This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Kamis, 28 Juli 2022

Misi Besar Iblis Merusak Rumah Tangga hingga Suami Mentalak Cerai Istri

Misi Besar Iblis Merusak Rumah Tangga hingga Suami Mentalak Cerai Istri. Iblis sangat senang dan tertawa bilang terjadi talak atau cerai pasangan suami istri. Sementara perceraian menjadi perkara dalam Islam yang dibenci Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT). Sebuah janji ikatan pernikahan bisa hempas karena ucapan talak.

Setiap pasangan suami istri mengharapkan dalam membina mahligai rumah tangga yang rukun dan damai. Berbagai usaha dilakukan untuk mempertahankan rumah tangga dan mewujudkan keluarga harmonis.

Tidak ada sesuatu hal yang sempurna, masalah pasti datang dalam rumah tangga. Adanya perbedaan pandangan antara suami dan istri menjadi jalan munculnya sebuah pertengkaran.

Setan dan iblis berlomba-lomba untuk menggoda iman suami istri dalam rumah tangga agar terus bermasalah.

“Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor, ‘Saya telah melakukan godaan ini.’ Iblis berkomentar, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’ Datang yang lain melaporkan, ‘Saya menggoda seseorang, sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah berpisah (talak) dengan istrinya.’ Kemudian iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata, ‘Sebaik-baik setan adalah kamu.” (HR. Muslim)


Selain manusia, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menciptakan setan. Makhluk ini termasuk dalam golongan dari bangsa jin . Namun, setan juga bisa dari bangsa manusia. Jika setan makhluk dari bangsa jin, maka arti setan adalah makhluk yang mempunyai jasad dan dia dari bangsa jin yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Taala dari api.

Sedangkan setan dari manusia, maka berarti ini adalah sifat buruk yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Taala di dalam Al-Quran. Di antaranya, yaitu Allah Subhanahu wa Taala menyebutkan:

"Setan-setan manusia dan jin." (QS. Al-Anam : 112)

Ustadz Ahmad Zainudin, Lc ketika ceramah dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr Hafidzahullah, di laman jejaring kanal dakwah Rodja menjelaskan, ayat di atas menunjukkan bahwa apabila kata "setan" digandengkan kepada jin, maka dia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Taala dari api dan dia kafir menyimpang dari jalan Allah Subhanahu wa Taala dan pemimpinnya adalah iblis. Sedangkan apabila kata "setan" digandengkan kepada manusia, maka berarti dia adalah sifat yang buruk. Berarti manusia tersebut mempunyai sifat setan.

Dalam keseharian atau saat kita mendengar kata-kata setan yang 'terkutuk'. Kata "terkutuk" ini disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Taala di dalam Al-Quran:

"Aku mohon perlindungan untuk Maryam Alaihis Salam serta anak keturunannya kepada Engkau Wahai Allah dari setan yang terkutuk." (QS. Ali-Imran : 36)

Juga firman Allah:

"Jika engkau membaca Al-Quran, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk." (QS. An-Nahl : 98)

Setan tidak mau sujud kepada Adam. Maka akhirnya Allah Subhanahu wa Taala murka dan Allah menyebutkan dia terkutuk/terlaknat. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

"Keluarlah engkau dari surga tersebut. Sesungguhnya engkau adalah makhluk yang terkutuk." (QS. Shad : 77)

Setan terkutuk karena iblis yang diciptakan oleh Allah dari api tidak mau sujud kepada Adam Alaihis Salam yang diciptakan dari tanah karena kesombongannya. Setan mengatakan:

"Aku lebih baik darinya. Engkau telah menciptakan aku dari api dan Engkau telah menciptakan dia dari tanah." (QS. Al-Araf : 12)

Kepentingan setan di dalam kehidupan ini adalah untuk merusak dalam segala hal. Yaitu merusak agama, merusak makhluk, merusak hubungan, merusah kemesraan, merusak hubungan persaudaraan dan merusak segala apa saja yang baik. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

"Iblis berkata: Karena Engkau Ya Allah telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi hamba-hambaMu dari jalan Engkau yang lurus." (QS. Al-Araf : 16)

"Kemudian saya akan mengganggu mereka dari depan, dari belakang, kanan, kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka orang yang pandai bersyukur." (QS. Al-Araf : 17)

Ayat ini memberikan keterangan bahwasanya tugas iblis dan setan adalah menyimpangkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Taala, merusak manusia dari segala macam kebaikan. Iblis tidak akan pernah menjadi teman dan pasti menjadi musuh. Karena mereka adalah musuh, maka harus dijadikan musuh, tidak boleh dijadikan teman. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh. Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Fatir : 6)

Setan Merusak Hubungan Suami Istri

Menurut Ustadz Ahmad Zainuddin, ilmu sihir pertama yang dipelajari adalah memisahkan suami istri. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Al-Quran:

"Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat tersebut apa yang dengan sihir tersebut mereka dapat menceraikan antara suami dengan istrinya" (QS. Al-Baqarah : 102)

Merusak hubungan suami istri ini kadang-kadang bukan hanya dilakukan oleh setan dari bangsa jin, tetapi juga dilakukan oleh setan dari bangsa manusia. Yaitu manusia-manusia yang mempunya sifat buruk terhadap manusia lainnya.

