This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Jumat, 22 Juli 2022

Tanda-tanda Jodoh Anda Sudah Dekat Menurut Islam


Jodoh adalah rahasia Allah, dan manusia pada dasarnya tidak bisa menebak kapan datangnya jodoh untuk dirinya, seperti juga kapan maut menjemputnya. Menurut  hadits riwayat al-Bukhari, dikutip dari nu.or.id, secara umum, syariat telah memberi tuntunan dalam memilih pasangan. Adapun kiriteria pasangan ideal adalah hartawan, rupawan, keturunan mulia, dan kuat agamanya.   

Ketika seseorang kesulitan mencari pasangan yang memiliki keempat kriteria tersebut, maka setidaknya ia memiliki kriteria yang terakhir. Niscaya ia beruntung. Ini tentu berlaku untuk umum. Karena, siapa pun pasti ingin beruntung dan mendambakan pasangan ideal.

Kendati sudah dibekali dengan empat kriteria di atas, tapi pada praktiknya seseorang merasa bingung dan kesulitan menjatuhkan pilihan. Terlebih jika dihadapkan pada beberapa sosok pilihan, siapakah di antara beberapa sosok itu yang layak menjadi pasangannya? Dalam hal ini, Al-Qur’an telah memberi sejumlah isyarat, siapa jodoh atau pasangan hidup seseorang. Dengan isyarat itu, seseorang akan sedikit terbantu dalam menentukan pilihannya. Beberapa isyarat bahwa jodoh Anda sudah dekat adalah sebagai berikut:  

Dalam hal ini, Al-Qur’an telah memberi sejumlah isyarat, siapa jodoh atau pasangan hidup seseorang. Dengan isyarat itu, seseorang akan sedikit terbantu dalam menentukan pilihannya. Beberapa isyarat bahwa jodoh Anda sudah dekat adalah sebagai berikut:  

1. Memiliki Kesamaan dan Kesepadanan

Pada dasarnya, seseorang cenderung kepada orang yang memiliki sifat dan keadaan yang sama dengannya. Demikian halnya dalam hal pasangan. Ini telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula),” (QS an-Nur 24: 26).   

Kesamaan status dan kesucian dalam ayat di atas, juga merupakan isyarat terhadap aspek kesamaan lainnya, seperti kesamaan tabiat, sifat, profesi, hobi, turunan, status sosial, dan sebagainya. Tak heran jika kita kerap menjumpai orang yang berjodoh dengan teman seprofesi, teman sekantor, teman satu hobi, dan seterusnya. 

Lebih menarik lagi, selain mengandung konsep kesamaan, sekufu, dan kesepadanan, ayat di atas juga mendorong siapa pun yang ingin mendapat pasangan terbaik, agar mempersiapkan diri sebagai orang terbaik bagi orang yang diinginkannya. Sebab, pada dasarnya Allah akan menjodohkan hamba-Nya dengan orang yang sepadan dengannya, sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain, “Dia menjadikan pasangan bagi kamu dari jenis (tipe) kamu sendiri,” (QS an-Nur 24: 28).        

2. Mendatangkan Ketenteraman dan Kecenderungan Hati   

Dari satu atau beberapa kesamaan, biasanya terlahir rasa cocok, rasa suka, dan rasa tenteram. Demikian pula dalam hal jodoh. Maka siapa pun yang akan mencari pasangan dan menjatuhkan pilihan, maka pilihlah sosok yang membawa ketenteraman, kecocokan, kesenangan, pengertian, dan kasih sayang. Sebab itulah tanda-tanda yang diciptakan Allah dalam hatinya, sebagaimana dalam Al-Qur’an, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang,” (QS ar-Rum [30] 21).   Dan orang orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa,” (QS al-Furqan 25: 74).   

3. Diterima Keluarga   

Pada dasarnya, pernikahan bukan saja menyatukan dua insan yang saling mencinta, tetapi juga menyatukan dua keluarga besar. Karena itu, persetujuan dari masing-masing keluarga tak boleh diabaikan. Sehingga, siapa pun yang akan melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan, maka bicarakanlah terlebih dahulu dengan keluarga terutama kedua orang tua, termasuk dengan anak-anak jika yang menikah berstatus duda atau janda dan telah mempunyai anak yang cukup dewasa. 

Salah satu tujuannya untuk menghindari permasalahan di kemudian hari. Namun demikian, pilihan dan pertimbangan terakhir kembali kepada yang bersangkutan. Sebab, masukan yang terlalu banyak seringkali membuat seseorang bingung dan kesulitan untuk melangkah.   Sesungguhnya, penerimaan dari keluarga dalam memilih pasangan sudah diisyaratkan dalam Al-Qur’an, “Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, ‘Kembali (saja)lah,’ maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS asy-Syura 42: 11).       

4. Dilapangkan Pintu Rezeki    Isyarat berikutnya tentang jodoh seseorang adalah kelapangan rezeki. Ingatlah, ketika Allah menjodohkan hamba-Nya, maka Dia akan melapangkan rezekinya, “Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik,” (QS an-Nahl 16: 72).

Karenanya, tak heran jika kita mendapati rezeki orang yang melajang berbeda dengan rezeki orang yang sudah menikah. Begitu pun rezeki orang yang belum mempunyai anak bebeda dengan rezeki orang yang sudah mempunyai anak.   

Bahkan, Allah telah berjanji akan memampukan dan memudahkan seseorang yang sudah menemukan jodohnya dan bermaksud menjaga kehormatan dirinya. Adapun caranya tentu terserah Allah. Simaklah ayat yang satu ini, “Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya,” (QS an-Nur 24: 33).

Dengan kata lain, jika pilihan yang ada di hadapan seseseorang adalah jodohnya, maka Allah Swt akan memampukannya untuk menikah dengan pilihannya itu.


Referensi sebagai berikut ini ;




Jodoh dalam Islam, Sudah Ditetapkan atau Harus Diusahakan

أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره 

"Iman adalah engkau beriman (percaya) kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau percaya kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk." Dalam hadits riwayat Abdullah bin Amr bin Al 'Ash, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: 

كتب الله مقادير الخلائق قبل أن يخلق الله السماوات والأرض بخمسين ألف سنة 

"Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR Muslim)

Berdasarkan hadits tersebut, Syekh Al Wardani memaparkan, pernikahan atau persoalan jodoh merupakan bagian dari qadar (ketetapan) yang telah tercatat di dalam Lauhul Mahfudz.  Syekh Al Wardani mengatakan, apa yang telah Allah SWT tetapkan dan tuliskan dalam Lauhul Mahfudz itu adalah ghaib yang hanya diketahui Allah Swt  dan Dia-lah yang menetapkan sebab-sebab yang mengarah pada akibatnya. Terkait sebab-akibat tersebut, ini seperti yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW  Beliau Rasulullah Muhammad SAW bersabda: 

من سره أن يبسط له في رزقه أو ينسأ له في أثره فليصل رحمه 

"Siapa yang ingin rezekinya dimudahkan dan umurnya dipanjangkan, maka hendaknya ia menyambung tali silaturahim." (HR Bukhari dan Muslim) 

Seorang Muslim hendaknya juga mengingat bahwa ketakwaan kepada Allah Swt akan memberikannya jalan keluar dan jalan atas datangnya rezeki yang tidak diduga-duga. Hal ini sebagaimaan firman Allah Swt sbb ;

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

"Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.".(QS At Thalaq ayat 2-3) 

Dalil lain yang menunjukkan bahwa takdir atas kehidupan setiap Muslim telah tercatat, juga terdapat pada Surah Al Mulk ayat 15. Allah ﷻ berfirman: 

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS Al Mulk ayat 15) 

Karena itu, setiap Muslim semestinya mencari jodoh dengan cara yang benar dan tidak menghalalkan segala cara atau dengan melakukan perbuatan dosa demi menemukan pasangan yang cocok. Sebab, rezeki seseorang akan terhalang jika melakukan perbuatan maksiat.

Jodoh dalam Islam, Sudah Ditetapkan atau Harus Diusahakan, Dulu, ada perdebatan dan perdebatan ini berlangsung sampai saat ini terkait dengan ketentuan dan ketetapan Allah terhadap diri manusia, yaitu paham Jabariyah dan paham Qadariyah. Kaum Jabariyah adalah kaum fatalis yang mengatakan bahwa manusia itu ibarat anak wayang di tangan para dalang. Apapun yang menimpa manusia itu sepenuhnya kehendak Allah SWT.

Sementara kaum Qadariyah mengatakan sebaliknya, bahwa manusia berkuasa atas dirinya sendiri. Tuhan sama sekali tidak ikut campur untuk terlibat dan mengintervensi apa yang ingin dilakukan oleh manusia. Perbedaan ini berlangsung begitu lama kemudian ditengahi oleh kaum Ahlusunnah wal Jamaah, melalui asy'ariyah dan maturidiyah yang mengatakan bahwa terkait dengan ketentuan dan ketetapan Allah SWT terbagi ke dalam dua istilah, yaitu Qada dan Qadar.

