This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Kamis, 16 Juni 2022

Perbuatan Khianat adalah Penyebab Kesulitan Hidup di Dunia maupun di Akherat


Ada satu jenis lagi perbuatan yang menyebabkan kesulitan hidup di dunia bahkan di akhirat yaitu ; Khianat. Pada saat ini masyarakat Indonesia sedang menyaksikan bagaimana orang-orang yang berkhianat  koruptor, manipulator dan yang lainya  dengan jabatan yang telah diamanahkan bangsa kepadanya di nodai oleh suatu perbuatan khianat terhadap tugas-tugasnya dan kekuasaan yang dipegangnya. Para pemegang amanah itu tidak menjalankan amanat sebaik-baiknya tetapi tragisnya dilain pihak mereka terus berusaha mempertahankan amanat yang diberikan kepadanya dengan berbagai cara, Walhasil ketika perbuatan khianat itu terbuka hijabnya yang selama ini tertutupi, maka tidak saja dirinya yang hancur karena malu, hilang martabat dan hartanya, hancur pula perasaan keluarga dan orang-orang disekelilingnya.

Allah SWT berfirman yang artinya sebagai berikut ini : “ Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad ) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui  (Al An-faal : 27)

Al Wahidi – semoga Allah merahmatinya – mengatakan , Ayat ini diturunkan kepada Abu Lubabah ketika Rasulullah Saw mengutusnya ke Bani Quraizhah, saat mereka dikepung. Sedang keluarga dan anaknya ada di dalamnya. Kemudian mereka berkata kepada Abu Lubabah, “ Wahai Abu Lubabah, apa pendapatnmu jika kita memakai keputusan Sa’ad demi kepentingan kita ? “ Kemudian Abu Lubabah mengisyaratkan kelehernya, maksudnya ia akan disembelih, maka jangan kalian melakukan hal tersebut. Perbuatan itu adalah khianat kepada Allah dan RasulNya. Abu Lubabah berkata “ Kakiku masih tetap berada pada tempat itu, sampai aku sendiri menyadari bahwa aku telah khianat kepada Allah dan Rasul-Nya . Allah berfirman dalam Surah yusuf ayat 52, "Dan sesungguhnya Allah tidak meridhai tipu daya orang yang berkhianat"  Maksudnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang khianat atas amanat yang dibebankan kepadanya. Ini berarti bahwa Allah akan membeberkan aibnya’ pada akhir nanti dengan dijauhkannya hidayah dari Allah SWT.

Allah berfirman : Akan tetapi jika (tawanan-tawanan itu ) bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka sesugguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah SWT sebelum ini, lalu Allah SWT menjadikan(mu) berkuasa terhadap mereka. Dan Allah SWT Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana (Al Anfaal : 71)

Meskipun para tawanan itu hendak mengkhianatimu, wahai Muhammad dengan menampakkan seakan-akan baik dalam perkataannya dan mereka beriman, tetapi sebenarnya mereka telah mengkhianati Allah, sebelum terjadi peperangan ini yaitu perang Badar .

Allah berfirman, “ Hai orang-orang beriman , janganlah kamu mengkhianati Allah SWT dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (al Anfaal :27)

Maksudnya, janganlah kalian mengkhianati agama kalian dan Rasul kalian dengan membocorkan rahasia-rahasia kaum Mukminin. Dan mengkhianati apa yang telah diamanatkan kepada kalian berupa taklif-taklif syari, kewajiban-kewajiban agama , sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut ini yang artinya.

“ Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit , bumi dan gunung-gunung , maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat  zalim dan bodoh (Al Azhaab : 72)

Ibnu Abbas berkata,” khianat kepada Allah itu berupa perbuatan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan dan khianat kepada Rasulullah saw berupa perbuatan meninggalkan sunah-sunah yang telah beliau gariskan dan melakukan maksiat terhadapnya. Begitu juga khianat terhadap amanat, yaitu amal-amal yang telah Allah percayakan kepada hamba-hambaNya

Allah berfirman : “Dan jika kamu khawatir terjadinya pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur ., sungguh Allah tidak menyukai orang  yang berkhianat ” (Al Anfaal ’58)

Makna yang dimaksud adalah jika kalian khawatir terhadap suatu kaum akan berbuat khianat , maka cabutlah perjanjian yang telah engkau sepakati  dan katakanlah kepada mereka bahwa kami telah mencabut perjanjian dengan kalian , sekarang kami memerangi kalian . agar mereka tahu pentingnya hal tersebut sehingga mereka akan sama-sama menyadari keutamaan bersamamu dengan ilmunya itu. Janganlah kalian memerangi mereka sedangkan diantara kalian dan mereka ada perjanjian , dan mereka menaruh percaya kepada kalian , hingga perbuatan ini dianggap sebagai tindak pengkhianatan dan mengingkari janji. “ Innallaha laa yuhibbul khaainin” ungkapan ini sebagai alasan diperintahkannya membatalkan perjanjian ,karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat khianat dan tidak dapat dipercaya.

Allah berfirman “….dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena membela orang-orang yang khianat” ( An Nisaa : 105)

“ Dan janganlah kamu berdebat untuk membela orang –orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa (an Nisaa; 107)

Maksudnya janganlah kalian berdebat untuk membela orang yang mengkhianati dirinya dengan melakukan maksiat. Bahwa Alah tidak menyukai orang yang sangat suka berkhianat, tenggelam dalam jurang kemaksiatan dan dosa.

Rasulullah SAW bersabda; Tidak ada iman bagi orang yang tidak dapat diamanati . Tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati perjanjian (Hr Ahmad. Al Bazzaar, ath Tharani dan Ibnu Hibban)

Khianat akibatnya akan jelek dalam segala hal. Bahkan dalam suatu kondisi akan lebih jelek dari yang lainnya. Orang yang berkhianat dalam suatu hutan , tidak sama dengan orang yang berkhianat terhadap sanak saudara, harta dan melakukan pebuatan-perbuatan dosa besar. Rasulullah saw bersabda,” Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika ia berbicara akan berdusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika dipercaya , ia akan berkhianat (HR Bukhari dan Muslim)

Rasullah saw bersada “ Allah berkata, Aku menjadi fihak yang ketiga dari dua orang yang bersepakat, selama tidak ada salah satunya yang khianat. Di dalam hadits itu juga disebutkan Perkara pertama kali yang akan diangkat dari manusia adalah amanah. Dan yang terakhir kali yang tersisa adalah shalat. Barangkali orang yang melakukan shalat itu tidak akan mendapat kebaikan sedikit pun ( Hr bu Dawud dan Al Hakim).

Rasulullah saw juga bersabda, “ Jauhkanlah kalian dari amanat, karena ia adalah akhlak yang paling tercela (Hr abu Dawud , An Na- Nasa’I, dan Ibnu Maajah)

Rasulullah saw bersabda,” Beginilah ahli neraka, beliau menyebutkan seeorang yang tidak diragukan sifat tamaknya dan jika ia diamanati maka pasti akan khianat.”

Ibnu Mas’ud r.a. berkat,” Di hari Kiamat akan didatangkan orang yang khianat dengan amanahnya. Kemudian dikatakan kepadanya,” tunaikan amanahmu.” Kemudian ia berkata, bagaiamana mungkin aku bisa wahai Tuhanku, sedang dunia telah sirna? Beliau berkata,” kemudian amanah itu berwujud seperti sesuatu ketika ia diambil dari neraka jahanam dan dikatakan kepdanya,” turun dan ambillah ia, kemudian keluar darinya.” Beliau berkata,” Kemudian ia turun dan mengambilnya dengan digendong di pundaknya , yang beratnya melebihi berat gunung di dunia. Sehingga ketika ia mengira bahwa ia telah selamat, tiba-tiba ia tergelincir kembali. Tergelincir dalam neraka selama-lamanya. “ Kemudian beliau berkata, shalat adalah amanah. Wudhu adalah amanah. Mandi wajib adalah amanah. Timbangan adalah amanah. Maka berikanlah semua titipan itu.

Berharap untuk mengahiri hidup adalah hal yang dilarang


Mengharapkan atau Berdo'a atas kematian diri sendiri adalah putus asa yang dilarang dalam agama islam. Keputusasaan dalam hidup karena berbagai masalah sering membuat orang ingin mengakhiri hidupnya. Banyak yang benar-benar melakukan niatnya itu, ada juga yang beniat saja dengan memohon tuhan agar dirinya segera meninggal. Sudah diketahui secara umum bahwa bunuh diri adalah perbuatan yang dilarang, tapi bagaimana dengan orang yang meminta Allah SWT agar segera meninggal? apakah diperbolehkan?

Penasihat Mufti Mesir, Dr Majdi Asyur mengatakan bahwa seseorang tidak boleh berdoa untuk kematiannya sendiri dan berharap untuk itu. Karena Rasulullah SAW bersabda tidak boleh berdoa untuk keburukan atau kecelakaan diri sendiri. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya yang diriwayatkan oleh Abu Dawud sebagai berikut : 

Dari Jabir bin Abdullah RA dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Jangan kalian mendoakan yang tidak baik atas diri sendiri, anak-anak kalian dan pelayan kalian, suatu saat Allah SWT Yang Maha Suci dan Maha Tinggi mungkin memperkenankan apa yang kalian maksudkan maka mustajabahlan doa dari kalian.” (HR Abu Dawud).

Dia menambahkan, tidak ada jaminan bahwa kebaikan seseorang lebih baik daripada keburukannya ketika meninggal. Jadi, ia menganjurkan agar tidak berdoa untuk segera diwafatkan dalam kondisi apapun. 

“Lebih baik berdoa agar ditenangkan hatinya oleh Allah SWT  dari rasa putus asa dan frustrasi. Serta agar Allah ubah situasinya menjadi yang terbaik dan dibimbing oleh Allah SWT," jelasnya sembari menyarankan doa beriikut:   Latin: “Allahumma ahyini ma damatil hayatu khairan li wa tawaffani ma damal wafatu khairan li.” yang artinya sebagai berikut ini :

Artinya: “Ya Tuhan, hidupkan aku selama hidup itu baik untukku, dan matikan aku jika kematian itu baik untukku."

Dia juga menyarankan untuk berserah diri kepada Allah SWT agar merasa lebih rileks. Perbanyak juga berdzikir dan menjalin sialturahim dengan sesama yang akan meringankan beban hidup. Dan banyak menyebut Tuhan, doa dan ikatan kekerabatan adalah hal-hal yang meringankan beban hidup.

Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa yang kita lakukan, dan memberikan jalan keluar atas kesulitan, kepahitan, kesedihan yang telah kita lakukan dan yang telah kita alami.

Hal/masalah/perkara yang Bisa Menjerumuskan Manusia ke dalam Dosa dan Maksiat



Ada tiga keadaan yang membuat Iblis beserta bala tentaranya akan efektif menguasai manusia.Yaitu 1. saat marah, 2. saat berkecamuknya peperangan, dan 3. saat berduaan dengan wanita yang bukan mahram (apalagi kalau kita suka padanya). 

Dikisahkan dari Ibnu Umar bahwa suatu ketika Iblis datang kepada Nabi Musa AS. Ia berkata, "Wahai Musa, engkau telah dipilih Allah dengan risalah-Nya, dan Allah SWT telah berbicara padamu: "Wa kallamallahu Musa takliimaan". Aku ini makhluk Allah juga. Aku ingin bertaubat. Karena itu, mohonkanlah syafa'at untukku agar Allah mengampuniku". 

Nabi Musa kemudian berdoa pada Allah SWT. Maka Allah berfirman, "Wahai Musa, Aku penuhi permintaanmu. Tapi, katakan pada Iblis agar dia bersujud pada kuburan Adan terlebih dahulu". Setelah itu, Musa memberitahukan apa yang difirmankan Allah SWT kepadanya. Bagaimana reaksi Iblis? Dia marah besar dan berkata, "Dulu, ketika Adam masih hidup, aku tidak mau bersujud kepadanya. Mana mungkin aku harus bersujud kepadanya setelah ia mati?" Karena sikapnya tersebut, Iblis tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT. 

Setelah itu Iblis berkata pada Musa, "Musa aku berutang budi padamu. Engkau telah memintakan ampun pada Allah untukku. Sekarang aku akan memberikan nasihat padamu. Ingatlah aku dalam tiga keadaan, agar aku tidak membinasakanmu. Pertama, kalau engkau marah, ingatlah aku. Karena, saat engkau marah, ruhku berada dalam hatimu dan mataku berada dalam matamu. Kedua, ingatlah aku ketika engkau menghadapi peperangan. Aku datangi anak Adam. Aku ingatkan dia tentang anaknya, istrinya, dan keluarganya sehingga ia meninggalkan medan perang. Dan ketiga, hindarilah berduaan dengan seorang perempuan yang bukan mahram-mu. Ketahuilah, pada saat itu aku akan menjadi utusanmu untuknya, dan menjadi utusannya untukmu".

Dalam banyak riwayat terungkap bahwa zaman dulu, Iblis sering kali menemui orang-orang saleh, terutama para nabi, untuk berdialog dengan mereka. Dari pertemuan tersebut, sering kali terlontar "kata-kata hikmah" dari Iblis berkaitan dengan strateginya dalam menjerumuskan manusia. Untuk zaman sekarang, biasanya Iblis (di sini disebut setan sebagai penerusnya) tidak langsung berhadapan, tapi langsung masuk ke dalam diri kita. 

Dari kisah tersebut, ada tiga keadaan yang membuat Iblis beserta bala tentaranya akan efektif menguasai manusia. Yaitu saat marah, saat berkecamuknya peperangan, dan saat berduaan dengan wanita yang bukan mahram (apalagi kalau kita suka padanya). 

Hal ini sangat logis, karena dalam tiga situasi tersebut, kondisi psikologis seseorang sangat labil. Sehingga seseorang berpotensi untuk bertindak di luar kendali "akal sehatnya". Pada saat marah, setan akan membangkitkan nafsu amarah di dalam hati, hingga seluruh kejelekan bisa masuk ke dalam diri kita. "Marah adalah kunci dari segala keburukan dan kejahatan," demikian Imam Ja'far As Shiddiq mengungkapkan. 

Sebuah riwayat menyebutkan pula bahwa Iblis datang menampakkan diri di hadapan seorang rahib. Sang rahib lalu bertanya, "Akhlak manusia yang mana yang banyak membantumu?". Iblis menjawab, "Marah. Sungguh, pada waktu marah, saya permainkan ia, bagaikan anak kecil membolak-balikan permainkan bola". Demikian berbahayanya amarah yang diperturutkan, hingga Rasul berpesan, "Hindarilah kemarahan, karena ia merupakan bara yang dinyalakan di dalam hati anak Adam". 

Rasul pun menjanjikan derajat tinggi bagi mereka yang mampu mengendalikan marah, "Barang siapa menahan marah padahal ia sanggup untuk melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di atas kepala para makhluk (pada Hari Kiamat), hingga ia menyuruhnya untuk memilih bidadari manapun yang dikehendakinya". 

Selain marah, setan akan "habis-habisan" menggelincirkan manusia tatkala ia berada di tengah berkecamuk pertempuran. Betapa tidak, saat berperang di jalan Allah, seorang pejuang menginjakkan satu kakinya di syurga dan satunya lagi di neraka. Karena itu, hanya ada dua pilihan yang akan muncul dalam benak seseorang: bertarung habis-habisan atau melarikan diri. Dalam kondisi antara hidup dan mati seperti itu, setan akan menghembuskan sikap kepengecutan pada diri seseorang. 

Sikap pengecut dengan melarikan diri dari peperangan, adalah sikap yang teramat hina dalam Islam. Rasulullah SAW memasukannya ke dalam satu dari tujuh perkara yang membinasakan. Beliau bersabda, "Jauhilah tujuh hal yang menghancurkan, yaitu: berbuat syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT kecuali dengan alasan yang benar, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri saat berkecamuknya perang melawan musuh, dan menuduh berbuat mesum atas wanita mukminah yang baik dan menjaga dirinya" (HR Bukhari Muslim). 

Perangkap setan yang ketiga adalah nafsu syahwat kepada wanita. Saat kita berduaan dengan wanita yang bukan mahram, setan akan menjadi penghubung antara kita dengan "si dia". Walau mulut tak bicara, tapi setan akan menghubungkan hati keduanya, hingga lahir getaran-getaran. Dan, syahwat inilah yang terus dibangkitkan setan sampai manusia tergelincir.

Cara cara Taubat Menurut Islam yang langkah-langkah taubat yang benar


Cara cara Taubat Menurut Islam yang langkah-langkah taubat yang benar. Tobat secara bahasa artinya kembali. Secara istilah artinya kembali kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Berserah diri pada-Nya dengan hati penuh penyesalan yang sungguh-sungguh. Menurut Abduallah (1999) menyatakan tobat merupakan bentuk tindakan dari akhlak dan kewajiban manusia terhadap Allah SWT karena pada dasarnya manusia tidak lepas dari perbuatan dosa.

Tobat yang diterima oleh Allah ialah Taubat Nashuha, yaitu tobat yang sebenar-benarnya yang mana taubat itu berlaku untuk siapa saja. Bukan hanya untuk orang yang mempunyai dosa saja, namun taubat diperintahkan untuk semua orang, karena setiap orang pastilah memiliki dosa bahkan melakukan maksiat entah itu disengaja maupun orang tersebut tidak disengaja melakukan dosa atau maksiat tersebut.

Sebab-sebab diterimanya Tobat adalah sbb : Jika Anda melakukan dosa ataupun kesalahan, maka segeralah untuk bertobat. Karena Allah selalu memaafkan hambanya. Dan berikut ini sebab-sebab Allah menerima tobat yang Anda:

1. Karena Allah SWT Maha Mengasihi dan Maha Pengampun.

2. Agar hamba-hambanya bersih dari dosa dan memperoleh kebahagiaan di Surga-Nya kelak.

3. Orang-orang yang bertaubat tidak mengulangi dosa yang pernah diperbuat.

4. Mencegah dari kejahatan dan agar orang-orang lebih banyak melakukan kebaikan.

Syarat Tobat : Sebelum Anda melakukan taubat, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu syarat-syarat untuk bertaubat. Dan berikut ini rangkuman syarat bertobat:

1. Islam, Jika Anda melakukan taubat dengan cara yang dianut oleh Islam, tentu saja Anda haruslah beragama. Karena hal ini pun telah dijelaskan dalam QS An-Nisa ayat 18. “Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.”

2. Ikhlas, saat Anda melakukan sebuah taubat, Anda harus dengan ikhlas untuk menjalankannya. Karena dengan keikhlasan itu artinya Anda hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT.

3. Mengakui dosa, jika Anda benar-benar ingin menghapus semua kesalahan yang pernah diperbuat, Anda harus mengakui kesalahan tersebut di hadapan Allah SWT. Dengan cara mengakui serta memohon keselamatan dengan berdoa kepada Allah.

4. Menyesali perbuatan, selain Anda harus mengakui dosa, Anda juga diharuskan memiliki rasa penyesalan. Penyesalan tersebut akan memberikan kemampuan kepada Anda untuk takut dan menjadi penghalang apabila Anda berniat melakukan kembali kesalahan atau dosa tersebut.

5. Lepas dan tinggalkan perbuatan dosa. Apabila pelanggaran yang Anda perbuat adalah melakukan larangannya, dan meninggalkan perintahnya, maka Anda harus melaksanakan perintahnya sebagai cara meninggalkan perbuatan dosa tersebut.

Hal ini juga tercantum dalam firman Allah SWT dalam QS Al Imran ayat 135: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”


Cara bertobat dan langkahnya yang benar

Ada beberapa cara untuk Anda bertobat dari kesalahan dan dosa yang telah Anda perbuat. Apabila dosa atau kesalahan yang Anda perbuat termasuk dalam dosa kecil, maka Anda perlu untuk bertobat dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dan selalu beristighfar.

Namun apabila dosa yang telah Anda perbuat itu besar, maka cara bertobat yang harus Anda lakukan ialah dengan sholat tobat dan tidak mengulanginya lagi. Anda juga diharuskan untuk mengerti cara tobat dengan tulus dan sungguh-sungguh bila memang telah melakukan dosa besar seperti zina ataupun syirik. Berikut cara bertobat dan langkahnya:

1. Menyesali dengan sungguh-sungguh : Jika Anda ingin bertobat, maka Anda sebaiknya untuk menyesali segala perbuatan yang telah Anda lakukan dengan sungguh-sungguh. Karena sebuah penyesalan sendiri ialah hakekat untuk bertobat. Dan apabila Anda masih teringat dengan kemaksiatan yang Anda perbuat, maka Anda harus melawannya dengan kesedihan yang ada.

2. Meninggalkan dosa zina dan semua pemicu : Tentu saja untuk meninggalkan sebuah dosa tersebut Anda harus meninggalkan perbuatannya. Selain itu Anda juga harus meninggalkan dan menjauh dari segala pemicu dosa zina tersebut.