Di antara perbuatan manusia yang mempunyai sifat setan adalah memisahkan antara suami istri, menjadi orang ketiga, sehingga terpisahnya hubungan suami istri, atau bahasa zaman sekarang sering disebut pelakor (perebut laki orang), sehingga terpisah lah hubungan suami istri yang sah karena ada pihak ketiga. Dan ini dosa besar, sebagaimana hadits Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam:

"Bukan dari kami seorang yang membuat seorang istri rusak hubungannya dengan suaminya." (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban)

Ini adalah peringatan keras agar berhati-hati terhadap langkah-langkah setan di dalam merusak hubungan suami istri. Maka seorang istri yang shalihah memerlukan untuk mempelajari perkara yang penting ini dan dia harus menyadari hakikat ini. Demikian juga suaminya.

Setiap suami dan istri wajib menyadari dengan sebaik-baik bahwa di sana ada musuh yang tersembunyi, dia bisa melihat kalian dan kalian tidak bisa melihatnya. Bahkan musuh tersebut mengalir pada aliran darahmu, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

"Sesungguhnya setan mengalir di dalam tubuh manusia seperti mengalirnya darah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Para ulama berpendapat bahwa hadis ini adalah sesuai dengan lafal hadis tersebut secara hakikat. Makanya sebagian ulama berdalil dengan hadis ini bahwa jin bisa membuat manusia kesurupan. Hal ini karena dia bisa masuk ke dalam tubuh manusia seperti mengalirnya aliran darah.

Dan ada yang mengatakan makna hadis ini adalah karena saking banyaknya setan menggangu manusia. Sebagaimana manusia tidak pernah tidak ada darah di dalam tubuhnya, maka begitulah gangguan setan kepada manusia. Dia meludahi engkau, dia memberikan bisikan kepadamu, dia menipumu, dia mengecohmu, dia melakukan semua itu tanpa engkau ketahui. Setan menorehkan di hati suami dan istri rasa was-was dan juga memberikan rasa ragu sampai terjadinya permusuhan.

Jadi, termasuk sifat istri yang shalihah adalah berhati-hati dari tipuan setan, berhati-hati dari gangguan setan, berhati-hati dari bisikan setan, dan juga apa saja yang dimasukkan ke dalam perasaan yang menyebabkan seseorang mendengar akan bisikan tersebut kemudian menyebabkan akhirnya rusaklah hubungan, hancurlah rumah tangga.

Berapa banyak dari keluarga terjadi kehancuran yang setelahnya tidak ada kata kembali damai. Kalau seandainya suami dan istri meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Taala dari setan dan menjauhi segala macam bisikan-bisikan dan was-was setan ketika terjadi perkara ini, maka tidak akan pernah terjadi perceraian.

Bahkan disebutkan bahwasanya setan membuat sayembara. Siapa yang menang, maka dia akan mendapatkan keutamaan menurut setan. Sayembaranya adalah memisahkan antara suami istri.

Wallahu A'lam


Perceraian, meskipun halal (dengan sebab tertentu), merupakan hal yang sangat dibenci Allah. Perceraian adalah salah satu misi terbesar iblis. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, dikisahkan bahwa berbagai macam upaya pasukannya menggoda manusia ditanggapi dingin oleh Iblis. Namun, ketika ada pasukannya yang melaporkan bahwa ia telah berhasil membuat suami istri bercerai, Iblis pun mendekati pasukannya itu dan memujinya.

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ – قَالَ – فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ

Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian dia mengirimkan pasukannya. Maka yang paling kepadanya ialah yang paling besar fitnahnya. Lalu datanglah salah seorang pasukannya melapor, “aku telah melakukan ini dan itu.” Iblis menjawab, “kamu belum berbuat apa-apa.” Lalu datanglah pasukan lain melapor, “aku tidak membiarkannya hingga aku menceraikan dia dan istrinya”. Iblis pun mendekat kepada pasukan itu dan memujinya, “bagus”. (HR. Muslim)

Hendaklah hadits ini menjadi bahan renungan kita semua untuk menguatkan keluarga kita. Bahwa Iblis dan pasukannya memang tidak tinggal diam saat keluarga kita harmonis, saat keluarga kita bahagia, saat keluarga kita menggapai sakinah, mawaddah wa rahmah. Dengan segala cara, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang harmonis menjadi kacau. Dengan berbagai metode, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang tentram dan bahagia menjadi berselisih dan saling menderita. Dengan beragam tipudaya, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita pecah dan porak poranda.