Qada adalah ketentuan dan ketetapan Allah SWT yang jumlahnya begitu banyak, tidak terhingga tapi belum terjadi. Jadi, kita besok itu akan seperti apa, itu Qada-nya sudah ada. Bisa A, B, C, dan seterusnya. Sementara Qadar ketentuan dan ketetapan Allah SWT yang sudah terjadi. Jadi di antara sekian banyak opsi itu yang mana yang akan terjadi, itu yang menjadi takdir kita. Ketentuan dan ketetapan Allah SWT itu ada yang bersifat Mubram atau paten, tidak bisa diubah sama sekali. Seperti siapa orang tua kita, etnis kita, jenis kelamin kita, itu tidak bisa diubah sama sekali. Sementara, ada juga yang sifatnya Muallaq atau kondisional, yang karena ikhtiar kita, upaya kita maupun doa-doa kita itu bisa berubah. Misal kesehatan kita, kita menjadi sehat atau sakit.

Maka, terkait pertanyaan jodoh. Kaum Ahlusunnah wal Jamaah meyakini bahwa, manusia itu sudah memiliki opsi yang tak terhingga. Bisa berjodoh dengan A, B, C, D dan seterusnya. Bahkan boleh jadi ada Qada yang dia tidak akan sama sekali memiliki jodohnya sampai akhir hayatnya. Kita tidak tahu Qada ini ketentuan Tuhan yang sama sekali tidak kita ketahui. Yang kita ketahui ketika Qada menjadi Qadar sudah terjadi, maka itulah takdir yang ada pada diri kita. Maka, bagi kita manusia karena tidak tahu Qada-nya, maka agar takdir kita baik, kita harus berikhtiar. Ikhtiar itu dengan upaya, usaha, dan termasuk doa dalam hal jodoh.

Referensi sebagai berikut ini ;







Jodoh Tidak Akan Pernah Tertukar

“Seandainya kamu dihadapkan pada dua pilihan, siapa yang lebih kamu pilih untuk menggenapi kehidupanmu? Seseorang yang kamu cintai, tapi dia tidak mencintai kamu, atau seseorang yang mencintai kamu, tapi tidak kamu cintai?” Sebuah pertanyaan yang sulit dan entah mana jawaban yang terbaik di antara keduanya. Kalau kamu, akan memilih yang mana?

Kondisi dalam hubungan percintaan barangkali tidak akan semulus kelihatannya. Tentu saja setiap orang akan selalu berharap mendapatkan pasangan yang ia cintai dan mencintai dirinya. Akan tetapi, dalam hidup tentu harus realistis. Tidak semua yang kita inginkan itu bisa terwujud. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Allah.

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 216)

Percayakan kepada Allah yang Maha Mengetahui, Allah Sang Pemilik Hati Manusia. Jodohmu sudah diatur oleh-Nya. Selalu berbaik sangka pada-Nya, lakukan pula hal-hal yang baik karena Allah menjanjikan orang-orang yang baik akan mendapat jodoh yang baik (pula).

اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ

“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.” (Q.S. An-Nur: 26)

Perjalanan Cinta Setiap Orang Berbeda

Ada yang memutuskan untuk menikah di usia yang muda, ada yang memutuskan menikah ketika sudah mapan dan berkecukupan. Ada yang baru saja memulai hubungan serius dengan seseorang, ada pula yang baru mengakhiri hubungannya karena merasa tidak lagi cocok. Ada yang mengabarkan bahwa sebentar lagi akan memiliki buah hati, ada pula yang memutuskan untuk bercerai dengan suami atau istri karena merasa sudah tak lagi seiring sejalan.

Kehidupan ini begitu dinamis, begitu juga dengan kisah cinta. Tentu semua berharap semua akan berakhir manis, tapi tak jarang juga yang kandas di tengah jalan. Apakah hubungan yang tidak sampai pada pelaminan adalah akhir dari segalanya?

“Jika memang berjodoh, Allah pengatur yang baik. Dia mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya. Percayalah bahwa Ia tak pernah menghambat, apalagi mempersulit hamba-Nya untuk hal yang baik.”

Beragam kisah Menemukan Soulmate Pilihan Allah yang diceritakan Faizal merupakan cerminan kehidupan kita sehari-hari. Memang, Faizal sendiri mengakui bahwa kisah-kisah di dalamnya adalah cerita nyata hasil “curhatan” teman-temannya atau pengalaman yang dialami orang-orang yang ada di dekatnya. Tidak ada yang manis saja sepanjang jalan. Ada saja yang berliku dan penuh tantangan dan halangan. Begitulah cinta yang sesungguhnya.

Ada cerita dari Bushra yang dijodohkan dengan Rafa, tetapi Bushra menolaknya. Tahun-tahun berganti, Bushra bertemu dengan pria lain seperti Arham dan Burhan. Tetapi sayangnya, jalannya ke pria tersebut tidak semulus kelihatannya. Ada saja halangan seperti Arham yang pergi tanpa pesan, juga Burhan yang lebih memilih melanjutkan S-2 daripada melanjutkan jenjang yang lebih serius dengan Bushra. Di lain pihak, Rafa yang sempat dibencinya tumbuh menjadi pria dewasa yang mapan dan bertanggung jawab, dan tentu, masih menyimpan cinta yang sama kepada Bushra sejak pertemuan pertama. Bushra yakin bahwa Rafa adalah jodohnya dan memilih Rafa untuk menggenapkan imannya.

Ada pula cerita lainnya seperti teman SMP yang bertemu kembali saat reuni, ternyata menyimpan cinta yang sama sejak masa sekolah. Ada juga cerita mengenai orang yang yang selama ini tidak pernah menunjukkan cinta yang berlebihan, tetapi selalu menyisipkan nama sang pujaan dalam doa. Alhamdulillah, seperti janji Allah, jodoh memang tidak akan tertukar.

Bacalah buku ini, mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi terutama bagi kamu yang sedang mengalami masalah hati. Barangkali, ada satu atau dua cerita yang mirip dengan keadaanmu saat ini dan kamu bisa menemukan solusinya.

Hal yang paling penting untuk selalu kamu ingat adalah  cinta yang sejati tidak melebihi cintamu kepada Illahi. Jika kamu mencintai-Nya karena Allah, mudah-mudahan Allah memudahkan jalanmu kepadanya.


Referensi sebagai berikut ini ;






Kenali Tanda dan Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang

Kenali Tanda dan Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang, Tulang belakang merupakan struktur yang vital dan kompleks, dimana salah satu strukturnya berfungsi untuk menjalankan jalur informasi antara alat gerak (kaki dan tangan) dan pusat intruksi (otak). Hal tersebut disampaikan oleh dr. Yudha Mathan Sakti, Sp. OT(K), (Dosen Departemen Ilmu Bedah, FK-KMK Universitas Gadjah Mada).

“Jadi, kalau kita bilang tulang belakang, itu bukan tulangnya saja tapi juga tulang dan segala struktur yang ada di sekitarnya. Segala sesuatu yang berpotensi untuk menganggu jalannya informasi antara alat gerak dan otak bisa menimbulkan gejala oleh penderita,” tutur Yudha.

Yudha memaparkan bahwa penyebab cedera tulang belakang secara umum ada lima, yaitu karena bawaan atau kongenital, infeksi, trauma (jatuh yang mengakitbatkan trauma atau cedera pada tulang belakang yang melibatkan saraf), dan suatu proses kegananasan atau metabolisme. Selain itu, bekerja dari rumah juga berkontribusi menimbulkan tekanan pada saraf tulang belakang yang lebih tinggi atau disebut dengan HNP. HNP menurut Yudha banyak dikenal dengan istilah ‘saraf terjepit’, yaitu penekanan saraf tulang belakang karena rusaknya bantalan tulang belakang.

“Work from home ini juga bisa menimbulkan cedera pada saraf tulang belakang. HNP atau saraf kejepit meningkat frekuensinya pada orang yang bekerja dalam posisi duduk, dimana kalo kita duduk beban itu tidak didistribusikan ke panggul atau lutut dan kaki. Jadi, 100% beban itu diterima tulang belakang, akhirnya bantalannya rusak dan menimbulkan saraf kejepit,” ujar Yudha.

Tulang belakang menurut Yudha terdiri dr 33 ruas dari pangkal kepala atau daerah leher hingga tulang ekor. Insiden lokasi terjadinya masalah tulang belakang banyak terjadi di daerah yang tidak terlalu stabil atau tidak ada struktur yang memegang dengan baik.

“Kalau kita amati saja, yang tidak dipegang dengan stabil pertama itu di leher. Kalau di daerah dada itu yang memegang ada tulang iga, jadi dia relatif stabil dan masalahnya lebih sedikit. Kedua, di daerah pinggang. Ketiga, daerah peralihan, yaitu antara leher dan tulang punggung bagian atas,”

Yudha menyampaikan bahwa tanda cedera tulang belakang antara lain nyeri anggota tubuh yang hebat, kelemahan anggota tubuh bagian atas (tangan) dan bagian bawah (kaki), nyeri disertai riwayat trauma (jatuh), nyeri disertai riwayat keganasan (tumor).