3. Bertekad tidak mengulang kembali : Selain mengakui kesalahan dan meninggalkan segala pemicu dari dosa zina tersebut, cara bertobat selanjutnya ialah tidak mengulangi kesalahan yang telah diperbuat. Anda harus memiliki tekad untuk tidak mengulang kembali kesalahan tersebut.

4. Dekatkan diri dan banyak beribadah : Cara bertobat yang sangat disarankan tentu saja kembali mendekatkan diri dan banyak beribadah kepada Allah SWT. Karena mendekatkan diri kepada Allah dapat menggugurkan dosa yang telah Anda perbuat. Selain itu telah dijelaskan pula dalam firman Allah di QS Hud ayat 114.

“Dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”

5. Sholat tobat : Sholat tobat ini bisa Anda lakukan dengan dua rakaat dan juga niat dalam hati. Niat yang Anda ucapkan hanyalah berniat untuk sholat tobat dan mohon ampunan agar diridhoi oleh Allah SWT. Dan memohon ampunan kepada Allah juga bisa dilakukan dengan sholat tobat ini. Pada saat Anda melakukan sholat tobat, maka Anda pun telah berjanji untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

6. Cari lingkungan yang baik : Lingkungan yang baik tentu saja akan membawa dampak yang baik pula untuk Anda. Oleh karena itu, jika Anda memang bertekad untuk lepas dari segala perilaku tak terpuji, maka Anda harus mencari lingkungan yang baik. Hal ini juga dilakukan untuk memperkuat tobat yang telah Anda lakukan.

7. Rahasiakanlah (jangan diumbar-umbar/jangan disebar luarkan, tutupi aib tersebut) : Dosa yang pernah Anda perbuat sebaiknya rahasiakan. Rahasiakan dosa dari siapapun termasuk orang terdekat anda apalagi orang lain. Dalam sebuah hadist pun Rasulullah pernah bersabda.

“Siapa yang tertimpa musibah maksiat dengan melakukan perbuatan semacam ini (perbuatan zina), hendaknya dia menyembunyikannya, dengan kerahasiaan yang Allah berikan.” (HR. Malik)

Maka dari itu sebaiknya Anda mulai untuk menjauhi segala jenis dosa yang ada. Dan semoga Allah SWT akan mengampuni setiap dosa yang diperbuat dan selalu meridhoi jalan yang Anda ambil, karena Allah maha Pengampun lagi maha Penyayang, apalagi untuk orang yang beriman,  Amin

Kuncinya hidup tenang, tentram dan bahagia



Rasa khawatir, gelisah, dan takut sangatlah manusiawi. Namun, seringkali kecemasan kita terhadap sesuatu justru menjadi pemicu stres, rasa tidak bahagia, hingga penyakit mental. Untuk mencegah kekhawatiran berlebih terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi, ada baiknya kamu menerapkan kunci hidup tenang dan bahagia di bawah ini :

1. Perbanyak rasa Syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan kepada kita. Sering kali rasa tidak bahagia muncul ketika kita merasa kurang atas apa yang dimiliki. Padahal, setiap manusia Tuhan ciptakan dengan kelebihan beserta kekurangannya masing-masing. Memperbanyak rasa syukur bisa jadi kunci hidup tenang dan bahagia. Punya mimpi besar adalah hal wajar, namun jangan lupa untuk mensyukuri apa yang kamu miliki saat ini.

Untuk memperbanyak rasa syukurmu, kamu bisa, lho, meluangkan sedikit waktumu untuk menuliskan hal-hal yang kamu syukuri setiap harinya di buku harianmu. Kebahagiaan yang kamu catat bisa dimulai dengan hal-hal sederhana, seperti rasa syukur telah diberi kesehatan, bisa makan enak, pekerjaan terselesaikan dengan lancar.

2. Jangan membawa masalah saat mau tidur. Penelitian di Beijing, Tiongkok membuktikan bahwa amarah maupun pengalaman buruk yang terbawa ke alam bawah sadar saat tidur membawa dampak buruk bagi kesehatan, terutama kesehatan otak. Amarah dan pengalaman buruk yang terbawa saat tidur bisa meningkatkan kadar stres serta kecenderungan kita untuk terus mengingat pengalaman dan perasaan tersebut. Jadi, kalau harimu buruk, ada baiknya kamu menenangkan pikiran terlebih dahulu dengan bermeditasi sejenak, lalu lepaskan pikiran-pikiran negatif sebelum tidur. 

3. Memiliki Pikiran yang baik dan positif. Salah satu kunci hidup tenang dan bahagia yang paling sederhana adalah dengan memiliki waktu istirahat yang cukup. Idealnya, waktu istirahat manusia dalam satu hari adalah 7–8 jam. Tidur yang cukup bisa me-reset kembali pikiranmu sehingga kamu bisa mengawali hari dengan fresh keesokan harinya. 

4. Beristirahar yang cukup anatar 7-8 jam dalam sehari semalam. Salah satu kunci hidup tenang dan bahagia yang paling sederhana adalah dengan memiliki waktu istirahat yang cukup. Idealnya, waktu istirahat manusia dalam satu hari adalah 7–8 jam. Tidur yang cukup bisa me-reset kembali pikiranmu sehingga kamu bisa mengawali hari dengan fresh keesokan harinya. 

5. Rutinkan bangun pagi, sekitar jam 4 pagi atau  jam subuh. Ketika tubuh kamu mendapatkan cukup istirahat setiap harinya dan terbiasa bangun pagi, kamu bisa mengawali aktivitas pagimu dengan lebih mudah. Bangun di pagi hari bisa membuat pikiranmu lebih segar serta menjadi awalan yang baik untuk lebih produktif, lho. Dengan bangun pagi, kamu terhindar dari perasaan dag-dig-dug karena terburu-buru, jadi nggak perlu cemas akan hal tersebut. Oleh karena itu, rutinitas bangun pagi bisa jadi salah satu faktor kunci hidup tenang dan bahagia setiap harinya

6. Berolah raga rutin minimal 1 mingu sekali selama 1 jam misalnya yoga, atau jalan jalan kami agar tuguh sehat.  Berolahraga adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh agar tetap fit. Dengan berolahraga rutin, imunitas tubuhmu akan meningkat sehingga tidak mudah terserang penyakit. Selain itu, olahraga dapat membuat pikiranmu menjadi lebih rileks sehingga rutin berolahraga menjadi salah satu kunci hidup tenang dan bahagia yang bisa kamu terapkan.

Olahraga dapat memicu peningkatan hormon serotonin dalam tubuh. Hormon serotonin berperan penting dalam memperbaiki suasana hati menjadi lebih baik sehingga kamu bisa merasa bahagia.

7. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Tingkat kepuasan dari seorang manusia seolah nggak pernah ada ujungnya. Manusia terus menginginkan lebih dari apa yang mereka punyai sekarang sehingga seringkali menjadikan hidup orang lain sebagai pembanding atas hidupnya sendiri. Kehadiran media sosial sebagai tempat mengekspos kesuksesan seseorang sedikit banyak men-trigger kita untuk merasa tidak puas dengan diri kita. Padahal, setiap orang punya garis kehidupannya sendiri yang belum tentu sama dengan orang lain.

Rasa tidak puas pada diri sendiri membawa perasaan negatif yang membuatmu tidak bahagia. Kamu bisa rehat sementara dari media sosial untuk mendetoks perasaan negatif dan fokus pada kehidupanmu sendiri. Percaya, deh, fokus pada kehidupan sendiri membuat kita jauh lebih bahagia! Cara ini bisa jadi kunci hidup tenang dan bahagia buatmu yang bisa kamu coba.

8. Menerapkan gaya hidup yang praktis. Segala sesuatu yang rumit pasti bikin pusing tujuh keliling. Selalu saja ada hal nyebelin yang merusak mood di pagi hari, salah satunya terjebak macet. Jebakan batman kemacetan bisa jadi masalah berkelanjutan seperti terlambat kerja, dimarahi atasan, dan masih banyak lagi. Untuk meminimalisir hal tersebut, kamu bisa menerapkan gaya hidup praktis. Salah satunya dengan naik kendaraan umum yang bebas macet seperti kereta atau MRT. Ini bisa jadi langkah sederhana untuk mengawali hari dengan mood yang baik.

9. Hidup sesuai dengan kemampuan/kekuatan ekonomi masing masing keluarga/individu. Penyebab kegelisahan tak berujung salah satunya adalah hidup bergelimang utang. Sehabis gajian, bukannya merasa senang, malah stres, karena tagihan-tagihan sudah menunggu untuk kamu bayar. Alhasil, gaji satu bulan habis untuk bayar tagihan dan menjalankan hidup sebulan ke depan terasa sangat berat.

Kamu sepertinya perlu mengevaluasi keuangan kamu lagi. Kamu bisa pelan-pelan membatasi keinginanmu untuk membeli barang tersier seperti gadget, kendaraan dengan kredit. Setelah selesai melunasi utang, kamu bisa mulai merencanakan keuangan dari awal dengan membuat pos-pos pengeluaran yang sesuai dengan pendapatan yang kamu terima setiap bulannya. Untuk selanjutnya, kamu bisa menabung terlebih dahulu sebelum membeli barang dibandingkan membelinya secara kredit.

10. Kondisi keuangan/finansial yang baik dan sehat. Hal penting lainnya yang jadi kunci hidup tenang dan bahagia adalah memiliki kondisi finansial yang sehat. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan membuat alokasi gaji. Berikut adalah rumus alokasi dengan asumsi gaji Rp5 juta per bulan.

  • Kebutuhan & tagihan 65%
  • Dana darurat & asuransi 10%
  • Tabungan & investasi 10% 
  • Alokasi gaji untuk senang-senang 10%
  • Donasi/sedekah 5%
Dengan membuat perencanaan alokasi gaji, kamu jadi punya pegangan untuk membuat kondisi finansialmu sehat. Kondisi finansial yang sehat akan membuat hidupmu lebih tenang, serta bahagia. Alokasi gaji untuk menabung dan investasi memang tidak besar, tetapi dengan melakukannya secara rutin setiap bulan, kamu bisa mewujudkan impianmu di masa mendatang serta meraih kebebasan finansial versi kamu. 

