This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Senin, 27 Juni 2022

Dosa Setinggi Langit pun Tetap Diampuni Allah Swt


Hadits Arbain ke 42 menjelaskan tentang luasnya ampunan Allah Swt bagi hamba-Nya. Meski bergelimang dosa bagaikan seisi bumi dan langit, Allah Swt akan tetap memberikan ampunan. Dengan catatan, tidak menyekutukan Allah Swt atau berbuat syirik. Sebab, dosa sebesar apa pun selain syirik akan tetap diampuni. Berikut ini teks lengkap hadits Arbain ke-42 dan artinya sebagai berikut ini : 

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah Swt berfirman: ”Wahai Bani Adam, sesungguhnya jika engkau senantiasa berdoa dan berharap kepada–Ku niscaya Aku akan mengampunimu semua dosa yang ada padamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam kalau seandainya dosamu setinggi langit, kemudian engkau memohon ampun kepada– Ku, niscaya aku akan memberikan ampunan kepadamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam seandainya engkau menghadap kepada–Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi kemudian engkau berjumpa dengan–Ku dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. At Tirmidzi, dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).

Kandungan Hadits Arbain ke 42. Ada tiga kandungan hadits Arbain ke 42 yang bisa diambil hikmahnya yakni:

  1. Doa dan Pengharapan
  2. Perbanyak Istighfar 
  3. Larangan Menyekutukan Allah Swt

Mengenai doa dan pengharapan, Allah SWT berfirman dalam Al Quran, Surat Al Baqarah ayat 186, artinya sebagai berikut ini : 

Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Aku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". (QS. Al Baqarah ayat 186)

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah Swtitu sangat dekat. Karena itu, hendaklah manusia berdoa dan hanya meminta kepada-Nya karena Allah Swt akan mengabulkannya.

Dari Abu Musa Al-Asy'ari yang menceritakan, "Ketika kami (para sahabat) bersama Rasulullah Saw. dalam suatu peperangan, tidak sekali-kali kami menaiki suatu tanjakan dan berada di tempat yang tinggi serta tidak pula kami menuruni suatu lembah melainkan kami mengeraskan suara kami seraya mengucapkan takbir." Abu Musa melanjutkan kisahnya, "Lalu Nabi Saw. mendekat ke arah kami dan bersabda: "Hai manusia, tenangkanlah diri kalian, karena sesungguhnya kalian bukan berseru kepada orang yang tuli, bukan pula kepada orang yang gaib; sesungguhnya kalian hanya berseru kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Sesungguhnya Tuhan yang kalian seru lebih dekat kepada seseorang di antara kalian daripada leher unta kendaraannya. Hai Abdullah ibnu Qais, maukah kamu kuajarkan suatu kalimat (doa) yang termasuk perbendaharaan surga? (Yaitu) la haula wala quwwata ilia billah (tiada upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Swt)'."

Perbanyak Istighfar, Allah Swt berfirman dalam Surah nuh ayat 10 sbb ini : Artinya: maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” (Nuh: 10)

Yakni kembalilah kamu ke jalan-Nya dan tinggalkanlah apa yang kamu biasa lakukan itu dan bertobatlah kamu kepadanya dari dekat. Karena sesungguhnya barang siapa yang bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia menerima taubatnya, sekalipun dosa-dosanya besar. 

Doa Sayyidul Istighfar, Sayyidul istigfar yang artinya sebagai berikut ini : (latinya )

Latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wawa'dika mastatho'tu a'uudzubika min syarri maa shona'tu abuu ulaka bini'matika 'alayya wa abuu u budzanbii fagjfirlii fainnahuu laa yaghfiru dzunuuba illaa anta.

Artinya : 

Artinya: "Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu, aku akan setia pada janjiku pada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku perbuat. Kuakui segala nikmat-Mu atasku dan aku akui segala dosaku (yang aku perbuat). Maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau".

Bacaan Istighfar, Latin: Astaghfirullahal 'adhiim alladziii laaa ilaaha illa huwal hayyul qayuyuumu wa atuubu ilaihi taubatan abdin dhoolimin laa yamliku linafsihi dharran wala naf'an walaa mauta walaa hayaatan walaa nusyuuran subhaanallahil hayyul qayyuum.

Larangan Menyekutukan Allah Swt, yang artinya sebagai berikut ini : Sesungguhnya Allah Swt tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisa ayat 48).

Dari Anas ibnu Malik, dari Nabi SAW yang telah bersabda: Perbuatan aniaya (dosa) itu ada tiga macam, yaitu perbuatan aniaya yang tidak diampuni oleh Allah, perbuatan aniaya yang diampuni oleh Allah, dan perbuatan aniaya yang tidak dibiarkan begitu saja oleh Allah barang sedikit pun darinya. Adapun perbuatan aniaya yang tidak diampuni oleh Allah ialah perbuatan syirik (mempersekutukan Allah). Demikian pembahasan Hadits Arbain ke 42 tentang luasnya ampunan Allah bagi hamba-Nya.

Jangan Menceritakan Perbuatan Dosa Kepada Siapapun,Tapi Segera Bertobat Mohon Ampun Kepada Allah SWT

Setiap insan memiliki sifat dan karakter yang berbeda beda. Tidak ada satu pun manusia yang memiliki karakter dan sifat yang sama persis dengan orang lain. Ada orang yang punya karakter ceria ada pula sebaliknya. Ada manusia yang memiliki karakter tertutup ada pula yang suka terbuka. Semua karakter yang Allah Swt limpahkan kepada manusia memiliki hikmah tersendiri, dan yang paling baik adalah orang yang bisa mengontrol karakter dan sifatnya masing-masing. Sebagai orang yang memiliki karakter tertutup, tidak akan suka hal-hal yang menyangkut dirinya diketahui orang lain. 




Karakter ini di satu sisi baik, dan pada sisi yang lain bisa saja tidak baik, karena dia akan lebih suka menyendiri dan menyalahi dari kodrat sebagai makhluk sosial. Sedangkan orang yang memiliki karakter terbuka, dia lebih suka bercerita tentang hal yang pernah dialami serta senang berbaur dengan orang sekitarnya.

Dalam satu sisi karakter ini baik, namun pada sisi yang lain bisa saja tidak baik dan mencelakai dirinya jika tidak bisa mengontrol sifat tersebut. Saat manusia berbuat maksiat atau dosa, dia dilarang bercerita kepada orang lain, karena itu adalah aib.

Menceritakan perbuatan tercela kepada orang lain sama halnya membeberkan aibnya sendiri kepada orang lain. Hal ini tentu dilarang oleh syariat Islam. Akan tetapi yang terbaik yang harus ia lakukan adalah bertobat dari perbuatan dosa dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Dalam kitab al-Muwattha’ Imam Malik,menukil hadis Rasulullah Saw sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Malik sendiri yang artinya:

“Barangsiapa tertimpa perbuatan maksiat (terjerumus ke dalam perbuatan maksiat) dengan melakukan perbuat semacam ini (perbuatan zina), hendaknya ia merahasiakannya dengan kerahasiaan yang Allah Swt berikan.”

Maksud hadis tersebut, hendaknya seseorang merahasiakan aib dirinya selama Allah Swt tidak membuka aib tersebut, kemudian segeralah bertobat. Jangan Pernah Menceritakan Perbuatan Dosa Kepada Siapapun, Tapi Bertobatlah.

Setiap insan memiliki sifat dan karakter yang berbeda beda. Tidak ada satu pun manusia yang memiliki karakter dan sifat yang sama persis dengan orang lain. Ada orang yang punya karakter ceria ada pula sebaliknya. Ada manusia yang memiliki karakter tertutup ada pula yang suka terbuka.

Semua karakter yang Tuhan limpahkan kepada manusia memiliki hikmah tersendiri, dan yang paling baik adalah orang yang bisa mengontrol karakter dan sifatnya masing-masing. Sebagai orang yang memiliki karakter tertutup, tidak akan suka hal-hal yang menyangkut dirinya diketahui orang lain.

Karakter ini di satu sisi baik, dan pada sisi yang lain bisa saja tidak baik, karena dia akan lebih suka menyendiri dan menyalahi dari kodrat sebagai makhluk sosial. Sedangkan orang yang memiliki karakter terbuka, dia lebih suka bercerita tentang hal yang pernah dialami serta senang berbaur dengan orang sekitarnya. Dalam satu sisi karakter ini baik, namun pada sisi yang lain bisa saja tidak baik dan mencelakai dirinya jika tidak bisa mengontrol sifat tersebut.

Saat manusia berbuat maksiat atau dosa, dia dilarang bercerita kepada orang lain, karena itu adalah aib. Menceritakan perbuatan tercela kepada orang lain sama halnya membeberkan aibnya sendiri kepada orang lain. Hal ini tentu dilarang oleh syariat Islam. Akan tetapi yang terbaik yang harus ia lakukan adalah bertobat dari perbuatan dosa dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Dalam kitab al-Muwattha’ Imam Malik, hadis Rasulullah Saw sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Malik sendiri yang artinya: “Barangsiapa tertimpa perbuatan maksiat (terjerumus ke dalam perbuatan maksiat) dengan melakukan perbuat semacam ini (perbuatan zina), hendaknya ia merahasiakannya dengan kerahasiaan yang Allah Swt berikan.”

Maksud hadis tersebut, hendaknya seseorang merahasiakan aib dirinya selama Allah Swt tidak membuka aib tersebut, kemudian segeralah bertobat, semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita, Aamin ya robbal alamin.





Mengenal tentang Taubat Nasuha


Mengenal tentang Taubat Nasuha, Sebelum mengenal Cara Taubat Nasuha pelaku zina, ada baiknya untuk mengenal terlebih dahulu apa itu taubat nasuha. Taubat nasuha merupakan sholat sunnah yang dilakukan untuk memohon pengampunan dari Allah SWT atas segala dosa maupun kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat selama hidup. Sholat taubat nasuha  juga disebut dengan sholat istighfar atau sholat minta ampun. Dasar hukum yang menganjurkan orang untuk menjalankan sholat taubat nasuha ini ada pada Al-Qur’an dalam surat At-Tahrim ayat 8, yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah Swt dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”

Allah Swt sangat menyukai umat Muslim yang benar-benar bertaubat dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Seperti yang difirmankan dalam Al-Baqarah 2:22, yang artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."