“Ketika nyerinya mengganggu dan tidak bisa berkurang dengan istirahat, harus diwaspadai dan segera memeriksakan diri ke fasilitas atau dokter ortopedi terdekat untuk dilakukan assessment bersama,” jelasnya.

Yudha memberikan tips sederhana untuk menghindari cedera tulang belakang terutama ketika pandemi seperti saat ini. Pertama adalah dengan detoksifikasi handphone. Detoksifikasi bisa dilakukan dengan tidak melihat layer handphone selama dua jam. Kedua, menggunakan standing table ketika bekerja dari rumah. Ketika duduk semua beban diterima tulang pinggang, namun menggunakan standing table membuat beban didistribusikan ke panggul dan lutut. “Ekstensor tulang belakang adalah otot. Jadi, coba latihan otot tulat belakang dengan stretching dan strengthening otot-otot tulang belakang,” tutur Yudha.

Referensi sebagai berikut ini ;







Penyebab Kepala Terasa Berat dan Cara Mengobatinya

Kepala terasa berat jangan disepelekan karena bisa jadi ada berbagai macam kondisi yang bisa menyebabkannya. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab kepala terasa berat. Saat kepala terasa berat, aktivitas sehari-hari bisa terganggu. Kondisi ini membuat kepala terasa seperti diikat dengan tali yang kencang sehingga penderitanya sulit melakukan kegiatan. Jika Anda mengalami kepala terasa berat, sebaiknya konsultasikan masalah ini ke dokter agar produktivitas dapat kembali normal lagi. Mari kenali berbagai penyebab kondisi ini supaya Anda dan dokter dapat menemukan pengobatan terbaiknya.

Penyebab kepala terasa berat

Ada berbagai macam alasan kenapa kepala Anda terasa berat, dari yang ringan hingga kondisi serius yang harus ditangani. Namun, dalam kebanyakan kasus, kepala terasa berat biasanya disebabkan kondisi ringan yang tidak berbahaya. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk Anda mengenali berbagai penyebab kepala terasa berat dan sederet gejalanya. Hal ini dilakukan guna mencari tahu apa pengobatan terbaik yang dapat diberikan oleh dokter.

1. Otot tegang

Saat otot yang ada di kepala atau leher mengalami cedera, maka rasa nyeri dan ketegangan dapat terasa. Hal ini bisa menyebabkan kepala terasa berat. Biasanya, cedera otot di kepala diakibatkan oleh kecelakaan, benturan saat berolahraga, atau mengangkat benda berat dengan postur yang salah. Kebiasaan menatap layar laptop seharian juga bisa membuat kepala Anda terasa berat.

Selain kepala terasa berat, gejala otot tegang juga meliputi pembengkakan, sulit menggerakan leher atau kepala, rasa kaku, hingga kejang otot.

2. Gangguan keseimbangan

Berbagai gejala gangguan keseimbangan tubuh juga dapat menyebabkan kepala terasa berat. Terdapat beberapa jenis gangguan keseimbangan yang bisa menyebabkan kepala terasa berat, seperti: Penyakit Meniere (penyakit yang menyerang telinga bagian dalam)

3. Sakit kepala sinus

Sakit kepala sinus dapat menyebabkan rasa nyeri dan tekanan yang bisa membuat kepala terasa berat, khususnya bagian depan. Hal ini terjadi saat saluran sinus di bagian depan wajah mengalami pembengkakan.Biasanya, pembengkakan sinus itu disebabkan oleh virus dan bakteri yang masuk di dalam saluran sinus. Hasilnya, sakit kepala akan muncul disertai kepala terasa berat.

4. Sakit kepala tegang

Kepala terasa berat bisa jadi karena otot tegang, Sakit kepala tegang atau tension headache sangat umum terjadi. Jenis sakit kepala ini menyebabkan munculnya rasa nyeri yang tumpul di kepala. Tidak hanya itu, sakit kepala tegang dapat menyebabkan otot bahu dan leher mengalami ketegangan sehingga Anda akan merasa seakan-akan kepala lebih berat dari biasanya. Umumnya, sakit kepala tegang akan terjadi 20 menit hingga 2 jam lamanya. Segeralah datang ke dokter untuk meminta bantuan.

5. Whiplash

Whiplash adalah cedera leher yang disebabkan saat kepala bergerak ke depan dan belakang secara cepat dengan tekanan yang luar biasa. Umumnya, whiplash terjadi setelah kecelakaan lalu lintas, naik wahana seperti roller coaster, terjatuh dari ketinggian, hingga benturan saat olahraga. Gejala whiplash, seperti leher sakit dan kaku, sering kali menyebabkan kepala terasa berat. Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan rasa nyeri di kepala dan leher.

6. Gegar otak

Gegar otak terjadi saat otak terbentur dengan dinding tengkorak. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam gejala, meliputi:

  1. Kebingungan
  2. Pusing
  3. Masalah ingatan
  4. Penglihatan buram
  5. Sakit kepala
  6. Mual dan muntah
  7. Sensitif terhadap cahaya dan suara bising
  8. Sulit menyeimbangkan tubuh.

Gejala-gejala ini dapat bertahan hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Sakit kepala yang terjadi akibat gegar otak pun bisa menyebabkan kepala terasa berat.

7. Kelelahan

Jangan pernah memaksakan diri untuk beraktivitas saat tubuh merasa lelah. Sebab, rasa lelah tak hanya diakibatkan oleh aktivitas berlebihan, tapi juga penyakit seperti anemia, penyakit jantung, multiple sclerosis, malnutrisi, hingga dehidrasi. Umumnya, rasa letih yang berlebihan akan membuat Anda sulit mengangkat kepala. Tidak heran kalau orang-orang yang lelah merasa ingin rebahan. Terlebih lagi, rasa letih yang berlebihan juga bisa membuat kepala terasa berat.

8. Gangguan kecemasan

Tidak melulu penyakit fisik, gangguan pada kesehatan mental, seperti rasa cemas berlebihan juga bisa menyebabkan kepala terasa berat. Gangguan cemas dikenal dapat memicu sakit kepala tegang, yang gejalanya berupa rasa sakit seperti kepala terikat tali kencang. Alhasil, kepala pun bisa terasa berat.

9. Migrain

Kepala terasa berat, Sakit kepala sebelah alias migrain dapat menyebabkan munculnya berbagai gejala merugikan, sebut saja rasa lelah, sensitif terhadap cahaya dan suara, leher kaku, mual, hingga muntah. Umumnya, gejala leher kaku, letih dan sakit kepala yang disebabkan migrain dapat menyebabkan kepala terasa berat.

10. Tumor otak

Tumor otak adalah penyebab kepala terasa berat yang sangat langka. Saat tumor tumbuh di otak, maka akan ada tekanan yang dirasakan oleh tulang tengkorak. Jika ini terjadi, tidak heran kalau kepala terasa berat. Selain itu, tumor otak dapat menyebabkan munculnya berbagai gejala ini:

  1. Sakit kepala yang sering datang
  2. Kejang
  3. Mual dan muntah
  4. Masalah penglihatan dan pendengaran
  5. Otot tangan, kaki, dan wajah terasa lemah
  6. Sulit mengingat dan berkonsentrasi.
  7. Jika tumor otak adalah penyebabnya, kondisi ini harus ditangani oleh dokter sesegera mungkin.

Bagaimana cara mengobati kepala terasa berat, Untuk mengobati kepala terasa berat biasanya berbeda-beda tergantung penyebabnya. Untuk kepala terasa berat akibat keletihan, malnutrisi, dan dehidrasi, dokter akan merekomendasikan Anda untuk istirahat, mengonsumsi makanan sehat, serta minum air lebih teratur. Untuk meredakan sakit yang muncul, Anda bisa minum obat pereda nyeri saat kepala terasa berat, seperti paracetamol atau ibuprofen. Jika sensasi berat yang dirasakan disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat untuk meredakan gejala kepala berat, seperti:

  1. Obat pencegah migrain
  2. Suplemen untuk mengatasi anemia, seperti zat besi
  3. Antidepresan untuk gangguan kecemasan
  4. Obat untuk mengatasi vertigo, seperti betahistine mesylate.

Untuk penyebab kepala terasa berat seperti tumor otak, dokter akan mendiskusikan jenis pengobatan terbaik untuk Anda, contohnya operasi pengangkatan tumor. Itulah pentingnya datang ke dokter dan berkonsultasi. Di rumah sakit, Anda dapat menjalani proses diagnosis yang tepat sehingga dokter akan mengetahui penyebab kepala terasa berat dengan akurat.

Kepala terasa berat tak boleh diremehkan, apalagi jika berbagai gejala di bawah ini Anda rasakan:

  1. Sakit kepala yang tak kunjung sembuh dengan obat
  2. Mual dan muntah
  3. Sering pingsan
  4. Nyeri dada
  5. Gangguan penglihatan dan pendengaran
  6. Sulit berbicara
  7. Sesak napas
  8. Demam tinggi
  9. Leher nyeri dan kaku yang tak kunjung sembuh dalam seminggu
  10. Kejang
  11. Sulit berjalan
  12. Pergerakkan mata yang abnormal
  13. Hilangnya kesadaran
  14. Gangguan cemas yang mengganggu aktivitas.