Kebebasan finansial tentu jadi kunci hidup tenang dan bahagia yang tidak boleh terlewatkan. Smeoga kita sekalu di berikan kesehatn kebahagian dan ketenangan dalam menjalani hidup oleh Allah SWT. Jangan lupa selalu iabada berdo'a dan Ikhtiar yang kuat dan baik, jangan mencari harta yang haram, karena harta yang haram membuat hidup hidupmu akan sengsara, semakin banyak harta haram yang engkau makan semakin hidupmu menderita. Semoga kita dijauhkan dari harta haram tersebut, minta pertolongan kepada Allah SWT yang menciptakan Bumi dan Langin berserta isinya. semoga kita diberika kemudahan oleh Allah SWT, amin.

Merasa miskin dan kurang harta


Ketahuilah bahwa semua rezeki itu dari Allah Ta’ala. Terkadang Allah luaskan rezeki kepada seseorang, terkadang Allah sempitkan. Tugas kita adalah menerima semua putusan Allah dengan sabar, syukur dan qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang Allah karuniakan. Inilah kunci kebahagiaan. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda yang artinya sbb : 

“Sungguh beruntung orang yang sudah berislam, lalu Allah beri rezeki yang secukupnya, dan Allah jadikan hatinya qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang dikaruniakan kepadanya” (HR. Muslim no. 1054).

Namun kebanyakan kita terkalahkan oleh hawa nafsu sehingga merasa tidak pernah cukup. Demikianlah umumnya manusia, betapapun banyak yang Allah berikan, terasa tidak pernah cukup. Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

“Andai bani Adam memiliki dua lembah yang penuh dengan harta, maka dia akan mencari lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa memenuhi perut bani Adam kecuali tanah (yaitu kematian)” (HR. Bukhari no.6436 dan Muslim no.1048).

Terkadang, betapapun banyak yang Allah berikan, masih saja seseorang merasa miskin dan kurang. Sehingga hidupnya tidak pernah bahagian karena terkungkung oleh perasaannya yang senantiasa merasa kurang. Maka, mari kita kenali sebab-sebab seseorang senantiasa merasa miskin dan merasa kurang, semoga kita bisa merenungkan dan mengambil faedah darinya. Seseorang akan terus merasa miskin dan kurang ketika :

1. Karena tujuan hidup dan ambisi terbesarnya masih mencari dunia, bukan akhirat. Orang yang ambisi terbesarnya adalah dunia, Allah jadikan kefakiran di depan matanya, ia merasa miskin terus. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda di dalam HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah no. 950 yang artinya sbb : 

“Barangsiapa ambisi terbesarnya adalah dunia, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya, Allah jadikan kefaqiran di depan matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali sesuai apa yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang ambisi terbesarnya adalah akhirat, Allah akan memudahkan urusannya, Allah jadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam ia tidak menyangkanya” 

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “pecinta dunia tidak lepas dari 3 hal: kegalauan yang terus-menerus, keletihan yang terus-menerus, dan kekecewaan yang tiada berakhir” (Ighatsatul Lahafan, 1/37).

2. Karena jahil terhadap ilmu agama

3. mengikuti bisikan setan dalam berbuat maksiat dan melakukan yang dilarang oleh agama.

4. karena banyak bergaul dengan orang kaya, kurang bergaul dengan orang miskin.

5. kurang mensukuri nikmat-nikmat yang kecil

6. hati yang sakit dan mati

7. kurangnya dalam menjalankan ibadah 

8. penghasilan yang haram

9. tidak mau bekerja dan malas.

10.Jarang berdoa (memmohon kepada Allah SWT)

Kenapa Rizki Sempit dan Sulit


Jika Rizki kita sempit dan sulit, maka kita perlu koreksi diri kita sendiri, instropesi diri kita, jangan-jangan ada dosa dan maksiat yang kita lakukan, sehingga rizki tersebut sebenarnya menjadi hak kita, menjadi terhalangnya rizki untuk didapat karena maksiat dan dosa yang kita lakukan. Dosa yang dilakukan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap rezeki yang Allah berikan kepadanya. Allah menahan rezeki orang-orang yang berbuat maksiat. Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman dalam surah Al A'raf ayat 96 sbb : “Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.”  Jika ingin mendengarkan nasihat dari Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid sebagai berikut ini : 



Sudah Taubat, Hatinya Selalu Dirundung Rasa Gelisah & Cemas


Ada yang bertanya, Pertanyaan : Jika seseorang sudah banyak melakukan dosa, bahkan ada juga dosa besar yang ia lakukan, kemudian ia ingin bertaubat atas kesalahannya tersebut. Namun hatinya selalu dirundung rasa takut atas apa yang sudah dilakukannya. Seperti takut akan hisab di hari akhir, bagaimana nanti ia di hari akhir nanti. Bagaimana dengan hal ini Ustadz. Apa yang harus ia lakukan? Karena hatinya terus terusan merasa gelisah atas kesalahannya tersebut. Baarakallahu fiikum.

Jawaban : Seimbangkanlah antara Khauf dan Roja’ Ia sedang berada pada kondisi yang tidak seimbang. Rasa khauf atau rasa takut jauh mendominasi perasaan dan menguasai jiwanya. Ini berefek kepada rasa takut yang berlebihan dan syaithan akan lebih mudah menyesatkannya.

Ia harus memperbanyak membaca buku-buku agama yang menjelaskan sifat welas asih Allah ta’ala. Bahwasanya Allah Maha Pengampun dan memaafkan segala dosa selama si hamba mau bertaubat.

Dan Allah ta’ala sangat berbahagia dengan taubat hambaNya yang bermaksiat. Agar menjadi seimbang antara khauf dan raja’. Antara takut kepada Allah dan neraka dengan rasa harap kepada ampunan dan syurga Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman Surah Az Zumar 53 sebagai berikut artinya : 

“Katakanlah : ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (QS Az Zumar : 53).

Jika rasa Raja’/ harapnya lebih mendominasi maka seseorang akan meremehkan perbuatan dosa dan sulit bertaubat. Dan jika rasa khauf/rasa takutnya yang jauh mendominasi maka seseorang akan senantiasa dirundung duka, gelisah, dan seterusnya.

Banyak Berdzikir dan Berdoa Mengingat Allah SWT, yang kedua hendaknya penanya memperbanyak membaca dzikir-dzikir ma’tsur yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai upaya permohonan kepada Allah agar menganugrahkan ketenangan. Allah SWT yang artinya sbb  : “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ra’du: 28).

Yang terakhir memperbanyak berdoa memohon ampunan kepada Allah subhanahu wa ta’ala di waktu-waktu yang mustajabah. Semoga kita menjadi hamba yang yang bertobat kepada Allah SWT dan diampuni segala dosa-dosanya, serta dimasukan ke dalam jannnahnya,  Amin

Mengatasi rasa gelisah dan gundah serta sedih


Cemas dan gelisah adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya bagi psikologi seseorang, namun keadaannya tidak pernah dipertimbangkan oleh manusia. Karna terkadang kita mempunyai cara tersendiri untuk menghilangkan rasa cemas itu. Ada yang menghilangkan dengan cara cara yang sesuai ataupun yang melanggar syari’at seperti mabuk dan lain-lain. Memanglah kemungkinan gelisah atau cemas mereka hilang namun dosa pun semakin menerkam.

Hakikatnya memang manusia adalah sosok makhluk yang sering dilanda kecemasan, ketika seseorang dihadapkan oleh suatu masalah yang menghantuinya, sedangkan dirinya belum siap untuk menghadapinya. 

Terlebih masa masa sekarang ini, banyak sekali diantara kita merasa cemas dan gelisah menghadapi wabah penyakit yang sedang menjangkit negeri kita, tentu jiwa dan fikiran kita akan terguncang dan perkara tersebut sudahlah menjadi fitrah setiap orang karna takutnya jika sampai kita yang terkena wabah ini ataupun keluarga dan orang-orang sekitar kita.

Sebab cemas dan gelisah merupakan keadaan mental yang dapat merugikan orang yang merasakannya. Jika dua hal ini terus menerus menimpa orang tersebut ia bisa kehilangan kesempatan meraih segala yang diinginkannya, tubuh akan menjadi lemah, lesu, dan tidak bergairah, sehingga menghambat mencapai hal hal yang dituju dala, hidup.

Jika cemas dan gelisah tak kunjung reda akan menimbulkan penyakit baru yakni penyakit sedih yang berkepanjangan. Salah seorang filsuf muslim pertama, al-kindi dalam bukunya yang berjudul Seni Menepis Kesedihan mendefinisikan kesedihan sebagai suatu penyakit jiwa yang terjadi karena hilangnya yang di cinta dan luputnya yang didamba. 

Kita sering merasa sedih saat ini sebab ada karyawan yang di PHK dari kerjanya, ada yang usahanya semakin menurun, dan lain sebagainya, pekerjaan yang kita cinta dengannya kita bisa mempunyai penghasilan kini harus tersendat karena wabah ini. 

“Orang yang paling banyak menderita kesedihan pastilah yang punya banyak orang atau sesuatu yang dicinta secara berlebihan dan orang yang sedikit mengalami kesedihan adalah orang yang paling sedikit cintanya kepada seseorang atau sesuatu” .

Orang yang berakal mengkaji dan menyadari bahwa dunia ini dipenuhi oleh berbagai persoalan yang terus berubah dari generasi kegenerasi berikutnya. Karena itu orang yang berakal harus memutuskan diri dari penyebab kesedihannya dengan membuat dirinya tidak bergantung dengan sesuatu yang jika tiada atau hilang akan membuatnya sedih. Kita harus terus menerus merayakan hari-hari yang kita jalani. Masa depan atau hari esok itu belum ada, kita sering memeboroskan energy, menderita mental, gelisah, dan bersedih karena mengkhawatirkan sesuatu.

Maksiat lagi setelah taubat, apakah Allah SWT akan mengampuni?


Berbuat dosa berkali-kali memang telah menjadi sifat dasar manusia. Berbuat kesalahan tidak hanya sekali namun berulang disetiap kesempatan. Namun demikian Allah SWT akan senantiasa mengampuni dosa-dosanya jika manusia sering melakukan taubat. Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wassalam bersabda ,"Setiap manusia pasti banyak berbuat salah dan sebaik-baiknya orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat," (HR. Tirmidzi )

Perhatikan dalam hadist tersebut digunakan kalimat 'banyak berbuat salah', namun kata Rasulullah setelah itu 'sebaik-baiknya orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat'. Ini adalah isyarat bahwa orang yang dosanya banyak, termasuk orang yang mengulang dosa yang sama setelah taubat, tetap akan diterima taubatnya.