Berbagai upaya Iblis itu terangkum dalam dua dimensi godaan, minal jinnati wannas. Adakalanya Iblis dan pasukannya menghembuskan benih-benih kepada kita, dan pada saat yang sama pula, syetan dari kalangan manusia menghembuskan isu dan menghasut kita.

“Mbak, tadi saya lihat suami Mbak asyik berbincang dengan wanita teman kantornya.” Bisa jadi suatu saat ada orang yang berkata seperti itu. Dengan maksud, memprovokasi istri yang selama setia dengan suaminya. Ia iri dengan keluarga harmonis pasangan muslim dan muslimah tersebut.

Pada saat terdengar hasutan itu, pasukan iblis menghembuskan godaannya: “Itu tanda-tanda suamimu sudah tak lagi cinta. Itu tanda suamimu mulai dekat dengan wanita lain. Jangan-jangan mereka selingkuh.” Bisa jadi istri kemudian termakan hasutan tersebut lalu timbullah kecurigaan. Dari kecurigaan terkikislah cinta dan kepercayaan. Padahal, sang suami tersebut sedang rapat bersama tim sekantor yang terdiri dari banyak orang dan memungkinkan masing-masing peserta rapat berbicara dan menyampaikan pendapat. Bukan berduaan.

Kemudian, bisa jadi kisah tersebut berlanjut dengan temuan foto sang suami berdua dengan wanita tersebut. Pasukan iblis pun lebih kuat menghembuskan godaan, dari kecemburuan menjadi benih-benih kebencian. Padahal, foto tersebut hasil di-crop dari foto bersama banyak orang dan di-edit sedemikian rupa. Sang istri yang termakan godaan syetan pun kemudian mulai memperlihatkan sikapnya yang berbeda. Ia tak lagi terlihat manis di depan suaminya. Ia mulai enggan diajak suaminya. Dan seterusnya.

Di lain pihak, pasukan iblis pun menghembuskan kecurigaan kepada sang suami. Mereka membisik-bisikkan bahwa istrinya telah berubah, mungkin sudah tidak cinta atau mungkin ia berpaling ke laki-laki lain.

Ketika suami dan istri sudah mulai saling curiga dan tidak saling percaya, perkara kecil pun bisa menjadi bahan pertengakaran hebat. Masak tidak sesuai selera, suami marah. Suami tidak memakan masakan istri, istri marah. Terburu-buru berangkat kerja membuat suami marah. Anak terlambat ke sekolah istri marah. Saling marah memperburuk keadaan, meningkatkan kebencian. Bertemu dengan pasangan bukan lagi hal yang disuka, justru menjadi semacam siksa. Jika demikian, ancaman perceraian pun di depan mata.

Saat suami istri bercerai, saat itulah pasukan iblis melaporkan akhir misinya. “Saya sudah membuat mereka bercerai.” Dan iblis pun memuji: “bagus.” Mereka bergembira di atas penderitaan dua insan yang dulunya hidup bersama dalam suasana cinta.

Maka saudariku, jagalah selalu cinta Anda dan suami. Jangan tergoda oleh hal-hal kecil, apalagi isu atau kabar burung dari orang yang kejujuran dan akhlaknya cacat. Jangan biarkan keluarga Anda termakan godaan iblis. Kita berlindung kepada Allah dari ketidakharmonisan keluarga, lebih-lebih dari perceraian. Jangan biarkan iblis bersuka cita dan bertepuk tangan. 






Tugas Paling Utama Iblis/Setan : Memisahkan Antara Suami Istri

Selain manusia, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menciptakan setan. Makhluk ini termasuk dalam golongan dari bangsa jin . Namun, setan juga bisa dari bangsa manusia. Jika setan makhluk dari bangsa jin, maka arti setan adalah makhluk yang mempunyai jasad dan dia dari bangsa jin yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Taala dari api.

Sedangkan setan dari manusia, maka berarti ini adalah sifat buruk yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Taala di dalam Al-Quran. Di antaranya, yaitu Allah Subhanahu wa Taala menyebutkan:

"Setan-setan manusia dan jin." (QS. Al-Anam : 112)

Ustadz Ahmad Zainudin, Lc ketika ceramah dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr Hafidzahullah, di laman jejaring kanal dakwah Rodja menjelaskan, ayat di atas menunjukkan bahwa apabila kata "setan" digandengkan kepada jin, maka dia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Taala dari api dan dia kafir menyimpang dari jalan Allah Subhanahu wa Taala dan pemimpinnya adalah iblis. Sedangkan apabila kata "setan" digandengkan kepada manusia, maka berarti dia adalah sifat yang buruk. Berarti manusia tersebut mempunyai sifat setan.