Berbagai gejala di atas menandakan bahwa Anda harus segera ke dokter. Jika tidak ditangani, komplikasi yang lebih berbahaya bisa terjadi.

Referensi sebagai berikut ini ;









Penyebab Kepala Terasa Berat yang Perlu Diwaspadai

Rutinitas keseharian terkadang Anda diserang gejala kepala terasa berat. Kondisi ini tentu membuat tak nyaman dan mengakibatkan turunnya daya konsentrasi. Sesungguhnya apa sih penyebab kepala terasa berat? Simak ulasannya berikut ini. Kepala terasa berat atau pun gangguan sakit kepala lainnya lazim dianggap sebagai pertanda bahwa tubuh sedang tak baik-baik saja. Sakit kepala ringan bisa sembuh hanya dengan beristirahat sejenak atau konsumsi segelas air putih namun tak sedikit sakit kepala yang dirasakan adalah pertanda penyakit serius lainnya. Khusus pada gangguan kepala.terasa berat dapat disebabkan oleh banyak faktor. Berikut ini adalah berbagai faktor penyebab kepala terasa berat:

1. Otot Tegang

Kepala terasa berat dapat dipicu oleh menegangnya otot-otot yang ada di kepala atau leher. Tegangnya otot-otot daoat dipicu oleh kecelakaan, benturan saat berolahraga, atau mengangkat benda berat dengan postur yang salah. Tak hanya itu kebiasaan menatap layar laptop seharian juga bisa membuat kepala Anda terasa berat.

2. Gangguan Keseimbangan

Gangguan keseimbangan tubuh berdampak pada kepala yang senantiasa terasa berat. Ada tiga  jenis gangguan keseimbangan yang bisa menyebabkan kepala terasa berat yaitu penyakit meniere (penyakit yang menyerang telinga bagian dalam), vertigo posisional, dan vestibular neuritis (peradangan saraf vestibular).

3. Sakit Kepala Sinus

Penderita sakit kepala sinus akan merasakan nyeri dan tekanan yang bisa membuat kepala bagian depan terasa berat. Hal ini terjadi saat saluran sinus di bagian depan wajah mengalami pembengkakan.

4. Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang atau tension headache membuat otot bahu dan leher mengalami ketegangan sehingga Anda akan merasa seakan-akan kepala lebih berat dari biasanya. Sakit kepala jenis ini akan terjadi 20 menit hingga 2 jam lamanya. Jika merasa tak nyaman segeralah datang ke dokter agar mendapat perawatan yang tepat.

5. Whiplash

Whiplash adalah cedera leher yang disebabkan saat kepala bergerak ke depan dan belakang secara cepat dengan tekanan yang luar biasa. Gangguan ini kerap terjadi setelah kecelakaan lalu lintas, naik wahana seperti roller coaster, terjatuh dari ketinggian, atau pun  benturan saat olahraga. Penderita whiplash kerap merasakan gejala leher sakit dan kaku yang menyebabkan kepala terasa berat. 

6. Gegar Otak

Gegar otak terjadi saat otak terbentur dengan dinding tengkorak dan menimbulkan banyak gejala salah satunya yaitu kepala yang terasa lebih berat dari biasanya.

7. Kelelahan

Kepala akan memberikan sinyal jika tubuh sudah kelelahan. Saat kepala terasa berat bisa jadi tubuh Anda sedang lelah dan ingin rehat sejenak.

8. Gangguan Kecemasan dan Migrain

Cemas berlebih dapat memicu sakit kepala tegang dan memicu kepala terasa berat. Selain itu, kepala terasa berat juga bisa disebabkan oleh migrain. Migrain dapat menyebabkan munculnya berbagai gejala yang membuat tubuh tak nyaman. Adapun gejala yang timbul ketika migrain yaitu rasa lelah, sensitif terhadap cahaya dan suara, leher kaku dan membuat kepala terasa berat, mual, hingga muntah.

9. Tumor Otak

Saat tumor tumbuh di otak maka penderita akan merasakan  tekanan di area ttulang tengkorak. Tekanan secara terus-menerus ini membuat krpala terasa berat dan bahkan diikuti sakit kepala yang kerap muncul. Demikian ulasan perihal penyebab kepala terasa berat. Jika gejala Anda berlangsung terus-menerus dan tak kunjung membaik, segera kunjungi dokter terdekat.


Referensi sebagai berikut ini ;







4 Dosa Besar Suami Terhadap Istri yang Sering Tidak Disadari (KH. Ahmad Bahauddin Nursalim)

Dosa adalah perbuatan, perkataan, pikiran atau niat yang tidak sesuai atau melanggar ketentuan Allah SWT. Gus Baha dalam sebuah video mengungkapkan, ada dosa suami pada istri yang tanpa sadar dibenci Allah SWT. Bukan hanya selingkuh dan tidak memberi nafkah saja, ada beberapa hal lain yang jadi dosa suami terhadap istri namun kerap tidak disadari. Perlakuan itu dianggap sepele, namun berakibat buruk bagi kehidupan berumah tangga. Gus Baha menjelaskan 4 dosa suami pada istri yang dibenci oleh Allah SWT.

1. Banyak tingkah ketika sudah punya banyak harta

Dosa suami yang pertama adalah banyak tingkah ketika memiliki harta. "Sikap suami yang melewati batas itu suami awalnya seneng (pada perempuan ini), kalo udah kaya banyak harta beda. Tingkahnya semakin banyak," kata Gus Baha.

2. Tidak bisa bersikap adil ketika poligami

Telah diriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda: "Barang siapa yang memiliki dua orang istri lalu dia lebih cenderung kepada salah seorang di antara keduanya, maka dia akan datang pada hari kiamat kelak dengan sebelah tubuhnya miring," katanya lagi. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi, Imam An-Nasa’I, dan Imam Ibnu Majah. Dalam hadist tersebut jelas bahwa suami harus bersikap adil pada istri pertama dan kedua. Dosa suami pada istri ini kata Gus Baha paling dibenci Allah SWT.

3. Mendiamkan Istri, hingga menggantungkan nasib istrinya

Allah sangat murka dengan suami yang menggantungkan nasib istrinya. Dosa suami pada istri ini kata Gus Baha sangat tidak menunjukan kualitas suami. "Seolah menjadikan perempuan seperti barang gantungan" kata Gus Baha.

Kehidupan berumah tangga yang dijalani oleh pasangan suami istri pastilah memiliki berbagai kendala yang dilalui. Namun, seberat apapun, tidak boleh suami mendiamkan istri hingga terluntang lantung.

4. Bersikap Tidak jelas

Dalam membangun rumah tangga tentunya tidak mudah, kemarahan dan perbedaan pendapat pasti akan selalu terjadi. Kemarahan seorang suami hingga menggantungkan nasib istrinya ini mendapat murka Allah ta'ala, karena suami tidak kunjung memberikan sikap yang jelas pada istrinya atas pernikahan yang mereka jalani tersebut. "Allah murka, kalau memang begitu lebih baik kamu melanjutkan pernikahannya (dirawat) atau sekalian diceraikan," tegas Gus Baha.

Dari pemaparan di atas seharusnya suami dapat menyadari dan menghindari dosa-dosa suami pada istri tersebut. Agar hubungan rumah tangga semakin baik dan tidak mengundang murka dari Allah SWT. Jika terlanjur berbuat dosa istri pada suami tersebut maka hendaklah bertobat kepada Allah SWT.

Referensi sebagai berikut ini ;







10 Dosa Suami Kepada Istri yang Bisa Menjatuhkannya ke Neraka

Ikatan suami istri merupakan ikatan yang suci. Mereka diwajibkan untuk saling menjaga, bukan hanya menjaga dari urusan dunia, melainkan juga akhirat. "Maka, hanya suami yang bertanggung jawab sajalah yang bersedia melakukan introspeksi dengan melihat 10 dosa yang paling sering dilakukan oleh suami terhadap istri." Ikatan suami istri merupakan ikatan yang suci. Mereka diwajibkan untuk saling menjaga, bukan hanya menjaga dari urusan dunia, melainkan juga akhirat. 

Jika sang istri punya kewajiban, maka suami pun harus memenuhi kewajibannya kepada istri. Banyak hal yang luput dari pandangan pasangan, karena merasa jika sudah menafkahi keluarga, kewajibannya telah terpenuhi. Padahal ada kewajiban lain yang penting tapi seringkali diabaikan.

Maka, hanya suami yang bertanggung jawab sajalah yang bersedia melakukan introspeksi dengan melihat 10 dosa yang paling sering dilakukan oleh suami terhadap istri. dosa yang banyak dilakukan para suami karena mengabaikan kewajibannya kepada sang istri:

1. Tidak mengajar ilmu agama pada istri

Suami yang ahli dalam pekerjaannya, memberikan uang belanja, dan memenuhi berbagai kebutuhan istri mungkin banyak. Namun berapa banyak pasangan yang mengajar ilmu agama pada istri dan anak-anaknya?