Sebuah hadist shahih menjelaskan," ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu ia berkata Ya Rabbi, aku telah berbuat dosa, ampunilah aku. Lalu Allah SWT berfirman 'Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa', lalu dosanya diampuni. Dan berjalanlah waktu, lalu ia berbuat dosa lagi. Ketika Ia berbuat dosa lagi ia berkata "Ya Rabbi, aku telah berbuat dosa lagi ampunilah aku', Lalu Allah SWT berfirman, 'Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa,'. Lalu dosanya diampuni. Waktu kembali berjalan, ia berbuat dosa kembali, dan meminta pengampunan 'Ya Rabbi aku telah berbuat dosa lagi, ampunilah aku,'. Lalu Allah SWT berfirman, ' Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa'. Lalu dosanya diampuni. Kemudian Allah SWT berfirman 'Aku telah mengampuni dosa hamba-Ku, maka hendaklah ia berbuat sesukanya," (HR. Bukhari)

Belajar menerima takdir yang menimpa kita


Sulit dan pedih saat takdir yang buruk menimpa kita, terlebih takdir tersebut untuk menerima kesulitan, kepahitan, pesakitan, bahkan kegagalan yang kita kidak inginkan sebelumnya. sesuatu yang tidak kita harapkan sebelumnya, sesuatu yang amat sangat menyakitkan hati dan pikiran kita. sesuatu yang tidak sama sekali yang kit harapkan sebelumnya. sesuatu yang menurut pemahaman kita itu sangat tidak baik dan racun buat kita. pada saat itu kita lupa bahwa pecipta takdir adalah Allah SWT yang maha mengetahui. Allah SWT yang menciptakan kita (manusia) pastilah Allah memiliki rencana yang baik buat hambanya. Kita lupa Allah tidak akan membebankan hambanya kecuali sesuai dengan kemampuan/kesanggupan hambanya. "Laa yukalifullahu nafsan illah fus'aha" Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupanya. belajarlah menerima takdir yang menimpa kita. (walapun itu sangat sulit bagi hambanya). maka kita harus belajar menerima atas kehendaknya yaitu Allah SWT. 

Ketika seseorang menerima takdir yang menimpa dirinya, menerima ketentuan Allah SWT atas dirinya, ridho kepada qodho dan qodar Allah SWT, maka ia akan ikhlas dan rela menerima apapun yang diputuskan Allah SWT kepada dirinya tanpa syarat, dan menganggapnya sebagai sesuatu kebaikan atau cobaan yang perlu dihadapinya. Ridho merupakan buah dari cinta seorang mukmin kepada Allah. Seseorang yang mencintai seseorang akan menerima semua keinginan dan tuntutan dari yang dicintainya. Keinginan dan tuntutan Allah SWT terdapat dalam Al Qur’an.

Kehendak Allah kepada kita merupakan kejadian yang telah berlangsung, tidak dapat dihindarkan, dan tidak diketahui sebelumnya. Semua kebaikan dan keburukan dari apa yang menimpa kita, semua dari sisi Allah.Tak ada seorangpun yang dapat menghindari dari rahmatNya dan kecelakaan yang ditimpakanNya kepada seseorang.

Setelah penciptaan fisik seorang manusia dalam rahim ibunya selama 120 hari, Allah SWT mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan menyampaikan empat perkara: 1. rezekinya, 2. ajalnya, 3. amal 4. perbuatannya, dan akan menjadi sengsara atau bahagia. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa amal perbuatan seseorang selama hidupnya tidak menjamin keadaannya di akhir hidupnya. Semua tergantung pada kehendak Allah SWT. Ada seseorang yang selama hidupnya senantiasa beramal baik dengan amalan penghuni surga, hingga jaraknya tinggal sehasta, namun takdir Allah mendahuluinya, lalu ia melakukan amalan penghuni neraka, hingga masuklah dia ke dalam neraka. Sebaliknya ada seseorang yang selama hidupnya senantiasa beramal dengan amalan neraka, hingga jaraknya tinggal sehasta, namun takdir Allah SWT mendahuluinya, lalu ia melakukan amalan penghuni surga, hingga dia pun masuk ke dalamnya. (diwiwayatkan oleh HR Bukhari Muslim).

Takdir merupakan pertemuan antara ikhtiar atau usaha manusia dengan kehendak Allah SWT. Hidup merupakan rangkaian usaha demi usaha, sambungan ikhtiar demi ikhtiar. Namun ujung dari usaha dan puncak ikhtiar tidak selalu berhubungan langsung dengan kesuksesan dan keberhasilan. Ada simpul lain yang menghubungkan dengan keberhasilan, yaitu kehendak Allah SWT. Simpul yang tidak diketahui oleh manusia, yang gelap bagi kita semua. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahuinya (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok/lusa/masa depan (QS. Luqman:34).

Pada setiap usaha yang kita lakukan, kita harus melakukan segala sesuatu dengan baik, profesional, tertib, dan penuh semangat. Pada wilayah yang gelap gulita, usaha kita adalah: berdoa, berharap, dan bertawakal kepada Allah SWT. Dalam setiap ikhtiar yang kita usahakan, harus kita tutup kalkulasi optimisme dengan kata ’semoga’ atau ’mudah-mudahan' atau 'InsyaAllah'.

Boleh jadi, takdir yang menimpa diri kita adalah buah dari pohon-pohon dosa kita. Dosa-dosa kecil bahkan dosa-dosa besar yang kita abaikan dari mohon ampunan Allah SWT yang kita semai dan kita tumbuh suburkan, akan menghasilkan buah yang akan kita petik hasilnya. Jika musibah datang beruntun, kegagalan terus menghantui kita, sudah saatnya kita berkaca dan mengoreksi diri/introspeksi diri kita. Kotoran atau coreng-moreng apa yang telah menodai perjalanan hidup kita. Dosa apa yang telah kita lakukan sehingga menghalangi kita mencapai kesuksesan, gagal mencapai kebaghagian, ketenagan jiwa, ketenangan hidup kita. Setelah itu hapuslah kotoran dan coreng-moreng itu dengan taubat dan istighfar.

Ada korelasi yang kuat antara taubat dan istighfar dengan kemudahan hidup. Nabi Nuh AS mengajarkan kepada umatnya : ”Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun, dan mengadakan pula di dalamnya sungai-sungai” (QS. Nuh:10-12).

Ibnu Qoyyim menasihati dan berkata : Jika engkau dalam kenikmatan, peliharalah kenikmatan tersebut. Sesungguhnya kemaksiatan bisa menghilangkan kenikmatan, dan ikatlah kenikmatan dengan taat kepada Tuhanmu, karena Tuhanmu Maha Cepat pembalasanNya.

Kenikmatan yang hilang dan berubah menjadi kegagalan merupakan ’buah karya kita sendiri/buah tangkan kita sendiri ”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS Asy-syuro:30).

Boleh jadi, takdir yang menimpa diri kita adalah cara terbaik untuk meringankan dosa di hari kiamat. Ketika Rasulullah SAW sakit menjelang wafatnya, beliau bersabda ”Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu rasa sakit dengan duri atau apa saja, kecuali Allah SWT menggugurkan dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.”(HR Bukhari). Di antara rahmat dan kasih sayang Allah SWT kepada mukmin adalah dikuranginya dosa mereka di dunia. Musibah, bencana, dan kegagalan yang menimpa, bagaikan air yang menyiram dan mematikan api dosa. Hingga bisa jadi orang yang dosanya banyak, setelah diuji dengan musibah dia tetap beriman, ia akan menghadap Allah SWT kelak dengan beban dosa yang ringan atau tanpa dosa. Sehingga selipkanlah rasa syukur dan tumbuhkan kesabaran atas setiap takdir yang menimpa diri kita, terutama yang berupa musibah. Semoga musibah itu adalah cara Allah SWT untuk meringankan dosa kita yang sudah menumpuk dalam catatan amal hidup kita selama hidup.

Boleh jadi, takdir yang menimpa diri kita adalah harga wajib untuk mencapai kesuksesan lain. Ketika di awal usaha kita, kita tidak mendapatkan hasil yang kita inginkan, bahkan gagal mendapatkannya, bisa jadi Allah SWT punya rencana bagi kita untuk memilih usaha lain yang akan mendatangkan hasil yang lebih baik. Kegagalan merupakan langkah untuk mencapai kesuksesan, jika kita terus berusaha dan berdoa. Ketika seorang wanita belum mendapatkan jodohnya karena berbagai hambatan, boleh jadi Allah SWT telah menetapkan jodoh yang lebih baik untuk mendampinginya. Ketika seseorang terus ditolak ketika mencari lowongan pekerjaan, boleh jadi Allah SWT telah memilihkan pekerjaan yang lebih baik untuk dia.

Boleh jadi, takdir yang menimpa diri kita merupakan lampu kuning pengingat, agar kita lebih banyak berkaca diri. Mungkin sebelum musibah menimpa kita, kita sedang lupa dengan cermin tempat hati mengoreksi diri/bercermin diri. Apakah ada goresan-goresan atau titik-titik yang mengotori hati kita. Musibah, kegagalan, kesulitan hidup bisa menjadi pengingat bahwa kita harus banyak berkaca diri, mengoreksi diri bahwa dosa kita sudah cukup mengkhawatirkan sehingga Allah SWT memberi peringatan dan teguran kepada kita. Sebelum Allah SWT melanjutkan dengan siksa dan azabNya, segeralah bertaubat. 

Sebelum kita melangkah mengambil sikap dan mengambil sebuah keputusan sebelum kita menentukan pilihan, mohonlah petunjuk kepada Allah SWT sebagai berikut ini :

Ya Allah, aku mohon pilihanMu menurut pengetahuanMu

dan aku mohon dengan kekuasaanMu, dan aku mohon karuniaMu yang Agung

Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Kuasa dan aku tidak berkuasa

Engkau Yang Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui,

dan Engkau Maha Mengetahui yang ghaib

Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusanku ini baik bagiku, di dalam agamaku dan hidupku, serta baik akibatnya bagiku (di masa sekarang atau masa yang akan datang), maka kuasakanlah dan mudahkanlah urusan ini untukku, kemudian berkahilah untukku; dan apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini tidak baik bagiku, di dalam agamaku dan hidupku, serta akibatnya bagiku (di masa sekarang dan masa yang akan datang), maka jauhkanlah urusan ini dariku dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan tentukanlah yang baik untukku di manapun aku berada, kemudian ridhoilah aku dengan kebaikan itu.

Semoga kita selalu dalam lingkungan dan ridho Allah SWT, Amin

Penyebab Su’ul Khotimah


Sebagian orang yang menampakkan dirinya sebagai seorang muslim dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, ternyata dapat mengalami su’ul khotimah. Su’ul khotimah memiliki sebab-sebab yang harus selalu diwaspadai oleh setiap mukmin. 