Melalui ayat-ayat ini bisa disimpulkan bahwa, sebaik-baiknya manusia di hadapan Allah Swt bukan mereka yang tidak pernah berbuat salah, tapi bila mana orang tersebut berbuat kesalahan langsung bertaubat kepada-Nya.

Melihat pentingnya bertaubat, maka seorang Muslim wajib tahu cara taubat nasuha pelaku zina yang benar, lengkap dengan niat, bacaan, doa, waktu, dan keutamaannya.

Waktu yang Dianjurkan untuk Taubat Nasuha, Taubat merupakan perbuatan yang tidak dapat diundur atau ditunda-tunda. Oleh karena itu, jika seorang Muslim telah melakukan dosa dan maksiat, segeralah untuk bertaubat. Salah satunya adalah dengan melakukan cara taubat nasuha pelaku zina.

Sholat taubat dapat dilakukan kapan saja, baik itu siang maupun malam. Namun, ada waktu pelaksanaan sholat taubat nasuha yang haram untuk dikerjakan seperti:

  1. Mulai dari terbit fajar kedua hingga terbit matahari.
  2. Saat terbit matahari hingga matahari naik sepenggalah.
  3. Saat matahari persis di tengah-tengah hingga terlihat condong.
  4. Mulai dari sholat Ashar hingga matahari tenggelam.
  5. Ketika menjelang matahari tenggelam hingga benar-benar sempurna tenggelamnya

Sementara itu, sebagian ulama menyatakan bahwa waktu pelaksanaan sholat taubat nasuha yang utama adalah pada sepertiga malam atau selama sholat tahajud dilaksanakan.

Keutamaan Taubat Nasuha Pelaku Zina, Disukai oleh Allah Swt. Allah Swt berfirman dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 222, yang artinya :

“Sungguh, Allah Swt sangat menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah ayat 222).

Diampuni oleh Allah Swt, Rasulullah bersabda: “Tiada seorang pun yang berdosa kemudian ia berwudhu lalu mengerjakan sholat (Sholat taubat) serta memohon ampun kepada Allah Swt melainkan ia akan diampuni oleh-Nya.”

Dimasukkan ke Surga oleh Allah Swt, Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah At Tahrim ayat 8, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. At-Tahrim ayat 8).

Didoakan Malaikat, Allah Swt berfirman dalam Al Quran surah Al Mu’min ayat 7, yang artinya: “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Mu’min ayat 7).

Niat Taubat Nasuha Pelaku Zina, Niat sholat taubat adalah dengan menghadirkan keinginan untuk taubat dari berbagai kesalahan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan berwudhu dan melaksanakan sholat 2 rakaat. Untuk menegaskan kembali, bisa di lafazkan dengan lafaz yang telah diajarkan oleh para ulama, dengan membaca niat seperti berikut:

Ushalli Sunnatat Taubata Rak’ataini Lillahi Ta’ala. Artinya: "Saya niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Swt."

Cara taubat nasuha pelaku zina sama seperti sholat sunnah pada umumnya. Sholat taubat nasuha dilkaukan sebanyak dua rakaat dengan sekali salam. Boleh dilakukan dua rakaat, empat rakaat, atau enam rakaat.

Kamu bisa memperpanjang sujud terakhir untuk secara khusus bermunajat dan mengakui segala dosa serta memohon ampunan dengan segala kerendahan diri di hadapan Allah SWT. “Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.”(HR. Muslim).

Cara taubat nasuha pelaku zina sebaiknya dikerjakan secara sendirian. Sholat taubat nasuha merupakan sholat nafilah yang tidak disyariatkan untuk dikerjakan secara berjamaah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist, hendaknya sebelum melaksanakan sholat taubat didahului dengan bersuci dengan baik. Disunnahkan untuk mandi besar sebelum melakukan shalat taubat.

Berikut cara taubat nasuha pelaku zina yang perlu diperhatikan secara runtut sebagai berikut ini, ada 14 tata/urutan solat toubat adalah sebagai berikut ini :

  1. Membaca niat sholat taubat nasuha.
  2. Takbiratul ihram.
  3. Membaca doa iftitah (sunnah).
  4. Membaca suart Al-Fatihah.
  5. Membaca surat dari Al-Qur’an.
  6. Rukuk (membaca tasbih rukuk tiga kali).
  7. I’tidal (membaca doa I’tidal).
  8. Sujud (membaca tasbih sujud tiga kali).
  9. Duduk di antara dua sujud (membaca dia ‘robbighfirlii warhamnii…’)
  10. Sujud kedua. (membaca tasbih sujud tiga kali).
  11. Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai yang ke 10.
  12. Tasyahud akhir (membaca tasyahud akhir).
  13. Salam.
  14. Berdoa mohon ampunan.

Syarat-syarat taubat nasuha agar diterima Allah Swt patut diketahui tiap Muslim

Syarat-syarat taubat nasuha agar diterima Allah Swt patut diketahui tiap Muslim. Tiap manusia memang tidak bisa lepas dari perbuatan dosa kecil maupun besar.  Karena itu, umat Islam yang melakukan perbuatan dosa maupun kesalahan diperintahkan oleh Allah untuk melaksanakan taubat sebagaimana tertuang dalam Surat An Nur ayat 31. Allah SWT berfirman yang artinya sbb ini :

Latin: Wa tuubuu ilallahi jamii'an ayyuhal mu'minuuna la'allakum tuflihuun. BACA JUGA: Surat Az Zumar Ayat 53: Latin, Arti, Makna tentang Perintah Bertaubat dan Larangan Berputus Asa "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Swt, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung," (QS. An Nur:31). Taubat merupakan bentuk penyesalan dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali atas segala perbuatan buruk yang selama dilarang oleh Allah SWT. Proses taubat pun harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh atau taubat nasuha.



Bila seseorang bertaubat atas dosa yang pernah dilakukannya dengan taubat yang sesungguhnya serta diiringi dengan minta ampun kepada Allah Swt, penyesalan dan meninggalkan semua dosa-dosa itu, lalu mulai kehidupan yang baru yang jauh dari dosa dan suci dari noda, maka sesungguhnya Allah Swt akan mengampuni dan memasukkan hambanya yang bertaubat itu ke dalam kelompok orang-orang yang shalih. Untuk diterimanya taubat oleh Allah Swt, maka setidaknya ada beberapa syarat yang telah ditetapkan oleh para ulama.

1. Ikhlas Yang dimaksud dengan ikhlas dalam bertaubat itu artinya, bahka motivasi yang melatar-belakangi pelaku dosa itu bertaubat harus murni dari lubuk hati yang paling dalam. Dan tidak dikotori oleh motiv-motiv yang lain seperti untuk mendapatkan belas-kasihan, atau sekedar mendapatkan hati calon mertua, atau sekedar untuk pencitraan diri menjelang kampanye pilkada atau pemilu dan lain sebagianya, harus karena Allah Swt. 

2. Menyesal Orang yang bertaubat itu harus menyesali di dalam hati yang paling dalam atas apa yang telah dilakukannya. Bila rasa sesal itu masih belum ada, maka itu pertanda bahwa sebenarnya taubatnya itu merupakan bentuk taubat yang sebenar-benarnya. Orang yang taubatnya benar, ciri-cirinya antara lain menyesal sejadi-jadinya, sehingga walaupun punya kesempatan untuk melakukannya lagi, sama sekali tidak akan dilakukannya.  

3. Tidak Ada Ulangan Bertaubat itu hakikatnya tidak mengulangi. Artinya, seseorang yang dikatakan telah bertaubat adalah orang yang jelas-jelas tidak pernah lagi mengulangi perbuatan dosa tersebut. Kalau dahulu tiap hari berzina tapi sekarang tidak setiap hari, hanya kadang-kadang saja kalau ada kesempatan, maka orang itu tidak dikatakan telah bertaubat.

4. Berhenti Total Orang yang taubatnya benar adalah orang yang berhenti total dari melakukan dosa yang pernah dikerjakannya. Bila masih melakukannya, meski dengan kadar yang sudah banyak berkurang, tetap saja masih belum dikatakan sudah bertaubat. 

5. Bayar Ganti Rugi Memenuhi hak bagi orang-orang yang berhak, atau mereka melepaskan haknya tersebut. 

6. Sebelum Ajal Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya. Sabda Nabi SAW yang diriwayatkan yang artinya adalah : Sesungguhnya Allah Swt akan menerima taubat seorang hambaNya selama belum tercabut nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi). 

7. Sebelum Matahari Terbit Dari Barat Orang yang bertaubat sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya, maka Allah Swt akan memberinya taubat. (HR. Muslim) 

8. Istighfar Beristighfar adalah berdzikir yang kontennya memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukan terhadap hak-Nya. 

9. Shalat Taubat Disunnahkan bagi orang yang bertaubat untuk mengerjakan Shalat Taubat, yaitu shalat sunnah dua rakaat seperti biasa, sebagaimaan yang disebutkan dalam hadits di awal. Demikian pembahasan mengenai syarat taubat nasuha agar diterima Allah SWT yang perlu diamalkan Muslim.

Sebagai manusia tempatnya salah dan dosa, segera bertobat kepada Allah Swt yang maha pengampun dan maha bijaksana. Semoga toubat kita diterima Allah Swt, Amin

Sabtu, 25 Juni 2022

Ujian, Adzab atau Istidraj

Hingga kini masih banyak kaum muslimin di luar sana yang masih belum paham dan masih salah menafsirkan soal ujian, adzab dan istidraj melalui sudut pandang musibah. Padahal, ketiga hal tersebut memiliki arti yang jauh berbeda. Hal yang menimpa orang lain pun dapat berbeda meskipun sama-sama terkena musibah. Lalu apa sih perbedaan dari ujian, adzab dan istidraj.