Padahal, hal itu sudah menjadi kewajiban suami. Yakni wajib untuk menjauhkan diri dan keluarga yang dipimpinnya dari pedihnya azab kubur dan siksa api neraka.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan melakukan apa yang diperintakan,” (QS. At-Tahrim: 6).

2. Tidak cemburu dengan istri

Cemburu yang pada kadarnya bisa menjadi tanda cinta. Sehingga jika pasangan tidak pernah merasa cemburu dengan istri bisa dipertanyakan rasa cintanya. Apalagi jika istri jalan-jalan ke luar rumah, ke sana-ke mari dengan lelaki lain, tapi pasangan tidak merasa cemburu.

Ini adalah salah satu kesalahan besar yang dilakukan oleh suami.

“Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” (HR An-Nasa'i 'hasan' oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah: 674).

Dan ad-Dayyuts (dayus) adalah lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga atau istrinya.

3. Tidak memberi nafkah pada istri

Sudah banyak contoh para suami yang tidak memberikan nafkah sama sekali kepada istrinya. Hal ini merupakan dosa besar bagi seorang suami.

Sebab memberikan nafkah adalah tanggung jawab utama bagi seorang suami. Bayangkan saja jika seorang wanita yang telah rela meninggalkan kedua orang tuanya untuk hidup mengabdi pada suami, bahkan rela mengandung anak dan melahirkannya untuk si suami, namun diabaikan dan tak diperhatikan.

Hal ini sebagaimana hadist Rasulullah yang berbunyi:

”Rasulullah bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” (HR.Abu Dawud no.1442 CD, Muslim, Ahmad, dan Thabarani).

4. Membiarkan istri menafkahi suami dan memimpin suami

Ada suami yang hidup dengan ditanggung isterinya yang bekerja siang-malam. Padahal si suami tidak punya alasan atau udzur syar’i yang membolehkannya untuk tidak bekerja.

Hal ini sama saja dengan tidak menunaikan kewajibannya kepada istri. Selain itu, suami diberikan kedudukan oleh Allah sebagai pemimpin keluarga, sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Hal ini karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa’ [4]: 34)

5. Membenci istri

Istri adalah partner hidup seorang suami. Dengannya suami akan mengarungi perjalanan hidup yang panjang. Jika suami membenci istrinya, bukan tak mungkin mereka akan menghadapi kegagalan.

Karena teman hidupnya tak lagi mendapatkan kepercayaan. Sehingga akan merusaak hubungan itu sendiri.

Rasulullah telah mengingatkan kepada suami untuk tak membenci istrinya, apalagi jika istri adalah seorang yang beriman, sebagaimana bunyi hadis berikut:

“Janganlah seorang suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya,” (H.R. Muslim).

6. Enggan membantu istri melakukan pekerjaan rumah

Tidak sedikit suami yang enggan membantu pekerjaan di rumah, karena merasa sudah lelah bekerja. Selain itu, biasanya mereka berpandangan bahwa istri-lah yang menanggung beban pekerjaan rumah.

Padahal Rasulullah memberi teladan dengan giat membantu istrinya dalam persoalan rumah sekalipun.

“Beliau (Rasulullah) membantu pekerjaan istrinya dan jika datang waktu salat, maka beliau pun keluar untuk salat,” (H.R. Bukhari).

7. Menyebarkan aib istri terutama tentang hubungan jimak

Terkadang dalam berjimak, suami ada ketidakpuasan atau tidak cocok dengan istri. Ataupun bisa juga suami membeberkan tentang kondisi sang istri saat berhubungan kepada orang lain. Maka jika mengalami dan menemui hal itu, jangan sekali-kali membicarakannya dengan orang lain.

“Sesungguhnya di antara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli istrinya dan istrinya menggaulinya kemudian dia menyebarkan rahasia-rahsia istrinya,” (H.R. Muslim).

8. Berpoligami tanpa mengindahkan aturan dan ketentuan syariat

Syarat penting bagi suami jika ingin melakukan poligami adalah bersikap adil terhadap setiap istrinya. Bahkan Allah SWT memperingatkan kepada suami, jika memang takut tak bisa berlaku adil maka cukup nikahi seorang saja.

“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinlah) seorang saja,” (Q.S An-Nisa: 3).

9. Ringan tangan kepada istri

Ringan tangan yang dimaksud adalah mudah memukul dan menyakiti fisik istri. Jika ada perselisihan seringkali menyelesaikannya dengan kekerasan. Hal ini sangat dibenci oleh Allah SWT.

“Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya…” (H.R. Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani).

10. Bersikap baik pada orang lain, tapi bersikap buruk pada istri

Jika dengan istri gampang mengeluarkan kata-kata kasar dan memukul. Sedangkan kepada orang lain sangat menghargai, berucap dengan kata-kata lembut dan perhatian.

Hal itu bertentangan dengan hadis berikut ini:

“Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap istri-istrinya,” (H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani)

Referensi sebagai berikut ini :







Tujuh Tanda Suami Durhaka Pada Istri


Tujuh Tanda Suami Durhaka Pada Istri, dalam keluarga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan baik dari istri maupun suami. Suami tidak jarang melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah SWT dan melanggar hak-hak istrinya.Dengan demikian, para suami harus mengetahui ciri-ciri perbuatan durhaka terhadap istri, yaitu:

1. Menjadikan istri sebagai pemimpin rumah tangga

Dari Abu Bakrah, ia berkata, "Rasulullah saw bersabda: tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita," (HR.Ahmad no.19612 Bukhari,Tirmidzi, dan Nasai). Rasulullah menyampaikan bahwa suatu kaum (termasuk di dalamnya suami) tidak akan pernah memperoleh kejayaan atau keberuntungan bila menjadikan seorang wanita (termasuk istri) seorang pemimpin. Bentuk ketidakberuntungan ini adalah hilangnya wibawa suami sehingga memberi peluang untuk istri berlaku sesukanya dalam mengatur rumah tangga tanpa mempedulikan pendapat suami. Menyuruh istri mencari nafkah dan mengatur urusan rumah tangga termasuk menjadikan istri sebagai pemimpin. Suami yang berbuat demikian berarti melanggar ketentuan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.

2. Menelantarkan belanja istri

Dari Abdullah bin Amr, ia berkata, "Rasululluah bersabda: seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya," (HR.Abu Dawud no.1442, Muslim, Ahmad, dan Thabarani).

Dari"Asyah ra,bahwa Hindun binti Utbah pernah berkata: Wahai Rasulullah,sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang kikir dan tidak mau memberikan kepadaku belanja yang cukup untuk aku dan anakku,sehingga terpaksa aku mengambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya." beliau besabda: Ambillah sekadar cukup untuk dirimu dan anakmu dengan wajar," (HR.Bukhari no.4945 , Muslim, Nasai, Abu dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Darimi).

Suami yang menelantarkan belanja istri dan anaknya berarti telah melakukan dosa. Suami hendaknya menyadari bahwa selama ia menelantarkan belanja istri, selama itulah ia berdosa kepada istrinya. Oleh karena itu, ia wajib meminta maaf kepada istrinya dan selanjutnya bertaubat kepada Allah.

3. Tidak memberi tempat tinggal yang aman

"Tempatkanlah mereka (para istri) di tempat kalian bertempat tinggal menurut kemampuan kalian dan janganlah menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Jika mereka (istri yang di thalaq) itu sedang hamil, berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan," (QS.Ath-Thalaaq (65):6).

Allah menjelaskan untuk para suami yang menceraikan istrinya diwajibkan untuk tetap memberikan tempat tinggal untuknya selama masa iddah dan tidak boleh mengurangi belanja istrinya atau mengusirnya dari rumah karena ingin menyusahkan hatinya atau memaksanya mengembalikan harta yang pernah diberikan kepadanya atau tujuan lain. Jika mantan istrinya yang masih dalam masa iddah saja harus mendapatkan hak nafkah dan tempat tinggal yang baik, maka lebih utama dan lebih wajib lagi bagi istri sahnya untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari pada itu.

4. Tidak melunasi mahar

Dari Maimun Al-Kurady, dari bapaknya, ia berkata: "saya mendengar nabi saw.(bersabda): siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu,berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu, kelak pada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq," (HR.Thabarani, Al-Mu;jamul, Ausath II/237/1851).

Menurut hadis ini seorang suami yang telah menetapkan mahar untuk istrinya, tetapi kemudian tidak membayarkan mahar yang dijanjikan kepada istrinya, berarti menipu atau mengicuh istrinya. Jika ia tidak memiliki mahar maka ia boleh mengutang kepada istrinya.