1. Akidah yang sudah rusak : 

Meskipun memiliki sifat zuhud dan keshalihan yang sempurna, namun akidah rusak maka tidak akan ada artinya. Jika seseorang memiliki akidah yang rusak dan ia sangat meyakininya, bahkan tidak menunyadari bahwa dirinya telah berada dalam kekeliruan akidah, maka hal tersebut akan tersingkap ketika dirinya sakaratul maut. Jadi, seseorang yang wafat dalam keadaan sebelum kembali ke dalam keimanan atau ajaran yang benar, maka ia akan mendapatkan su’ul khotimah dan meninggal dalam keadaan tanpa iman. Hal ini seperti firman Allah dalam QS. Az-Zumar: 47 yang artinya: Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah SWT yang belum pernah mereka perkirakan.

Begitu pula dalam firman-Nya yang lain, “Katakanlah Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?’ Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan ini, padahal mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104) 

Maka hendaklah setiap orang selalu memperbaiki akidahnya. Dimana akidah yang benar adalah bersumber dari Al-Qur’an dan as-Sunnah sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam dakwahnya di era awal kebangkitan Islam pada masanya. “Jika ia tidak bisa membedakan antara akidah yang benar dengan buruk maka hal itu bisa menjadikan hilangnya akidah itu secara total, seperti orang yang tidak punya akidah atau orang kafir,”

2. Banyaknya yang berbuat maksiat

Apapun yang sering dilakukan seseorang dalam kehidupannya maka kebiasaan itu akan melekat dalam hatinya, begitu pula kemaksiatan. Semakin banyak maksiat yang diperbuat, maka akan muncul dan terulang pula memori itu saat ia meninggal. Sebaliknya, jika seseorang selama hidup di dunia cenderung melakukan ketaatan dan hal-hal baik, maka hal yang paling banyak hadir saat dirinya sakaratul maut adalah memori ketaatan.

Seseorang sering membaca Al-Qur’an, hadir dalam kajian, mengerjakan shalat wajib dan sunah, rajin berpuasa, bersedekah, dan amalan lainnya, maka kecondongannya itu akan terbayang atau terlihat ketika ia sudah meninggal. Bahkan ketika maut hendak menjelang namun dirinya belum bertaubat, maka syahwat dan maksiat akan menguasainya hingga hatinya terikat padanya.

Kedua hal tersebut akan menghalangi dirinya dengan Rabbnya dan akan menyebabkan kesengsaraan di akhir hayatnya. “Orang sakit parah biasanya bertaubat, namun jika waktu sehat ia condong ke maksiat maka dirinya tidak kepikiran taubat melainkan maksiat yang biasanya dilakukan,” ungkapnya.

Adapun orang yang tidak maksiat atau hendak maksiat namun segera taubat maka dirinya akan dijauhi dari kondisi su’ul khotimah, melainkan Insya Allah diberikan husnul khotimah. Hal ini merupakan pertolongan dari Allah Swt. Maka hendaklah kita terus melakukan ajaran-Nya dan meninggalkan segala bentuk larangan-Nya. Dalam pergaulan seseorang juga harus diperhatikan, sebab saat meninggal akan ditampilkan orang-orang yang biasa bergaul dengannya. Seperti dalam ilustrasi dimana semasa hidupnya seseorang sering bermain catur, saat sekarat ia tidak mampu mengucapkan “Laa Ilaha Illallah” meskipun sudah dibimbing atau ditakklin oleh seseorang sebelum nyawa di kerongkongan.

3. Berpaling atau tidak Istiqamah dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah STW.

Semula seseorang istiqamah dalam kebaikan lalu berubah menjadi menyimpang jauh menuju keburukan, maka hal ini dapat menjadi sebab orang mengalami su’ul khotimah. Seperti contoh dimana iblis semula merupakan makhluk paling taat kepada Allah bahkan menjadi pemimpin para malaikat. Namun, ketika dirinya diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam, iblis menolaknya karena merasa paling hebat. Sebab kesombongannya, iblis dikutuk menjadi makhluk yang tergolong kafir. Sehingga jika ada seseorang mengikuti ajaran iblis, maka dirinya termasuk orang kafir dan akan mengalami su’ul khotimah. “Di sini jadi catatan dimana iblis guru malaikat malah masuk neraka, sedangkan muridnya malaikat masuk surga. Maka kita harus terus berdoa dan memohon kepada Allah untuk diselamatkan,”

Istiqamah memang tidaklah mudah sebab banyak hal yang menjadi penghalang. Agar dapat meningkatkan amal dapat dilakukan dengan banyak mencari ilmu, berdoa, dan berdekatan dengan orang yang baik. Keluarnya seseorang dari keistiqamah akan ketaatannya, maka harus segera disadarkan dan diluruskan agar tidak termasuk ke dalam orang yang mendapatkan su’ul khotimah.

4. Lemahnya Iman seseorang

Banyaknya dosa yang menggelapkan hatinya menyebabkan cahaya iman di hati memadam. Sehingga ketika sakaratul maut datang, ia akan dibayangkan kebingungan dan rasa khawatir dalam dirinya bahwa Allah SWT akan murka dan tidak cinta padanya. Dalam kondisi seperti ini, ia akan mendapatkan su’ul khotimah dan sengsara selamanya. “Sebab orang mendapatkan su’ul khotimah adalah cinta dan kecondongannya akan dunia sehingga lemahlah iman dan berimbas pada penyiksaan,

Semoga kita selalu bertobat kepada Allah SWT selam nyawa masih dikandung badan kita dan belum sampai kerongkongan maka Allah menerima tobat hambanya.

Orang-orang yang Dihinakan Allah SWT



Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT bila mencintai hamba-Nya memanggil Jibril seraya berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia.’” Rasulullah bersabda, “Maka, Jibril pun mencintai si fulan.” Lalu, Jibril menyeru semua penduduk langit, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan.” Nabi bersabda, “Maka, si fulan dicintai penduduk langit dan dia pun diterima oleh penduduk bumi.”

Jika Allah membenci seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah dia sehingga Jibril pun membencinya.” Rasulullah bersabda, “Lalu, Jibril menyeru penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah dia.’” Penduduk langit pun membenci si fulan, kemudian dia pun dibenci penduduk bumi. (HR Bukhari dan Muslim).

Orang yang sengsara adalah yang dihinakan Allah sehingga penduduk bumi pun akan membicarakan orang tersebut dengan kejelekan dan cercaan. “Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS al-Hajj 18).Rasulullah SAW sering berdoa agar tidak dihinakan Allah, “Ya Allah berilah tambahan kebaikan dan jangan Engkau kurangi, muliakan kami, dan jangan Engkau hinakan. Berilah anugerah kepada kami dan jangan kaucegah. Prioritaskan kami dan jangan ditinggalkan. Ridailah kami dan berikan  keridaan kepada kami.” (HR Achmad dan Turmudzi).

Di antara bentuk kehinaan yang ditimpakan Allah di dunia adalah kehinaan hidup, ditimpakan kekalahan dalam persaingan, dan disesatkan dari jalan Allah. Sedangkan, kehinaan pada hari kiamat adalah ditutup matanya dari melihat Allah (QS Hud 105-107/al-Muthaffifiin 14-17).

Di antara orang-orang yang dihinakan, pertama, pelaku kemaksiatan (QS Ghofir 82). Al- Mu’tamir bin Sulaiman berkata, “Sesungguhnya seseorang yang melakukan dosa secara rahasia, maka pada pagi harinya akan ditimpakan kehinaan.” (Raudlatul Muhibbin, karya Ibnul Qoyyim, hlm 441).

Kedua, orang yang menentang ajaran Islam (QS az-Zumar 55-61 dan al-An’am 125). Umar RA berkata, “Kita dimuliakan Allah dengan Islam dan barang siapa yang mencari kemuliaan dengan selain Islam, maka dia akan dihinakan.” (Ibnu Abdil Birr dalam kitab Al-Mujalasah wa Jawahiril Ilmi, juz II, hlm 273).

Ketiga, menolak kebenaran karena kesombongan (QS Shad 12-15, al-Haqqah 4-8). Hasan Bisri mengatakan, ada tiga macam manusia, yakni mukmin, munafik, dan kafir. Mukmin adalah orang yang menaati perintah Allah, kafir adalah yang dihinakan Allah, dan munafik adalah mereka yang tidak mengenal Allah, tapi dikenal keingkarannya dengan perbuatan-perbuatan jahat dan menampakkan kejauhan dirinya dari Allah (Al-Firyabi dalam kitab Shifatul Munafiq, hlm 61).

Keempat, sombong di hadapan makhluk (QS al-Qashash 83). Kelima, orang zalim (QS al-A’raf 165-166 , Yunus 13-14). Keenam, penghamba harta dan kedudukan (QS al-An’am 44). Rasulullah bersabda, “Celakalah penghamba dinar dan dirham.” (HR Bukhari). Semoga kita selalu bertobat kepada Allah SWT dan tidak termasuk dari kelima hal tersebut diatas, semoga kita dimulikan dunia dan akherat, amin

Rabu, 15 Juni 2022

Orang yang tidak bertobat adalah orang yang zalim (dholim)


Zalim/Dholim atau Azh Zhulmu meletakan sesuatu tidak/bukan pada tempatnya. Secara istilah, zalim artinya melakukan sesuatu yang keluar dari koridor kebenaran, baik karena kurang atau melebih batas. Al Asfahani mengatakan: zalim adalah meletakkan sesuatu bukan pada posisinya yang tepat baginya, baik karena kurang maupun karena adanya tambahan, baik karena tidak sesuai dari segi waktunya ataupun dari segi tempatnya” 

Zalim juga diartikan sebagai perbuatan menggunakan milik orang lain tanpa hak. Al Jurjani mengatakan zalim artinya melewati koridor kebenaran hingga masuk pada kebatilan, dan ia adalah maksiat. Disebut oleh sebagian ahli bahasa bahwa zalim adalah menggunakan milik orang lain, dan melebihi batas”

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Syarah Riyadush Shalihin memiliki penjelasan yang bagus dalam memaknai zalim. Beliau mengatakan ketahuilah bahwa zalim itu adalah an naqsh (bersikap kurang). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): ‘Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu lam tazhlim (tidak kurang) buahnya sedikitpun‘. Maksudnya tidak kurang buahnya sedikit pun. Bersikap kurang itu bisa jadi berupa melakukan hal yang tidak diperbolehkan bagi seseorang, atau melalaikan apa yang diwajibkan baginya. Oleh karena itu zalim berporos pada dua hal ini, baik berupa meninggalkan kewajiban atau melakukan yang haram”

Seseorang yang berbuat dosa dan tidak mau bertaubat termasuk orang golongan orang yang dhalim. Salah satu dalil naqli yang menyebutkan bahwa orang yang tidak mau bertaubat adalah orang yang dhalim adalah firman Allah yang terdapat di dalam surah Al Hujurat ayat yang ke 11. Jika melakukan kesalahan umat islam diperintahkan untuk bertaubat memohon ampunan kepada Allah. Taubat yang sebaiknya dilakukan adalah taubat nasuha. Taubat nasuha merupakan taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Cara melakukan taubat nasuha adalah menyesali perbuatan dosa yang telah diperbuat, memohon ampuan kepada Allah dan juga berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut dikemudian hari.  