Hal yang perlu diketahui adalah tidak semua musibah adalah ujian.  Tidak semua ujian juga sebagai adzab. Bahkan istidraj adalah awal kebahagiaan dari kesengsaraan yang nyata. Lantas, bagaimana perbedaan ketiganya yang sesungguhnya? Antara Adzab, Ujian dan Istidraj, apakah ada yang kini tengah kita rasakan dalam menjalani kehidupan.

Perbedaan Ujian, Adzab dan Istidraj

1. Ujian, Hal pertama yang akan kita bahas adalah ujian. Karena ujian merupakan suatu bentuk musibah yang diterima oleh mereka yang beriman dan juga rajin beribadah. Ujian adalah bentuk musibah yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya yang beriman. Bertujuan untuk menguji sejauh mana keistiqomahan serta sekuat apa keyakinanmu akan keesaan Allah SWT.

Dalam Al Qur’an Allah berfirman dalam surat Al Ankabut ayat 2 yang berbunyi, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” Umroh.com merangkum, ujian ini biasanya diberikan seperti kebangkrutan, kurangnya harta, takut kelaparan, fitnah, cacian serta permasalahan dengan manusia melalui perkara dunia.

Selanjutnya, agar lulus dari ujian yang Allah Swt berikan, kita harus senantiasa ikhlas dan sabar dalam menerima dan menjalankannya. Meski mungkin sangat berat untuk dilalui, asalkan tidak meninggalkan ibadah dan malah semakin giat dalam beribadah, maka kemudahan akan datang setelahnya.

Jangan terbesit sekalipun untuk berpikir bahwa Allah tidak mencintai kita. Tidak sama sekali. Justru Allah ingin membuat kita lebih kuat lagi dalam beriman, menjalani kehidupan dan bertawakkal akan segala keputusan Allah SWT.

2. Adzab,

Seperti kita ketahui, adzab adalah sebuah musibah yang Allah SWT turunkan bagi para hamba-Nya yang selalu melalaikan kewajiban dalam ketaatan atapun beribadah kepada Allah SWT. Adapun tujuan dari Allah SWT menurunkan adzab adalah sebagai sebuah bentuk peringatan untuk kembali pada-Nya dan juga peringatan kepada orang-orang disekitarnya agar senantiasa beribadah dan taat kepada perintah Allah SWT.

Karena itulah, apabila kamu sedang sering bermaksiat, malas beribadah, lalu datang sebuah musibah, janganlah sebut hal tersebut sebagai ujian. Musibah yang Allah SWT turunkan kepadamu saat itu adalah adzan yang juga menjadi sebuah peringatan.

Mereka yang beruntung adalah disaat Allah SWT menurunkan adzab, mereka kembali dan tidak melakukan tindakan tercela lagi. Namun, bagaimana kalau adzab tersebut menjadikanmu meninggal dalam keadaan suul khotimah (kematian yang buruk)? Merugilah kita di akhirat.

Karena itulah, terkadang Allah Swt memberikan musibah sebagai sebuah ‘sentilan’ agar kita kembali kepada-Nya. Hal tersebut merupakan bukti sayangnya Allah terhadap kita agar senantiasa ingat dan beribadah kepada Nya. Musibah yang turun bukanlah tanda Allah SWT membenci kita, melainkan tanda kasih sayang-Nya.

3. Istidraj Istidraj adalah salah satu bentuk kesenangan yang Allah berikan kepada hamba yang lalai terhadap-Nya. Terlihat sebagai sebuah bentuk kebahagiaan namun sejatinya istidraj adalah bentuk jebakan. Bagi mereka yang tak pernah sholat, zakat atau menunaikan kewajiban lainnya namun segala urusannya lancar serta rejekinya terus bertambah, beban hidup tak terlihat, yang ada hanya berfoya-foya dan hidup dalam kesenangan duniawi, tanda itulah yang dimaksudkan sebagai istidraj.

Istidraj bahkan lebih mengerikan karena adzab yang pedih kelak menanti di hari pembalasan. Istidraj adalah suatu bentuk yang Allah berikan kepada mereka yang gila dalam mencintai dunia. Ia mengunci hatinya akan akhirat dan Allah membiarkan mereka dalam kesesatan yang nyata agar celaka karena lalai dalam beribadah akibat terlalu sibuk dalam urusan dunia.

Lantas, mengapa Allah Swt membiarkan hal itu terjadi? Hal ini lantaran Allah Swt sudah memberikan peringatan namun mereka tetap gelap mata akan kebenaran. Akibat dari dosanya yang besar, maka Allah Swt pun mengunci hati mereka dari hidayah. Mereka dibiarkan menikmati kesenangan dunia hingga akhir hayatnya sehingga seluruh dosanya ditangguhkan di hari akhirat. Naudzubillahimindzalik. Semoga kita tak termasuk ke dalam istidraj.

Dapat Pahala karena Menyayangi Binatang & Dosa yang Diampuni Allah Swt

Kisah ini tentang seorang laki-laki dan seorang perempuan yang memberi minum anjing yang kehausan. Allah Swt mengampuni dosa-dosa mereka karena kasih sayang mereka berdua kepada anjing tersebut. 


Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat, lalu dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, 'Anjing ini kehausan seperti diriku.' Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya."  Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?" Beliau menjawab, "Pada setiap hati yang basah terdapat pahala."

Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" menjelaskan tentang hadis ini. Laki-laki itu sedang berjalan di luar desanya, jauh dari rumah-rumah. Lalu dia tertimpa kehausan yang sangat. Dia melewati sebuah sumur tanpa timba. Maka dia turun ke dalam sumur. Dia minum sampai hausnya hilang, lalu naik. Di situ dia melihat seekor anjing yang sangat kehausan. Saking hausnya, anjing ini menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah di sekitar sumur untuk meringankan hausnya.

Allah Swt telah memberikan manusia ciri-ciri tersendiri yang tidak dipunyai oleh banyak binatang. Di antaranya adalah bahwa manusia mampu mengambil air dari sumur dengan timba jika tersedia, atau turun ke sumur seperti yang dilakukan oleh laki-laki ini. Adapun anjing ini, ia tidak bisa melakukan hal itu. Ia akan mati bila tidak ada yang memberinya air. 

Laki-laki tersebut melihat anjing yang kehausan ini. Dia ingat keadaan dirinya sebelum dia minum. Hausnya anjing ini sama dengan hausnya dirinya sebelum dia minum. Akan tetapi, mungkinkah dia memberi minum anjing ini sementara timba untuk mengambil air tidak ada. Dirinya telah turun ke sumur untuk minum.

Anjing ini tidak bisa minum jika airnya disuguhkan di depannya. Tidak ada jalan lain untuk mengambil air kecuali melepas sepatu dan turun ke sumur lalu membawanya kepada anjing ini. Akan tetapi, bagaimanapun, dia tetap tidak akan bisa memegang sepatu itu dengan kedua tangannya karena dia sendiri memerlukan keduanya untuk bisa turun dan naik sumur. 

Seseorang tidak mau membawa sepatu dengan mulutnya. Karena sepatu adalah pakaian kaki dan dengannya seseorang menginjak tanah. Bisa jadi ia kotor, bisa pula baunya tidak sedap. Pada umumnya, seseorang tidak mendekatkan sepatu atau sandalnya ke mulut atau hidungnya, lebih-lebih membawanya dengan mulutnya.

Akan tetapi, belas kasih yang kuat di dalam hatinya mendorongnya melakukan apa yang dia lakukan. Dengan cara ini dia memberi air kepada anjing itu. Maka Allah Swt berterima kasih kepadanya, mengampuni dosanya, dan memasukkannya ke dalam rahmat-Nya.

Wanita Pezina, Kisah kedua, Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah dari Nabi bersabda, "Seorang wanita pezina melihat seekor anjing yang berputar-putar di atas sumur pada hari yang panas. Anjing itu menjulurkan lidahnya karena kehausan. Lalu wanita itu menimba air dari sumur dengan sepatunya, maka dia diampuni." 

Dalam riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, "Seorang wanita pezina diampuni. Dia melewati seekor anjing di bibir sumur yang sedang menjulurkan lidahnya. Nabi bersabda, 'Ia hampir mati karena haus. Lalu wanita itu melepas sepatunya dan mengikat dengan kerudungnya dan menimba air dengannya untuk anjing itu. Dia diampuni karenanya."

Syaikh Umar menjelaskan wanita yang memberi minum anjing, lalu dosanya diampuni, dia adalah salah seorang wanita tuna susila atau wanita tuna susila Bani Israil yang melakukan perzinahan dan menjadikannya sebagai profesi dan sumber penghasilan.

Membandingkan dua kisah ini, Syaikh Umar menjelaskan wanita itu lebih besar dosanya daripada laki-laki itu, karena dia adalah seorang wanita tuna susila. Sementara laki-laki itu tidak dinyatakan demikian. Dari segi ini dosa wanita itu lebih besar dan berat. Wanita itu, sebelum memberi minum anjing, dia tidak merasakan haus seperti yang dirasakan oleh laki-laki itu. Perbedaan antara keduanya ini menjadi pendorong secara pribadi pada diri wanita itu untuk memberi minum. Karena, laki-laki itu pada saat dia melihat anjing kehausan, dia sedang merasakan apa yang dirasakan oleh anjing.

Lain halnya dengan wanita tersebut. Jadi, pendorong pada diri wanita itu adalah kepedihan dan belas kasih karena melihat anjing yang kehausan. Dia belum mengalami sendiri keadaan seperti keadaan laki-laki dan anjing itu. Akan tetapi, tingkat kesulitan laki-laki ini lebih tinggi daripada kesulitan si wanita.

Wanita itu datang ke sumur yang airnya dekat. Manakala dia tidak menemukan timba untuk mengambil air, dia melepas sepatunya dan mengikatnya dengan kerudungnya. Itulah timba yang digunakannya untuk mengambil air dari sumur. Dengan cara inilah dia memberi minum anjing.

Adapun laki-laki itu, sepertinya air sumur saat itu dalam. Dia tidak mempunyai pakaian yang cukup untuk mengikat sepatunya, dan dia mengambil air dengan cara seperti dalam hadis. Laki-laki tersebut mengeluarkan usaha yang berlipat, di samping itu dia mengeluarkan air dengan cara yang banyak orang menolak melakukannya.