Dalam QS.Al-Baqarah (2):237 menerangkan bahwa, "jika kalian menceraikan istri istri kalian sebelum kalian bercampur dengan mereka, padahal kalian sudah menentukan maharnya, bayarlah separuh dari mahar yang telah kalian tentukan itu, kecuali jika istri-istri kalian itu telah memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah. Pemberian maaf kalian itu adalah lebih dekat kepada taqwa. Janganlah kalian melupakan kebaikan antara sesama kalian. Sesungguhnya Allah maha melihat apa yang kalian kerjakan."

5. Menarik mahar tanpa Keridaan istri

"Jika kalian (para suami) ingin mengganti istri dengan istri yang lain, sedang kalian telah memberikan kepada salah seorang di antara mereka itu mahar yang banyak, janganlah kalian mengambilnya kembali sedikit pun. Apakah kalian kalian akan mengambilnya kembali dengan cara-cara yang licik dan dosa yang nyata? Bagaimana kalian akan mengambilnya kembali,sedangkan kalian satu dengan lainnya sudah saling bercampur (sebagai suami istri) dan mereka ( istri istri kalian) telah membuat perjanjian yang kokoh dengan kalian," (QS.An-Nisaa(4):20-21).

Ayat tersebut melarang suami yang meminta atau menarik kembali mahar yang telah diberikan kepada istrinya, baik sebagian maupun seluruhnya. Tujuan islam menetapkan mahar dalam perkawinan adalah untuk menghormati kedudukan istri yang pada zaman sebelum Islam tidak mendapatkan hak untuk memiliki dan menguasai harta kekayaan apapun, baik dari orang tuanya maupun suaminya.

6. Melanggar persyaratan istri

"Hai orang orang yang beriman, penuhilah janji-janji kalian.," (QS.Al-Maaidah (5):1).

Allah memerintahkan orang orang yang beriman untuk memenuhi janji yang dibuatnya dengan orang orang yang terlibat dengan perjanjian. Dalam hal ini, suami istri harus memenuhi perjanjian yang telah dibuatnya, bahkan perjanjian seperti itu paling patut dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

7. Menuduh istri berzina

"Dan orang orang yang menuduh istri mereka berzina, padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka kesaksian satu orang dari mereka adalah bersumpah empat kali dengan nama Allah bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang orang yang benar(dalam tuduhannya) (7) dan kelima kalinya(ia mengucapkan) bahwa laknat Allah akan menimpa dirinya jika ternyata ia tergolong orang orang yang berdusta," (QS.An-Nuur (24):6-7).

Ayat tersebut memberi ketentuan untuk melindungi istri dari tuduhan suami. Karena tuduhan itu dapat merusak kehormatan dan harga diri istri. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengaturan ketat agar suami tidak sembarangan menuduh istrinya berzina tanpa bukti yang dipertanggungjawabkan.

Adapun tindakan tindakan tercela suami terhadap istri lainnya seperti;

  • 1. Memukul (tanpa peringatan terlebih dahulu)
  • 2. Menyenangkan hati istri dengan melanggar agama
  • 3. Mengajak istri berbuat dosa
  • 4. Memadu istri dengan saudari atau bibinya
  • 5. Berat sebelah dalam menggilir istri
  • 6. Menceraikan istri saleh
  • 7. Mengusir istri dari rumah

32 Dosa Suami pada Istri


Perlu sekali para suami mengetahui perbuatan-perbuatan yang dikategorikan sebagai tindakan durhaka terhadap istri. Tanpa kita sadari dalam kehidupan keluarga tidak jarang para suami melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah SWT, dan telah melanggar hak–hak pasangannya.

  • 1. Lalai berbakti kepada orangtua setelah menikah
  • 2. Kurang serius dalam mengharmonisasikan antara istri dan orangtua
  • 3. Ragu dan buruk sangka kepada istri
  • 4. Kurang memiliki sikap cemburu terhadap istri
  • 5. Meremehkan kedudukan istri
  • 6. Melepaskan kendali kepemimpinan dan menyerahkannya kepada istri
  • 7. Memakan harta istri secara batil
  • 8. Kurang semangat dalam mengajari istri ajaran-ajaran agamanya
  • 9. Bersikap pelit terhadap istri
  • 10. Datang secara tiba-tiba setelah lama pergi
  • 11. Banyak mencela dan mengkritik istri
  • 12. Kurang berterima kasih dan memotivasi istri
  • 13. Banyak bersengketa dengan istri
  • 14. Lama memutus hubungan dan meninggalkan istri tanpa sebab yang jelas
  • 15. Sering berada di luar rumah dan jarang bercengkrama dengan keluarga
  • 16. Interaksi yang buruk dengan istri.
  • 17. Tidak menganggap penting berdandan untuk istri
  • 18. Kurang perhatian terhadap doa yang dituntun ketika menggauli istri
  • 19. Kurang memperhatikan Etika, Hikmah dan Hukum hubungan badan
  • 20. Menyebarkan rahasia ranjang
  • 21. Tidak mengetahui kondisi biologis perempuan
  • 22. Menggauli istri ketika haid
  • 23. Menggauli istri pada duburnya
  • 24. Memukul istri tanpa alasan
  • 25. Kesalahan tujuan poligami
  • 26. Tidak bersikap adil antara beberapa istri
  • 27. Terburu-buru dalam urusan talak
  • 28. Tidak mau mentalak, padahal sudah tidak mungkin ada perbaikan dan kecocokan
  • 29. Mencela istri setelah berpisah dengannya
  • 30. Menelantarkan anak-anak setelah mentalak istri
  • 31. Kurang setia terhadap istri
  • 32. Kurang puas dan selalu melirik perempuan lain
Segera bertaubat wahai para suami/ayah/bapak/orang tua/kepala rumah tangga sebelum semuanya menjadi terlambat untuk diperbaiki sebaai kepala rumah tangga, semoga Allah Swt mengampuni wahai para ayah/kepala rumah tangga.







Tanda Suami Durhaka pada Istri & Anak

Tanda Suami Durhaka pada Istri & Anak, Tugas suami hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga, Menjaga kondisi rumah tangga bukan perkara mudah. Tanggung jawab ini tidak hanya dibebankan pada istri, namun suami memiliki porsi lebih besar. Sayangnya, ada suami yang tidak menyadari hal ini. Sampai-sampai mereka melakukan perbuatan yang sudah termasuk durhaka, bukan para orang tua melainkan istri dan anak-anaknya. Para istri, kenali tanda-tanda ini. Jika tanda-tanda ini pada suamimu, maka dia sudah termasuk durhaka.

Pertama, banyak ayah yang berpikir membesarkan dan mendidik anak merupakan investasi. Nantinya, mereka anak membantu orang tua di masa depan. Pemikiran ini jelas salah. Mendidik anak merupakan kewajiban orang tua, termasuk ayah. Jika anak dianggap investasi, biaya yang dikeluarkan untuk membesarkan dan mendidiknya tidaklah sedikit. Malah, seorang ayah justru akan merugi jika menghitung biaya yang sudah dikeluarkan. Tetapi jika ayah berpikir membesarkan dan mendidik anak adalah kewajiban, maka tidak pernah ada kerugian. Semua bisa didapat, asal dengan keikhlasan untuk mendidiknya. 

Kedua, pemikiran bahwa suami adalah pemimpin begitu akad nikah selesai dilaksanakan. Sebagai pemimpin, suami berpikir memiliki tugas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Jika sudah terpenuhi, maka suami bebas di luar rumah. Sementara tugas mengurus dan mendidik anak diserahkan sepenuhnya pada istri. Padahal, suami juga wajib memperlakukan istri dengan penuh penghargaan. Dan terlarang bagi suami untuk menyakiti istrinya.

Wahai suami kamu tak bisa mengelak kalau dikatakan durhaka pada anak dan istrimu jika 2 hal ini diketahuinya. Jangan sampai kamu termasuk suami yang durhaka, Membangun serta menjaga kerukunan rumah tangga memang sulit. Tak banyak para suami yang bisa melakukannya. Sampai mereka akhirnya melakukan hal yang dapat tergolong sebagai bentuk kedurhakaan. Tapi tenang bagi kamu para istri, suamimu yang durhaka bisa dilihat dari 2 hal ini sebagaimana dikutip kompasiana.com

1. Kesalahan Ayah Pada Anaknya, 

Hampir semua Ayah, memiliki pemikiran. Bahwa, membesarkan dan mendidik anaknya sebagai investasi masa depan. Bukan sebagai kewajiban yang memang harus dia kerjakan. Sehingga, ketika orang tua tidak mampu lagi bekerja. Diharapkan, anak akan membantu orang tuanya. Pemikiran demikian, jelas salah. Dimana salahnya? Mari kita hitung secara matematis.

Jika, biaya makan berserta lauk pauknya sekali makan Rp.15.000,- maka, sehari untuk biaya makannya 45 ribu. Pakaian plus biaya cucinya Rp. 5.000,- maka total biaya seorang anak, 50 ribu/hari. Sebulan 1,5 juta, Satu tahun 18 juta. Jika di asumsikan, anak akan mandiri, tanpa biaya dari orang tua, hingga berusia 24 tahun. Maka, untuk kebutuhan makan dan pakaian saja 432 juta.