Jika melakukan kesalahan umat islam diperintahkan untuk bertaubat memohon ampunan kepada Allah. Taubat yang sebaiknya dilakukan adalah taubat nasuha. Taubat nasuha merupakan taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Cara melakukan taubat nasuha adalah menyesali perbuatan dosa yang telah diperbuat, memohon ampuan kepada Allah dan juga berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut dikemudian hari.  

Dalam rangka melakukan taubat dan memohon ampunan kepada Allah kita juga disunnahkan untuk mengerjakan ibadah shalat. Ibadah shalat yang berkaitan dengan taubat adalah shalat sunah taubat. Shalat sunnah taubat merupakan shalat sunah yang dilakukan dengan niat taubat sebanyak 2 rakaat sekali salam. Setelah mengerjakan shalat sunah taubat baru kemudian kita sebaiknya menyesali perbuatan yang kita lakukan dan memohon ampunan kepada Allah.  

Allah merupakan zat yang Maha menerima taubat hambanya. Hal ini sesuai dengan salah satu asmaul husna yang ada pada Allah yaitu asmaul husna At Tawwab. Oleh karen itu kita tidak boleh menyerah dan pesimis pada saat bertaubat kepada Allah. Semoga Tobat kita dengan setulus hati kita dapat diterima oleh Allah SWT.

Harta Haram, Sumber Petaka Dunia maupun di Akhirat


Dampak Harta Haram, Sumber Petaka Dunia dan Akhirat, sangat menakutkan jika kita tahu akibatnya. bukan di akherat saja, namun didunia kita akan merasakan dampak dampak dari harta haram tersebut, sangt pedih dan menyakitkan, segera bertobat dan minta ampunan kepada Allah SWT. Setiap insan tentu mendambakan kehidupan yang bahagia, damai dan jauh dari berbagai kesusahan. Untuk tujuan ini, orang rela mengorbankan harta, waktu dan tenaga yang mereka miliki demi meraih apa yang mereka ungkapkan sebagai ‘kebahagiaan dan ketenangan hidup yang sejati’.

Ironisnya, dalam upaya mencari kebahagiaan dan ketenangan hidup ini, di antara mereka ada yang menempuh jalan yang keliru dan justru menjerumuskan mereka ke dalam jurang kesengsaraan dan malapetaka, dengan mengikuti godaan dan tipu daya setan yang selalu menghiasi keburukan amal perbuatan manusia. dalam surah Fathir 35:8 yang isinya : Apakah orang yang dihiasi perbuatannya yang buruk (oleh setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik, (sama dengan dengan orang yang tidak diperdaya setan?), maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. 

Allah SWT Yang Maha Menciptakan, Menguasai dan Mengatur alam semesta beserta semua makhluk di dalamnya, Dialah yang memiliki dan menguasai segala bentuk kebaikan dan kebahagiaan yang dibutuhkan oleh semua manusia, dan semua itu akan diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara mereka, Allah Berfirman dalam Surah Ali Imron 3 : 26 yang artinya : Katakanlah, “Ya Allâh Yang maha memiliki semua kerajaan (kekuasaan di alam semesta), Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Dan orang-orang yang dikehendaki dan dipilih-Nya untuk meraih kebahagiaan hidup adalah orang-orang beriman yang selalu berpegang teguh dengan petunjuk-Nya. Allah SWT  berfirman dalam Surah Thaha 20 : 123 yang artinya : "Maka jika datang kepadamu (wahai manusia) petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka dia tidak akan tersesat dan tidak akan sengsara (dalam hidupnya)" dan dalam ayat yang lain yaitu Surah An Nahl 16:97 yang artinya sebagai berikut ini : Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik/bahagia (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Pertanyaan : Apakah untuk Ketenangan Hidup Diraih Dengan Materi Duniawi.  Kebanyakan manusia menilai dengan kebodohannya bahwa kebahagiaan dan ketenangan hidup diraih dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dan menggapai kedudukan duniawi setinggi-tingginya, sebagai akibat dari kuatnya dominasi hawa nafsu dan sifat materialistis dalam diri mereka. Allah SWT Berfirman dalam Surah Ar Rum 30:7 artinya : "Mereka hanya mengetahui yang lahir (nampak) dari kehidupan dunia; sedangkan tentang (kehidupan) akhirat mereka lalai". 

Jawaban : Artinya, mereka hanya memahami dan mengutamakan perhiasan duniawi yang tampak di mata mereka, sementara mereka melalaikan balasan kebaikan yang kekal abadi di akhirat. Oleh karena itu, mereka berusaha sekuat tenaga dan berlomba-lomba mengumpulkan kekayaan duniawi, tanpa mengenal lelah dan waktu. Sifat tamak ini, paling tidak akan menyeret mereka kepada dua kerusakan dan keburukan besar: 

  1. Cinta kepada dunia/harta yang berlebihan
  2. Ambisi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa peduli halal atau haram.

Dua kerusakan besar tersebut sudah cukup menjadi awal malapetaka besar bagi seorang hamba dan pada gilirannya akan membawa bencana-bencana besar lainnya, jika hamba dia tidak menyadari bahaya ini dan bertobat kepada Allah SWT, Renungkanlah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya sebagai berikut ini : "Demi Allah SWT, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian, maka kalian pun berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia (harta) itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka.

Maka mungkinkah seseorang akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya kalau sifat yang merupakan sumber kebinasaan dan bencana ini selalu ada pada dirinya. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa malapetaka dan bencana yang menimpa orang yang memiliki sifat ini akan terus bertambah besar seiring dengan semakin rakusnya dia mengejar harta benda duniawi dan banyaknya dia mengkonsumsi harta yang haram. Hal ini dikarenakan secara tabiat nafsu manusia tidak akan pernah merasa puas dan cukup dengan harta dan kemewahan dunia yang dimilikinya, bagaimanapun berlimpahnya, kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan hal ini dalam sabda beliau: “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas, maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yang ketiga.

Sifat rakus inilah yang akan terus memacunya untuk mengejar harta dan mengumpulkannya siang dan malam, dengan mengorbankan apapun untuk tujuan tersebut dan tanpa memperdulikan cara-cara yang halal atau haram. Sehingga tenaga dan pikirannya akan terus terkuras untuk mengejar ambisi tersebut, dan ini merupakan kerusakan sekaligus siksaan besar bagi dirinya di dunia, sebelum siksaan yang lebih besar di akhirat nanti. dari Imam Ibnul Qayyim berkata: “Orang yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (kerusakan dan penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang tidak pernah hilang, keletihan yang berkepanjangan dan penyesalan yang tiada  berakhir. Dalam permasalahan seperti ini, seorang Ulama Salaf  berkata: “Barangsiapa yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan), maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam penderitaan. 

Dampak Buruk dan Bencana dari Harta yang Haram Dalam Kehidupan Manusia
Sebagaimana yang kami paparkan di atas bahwa kebahagiaan dan ketenangan hidup sejati hanya Allâh SWT akan anugerahkan kepada orang-orang yang berpegang teguh dengan petunjuk-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, termasuk dalam hal ini, menjauhi harta haram dan segala sesuatu yang didapatkan dengan cara yang tidak dibenarkan dalam Islam

Allah SWT  enggan untuk memberikan kebahagiaan dan ketenangan hidup bagi orang-orang yang berpaling dari petunjuk-Nya, di dunia dan akhirat, dalam surah Thaha /20 ayat :124-126 yang artinya : "Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan/petunjuk-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (sengsara) (di dunia), dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Wahai Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang melihat”. Allah berfirman: “Demikianlah, dulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari inipun kamu dilupakan".

dari Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata: “Artinya, barangsiapa yang menyelisihi perintah-Ku dan ketentuan syariat yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku (dengan) berpaling darinya, melupakannya dan mengambil selain petunjuknya, maka baginya penghidupan yang sempit/sengsara, yaitu di dunia, sehingga dia tidak akan merasakan ketenangan (hidup) dan tidak ada kelapangan dalam hatinya. Bahkan hatinya sempit dan sesak karena penyimpangannya, meskipun (terlihat) secara lahir (hidupnya) senang, berpakaian, makan dan bertempat tinggal sesukanya, akan tetapi hatinya selalu diliputi kegundahan, keguncangan dan keraguan, karena jauhnya dirinya dari kebenaran dan petunjuk-Nya”

Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa-dosa kita dan menjauhkan dari harta haram yang dimurkai oleh Allah SWT, namun terkadang manusia terpeleset dalam ketersesatan, terperdaya oleh syetan yang terkutuk dan semoga cepat sadar dan bertobat kepada Allah SWT.

Kenapa Allah SWT membalas orang-orang yang durhaka, meskipun sudah bertobat


Ada sebuah pertannyaan : Kenapa Allah membalas orang-orang yang durhaka kepada-Nya dengan penderitaan meskipun para pendosa itu sudah bertaubat? Bukankah mudah bagi Allah untuk memberikan ampunan? Dan bukankah tidak ada guna nya bagi Allah dengan menyiksa mereka? 

Jawaban : Kita harus tahu bahwa Allah berkuasa mutlak terhadap diri kita. Tidak ada yang dapat menghalangi kehendak-Nya dan memprotes keputusan-Nya. 

“Berhubung tidak ada yang dapat memberi pahala maupun menyiksa dengan cara seperti ini melainkan Dzat yang memiliki puncak segala keagungan; maka Allah menjelaskan alasan perbuatan-Nya (yang dapat memberi pahala sekaligus menyiksa sedemikian rupa) tadi, yaitu karena Dia memiliki keagungan yang tak dapat dijangkau oleh akal fikiran manusia (termasuk fikiran anda dan saya).Kemudian Allah menegaskan kepada musuh-musuh-Nya yang mengingkari hal ini, bahwa “Sesungguhnya siksa Rabbmu sangatlah pedih”.Jadi, ketika Dzat yang demikian banyak anugerah dan karunia-Nya tadi sampai menyiksa orang-orang yang kafir dan memusuhi agama-Nya; maka siksaan-Nya akan sangat pedih sekali.