Walaupun terdapat perbedaan antara keadaan laki-laki dengan wanita itu, hanya saja Allah Swt tetap mengampuni keduanya. Keduanya telah melakukan perbuatan yang sama. Keduanya berbelas kasih kepada anjing yang kehausan dan memberinya minum. Karenanya, Allah Swt mengampuni dan merahmati keduanya.

Syaikh Umar menyebut tentang pelajaran dan faedah hadis ini.
  1. Besarnya pahala orang yang berbuat baik kepada hewan. Kedua orang yang disebutkan di dalam hadis diampuni dosanya lantaran memberi minum anjing yang kehausan. Jika ampunan ini diperoleh lantaran memberi minum seekor anjing, lalu bagaimana dengan orang yang memberi minum manusia yang haus, memberi makan manusia yang lapar, dan memberi pakaian manusia yang telanjang.
  2. Besarnya karunia Allah Swt dan keluasan rahmat-Nya. Dia membalas dengan balasan yang besar atas perbuatan yang sedikit. Allah mengampuni dosa orang tersebut hanya dengan sedikit perbuatan, yaitu dengan memberi minum anjing.
  3. Pada kalangan Bani Israil di kurun waktu tertentu telah membudaya tradisi dosa-dosa besar. Di antaranya adalah zina. Wanita yang disinggung dalam hadis adalah seorang wanita tuna susila.
  4. Seorang muslim pelaku dosa besar tidak divonis kafir. Bisa jadi Allah mengampuni dosa besar seseorang tanpa taubat karena dia melakukan kebaikan yang dengannya Allah Swt mengampuninya. Wanita pezina itu diampuni bukan karena taubatnya, akan tetapi karena dia memberi minum anjing, sebagaimana hal itu jelas terlihat dari hadis. Tidak mengkafirkan seorang muslim karena suatu dosa adalah sesuatu yang ditetapkan di dalam syariat Taurat, juga dalam syariat kita.
  5. Boleh menggali sumur di jalan umum. Laki-laki yang memberi minum anjing itu mendapatkan air disebuah sumur di tepi jalan yang dilewatinya. Barangsiapa menggali sumur di tepi jalan supaya orang-orang bisa minum, maka dia memperoleh pahala. Jika dia menggali untuk menyiram tanamannya, maka perbuatannya itu disyariatkan. Akan tetapi, dia harus meletakkan rambu-rambu yang memperingatkan agar tidak ada yang terjerumus ke dalamnya.



Cara Keluar dari Hidup Susah dan Sengsara

Susah, sengsara, menyerah, putus asa dan merasa buntu. Itu adalah beberapa hal yang dapat membuat kita merasa susah dan sengsara dalam kenyataan hidup yang tidak membahagiakan. Apakah pembaca pernah merasakan hal yang sama sebelumnya?  Kira-kira, kenapa hidup kita susah?  Jangan khawatir, kita semua mungkin pernah berada pada titik kehidupan di mana kita telah mencapai dinding atau perempatan, dan tidak tahu bagaimana untuk maju, dan tidak mungkin untuk dapat mundur kembali, susah dan sengsara.


Pada titik ini, kita sama sekali tidak tahu apa langkah selanjutnya. Mengubah jalur karier secara total? Atau tetap bertahan? Tidak yakin apakah harus melanjutkan pekerjaan penuh waktu atau menjadi orang tua yang tinggal di rumah untuk mencurahkan waktu sepenuhnya untuk anak-anak? Dan segelintir pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menghantui diri kita.  

Namun, pernahkah kita berpikir tentang makna hidup susah dan sengsara? Hidup susah dan sengsara memiliki arti yang luas. Bagi sebagian orang, kehidupan yang susah dan sengsara terjadi ketika kita tidak bisa memenuhi kebutuhan primer seperti, sandang, pangan dan papan. Sedangkan, sebagian orang menganggap bahwa hidup susah dan sengsara terjadi ketika kita tidak memiliki paket internet, merasa kepanasan, tidak bisa makan enak, dan lain sebagainya.  

Sejauh Mana Kita Merasa Susah dan Sengsara? Saat merasa susah dan sengsara, setiap orang memiliki tingkatannya masing-masing. Beberapa orang merasa susah dan sengsara hanya dalam satu hari, sementara yang lain bisa merasa susah dan sengsara selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Bahkan seiring berjalannya waktu, perasaan terjebak ini dapat semakin meningkat ketika tidak ada yang bisa dilakukan atau tidak ada yang berubah sama sekali. 

Dan pada akhirnya, beberapa orang akhirnya menetap, atau hanya pasrah pada nasib mereka. Tanpa sadar, tanpa menyadarinya, mereka akhirnya mendorong impian dan tujuan mereka semakin jauh. Bagi yang lain, perasaan susah dan sengsara menjadi begitu tak tertahankan sehingga mereka harus melakukan perubahan. Mereka harus keluar dari situasi tersebut, dan karenanya mereka membuat keputusan yang mengubah hidup itu dengan harapan akhirnya merasa bebas dan tidak susah lagi.

Jadi bagaimana mungkin kita akhirnya terjebak kesusahan dan kesengsaraan dalam kehidupan? Jika rekan-rekan mengalami hal ini, coba luangkan waktu untuk bertanya kepada diri sendiri “apakah yang kita pikirkan sekarang ini adalah penyebab dari perasaan susah dan sengsara yang sedang terjadi?” 

Kenapa Kita Merasa Susah dan Sengsara?Ada banyak alasan mengapa kita akhirnya merasa susah dan sengsara dalam kehidupan. Terkadang, itu karena kita terlalu takut mengambil risiko atau membuat kesalahan. Pada akhirnya, kita sering memilih jalan yang “aman” yang tentunya bebas dari risiko. Faktanya, memilih jalan yang aman bukan berarti terbebas dari kemandekan. Inilah mengapa dikatakan oleh banyak orang bahwa kehidupan ini selalu akan dipenuhi tantangan. Saat kita berusaha menghindari rintangan dari satu jalan, maka rintangan di jalan lain akan menemukan kita. Dalam kata lain, menghindari suatu rintangan bukanlah opsi yang tepat untuk dapat terus maju.  

Berikut adalah beberapa faktor penyebab merasa susah dan sengsara:

1. Tidak Ada Tujuan yang Jelas, Saat kita tidak tahu apa yang benar-benar kita inginkan di dalam hidup. Hal ini terjadi karena kita tidak memiliki tujuan atau impian nyata untuk diusahakan. 

Dalam hidup, akan selalu ada saat dimana kita merasa ada sesuatu yang hilang, dan merasa buntu. Jika orang-orang yang memiliki mimpi-mimpi besar dan tujuan hidup saja dapat berhadapan dengan kemandekan (jalan ditempat), apalagi mereka yang tidak memilikinya sama sekali? Jadi, coba cari tahu apa tujuan hidup rekan-rekan pembaca.

2. Tidak Mendapatkan Dukungan dari Orang Lain, Selain itu, kita juga bisa merasa mandek dan susah karena kita tidak mendapatkan dukungan atau bantuan yang cukup dari orang-orang di sekitar kita. Pada kasus yang sering terjadi, kita hanya mengandalkan diri sendiri untuk menyelesaikan masalah. Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan perspektif baru, saran dan dukungan dari orang lain. Misalnya, apakah mereka bersedia menjadi mentor, penasihat dan pelatih untuk kita? 

Pengaruh adalah sumber inspirasi dan motivasi yang baik. Jika kita mengelilingi diri dengan rekan-rekan atau mentor yang telah berhasil dalam mencapai tujuan dan impian dalam kehidupan mereka, maka kemungkinan besar kita juga akan mendapatkan dampak positif.

3. Mengejar Tujuan yang Salah, Bisa jadi kita merasa susah dan sengsara karena telah memberi diri kita tujuan yang salah. Apalagi di dunia yang dipenuhi dengan kecanggihan teknologi seperti saat ini, banyaknya media sosial membuat kita tergoda untuk membandingkan hidup yang kita miliki dengan kehidupan orang lain.  

Sebagai contoh, Teman SMA kita baru saja pergi ke Jepang untuk perjalanan bisnis selama satu minggu, sahabat kita baru saja bertunangan, sedangkan kita masih lajang sampai sekarang, dan beberapa perbandingan lainnya yang terkadang tidak masuk akal. Membandingkan adalah salah satu hal terburuk yang bisa dilakukan siapapun, karena seringkali mengarah pada perasaan tidak bahagia dan ketidakpuasan yang ekstrem. 

Akhirnya, kita mulai mempertanyakan hidup kita sendiri, “kenapa ya dia kok mudah mendapatkan promosi?” “kenapa ya hubungan percintaan dia kok begitu lancar?” dan pertanyaan-pertanyaan lainnya terkait mengapa kehidupan kita berbeda dengan orang lain. 

Nah, inilah bagaimana “perasaan susah, sengsara, terjebak, buntu atau mandek” muncul menghantui setiap orang yang melakukannya.  Kita merasa tidak dapat meraih apa yang orang lain dapatkan.  

Walaupun dengan membandingkan diri kita dengan orang lain terkadang menjadi motivasi yang baik untuk mendorong kita bekerja lebih keras, namun itu juga bisa menjadi pendemotivasi besar ketika tujuan yang kita miliki dibandingkan dengan pencapaian orang lain.

Bagaimana Berhenti dari Kebuntuan? Langkah pertama untuk keluar dari perasaan susah, sengsara, mandek atau buntu adalah mengetahui faktor apa saja yang membuat kita merasa susah dan sengsara? Apakah selama ini kita mengejar tujuan yang salah? apakah keluarga tidak mendukung tujuan hidup yang dimiliki, sehingga kita harus mencari pendukung lainnya? Coba identifikasikan hal tersebut. 