Jika umur 6 tahun masuk SD, maka untuk biaya pendidikan, uang pendaftaran 5 juta, biaya pendidikan 500 ribu/bulan, ongkos setiap pp sekolah-rumah, 20 ribu/hari. Jajan 20 ribu/hari.

Biaya buku dll 500 ribu/bln. Maka, biaya pendidikan selama SD-SMA sebesar 348 juta.Jika biaya kuliah, hingga selesai S1 sekitar 200 juta. Maka, total jendral, biaya seorang anak, hingga menyelesaikan S1 sekitar 980 juta. Jika asumsi 1 gram emas Rp.500.000.-. Biaya seorang anak hingga S1, setara dengan 1,96 Kg emas.

Jika seorang Ayah, menikah pada usia 26 tahun, maka pada usia 50 tahun, sang Ayah baru menghentikan kegiatan investasi. Jika lama usia seorang Ayah tujuh puluh tahun.

Maka sang Ayah. Mestinya, memetik hasil dari investasi yang dia keluarkan sebanyak 980 juta di bagi 20, yakni sebesar 49 juta pertahun atau 4 juta perbulan. Sungguh sebuah nominal nilai yang sangat kecil jika dibanding investasi yang dia tanamkan sebesar 980 juta.

Kesimpulannya, jika anak dianggap sebagai investasi. Jelas sang Ayah mengalami kerugian. Belum lagi, jika sang anak tak mampu atau lupa memberikan nilai yang mestinya dia berikan pada sang Ayah dengan nominal selayaknya sebesar investasi yang diterimanya.

Berbeda halnya, jika saja seorang Ayah beranggapan bahwa membesarkan dan mengasuh anak sebagai kewajiban. Maka, sang Ayah akan bekerja dengan “Nothing to lose”.

Ikhlas dan tidak berharap balas jasa. Itulah kata kuncinya. Ikhlas dan tak berharap balas jasa. Akibatnya, seorang Ayah akan mempersiapkan diri untuk anak dan dirinya sendiri.

Artinya, Ayah akan berusaha mencari nafkah demia anaknya tanpa melupakan persiapan masa depan untuk dirinya sendiri. Sebab, akan datang masa, ketika anak telah dewasa dan meninggalkan orang tua. Ketika itu, orang tua, tetap berkecukupan secara materi. Karena, jauh hari sebelumnya telah mempersiapkan diri.

Lalu, bagaimana dengan sejumlah nominal yang telah diberikan pada sang anak? Bukankah semua itu harus ada perhitungannya? Karena sifatnya ikhlas dan tidak berharap balas jasa.

Maka, seorang Ayah akan percaya, bahwa apa-apa yang telah dia berikan pada anaknya, sesungguhnya bukanlah rezeki milik sang Ayah. Melainkan, memang rezeki sang anak yang diberikan Allah melalui perantaraan tangan sang Ayah. Sebagaimana firman Allah;

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS. al-Israa’: 31)

2. Kesalahan Suami Pada Istrinya

Banyak Suami beranggapan, ketika akad nikah sudah dilaksanakan, maka posisinya adalah pemimpin dalam rumah tangga. Ketika itu, Suami hanya berpikir, bagaimana cara memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Sehingga, ketika kebutuhan rumah tangga sudah terpenuhi. Maka, selesailah tugasnya. Suami bebas melakukan apa saja di luar rumah.

Mulai pulang larut malam tanpa alasan yang jelas, tidak membimbing anak-anak dalam proses belajar mereka, tidak menyediakan cukup waktu untuk anak dan istri. Bahkan, kondisi ekstreemnya, nikah lagi tanpa sepengetahuan istri.

Padahal sesungguhnya, selain memenuhi kebutuhan rumah tangga, Suami masih memiliki kewajiban untuk memperlakukan istri dengan sepenuh penghargaan dan kelembutan.

"Seorang pemimpin dalam rumah tangga, bukan hanya memenuhi kebutuhan apa yang mereka pimpin. Tetapi, memastikan bahwa segala proses yang berlangsung dalam area yang dipimpin berjalan sesuai dengan kebijakan yang dibuat sang pemimpin, tanpa ada pihak yang merasa di rugikan atau ditinggalkan."

"Seorang Suami harus ingat, ketika mereka menikahi seorang wanita. Sesungguhnya, dia telah mengambil alih tanggung jawab seorang Ayah dari wanita yang dinikahinya. Artinya, bagaimana sang Ayah berusaha untuk membahagiakan anaknya seumur hidup sang Ayah, demikian pula yang harus dilakukan seorang Suami. Bagaimana seorang Ayah berusaha agar anak wanitanya tak tersakiti dan tersia-sia dalam kondisi apapun, itu pula yang harus dilakukan oleh seorang Suami pada istrinya."

Sehingga, ketika seorang Suami akan menyakiti atau menyia-nyiakan istrinya, seharusnya sang Suami bertanya, apakah hal demikian, mungkin dilakukan oleh Ayah dari wanita yang dinikahinya itu? Jika jawabannya tidak mungkin, maka jangan lakukan itu.

Menjamin kebahagiaan seumur hidup terhadap wanita yang dinikahi, akan melahirkan pola pikir bagaimana menjamin kepastian terpenuhinya kebutuhan Jasmani dan rohani dari wanita yang dinikahi Suami. Suami hendaknya memastikan kebahagian yang dia usahakan ketika muda dulu, tetap dapat dia saksikan hingga akhir hayatnya.

Pengingkaran terhadap kewajiban seorang Ayah pada anaknya, pengingkaran kewajiban seorang Suami terhadap istrinya, akan berakhir pada pengingkaran kehadiran seorang Ayah dan Suami terhadap anak dan dan istrinya.


Referensi sebagai berikut ini ;









Suami Durhaka Kepada Istri

Didalam isi kandungan Al-Qur’an Surat An- Nisa’ ayat 34 disebutkan, bahwasannya kaum lelaki (suami) adalah pemimpin bagi kaum wanita (istrinya). Seorang suami dituntut untuk bisa mendidik, melindungi, serta selalu menegakkan kebenaran dalam kehidupan rumah tangganya. Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya “Yang terbaik dari kalian adalah yang terbaik akhlaknya atau perlakuannya terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi)

Akan tetapi tak jarang kita dengar dan saksikan hadirnya seorang suami yang mendurhakai istrinya. Daripada melindungi, mereka justru memilih tindakan atau perbuatan yang dalam islam digolongkan ke dalam perbuatan dzalim terhadap istri. Perbuatan-perbuatan tersebut di antaranya :

1. Menelantarkan untuk memberikan nafkah pada istri

Ciri-ciri suami durhaka terhadap suami yang pertama terdapat dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Muslim, Ahmad, dan Ath- Thabrani, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda yang artinya: “Seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya.”

Hadist tersebut menggambarkan betapa berdosanya seorang suami yang melalaikan kewajibannya terhadap istri dan anaknya.

2. Melimpahkan tanggungjawab suami kepada istri

Suami adalah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Ia berkewajiban untuk memberikan nafkah lahir dan batin bagi keluarganya. Lalu bagaimana jika suami melimpahkan kewajiban seperti mencari nafkah dan mengatur segala urusan rumah tangga kepada sang istri.  Hal ini tentu saja bertentangan dengan syariat islam, dan keluarga tersebut digolongkan menjadi keluarga yang tidak beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya “Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita.“ (HR.Ahmad, Bukhari, Tirmidzi, dan Nasa’i).

Jika tanggung jawab menjadi pemimpin diambil alih oleh istri, maka tentu saja kewibawaan suami akan hilang, dan hal itu bisa menjerumuskan istri pada perbuatan durhaka pada suami.

3. Tidak memberikan tempat tinggal yang layak kepada istri

Jika seorang suami memutuskan untuk menceraikan istrinya, maka ia berkewajiban untuk memberikan tempat tinggal yang aman dan layak kepada istri yang hendak diceraikan selama masa iddah. Kewajiban lain yang tidak boleh dilupakan suami adalah bahwa ia harus tetap memberikan nafkah kepada istri yang hendak ia cerai sebagaimana biasanya.

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT berikut : “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS Ath- Thalaaq: 6)

4. Tidak mau melunasi mahar

Seorang suami yang ketika menikah memberikan mahar, akan tetapi mahar tersebut belum terlunasi dan bahkan suami tidak berniat untuk melunasinya, maka itu berarti suami telah menipu istrinya dan ia akan mempertanggungjawabkannya di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:

“Siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu, berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu, kelak pada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq.” (HR.Thabarani)

5. Mengambil kembali mahar yang telah diberikan kepada istri tanpa adanya keridhoan dari sang istri

Islam memandang mahar suatu perkawinan dengan tujuan untuk menghormati kedudukan istri serta untuk pertanda  atau lambang kekuasaan seorang wanita atas laki-laki yang menikahinya. Seorang pria yang apabila ia berniat menceraikan istrinya lalu meminta atau mengambil kembali mahar yang telah diberikannya kepada sang istri tanpa adanya keridhoan dari istri, maka itu adalah perbuatan yang tercela, dan Allah SWT sangat tidak menyukai perbuatan tersebut.

