarga yang dibunuh, terlibat dalam kecelakaan berat, diperkosa
  • Gangguan fobia sosial : ketika seseorang merasa cemas saat berhadapan dengan lingkungan sosial, berbicara di depan umum, atau berperan di depan khalayak umum.  Seseorang dengan gangguan ini cenderung akan mengurung diri dan menghindari sosialisasi.
  1. goog_568817913Gangguan psikosomatis : ketika kecemasan disertai dengan gejala fisik seperti diare, perut perih, nyeri kepala, badan pegal-pegal, dsb
  2. Gangguan obsesif kompulsif (OCD): pada kondisi ini, seseorang memiliki keinginan kuat untuk melakukan atau memikirkan sesuatu secara berulang ulang hanya demi kelegaan dirinya. Bila tidak dilakukan, penderita OCD akan mengalami cemas dan ketidakpuasan, misalnya mengecek pintu sudah dikunci atau belum secara berulang-ulang
  3. Berdasarkan keluhan Anda yaitu kecemasan tiba-tiba yang diaertai rasa seperti hendak mati, kemungkinan besar mengarahkan kondisi Anda pada Gangguan panik. Namun tidak menutup kemungkinan untuk penyebab lainnya seperti yang disebutkan di atas. 
  4. Untuk memastikan diagnosis dan penyebab kecemasan Anda, serta untuk mengetahui apakah kecemasan Anda merupakan hal wajar atau tidak, sebaiknya Anda mengkonsultasikan lebih lanjut dengan dokter kejiwaan untuk dapat diperiksa langsung. Dokter akan menggali lebih lanjut perjalanan penyakit Anda dan akan melakukan pemeriksaan kejiwaan Anda untuk mengetahui kondisi pasti dari keluhan Anda. Dan setelahnya dokter akan memberikan penanganan baik konseling maupun obat untuk Anda sesuai dengan kondisi yang mendasari.
  5. Hal-hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi kecemasan Anda :
  6. Menceritakan hal-hal yang Anda alami atau kecemasan Anda kepada keluarga atau teman dekat yang dapat anda percayai. Saran-saran yang mereka berikan kemungkinan dapat mengurangi kecemasan Anda dan membantu Anda lebih percaya diri dalam menghadapi masa depan
  7. Lakukan hobi yang Anda gemari. Melakukan aktivitas fisik yang disukai dapat meningkatkan hormon endorphine dan mengurangi kecemasan
  8. Lakukan relaksasi dengan teknik pernapasan dalam selama 5 detik saat menarik maupun melepas napas. Lakukan berulang-ulang
  9. Lakukan meditasi atau yoga untuk membantu menenangkan pikiran Anda
  10. Istirahat cukup, tidur 7-8 jam sehari
  11. Batasi konsumsi rokok, kafein, dan minuman beralkohol
  12. Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Munafik adalah Penyakit Hati yang Dikuasai Setan, Ustadz Adi Hidayat: Bahaya jika Tak Bertaubat

Munafik adalah Penyakit Hati yang Dikuasai Setan, Ustadz Adi Hidayat: Bahaya jika Tak Bertaubat

Cara Mengobati Penyakit Munafik, Setiap manusia memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Salah satu sifat terburuk manusia yaitu munafik. Dalam tausiah yang dibawakan Ustadz Adi Hidayat, munafik menjadi penyakit yang berbahaya jika tidak langsung bertobat. Orang munafik berarti orang yang berpura-pura percaya atau setia pada ajaran Islam namun dalam hatinya mengingkari. Mereka juga selalu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya.

Ustadz Adi Hidayat mnegatakan bahwa Munafik muncul karena hati manusia sedang bermasalah menutup diri dari jalan Allah SWT karena sedang dikuasi oleh setan. "Munafik itu perilakunya kaya baik, tetapi di dalamnya ada penyakit seperti riya hasad, dengki, dendam. Orang munafik itu sama-sama punya penyakit di hatinya, punya penyakit di kholbunya", kata Ustadz Adi Hidayat

"Dalam Alquran, Allah menegaskan bahwa orang munafik persoalan utamanya adalah hatinya, hatinya sedang dikuasi oleh setan," kata Ustadz Adi Hidayat

Menurut Ustadz Adi Hidayat penyakit hati ini sangat berbahaya bagi kehidupan. Karena sifat Munafik yang dipelihara akan mengakibatkan seseorang bertindak anarkis menutup mata dari kebaikan. Hal ini pun tidak memiliki obat seperti penyakit fisik lainya ungkapnya.

"Ini kalau diperlihara tersus bahwa akan terbawa kehidupan memunculkan tindakan anarkis, munafik sangat bahaya pusing karena ria, obatnya nggak ada di rumah sakit," kata Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat menungkapkan bahwa akan sangat berbahaya jika seseorang yang memiliki sifat Munafik tidak segera bertaubat. Lalu Ustadz tersebut membawa kisah Abdullah bin Ubay yang menggambarkan seorang munafik pada zaman Nabi Muhammad yang meninggal secara mengenaskan.

"Paling bahaya ini kalau dia nggak taubat, nanti seperti Abdullah bin Ubay dia dapat kedudukan di Madinah terus dia pura-pura beriman supaya dapat simpati terus pakai pakaian beriman supaya dapat perhatian - perhatian dekat dengan nabi tetapi dibelakang merencanakan hal-hal buruk. Anti terhadap Nabi, bahkan ingin mengekseskusi Nabi bikin tempat sampai wafat dalam keadaan yang mengenaskan," kata Ustadz Adi Hidayat

Melalui kisah itu, Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa saat manusia tengah diberikan kekayaan, kedudukan yang tinggi harus senantiasa berhati-hati. Karena hal tersebut menjadi pintu terbuka bagi setan untuk masuk ke dalam hati manusia.

"Itu sifat yang menular terus tanpa batasan waku terus naik dia makanya kita harus selalu hati-hati kalau ada kedudukan harta benda, maka setan sedang boleh masuk," kata Ustadz Adi Hidayat.


Referensi sebagai berikut ini ;