Setelah mengetahui alasan kemandekan kita, langkah kedua adalah jangan lupa untuk menerima posisi kita sekarang. Maksudnya bagaimana? Sadari bahwa pencapaian yang kita miliki, akan berbeda dengan pencapaian orang lain. Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang. Apa yang kita miliki mungkin saja sebuah impian bagi orang lain, begitu juga sebaliknya.  

Langkah ketiga, jika kita merasa mandek karena tujuan yang salah, maka yang dapat dilakukan adalah menetapkan beberapa tujuan yang realistis dan dapat dicapai. Baik itu dalam kehidupan karier atau kehidupan pribadi kita, pastikan tujuan yang dipikirkan benar-benar bermakna bagi kehidupan kita. Secara tidak langsung, ini juga membantu kita memaksimalkan potensi diri dan meminimalkan perasaan terjebak, serta frustasi.

Langkah keempat, jika pembaca masih merasa susah dan sengsara, dan takut dalam mengambil langkah atau risiko, maka kami sarankan rekan pembaca untuk terus maju dan memberanikan diri untuk mengambil risiko. Ingat, seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa tidak ada jalan yang “aman”, setiap jalan memiliki rintangannya masing-masing. 

Langkah kelima, jangan malu atau takut untuk meminta dukungan dari orang-orang di sekitar kita. Banyak orang yang merasa susah dan sengsara karena mereka tidak bercerita atau meminta bantuan kepada orang lain, sehingga orang lain pun tidak tahu bahwa orang tersebut memerlukan bantuan dari kita.  

Nah, itu dia beberapa faktor mengapa kita merasa susah dan sengsara, serta langkah-langkah apa saja yang harus kita ambil untuk keluar dari kebuntuan yang sering datang ke dalam kehidupan kita. Saya harap setelah membaca artikel ini, tidak ada lagi pembaca yang menyerah dan pasrah begitu saja karena merasa susah dan sengsara dengan kehidupannya. Harus selalu diingat ya, mulai sekarang kita harus berhenti membandingkan hidup kita dengan orang lain, fokus mencapai tujuan hidup, berani mengambil risiko dan tidak mudah menyerah dengan kesusahan dan kesengsaraan hidup






Jumat, 24 Juni 2022

Kenapa Allah Swt Memberi Cobaan yang Berat kepada HambaNya

Ujian, masalah, ataupun cobaan merupakan sesuatu yang sudah pasti akan terjadi dalam kehidupan manusia. Segala cobaan yang datang ke dalam hidup manusia ini tentunya memiliki alasan dan tujuannya sendiri. Salah satu alasan terbesar yang membuat manusia diberi cobaan yang berat adalah karena Allah Swt ingin mengukur atau menguji sudah sebesar dan sejauh mana tingkat keimanan seorang hamba-Nya. Saat ia ditimpa cobaan yang berat, apakah ia akan menjadi lebih dekat dan lebih tawakal pada Allah Swt, atau justru sebaliknya. Pada hakikatnya, ujian dan cobaan merupakan cerminan kasih sayang dan keadilan dari Allah Swt untuk para hamba-Nya yang beriman. 



Allah Swt tidak rela menimpakan azab yang pedih di akhirat kelak, sehingga Ia menggantinya dengan menimpakan berbagai cobaan di dunia yang juga berfungsi sebagai penggugur segala dosa-dosa. Jadi semakin Allah Swt cinta kepada hambanya, maka cobaan yang diberikan padanya juga semakin berat, karena ujian tersebut akan semakin menaikkan derajat dan kemuliaan seorang hamba di hadapan Allah Swt. 

Perluas Kesabaran dan Hadapilah Cobaanya Bersabar merupakan sebuah kunci yang bisa memberikanmu kekuatan untuk menghadapi segala cobaan dan masalah yang datang ke dalam hidupmu. Melatih kesabaran memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi kalau kamu bisa menjalaninya dengan tabah, maka kamu bisa lebih tangguh dalam menghadapi segala cobaan. Untuk bisa menghadapi cobaan, kamu memang tidak boleh terburu-buru dan harus ada persiapan yang matang, agar semuanya dapat terselesaikan dengan baik dan bijak di kemudian hari. 

Jangan Terlalu Overthinking Saat menghadapi sebuah masalah atau cobaan yang berat, berbagai pemikiran buruk pasti akan selalu muncul dalam otakmu. Hal ini sebenarnya wajar terjadi karena kamu terlalu khawatir akan terjadi dampak buruk yang nantinya bisa membuat hidupmu semakin rumit. cobalah untuk tidak terlalu memikirkan hal semacam ini. Fokuslah pada penyelesaian masalahnya dari pada hanya overthinking dan memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi.  Dengan begitu, kamu akan lebih serius dalam menghadapi masalah tanpa diganggung oleh persepsi-persepsi negatif yang ada di dalam kepala. 
Jalani Kehidupan dengan Apa Adanya Manusia harus berusaha untuk menjalani hidup dengan apa adanya, baru kemudian ia bisa menghadapi segala tantangan yang ada dalam kehidupannya. Menjalani hidup dengan apa adanya juga bisa membantumu untuk hidup lebih nyaman, sehingga kamu bisa berpikir lebih jernih dalam menghadapi segala ujian dan cobaan yang datang menghampiri. 

Cobalah untuk Bersyukur Banyak manusia yang lebih mudah untuk menghitung masalah dibandingkan dengan berkah yang ia dapatkan. Padahal, kamu bisa mencoba untuk mengubah perspektif dengan bersyukur dan berusaha menerima segala sesuatu yang sudah ditakdirkan untukmu. Dengan cara ini, kamu bisa menguatkan diri sendiri sehingga kamu bisa lebih sehat baik dari segi fisik maupun mental. Tidak Masalah Jika Sesekali Ingin Mengeluh 

Saat pikiranmu sudah terasa berat, kamu juga perlu menyadari dan memahami perasaanmu sendiri. Sebagai manusia, kamu tetap diperbolehkan untuk mengeluh jika kamu merasa sudah tidak kuat lagi menghadapi semua cobaan. Cara ini bisa membuatmu menjadi lega, dan nantinya bisa kembali bangkit dengan perasaan dan pemikiran yang lebih cemerlang dibandingkan sebelumnya. Itulah beberapa cara terbaik yang bisa dilakukan manusia saat harus menghadapi ujian maupun cobaan dari Allah Swt.Untuk membuatmu menjadi manusia yang semakin bersyukur dan memahami bagaimana besarnya rasa cinta Allah Swt kepada para hambaNya, 

Selama hidup di dunia, kita tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya ujian, cobaan, ataupun masalah yang membuat kita sedih dan takut saat mengalaminya. Kesulitan ekonomi, sakit parah, putus hubungan, berpisah dengan orang yang kita cintai, dan berbagai cobaan lainnya, seringkali membuat kita mengeluh, putus asa, dan bertanya-tanya mengapa Allah SWT memberikan begitu banyak cobaan dalam hidup kita. Padahal, ujian dan cobaan hidup ini ada untuk dihadapi, bukan untuk ditakuti maupun diratapi. Sebagai manusia, kita harus tetap tegar dan ikhlas dalam menjalaninya. Untuk membuatmu tetap berada di jalan keikhlasan, berikut adalah penjelasan mengenai alasan kenapa Allah SWT memberikan cobaan yang berat kepada hambanya.

Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nyalah kami kembali

Pada surat Al-Baqarah ayat 155-156, Allah Swt berfirman yang artinya sebagai berikut ini : “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” 

Ayat ini menyadarkan kita bahwa apa yang kita dan segala yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah. Jika itu memang titipan, maka tidak perlu ada rasa bersedih saat titipan itu diambil. Semua masalah yang kita hadapi adalah sebuah ujian untuk melihat apakah kita sabar menghadapinya atau tidak. Jika kita sabar, maka kita termasuk orang-orang yang beruntung.



Hidup adalah bentangan masalah (bertubi-tubi) dan cara mengatasinya

Hidup manusia tidak akan pernah lepas dari masalah dan ujian. Karena dari sanalah kualitas seorang manusia bisa terlihat. Perbedaannya, ia bisa mengatasi masalah dengan baik, justru semakin terbenam bersama masalah tersebut. Besar kecilnya masalah tak lepas dari kondisi pikiran Anda. Terkadang tanpa disadari sebuah masalah kecil bisa menjadi besar karena pikiran Anda mengkondisikan seperti itu. Karena itu, ketika masalah sedang menghampiri pastikan pikiran Anda tidak terbawa arus yang ada dalam masalah tersebut. Ingat juga, tak ada masalah yang tanpa solusi. Anda hanya butuh pikiran yang jernih untuk mengetahui cara menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi dan membelit hidup Kita.



Berserah Diri, Anda tidak akan pernah bisa menghadapi dan mengatasi masalah dalam kondisi pikiran dan hati yang gundah gulana. Untuk itu, kondisikan pikiran dan hati Anda untuk lebih tenang. Ketenangan bisa membuka pikiran Anda untuk menghadapi masalah secara lebih positif. Salah satu cara mendapatkan ketenangan batin adalah dengan berserah diri kepada Allah Swt. Jangan pernah berusaha memikul masalah sendirian. Karena kekuatan manusia pasti ada batasnya.
Berserah diri bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Berserah diri adalah sebuah upaya untuk bisa menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Kepada siapa lagi kita akan meminta pertolongan selain kepada Allah Swt yang Maha Besar.

Temukan Akar Permasalahan, Kita juga tidak bisa menemukan cara paling tepat dalam mengatasi masalah hidup jika belum menemukan akar permasalahannya. Ketahui dan pahami dengan jelas apa masalah yang melingkupi hidup kita. Dengan demikian kitaakan punya arah yang jelas dan tepat dalam menemukan solusinya. Dengan mengetahui akar permasalan secara jelas, kita bisa mengetahui dengan benar bahwa upaya yang dilakukan sudah berjalan di trek yang benar. Jangan sampai kita berjibaku mencari solusi, ternyata tidak ada sangkut paut dengan masalah yang tengah dihadapi. 

Coba telisik lebih dalam dan sedikit menoleh ke belakang, bagaimana awal mula masalah tersebut bisa muncul. Bisa jadi masalah muncul dari hal-hal yang tak pernah Anda pikirkan sebelumnya. Hal-hal yang selama ini Anda pikir baik-baik saja, ternyata justru menjadi pemicu masalah.