6. Menuduh istri berzina tanpa adanya bukti yang kuat

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT berikut : “Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la`nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. An- Nuur ayat 6-7)

6.Menganiaya serta merendahkan martabat istri

Rasulullah SAW melarang para suami untuk menyakiti serta menjelek-jelekkan, atau bahkan membanding-bandingkan istri dengan wanita lain dengan menggunakan kata-kata dan ucapan yang bertujuan untuk merendahkan martabat sang istri baik di hadapannya sendiri atau di hadapan orang lain.

Sebagaimana sabda Beliau SAW dalam sebuah hadist,

”Saya pernah datang kepada Rasulullah SAW, ’saya lalu bertanya: ’Ya Rosulullah, apa saja yang engkau perintahkan (untuk kami perbuat) terhadap istri-istri kami? ’Beliau bersabda: ‘janganlah kalian memukul dan janganlah kalian menjelek-jelekan mereka.” (HR. Abu Dawud)

7. Memeras dan mengajak istri untuk berbuat dosa

Ini salah satu hal yang tidak dibenarkan dalam islam. Seorang suami haruslah selalu berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk istri dan anak-anaknya, seperti mengajari dan mengajak mereka untuk shalat, mengaji, atau melakukan hal-hal yang dapat memberikan motivasi bagi istri dan anak untuk beramal ibadah. Seorang suami yang memeras istri dan memaksanya untuk berbuat dosa, maka di akhirat kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban dari Allah SWT atas apa yang pernah ia lakukan tersebut.

8. Selalu mencurigai dan berusaha mencari-cari kesalahan istri

Selalu curiga terhadap apa-apa yang diperbuat oleh istri adalah sifat kurang baik yang harus dihindari oleh para suami. Ketika seorang suami curiga kepada istrinya, maka ia akan selalu berusaha mencari-cari kesalahan istrinya tersebut. Hal itu akhirnya bisa menimbulkan pertengkaran di antara keduanya.

9. Menceraikan istri tanpa adanya alasan yang dibenarkan syar’i

Seorang suami yang sudah bosan dengan istri karena berbagai alasan seperti memiliki wanita idaman lain, bisa saja selalu berusaha mencari-cari jalan agar ia segera dapat bercerai dari istrinya. Misalnya saja dengan menuduh istri tanpa adanya bukti yang jelas.

Referensi Sebagai berikut ini ;






Sebab-Sebab Terjadinya Perceraian Pasangan Suami Istri

Pernikahan dalam Islam itu adalah ikatan yang kuat untuk menyatukan suami-istri. Dalam berkeluarga, mereka akan hidup tenang (sakinah) dan pandangan pun terjaga. Islam pun telah memotivasi untuk menjaga hubungan tersebut, memerintahkan untuk menjaganya, dan terus terpelihara sejak akad nikah. Sehingga suami diperintahkan untuk berbuat baik pada istrinya dengan cara yang patut (cara yang makruf). Allah Ta’ala berfirman,

وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

“Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (QS. An-Nisaa’: 21). Konsekuensi dari ayat ini, pernikahan hendaklah berusaha untuk dipertahankan dan dijaga.

Dan perlu dipahami bahwa memisah ikatan akad nikah (dengan perceraian), hukumnya asalnya terlarang. Perceraian bisa dilakukan jika memang punya alasan tidak bisa melanjutkan lagi kehidupan berumah tangga dan tidak mungkin lagi cara perdamaian bentuk apa pun ditempuh. Karena asalnya merusak hubungan suami-istri itu terlarang. Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ اِمْرَأَةً عَلَى زَْجِهَا أَوْ عَبْدًا عَلَى سَيِّدِهِ

“Bukan termasuk golongan kami orang yang membujuk seorang perempuan untuk memusuhi suaminya atau membujuk seorang budak untuk memusuhi tuannya.” (HR. Abu Daud).

Juga terlarang meminta cerai tanpa ada sebab yang syari seperti disebutkan dalam hadits Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا طَلاَقًا فِى غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّة

“Wanita mana saja yang meminta talak (cerai) tanpa ada alasan yang jelas, maka haram baginya mencium bau surga.” (HR. Abu Daud).

Angka perceraian pada masyarakat muslim saat ini mengalami peningkatan luar biasa. Dan kita mesti mengetahui sebab-sebabnya untuk bisa mencegahnya.

Sebab-sebab terjadinya perceraian

  1. Pertama: Jeleknya dalam memilih pasangan tanpa mengetahui dengan jelas agama dan akhlaknya. Kejelekan tersebut barulah terbongkar saat sudah menikah. 
  2. Kedua: Kurang memerhatikan agama dan hak Allah terutama dalam memerhatikan ibadah shalat. Termasuk dalam hal ini adalah kurang menjaga hal-hal yang dapat membentengi diri dari berbagai gangguan seperti dzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an, sampai dibiarkannya suami-istri terjerumus dalam dosa dan maksiat hingga dijadikan rutinitas. Ini juga jadi sebab terjadinya perceraian antara suami-istri.
  3. Ketiga: Jadi pecandu obat-obatan terlarang (narkoba) dan jadi pemabuk berat akhirnya dia berperilaku yang jelek pada pasangan ketika bergaul.
  4. Keempat: Kurangnya tanggung jawab antara suami-istri seperti suami yang meninggalkan tanggung jawab dalam rumah, ia hanya mau sibuk kumpul-kumpul dengan teman, sibuk begadang, seringnya traveling tanpa ada hajat, hingga melalaikan hak-hak keluarganya.
  5. Kelima: Sebagian pasangan suami-istri sibuk terus dengan gawainya, kurang dalam memerhatikan hak pasangan, anak, dan keluarganya.
  6. Keenam: Sibuk dengan MEDSOS sampai kecanduan, juga sibuk menelusuri berbagai situs web yang berisi kemungkaran. Berbagai medsos dan situs web tersebut bahkan punya dampak jelek pada akidah, perilaku, dan akhlak.
  7. Ketujuh: Tidak harmonis hidup berumah tangga, tidak memerhatikan hak satu sama lain, hingga tidak bisa saling memahami dan bersepakat.
  8. Kedelapan: Saling berburuk sangka satu sama lain dan cemburu berlebihan.
  9. Kesembilan: Banyak tuntutan yang mesti dipenuhi salah satu pasangan.
  10. Kesepuluh: Istri merasa tinggi dari suami.
  11. Kesebelas: Tidak tenang dan terusnya bertengkar.
  12. Kedua belas: Suami tidak memahami keadaan istri, seperti banyak menyinggung istrinya dengan kalimat yang kurang menyenangkan bakda hamil.
  13. Ketiga belas: Ikut campurnya keluarga suami atau istri hingga memperkeruh penyelesaian masalah.
  14. Keempat belas: Kebiasaan menonton sinetron di mana yang digambarkan di dalamnya seakan-akan rumah tangga itu akan berbahagia terus, dan ada juga digambarkan rumah tangga yang rusak terus.
  15. Kelima belas: Ada juga karena sebab memakai pil pencegah kehamilan sehingga terjadi gangguan psikis.
  16. Keenam belas: Harapan istri untuk hidup mewah dan memandang terus orang di atasnya.

Jalan keluar : Setelah mengetahui sebab-sebab ini, perlu dipahami bahwa masalah dalam rumah tangga sebenarnya hal yang biasa dan memang ada. Keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang suci yang dikepalai oleh seorang nabi juga sering ada masalah. Di antara istri-istri nabi saja ada sifat saling cemburu. Itu semua wajar, tinggal bagaimana kita bisa mengatur dan menyelesaikan masalah tadi.

Solusi : yang paling ampuh untuk mengatasi masalah perceraian ini adalah mesti adanya tarbiyah pada keluarga-keluarga kaum muslimin. Juga harus ada solusi untuk mendamaikan perselisihan yang ada dalam keluarga kaum muslimin, mendamaikan yang berselisih termasuk bentuk ibadah yang luar biasa. Intisari nasihat Syaikh Faishal Al-Ghazawi dengan menambahkan nasihat agar kita bisa mendamaikan konflik yang terjadi dalam rumah tangga.

Allah Ta’ala berfirman,

۞ لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa’: 114)

Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ قَالُوْا بَلَى قَالَ إِصْلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ وَفَسَادُ ذَاتِ الْبَيْنِ الْحَالِقَةُ

“Maukah kukabarkan kepada kalian perkara yang lebih afdal dibandingkan derajat puasa, shalat, dan sedekah?” Para sahabat menjawab, “Tentu saja.” Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Perbaikilah (hubungan) di antara sesama kalian. Dan rusaknya hubungan adalah pencukur (perusak agama).” (HR. Abu Daud).

Semoga Allah beri taufik dan hidayah, dan keluarga kita dikaruniai sakinah mawaddah wa rahmah.

Referensi sebagai berikut ini ;