Berhubung siksaan yang teramat sangat pedih tadi tidak mungkin dilakukan kecuali oleh Dzat yang memiliki kemampuan dan kekuasaan mutlak, maka Allah kembali menjelaskan bukti kekuasaan dan kemampuan-Nya yang bersifat mutlak tadi, "Sesungguhnya, Dia-lah Allah yang memulai penciptaan dan yang akan mengembalikannya lagi. 

Penjelasan: “Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa hanya Dia lah yang mampu menciptakan makhluk dalam bentuk dan rupa yang Dia kehendaki; kemudian setelah mematikan makhluk tersebut, Dia pula yang akan menghidupkannya kembali pada waktu yang Dia kehendaki. Adapun selain Dia, maka tidak mungkin dapat melakukan hal ini sedikitpun.

Nah, setelah Allah Ta’ala menjelaskan tentang siksa-Nya, dan pihak yang mampu melakukan kekerasan belum tentu mampu berlemah lembut. kalaupun mampu berlemah lembut, maka belum tentu mampu bersikap sangat lembut yang luar biasa. Dan tidak ada pihak yang dapat menghapuskan dosa-dosa secara total sampai ke bekas-bekasnya bagi siapa saja, sehingga pelakunya tidak lagi mendapatkan hukuman maupun cibiran dari siapa pun, melainkan Dzat yang mampu melakukan segalanya.

Allah SWT menjelaskan itu semua sebagai bukti/dalil bahwa Dia-lah Yang Dapat Berbuat Semaunya. Allah SWT juga menegaskan bahwa perbuatan Allah itu di luar batas-batas kewajaran. 

Dialah yang Maha Pengampun, dan Maha Pecinta : Artinya, Allah sanggup menghapuskan dosa-dosa hamba sekaligus bekas-bekasnya jika Ia berkehendak, sehingga si hamba tidak lagi merasakan ketidaknyamanan akibat dosanya sama sekali. Dia pula yang memperlakukan hamba yang dikehendakinya tadi dengan perlakuan seorang pecinta ketika memenuhi permintaan pihak yang dicintainya. Dia akan mencurahkan cinta yang demikian besar dan luas kepada si hamba yang telah dihapuskan dosanya tadi, dan menanamkan perasaan kasih sayang di hati manusia lainnya terhadap si hamba tersebut. Allah lantas semakin menegaskan hal ini dengan menyebutkan keistimewaan diri-Nya yang tidak dipungkiri oleh siapa pun.

Dialah yang Memiliki ‘Arasy (singgasana) lagi Maha Terpuji : Yakni, dialah yang yang memiliki singgasana kerajaan yang menunjukkan diri-Nya sebagai penguasa tunggal, pemimpin, dan pengatur alam semesta yang menjadi tumpuan segala sesuatu. Dan Dia juga Maha Mulia dan Maha Agung dalam hal dzat-Nya maupun sifat-sifat-Nya yang indah, yang Maha Tinggi dalam memberi karunia.

Dia Maha Melakukan apa yang Dia inginkan : Yakni, Allah menekankan dan mengulang-ulang bahwa diri-Nya benar-benar mampu mewujudkan semua keinginannya tanpa merasa berat atau kesulitan sedikitpun. Baik hal tersebut dengan melakukannya secara langsung tanpa perantara atau melalui perantaraan makhluk-Nya.” Jadi, Allah tidak akan menyiksa kembali orang-orang yang sudah bertaubat kepada-Nya, selama taubat tersebut dilakukan sesuai aturan Allah, bukan semaunya atau asal-asalan.

Allah SWT bebas secara mutlak untuk menjadikan seseorang itu menderita di dunia, siapa pun yang protes tentang hal ini tidak akan digubris. Akan tetapi tahukah anda bahwa penderitaan tersebut terjadi karena banyak kemungkinan:

  1. Mungkin karena si hamba masih banyak dosa terhadap Allah yang tidak disadari olehnya, sehingga otomatis ia belum bertaubat darinya. Sehingga melalui musibah/penderitaan di dunia tersebut dosa-dosanya digugurkan oleh Allah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits sahih, bahwa segala beban pikiran, kesedihan, keletihan, penyakit bahkan rasa nyeri tertusuk duri yang menimpanya; adalah sebagai kaffarat (penghapus) dosa-dosanya.
  2. Mungkin saja karena Allah hendak menghukumnya akibat dosa-dosa tertentu agar dia jera atau agar dia terhindar dari hukuman yang lebih berat di akhirat.
  3. Mungkin saja itu bagian dari siksa Allah yang disegerakan bagi orang kafir di dunia. Sebelum siksa yang lebih pedih di akhirat nanti.
  4. Atau mungkin saja karena Allah ingin mengangkat derajat si hamba dengan memberinya berbagai ujian berat, namun bila ia bisa melaluinya dengan sabar maka pahalanya sangat luar biasa. Dan Allah lebih tahu mana yang lebih baik bagi hamba-Nya daripada hamba itu sendiri.


Tanda Allah sayang kepada hambanya


Saat kita tertimpa bencana/musibah/teguran, terkadang kita tidak sadar bahwa setiap cobaan/ujian yang kita alami, selalu ada hikmah dibaliknya.  Kita bahkan lupa diri dan mengumpat dengan apa yang kita alami. Seolah-olah kita adalah mahluk paling menderita.

Kita lupa, bahwa Allah SWT adalah sebaik-baiknya pelindung dan penolong. Sebagaimana sejumlah tanda di bawah ini adalah karena Allah sayang kepada hamba-Nya. 

1. Diberikan Kesedihan

Hamba yang disayangi oleh Allah kerap diberi kesedihan. Sebab dengan kesedihan itu, seorang hamba akan sering menyebut Nama-Nya.

2. Diberikan Kesakitan

Dengan kesakitan itu kita akan senantiasa memohon kesembuhan-kesembunhan dari-Nya. Tidaklah Allah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya. Dengan sakit, Allah mencabut dosa-dosa kita, Insyaallah.

3. Diberikan Kehilangan

Kehilangan membuat seorang hamba terpuruk dan kembali mengingat sang penciptanya. Dengan kehilangan kita akan sering menyebut Nama-Nya agar kita diberi ketabahan. Baca Juga : Ternyata Tidak Susah Menghafal Alquran dengan Cepat, Ini Caranya

4. Diberi Kesusahan

Siapa bilang kesusahan tanda Allah berpaling dari kita. Sebaliknya, dengan kesusahan itu kita akan menjadi Ridha dan sabar.

5. Diberikan Penderitaan

Karena hanya jiwa yang menderita yang akan selalu dekat pada-Nya. Terkadang kesenangan itulah yang membuat kita lalai mengingat Allah SWT. 

Ya Allah semoga Allah SWT selalu menyangi hamba-hambanya, amin

Terimalah Toubat kami Yaa Allah


Terimalah Toubat kami yaa Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun, Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Semua orang pasti pernah berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang rajin bertaubat kepada-Nya “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Az-Zumar [39] : 53).

kezaliman apa pun yang pernah kau lakukan, maka ketahuilah bahwa pintu ampunan Allah sangatlah lebar. “Sesungguhnya Rabbmu adalah pemilik ampunan bagi umat manusia atas kezaliman mereka, dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar keras siksanya.” (QS. Ar-Ra’d [13] : 6). kemanakah hendak kau cari ampunan itu kalau bukan kepada-Nya yang berada di atas langit. “Sesungguhnya Rabbmu adalah pemilik ampunan sekaligus pemilik siksaan yang amat pedih.”

Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan membenci orang-orang yang berpaling, Saudara-saudaraku, tidakkah engkau ingin termasuk orang-orang yang dicintai-Nya, tidakkah engkau ingin menjadi orang yang diampuni kesalahan dan dosa-dosanya. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang rajin bertaubat dan (Allah) mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al-Baqarah [2] : 222).

Apakah kamu enggan untuk bertaubat dan menerima ampunan dari-Nya? Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang. “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan-Nya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maa’idah [5] : 74). 

Apakah kita tidak ingin terbebas dari azab yang sangat pedih? Apakah kita tidak ingin mendapatkan kebaikan? Allah Ta’ala berfirman: “Apabila kalian bertaubat maka itulah yang lebih baik bagi kalian. Apabila kalian justru berpaling, ketahuilah bahwa kalian tidak akan bisa melemahkan Allah, dan berikanlah kabar gembira untuk orang-orang kafir bahwa mereka akan mendapatkan siksa yang amat pedih.” (QS. At-Taubah [9] : 3)

Kembalilah kepada Dzat Yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, sungguh Dia tidak akan menyia-nyiakan doa dan amal-amal kalian. Nabi Syu’aib ‘alaihis salam memerintahkan kepada kaumnya, sebagaimana tercantum dalam ayat: “Mintalah ampunan kepada Rabb kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya, sesungguhnya Rabbku Maha pengasih lagi Maha penyayang.” (QS. Hud [11] : 90).

Allah gantikan dosa-dosa dengan kebaikan dan merekalah orang yang beruntung, Saudara-saudaraku, tidak inginkah kita amal-amal buruk dan kemaksiatan kita terhapus dan dimaafkan oleh Allah kemudian Allah gantikan dengan kebaikan dan ketaatan kepada-Nya? Allah Ta’ala berfirman : “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan melakukan amal salih, maka mereka itulah orang-orang yang akan diganti kejelekan mereka dengan kebaikan. Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Furqan [25] : 70).

Marilah kita gapai ampunan Allah dan keberuntungan dari-Nya dengan taubat yang murni, iman yang tulus dan lurus, serta amal yang ikhlas dan mengikuti tuntunan. Allah Ta’ala berfirman : “Adapun orang yang bertaubat, beriman, dan beramal salih, maka semoga saja dia termasuk golongan orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Qashash : 67). 

Allah Maha Mengetahui isi hati kita dan keinginan-keinginan yang terbetik di dalamnya. Tidakkah kita tergerak untuk segera menyambut ampunan-Nya dan bersimpuh di hadapan-Nya untuk memperbaharui taubat kita. Allah Ta’ala berfirman : “Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan. Allah Maha mengetahui apa yang kalian lakukan.” (QS. Asy-Syura [42] : 25). 

Ya Allah, terimalah taubat hamba-hamba-Mu ini, Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.