Tidak Membesar-besarkan Masalah, Sesuatu hal yang harus kita camkan saat mencari cara mengatasi masalah adalah tidak membesarkan masalah yang ada. Jangan ada “bumbu penyedap” dalam masalah yang dijalani. Karena hal itu justru akan membuat masalah menjadi tidak sedap alias lebih buruk. Mereka yang sering membesar-besarkan masalah adalah yang sering menderita oleh pikiran sendiri. Maka itu, pastikan pikiran Anda tetap terkontrol dan tidak membuat hidup Anda menjadi lebih buruk. Namun, bukan berarti Anda harus mengecilkan masalah. 

Berikan porsi yang sesuai pada masalah tersebut. Jangan dilebihkan, jangan pula dikurangi. Sehingga Anda bisa menemukan cara yang paling tepat dan bijak untuk mengatasi masalah tersebut. Pendeknya, jangan mempersulit diri dengan membesarkan masalah dari kondisi sebenarnya.

Lihat dari Sudut Pandang yang Lain, Boleh jadi ketika masalah menghampiri, Kita hanya terpaku dengan pandangan dan cara berpikir kita sendiri. Ada baiknya, Anda coba keluar dari sudut yang kita gunakan dan cari sudut pandang lain. Cara ini akan membuka pikiran kita bahwa masalah tersebut tidaklah seberat yang kita  pikir. Misalnya, saat kita bertengkar dengan pasangan, pasti ada banyak ego yang muncul. Saat itu, masing-masing pihak bersikukuh dengan sudut pandang mereka. Itulah yang membuat pertengkaran kerap sulit mencapai perdamaian. Karena itu, ketika hati dan pikiran sudah lebih tenang, cobalah melihat dari sudut pandang orang lain. Kita pasti akan menemukan sesuatu yang berbeda. Sesuatu inilah yang harus Anda pahami sehingga bisa sama-sama menemukan solusi yang paling pas.

Berpikir Positif, Kita tidak akan bisa menemukan cara mengatasi masalah ketika pikiran Kita masih dipenuhi hal-hal negatif. Saat prasangka buruk memenuhi pikiran dan hati, maka Kita hanya akan menemukan jalan yang gelap. Bukan jalan terang yang bisa membimbing Kita mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapi. Berpikir positif menjadi salah satu jalan yang harus Kita lalui jika ingin bisa mengatasi masalah. Dengan kondisi ini, pikiran Kita akan jauh lebih terbuka. Termasuk mau menerima masukan dari pihak lain terhadap masalah yang Kita hadapi.

Dengan berpikir positif Kita pun terbantu dalam mengurangi beban akibat masalah tersebut. Saat beban sudah terasa lebih ringan, pikiran Kita pun otomatis lebih jernih dan mampu melihat jalan yang harus ditempuh dalam mendapatkan solusi.

Berdoa dengan Keyakinan Penuh, Berdoa juga merupakan salah satu cara yang kerap dilakukan untuk mengatasi masalah hidup. Dengan berdoa kepada Allah Swt, maka Kita secara langsung menyerahkan masalah yang Kita hadapi kepada Yang Maha Kuasa yaitu Allah Swt.
Berdoalah dengan keyakinan penuh, meskipun Kita tidak pernah tahu kapan doa Kita akan dikabulkan. Karena hanya Allah Swt yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Boleh jadi, sesuatu yang kita anggap baik ternyata buruk di mata Allah Swt. Karena itu, mintalah untuk selalu diberi petunjuk bahwa jalan yang ditempuh memang yang terbaik untuk Kita dan lingkungan di sekitar Kita.

Evaluasi Diri/Koreksi Diri, Apa pun masalah yang menimpa Kita, sebaiknya tetap selalu mawas diri. Lihat lebih dalam, apakah masalah yang terjadi lebih banyak muncul karena kesalahan Kita sendiri atau bukan. Mengevaluasi diri atas kesalahan yang pernah dilakukan menjadi upaya yang tidak boleh Kita lewatkan saat menemui masalah.

Melakukan introspeksi diri juga akan menjauhkan Kita dari kemungkinan menyalahkan orang lain atas masalah yang melkita. Tindakan ini jauh lebih sportif dan mulia dibanding melempar kesalahan kepada orang lain.

Bertaubat kepada Allah Swt dari segala kesalahan, maka kita akan dibantu untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.



Kisah Tobat Pembunuh 100 Orang yang masuk surga

Kisah Tobat Pembunuh 100 Orang yang masuk surga, Rasulullah Shallalahu Alaihi Wassalam pernah berkisah. Dahulu kala, ada seorang penjahat dari bani israil yang sudah membunuh 99 orang. Suatu hari, sang pembunuh kelas kakap itu ingin bertobat. Didatangilah seorang ulama. "Saya telah membunuh 99 manusia, kalau saya bertobat sudikah kiranya Allah menerima tobat saya," tanya pria tersebut.



"Dosamu sangat besar. Betapa banyak jiwa yang kau hilangkan hak hidupnya. Tidak. Allah Swt tidak akan menerima tobatmu," kata Ulama tersebut. Sang penjahat terkejut dengan ucapan ulama tersebut. Ia langsung menghunuskan pedangnya. Ia bunuh ulama tersebut. Genaplah 100 korban pembunuhan pria tersebut. 

Keesokan harinya ia kembali bertanya kepada seorang ulama. "Saya ingin bertobat, saya telah menghilangkan 100 nyawa, menurut Anda mungkinkan Allah menerima tobat saya," kata dia.

"Selagi nyawa belum sampai di tenggorokan, pintu tobat masih terbuka. Tetapi ada syarat yang kamu harus penuhi. Kamu haris pindah ke desa sebelah. Desamu pusat kriminalitas. Kalau tetap di sana, kamu akan kesulitan menjaga diri. Sedangkan desa sebelah adalah pusat kesalehan. Kalau tinggal di sana banyak perbuatan baik yang akan menarikmu ikut," kata ulama tersebut.

keterangan, orang terdahulu sembunuh, merampok, zalim, jika bertobat Alah SWT mengampuni orang tersebut, apalagi kita tidak pernah membunuh, tobatlah wahai hamba Allah seberapun dosamu Insyallah Allah Swt menerima tobat kita, Amin. 

referensi dari youtube sbb :






Ampunan Allah Swt lebih besar dari bumi & langit

Nabi Muhammad SAW bersabda “Setiap anak Adam bersalah, dan sebaik baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat” (HR Tirmidzi). Dari hadits Riwayat al-Tirmidzi tersebut sangat jelas bahwa hampir semua manusia memiliki kesalahan. Yang membedakan adalah besar kecil kesalahan yang dilakukan dan seberapa sering dia melakukan kesalahan itu.



Manusia yang ma’shum atau terjaga dari perbuatan dosa adalah para Rasul dan Nabi, termasuk baginda Nabi Muhammad SAW sebagaimana dijelaskan dalam Alquran dan hadits. Beliau insan kamil yang dijaga oleh Allah Swt sebelum dan sesudah diciptakan.

Dalam kisah para rasul dan nabi ada beberapa rasul atau nabi yang menurut kebanyakan orang difahami sebagai sebuah kesalahan. Seperti kisah nabi Adam AS memakan buah khuldi yang dilarang sehingga diturunkan ke bumi.

Nabi Yunus yang putus asa menceburkan diri ke laut hingga ditelan ikan. Kita tidak boleh mengatakan itu sebuah kesalahan karena itu sudah digariskan oleh Allah SWT dengan tujuan Tasyri’ (pembelajaran syariat Agama).

Apapun bentuk kesalahan yang kita lakukan dan sebesar apapun kesalahanya kita harus bertaubat dengan taubat yang murni karena mencari ridha Allah SWT (taubat al-nasuha) sebagaimana perintah Allah Swt dalam Alquran.

“Wahai orang-orang yang beriman, Bertobatlah kepada Allah Swt dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, ” (QS At Tahrim 28:4).

Untuk itu kita tidak boleh berkecil hati, selagi kita masih beriman kepada Allah Swt dan RasulNya, sebesar apapun dosa yang kita lakukan kalau kita mau bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya maka Allah Swt akan mengampuni semua dosa kita. Nabi bersabda "Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa sama sekali" (HR. Ibnu Majah).

Banyak sekali kisah para pendosa kelas berat yang kemudian bertaubat dan diterima taubatnya oleh Allah SWT. Diantaranya ada kisah orang yang telah membunuh seratus orang, kisah seorang pelacur, kisah penguasa yang dzalim kemudian mereka menyesal dan bertaubat yang akhirnya semua dosanya diampuni dan taubatnya diterima oleh Allah SWT. Kisah tersebut tidak kami tulis disini karena terlalu panjang.

Tentu tidak semua taubat diterima oleh Allah SWT karena taubat itu sifatnya permohonan jadi diterima atau tidaknya merupakan hak prerogatif Allah SWT. Disini akan kami sampaikan delapan hal penting yang perlu diperhatikan agar taubat diterima oleh Allah SWT. Hal tersebut merupakan ciri dari Taubat al-Nasuha atau taubat yang murni karena Allah SWT.

  1. Menyesal atas dosa yang telah dilakukan. Dengan penyesalan ini orang akan jera untuk mengulangi perbuatan dosa dan mendorong untuk memperbaiki diri dengan melakukan perbuatan baik.
  2. Menjalankan semua perintah kewajiban. Semua kewajiban mulai shalat, puasa, zakat dan yang lain mulai dijalankan sebagai bentuk keseriusan untuk memperbaiki diri.
  3. Mengembalikan hasil kejahatan. Semua harta benda dari hasil kejahatan harus dikembalikan kepada pemiliknya karena itu adalah Haq Adamy yang dosanya tidak bisa diampuni oleh Allah sebelum pemilik benda tersebut menerima kembali haknya atau mengihlaskanya.
  4. Meminta halal atau meminta maaf kepada musuh. Harus meminta maaf kepada orang yang pernah menjadi musuh atau rival karena ini juga masuk dalam katagori Haq Adamy yang harus diselesaikan di dunia. Kewajibanya adalah meminta maaf, persoalan dia mau memaafkan atau tidak itu dikembalikan kepada Allah SWT.
  5. Memiliki niat kuat untuk tidak mengulangi. Artinya tidak ada lagi keinginan untuk kembali melakukan perbuatan dosa yang pernah dilakukan. Atau tidak melakukan hal hal yang bisa menjerumuskan kembali kedalam dosa.
  6. Mendidik diri agar selalu taat kepada Allah. Kalau dulu selalu melakukan pebuatan dosa maka kebiasaan itu diganti dengan ketaatan kepada Allah SWT.
  7. Siap merasakan pahit getirnya taat kepada Allah sebagaimana dulu pernah merasakan gelimang manisnya perbuatan maksiat. Di awal memang berat menjalankan taat kepada Allah akan tetapi kalau sudah biasa akan menemukan manisnya.
  8. Memperbaiki makan dan minum. Di sini bukan berarti makan dan minum yang bergizi akan tetapi makanan dan minuman yang dikonsumsi adalah makanan dan minuman yang benar benar halal bukan syubhat apalagi haram.
Melepaskan diri dari kebiasaan buruk dan kembali ke jalan yang diridhai oleh Allah Swt tidak harus secara langsung/frontal akan tetapi bisa dilakukan secara bertahap karena itu memang berat. Sebesar dan sebanyak apapun dosa yang kita lakukan kalau memang kita benar benar bertaubat maka semuanya akan dihapus oleh Allah Swt karena Dia Maha Pengampun. Sebaliknya sebanyak apapun amal ibadah kalau tidak mendapatkan rahmat Allah Swt tidak akan diterima.

“Hai Anak Adam, selama kalian berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan ampunan kepada kalian atas semua dosa yang kalian lakukan tanpa Kupedulikan. Hai Anak Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai ketinggian langit, kemudian kalian memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni semua dosa yang telah kalian lakukan tanpa Kupedulikan. Hai Anak Adam, seandainya kalian datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa sepenuh bumi, kemudian kalian datang kepada-Ku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun, niscaya Aku akan datang dengan membawa ampunan sepenuh bumi.” (H.R. At-Tirmidzi)





Dosa sebesar bumi terhapus

Diantara keutamaan orang yang mati dan bersih dari syirik adaah jika ia membawa dosa yang begitu banyak, maka itu bisa terhapus atau diampuni karena ketauhidan yang ia miliki. Jadi, syaratnya adalah asalkan ia bersih dari syirik. Dalam hadits qudsi dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya sbb ini : 

“Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540).


Walau seseorang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia memenuhi syarat -walau terasa berat- yaitu berjumpa Allah dalam keadaan bersih dari dosa syirik, maka ia akan meraih ampunan. Syarat yang dimaksud adalah bersih dari syirik yang banyak atau pun yang sedikit, begitu pula selamat dari syirik yang kecil maupun yang besar.

Seseorang tidak bisa selamat dari syirik tersebut melainkan dengan keselamatan dari yang Allah berikan, yaitu menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih (selamat). Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy Syu’araa’: 88-89).

Syaikh Sulaiman bin ‘Abdullah bin Muhammad At Tamimi berkata, “Hadits di atas  menunjukkan pahala yang besar dari tauhid, juga menunjukkan luasnya karunia Allah. Karena dalam hadits dijanjikan bahwa siapa di antara hamba yang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia mati di atas tauhid, maka ia akan mendapatkan ampunan terhadap dosa sepenuh itu pula.” (Taisir Al ‘Azizil Hamid, 1: 248).

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Mentauhidkan Allah (tidak berbuat syirik, -pen) adalah sebab utama mendapatkan ampunan. Siapa yang tidak mentauhidkan Allah (terjerumus dalam kesyirikan dan tidak bertaubat sampai mati, -pen), maka ia akan luput dari ampunan Allah.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 416)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, “Syirik itu ada dua macam, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Siapa yang bersih dari kedua syirik tersebut, maka ia pasti masuk surga. Siapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik besar, maka ia pasti masuk neraka. Barangsiapa yang mati dalam keadaan bersih dari syirik besar, namun masih memiliki syirik kecil dan punya kebaikan lainnya yang mengalahkan dosa-dosanya, maka ia masuk surga. 

Karena kebaikan bisa saja mengalahkan syirik kecil yang sedikit. Sedangkan jika ia bebas dari syirik besar akan tetapi ia masih memiliki syirik kecil yang banyak sehingga kejelekannya mengalahkan timbangan kebaikan, maka ia masuk neraka. Intinya, syirik itu membuat hamba itu disiksa, baik itu syirik besar maupun syirik kecil. Namun jika syiriknya adalah syirik kecil dan jumlahnya sedikit dan keikhlasan dia bisa mengalahkan dosa syirik kecil tersebut, maka ia tidak disiksa.” (Dinukil dari Taisirul ‘Azizil Hamid, 1: 247)

Semoga Bermanfat dan saling mengingatkan dalam kebaikan, dan semoga dosa-dosa kita di ampuni Allah Swt dan memasukkan kita dalam janah, amin.


Sebesar Apapun (sebesar bumi dan langit) Dosa Seorang Hamba, Ampunan dan Rahmat Allah Lebih Besar

Tidak ada yang bisa menghalangi Anda untuk bertaubat. Siapapun orangnya, sebesar apapun dosanya, dia berhak mendapatkan ampunan Allah Swt dan kasih sayang-Nya, selama dia bersedia untuk bertaubat. Bahkan Allah Swt sendiri telah menawarkan kepada seluruh hamba-Nya, terutama mereka yang telah hanyut dalam berbagai macam dosa dan maksiat, agar mereka tidak berputus asa untuk mengharapkan rahmat Allah Swt. Sebesar Apapun (sebesar bumi dan langit) Dosa Seorang Hamba, Ampunan dan Rahmat Allah Swt jauh lebih besar.


Allah Swt berfirman dalam surah Az Zumar ayat 53 yang artinya sebagai berikut ini : Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53).

Namun untuk bisa mendapatkan rahmat dan ampunan Allah Swt, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah bertaubat nasuha. Karena itu, dalam lanjutan ayat, Allah Swt menegaskan dalam surah Az-Zumar ayat 53 yang artinya sebagi berikut ini : 
Bertaubatlah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS. az-Zumar: 54)

Menyesali Maksiat, Inti taubat adalah menyesali perbuatan maksiat yang pernah dilakukan, meninggalkannya dan bertekad untuk tidak mengulangi. Semuanya dilakukan secara ikhlas karena Allah Swt, bukan karena tendensi dunia.

Rasulullah SAW memperingatkan bahaya memakan harta yang haram

Rasulullah Muhammad SAW memperingatkan bahaya memakan harta yang haram. Seorang manusia yang hidup di zaman ini, dituntut untuk mengumpulkan, dan menumpuk harta sebanyak-banyaknya agar bisa hidup layak, serta tenang menghadapi masa depan diri, anak dan cucu. Pada saat itu orang-orang tidak peduli lagi dari mana harta dia dapatkan, dan itu sangat berhaya dalam kehidupan, apalagi kita sudah berkeluarga, otomatis keluarga kita diberi makan dari harta haram tersebut. Rasulullah Muhammad SAW bersamda yang artinya sebagai berikut ini : 


"Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram." (HR Al-Bukhari).
1. Sebagian manusia tidak pernah peduli akan kaidah Allah Swt dalam mencapai tujuan mencari harta, kelompok ini dianjurkan untuk memeriksa kembali akidah mereka/introspeksi diri, di mana mereka telah menjadikan dirham/harta mereka sebagai tuhannya, dan tidak mengindahkan perintah Allah SWT dan Rosulnya. 
Rasulullah SAW mendoakan kehancuran untuk kelompok ini dengan sabdanya (artinya):"Celakalah hamba dinar (harta), celakalah hamba dirham (uang), celakalah hamba pakaian (HR Al-bukhari).

Rasulullah SAW merupakan seorang yang dikabulkan doanya. Apabila dia mendoakan kehancuran untuk para pemuja harta, niscaya kebinasaan akan menimpa mereka.

Mereka bukan lagi hamba Allah Swt yang patuh, dan tunduk dengan perintahNya, karena tautan hati mereka terhadap harta menyamai, bahkan melebihi hubungan mereka terhadap Allah Swt. Apabila berbenturan antara keuntungan niaga dengan syariat Allah Swt niscaya perintah Allah Swt dikesampingkannya.   

Mereka tidak meyakini rezekinya berasal dari Allah Swt, mereka mengira bahwa pencapaian-pencapaian dunia mereka murni keahliannya dirinya berniaga, mereka berujar seperti ucapan Qarun (artinya):

Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." (QS Al Qashash: 78).

Padahal Allah Swt telah berfirman dalam surah Al Ankabut ayat 17 sbb ini : 

 "Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu, maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukur kepada-Nya." (QS Al Ankabut: 17).

2. Sebagian lagi, orang-orang yang masih memiliki dhamir (hati) yang peka, akan tetapi karena mereka sedari kecil tidak pernah mengerti, dan mempelajari ketentuan Allah tentang muamalat, kelompok ini mau tidak mau akan melanggar syariat Allah saat mengumpulkan harta karena ketidaktahuannya.

Mereka adalah yang dimaksud Ali bin Abi Thalib: "Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus", sebagaimana dinukilkan Abu Layts, dalam Tanbih Al Ghafilin.  

Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, jika merasa hal tersebut di tas segeralah bertobat kepada Allah Swt, semoga toubat kita diterima oleh Allah Swt. Allah'humma Amin.



Menghilangkan Rasa Sedih yang Berkepanjangan

Setiap manusia, pasti pernah mengalami yang namanya kesedihan. Ada yang bisa mengatasinya dengan mudah, ada juga yang sampai berlarut-larut dan berujung pada hal yang tidak baik. Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapi masalah tersebut. Inilah bagaimana cara menghilangkan rasa sedih berkepanjangan. Kalau Kamu sedang dalam keadaan sedih, karena ditinggal sesorang atau karena masalah apapun, mungkin beberapa tips cara menghilangkan rasa sedih berkepanjangan berikut dapat membantu Kamu, atau setidaknya dapat mengurangi beban Kamu.

Jangan Tanggung Beban Sendiri, Kamu akan merasa lebih lega kalau masalah dihadapi bersama-sama. Salah satu caranya adalah dengan bercerita dengan sahabat ataupun orang terdekat Kamu. Dengan mengeluarkan uneg-uneg yang membuat Kamu sedih saja sebenarnya itu sudah sedikit mengobati dan membuat Kamu lebih lega. Percayalah, sahabat atau orang terdekat akan selalu ada saat Kamu dalam keadaan sedih atau senang. Kalau mereka menghilang saat Kamu butuhkan, itu tandanya mereka bukan sahabat sejati Kamu.


Cari Kesibukan, Kesibukan akan membuat Kamu lupa dengan kesedihan yang sedang Kamu alami. Kesibukan itu juga bisa mengalihkan pikiran Kamu dengan sesuatu yang lebih produktif. Apa saja bisa Kamu lakukan agar membuatmu tetap sibuk, seperti contohnya beberes rumah, atau mencari pekerjaan produktif lainnya.

Olahraga, Selain membuat tubuh sehat, ternyata berolahraga memiliki sejumlah manfaat lain yang mengejutkan. Salah satunya dapat menghilangkan kesedihan. Sedih yang berkelanjutan, dapat memicu efek negatif lain yang sangat merugikan, seperti depresi. Nah, dengan berolahraga, Kamu dapat menekan tingkat depresi ini. Selain itu, hormon-hormon yang membuat Kamu bahagia serta bersemangat, akan bangkit jika Kamu berolahraga secara rutin.

Pada prinsipnya, dengan berolahraga Kamu akan menimbulkan efek counter dari kesedihan yang sedang Kamu alami, yaitu membuat Kamu lebih bahagia.

Refreshing, Untuk menyegarkan otak Kamu yang sedang kusut, tak ada salahnya untuk sejenak mencari tempat yang bisa jadi cara menghilangkan rasa sedih berkepanjangan. Misalnya, ke pantai, gunung, atau kemana pun yang bisa merefresh otak Kamu. Sekembalinya Kamu dari liburan tersebut, maka otak Kamu akan lebih fresh dan bisa berpikir lebih jernih tentang kesedihan yang sedang Kamu hadapi. Bagi yang hobi travelling, tak ada salahnya untuk bepergian ke tempat yang Kamu idamkan sejak lama.

Menangis, Cara menghilangkan rasa sedih berkepanjangan selanjutnya adalah dengan menangis. Rasa sedih itu sangat identik dengan menangis, tidak hanya wanita, dan prin pun kalau merasakan kesedihan yang mendalam bisa menangis juga. 

Ada penelitian yang menyimpulkan bahwa menangis dapat membuat tubuh rileks dengan cara melepaskan hormon endorfin. Hormon endorfin adalah zat kimia yang dapat memberi efek tenang pada tubuh. Selain itu, menangis juga bisa mengaktifkan saraf parasimpatik yang fungsinya dapat memulihkan tubuh yang diakibatkan oleh stres dan trauma. jadi, salah satu cara menghilangkan kesedihan yang cukup mujarab adalah dengan menangis. Tapi jangan juga terlalu sering menangis, cukup saat awal kejadian saja.

Menghindari Pemicu Kesedihan, Sebenarnya tidak baik melarikan diri dari kenyataan, tapi kalau ditimbang ternyata dengan menghindar akan membuatmu lebih baik, maka lakukan saja untuk sementara. Karena, pada dasarnya masalah atau kemalangan yang sedang menimpa itu mesti dihadapi dengan kekuatan mental. Namun untuk situasi saat ini, ada baiknya kalau Kamu menghindar dulu dari pemicu kesedihanmu. Tujuannya untuk memulihkan hatimu dari rasa sedih.

Jika semakin Kamu bersinggungan dengan pemicu kesedihan, kemungkinan Kamu bakal terus terpuruk dan susah terobati. jadi, dengan menghindar, bisa jadi salah satu cara bijak untuk menghilangkan kesedihan Kamu. Biarkan waktu menyelesaikan tugasnya untuk mengobati kesedihanmu.

Mendengarkan Musik, Salah satu cara ampuh untuk mengatasi kesedihan lainnya adalah dengan mendengarkan musik. Musik, bisa mengubah mood seseorang. Contoh lagu atau musik yang bagus Kamu dengarkan saat sedang sedih adalah jenis musik instrumental dan suara-suara alam. Airstream atau musik alam, dengan begitu perasaan Kamu akan lebih tenang. Kalau yang suka meditasi, tak ada salahnya juga mendengarkan musik-musik meditatif.

Bisa juga dengan mendengarkan musik-musik bernada mayor yang bersemangat. Itu akan membuat Kamu lebih berenergi dan mood akan bangkit kembali. 

Tersenyum, Memang sangat berat jika harus tersenyum saat keadaan sedang tak memungkinkan. Namun faktanya, ternyata senyum bisa membuat Kamu merasa lebih baik. Dengan tersenyum, Kamu akan membuat otot-otot yang ada di sekitar mata dan mulut menjadi aktif. Alhasil, itu memberi efek yang baik untuk merubah suasana hati Kamu. Jika Kamu sudah terbiasa selalu tersenyum, maka jangankan saat keadaan normal, saat sulit saja Kamu bisa senyum!

Fokus Pada Kebaikan, Lawan rasa sedihmu dengan fokus pada sesuatu yang baik! Dengan mengalihkan energimu, maka perasaanmu yang buruk di masa sebelumnya akan berputar 180 derajat menjadi kekuatan yang postif. Fokus pada hal-hal yang baik juga akan melupakan apa yang sedang terjadi, karena Kamu tengah sibuk dengan sesuatu yang baru. Coba Kita ingat-ingat hal positif apa yang selama ini sudah kita tinggal. Dalam keadaan sekarang, Kita bisa menjalankan kegiatan positif tersebut. Lakukan saja yang menurut kita paling mudah.

Mendekatan Diri pada Tuhan, Tiada cara yang lebih ampuh untuk menghilangkan kesedihan dibandingkan dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Kita bisa berdoa dan memohon agar masalah yang membuat kita sedih segera teratasi. Atau beribadah sesuai agama dan kepercayaan kita masing-masing. Dijamin, setelah Kamu makin dekat dengan Allah, rasa sedihmu akan segera hilang dan kita  akan selalu berpikir positif dalam segala hal. Sekarang kita sudah tahu bagaimana cara menghilangkan rasa sedih berkepanjangan. Jadi, jangan terlalu larut dalam kesedihan, masih banyak hal yang membuat Kamu bahagia diluar sana.

Semoga kita tidak terjebak dalam kesedihan yang berlarut-larut, iklaskan semua apa yang sudah terjadi. jalani yang sekarang sudah ada syukuri apa yang ada sekarang, kehidupan masih berlanjut, bumi masih berputar dalam rotasinya masing-masing. kadang malam kadang siang, kadang terang kadang gelap, kadang senang kadang sedih. Serahkan semua kepada Allah Swt. Semoga bermanfat, amin.

3 Ciri-Ciri Orang yang Menyesal Menurut Imam Ghazali

Dalam Terminologi agama, upaya untuk membersihkan diri dari dosa-dosa, dinamakan taubat. Pada intinya taubat mengandung makna meninggalkan dosa-dosa, baik kecil (al-Shaghair) apalagi besar (al-kabair) disertai penyesalan yang mendalam. Secara sufistik, taubat dipandang sebagai pangkal tolak (tangga pertama) dalam perjalanan menuju Allah SWT (al-tawbah ashl kulli maqam). Tanpa taubat, manusia tidak bisa mendapatkan akses menuju ke jalan Allah Swt. 
Menurut Ghazali, taubat melibatkan tiga aspek sekaligus, yaitu aspek pengetahuan manusia (kognisi), aspek sikap mental (afeksi), dan aspek perbuatan (behavioral). 



Aspek pengetahuan dalam arti kesadaran manusia tentang bahaya dan akibat-akibat buruk dari perbuatan dosa, akan memengaruhi sikap, dan selanjutnya memengaruhi prilaku dan perbuatannya. 

Bagi Ghazali, taubat yang baik adalah taubat yang memenuhi tiga kriteria. Pertama, meninggalkan dosa-dosa (al-iqla' an al-dzunub). Kedua, berjanji tidak mengulangi (al-azm an la ya'uda). 

Ketiga, menyesali diri atas dosa-dosa yang diperbuat dan atas hilangnya kesempatan dan peluang baik secara sia-sia (al-nadam`ala ma fata).

Kriteria yang ketiga di atas, yaitu penyesalan, dipandang Ghazali sebagai kunci sukses taubat. Hal ini, karena tanpa penyesalan yang mendalam, sukar dibayangkan seseorang akan benar-benar bertaubat. 

Itu sebabnya, Nabi SAW memandang bahwa penyesalan itu identik dengan taubat itu sendiri, sebagaimana sabda beliau, ''al-Nadamu taubatun, penyesalan adalah taubat itu sendiri.''

Orang yang benar-benar menyesal, menurut Ghazali, ditandai tiga hal. Pertama, hatinya lentur dan sensitif serta tidak membeku dan membatu seperti batu cadas (riqqat al-qalb). Kedua, air matanya mudah meleleh tanpa sadar (ghazarat al-dumu').

Ketiga, ia kapok dan benci pada dosa-dosa yang dahulu pernah dinikmatinya. Orang yang bertaubat dengan tingkat penyesalan seperti di atas layak mendapat pengampunan dari Allah SWT.

Inilah sesungguhnya makna firman Allah Swt dalam surah Ali Imran surah ke 3 ayat 135 - 136 sebagai berikut ini : ''Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah Swt, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Allah Swt mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya,  dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.'' (QS Ali Imran 3 : 135-136).

Semoga penyesalan/taubat kita diterima oleh Allah Swt, Amin