Dalam keseharian atau saat kita mendengar kata-kata setan yang 'terkutuk'. Kata "terkutuk" ini disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Taala di dalam Al-Quran:

"Aku mohon perlindungan untuk Maryam Alaihis Salam serta anak keturunannya kepada Engkau Wahai Allah dari setan yang terkutuk." (QS. Ali-Imran : 36)

Juga firman Allah:

"Jika engkau membaca Al-Quran, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk." (QS. An-Nahl : 98)

Setan tidak mau sujud kepada Adam. Maka akhirnya Allah Subhanahu wa Taala murka dan Allah menyebutkan dia terkutuk/terlaknat. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

"Keluarlah engkau dari surga tersebut. Sesungguhnya engkau adalah makhluk yang terkutuk." (QS. Shad : 77)

Setan terkutuk karena iblis yang diciptakan oleh Allah dari api tidak mau sujud kepada Adam Alaihis Salam yang diciptakan dari tanah karena kesombongannya. Setan mengatakan:

"Aku lebih baik darinya. Engkau telah menciptakan aku dari api dan Engkau telah menciptakan dia dari tanah." (QS. Al-Araf : 12)

Kepentingan setan di dalam kehidupan ini adalah untuk merusak dalam segala hal. Yaitu merusak agama, merusak makhluk, merusak hubungan, merusah kemesraan, merusak hubungan persaudaraan dan merusak segala apa saja yang baik. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

"Iblis berkata: Karena Engkau Ya Allah telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi hamba-hambaMu dari jalan Engkau yang lurus." (QS. Al-Araf : 16)

"Kemudian saya akan mengganggu mereka dari depan, dari belakang, kanan, kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka orang yang pandai bersyukur." (QS. Al-Araf : 17)

Ayat ini memberikan keterangan bahwasanya tugas iblis dan setan adalah menyimpangkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Taala, merusak manusia dari segala macam kebaikan. Iblis tidak akan pernah menjadi teman dan pasti menjadi musuh. Karena mereka adalah musuh, maka harus dijadikan musuh, tidak boleh dijadikan teman. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh. Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Fatir : 6)

Setan Merusak Hubungan Suami Istri

Menurut Ustadz Ahmad Zainuddin, ilmu sihir pertama yang dipelajari adalah memisahkan suami istri. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Al-Quran:

"Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat tersebut apa yang dengan sihir tersebut mereka dapat menceraikan antara suami dengan istrinya" (QS. Al-Baqarah : 102)

Merusak hubungan suami istri ini kadang-kadang bukan hanya dilakukan oleh setan dari bangsa jin, tetapi juga dilakukan oleh setan dari bangsa manusia. Yaitu manusia-manusia yang mempunya sifat buruk terhadap manusia lainnya.

Di antara perbuatan manusia yang mempunyai sifat setan adalah memisahkan antara suami istri, menjadi orang ketiga, sehingga terpisahnya hubungan suami istri, atau bahasa zaman sekarang sering disebut pelakor (perebut laki orang), sehingga terpisah lah hubungan suami istri yang sah karena ada pihak ketiga. Dan ini dosa besar, sebagaimana hadits Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam:

"Bukan dari kami seorang yang membuat seorang istri rusak hubungannya dengan suaminya." (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban)

Ini adalah peringatan keras agar berhati-hati terhadap langkah-langkah setan di dalam merusak hubungan suami istri. Maka seorang istri yang shalihah memerlukan untuk mempelajari perkara yang penting ini dan dia harus menyadari hakikat ini. Demikian juga suaminya.

Setiap suami dan istri wajib menyadari dengan sebaik-baik bahwa di sana ada musuh yang tersembunyi, dia bisa melihat kalian dan kalian tidak bisa melihatnya. Bahkan musuh tersebut mengalir pada aliran darahmu, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

"Sesungguhnya setan mengalir di dalam tubuh manusia seperti mengalirnya darah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Para ulama berpendapat bahwa hadis ini adalah sesuai dengan lafal hadis tersebut secara hakikat. Makanya sebagian ulama berdalil dengan hadis ini bahwa jin bisa membuat manusia kesurupan. Hal ini karena dia bisa masuk ke dalam tubuh manusia seperti mengalirnya aliran darah.

Dan ada yang mengatakan makna hadis ini adalah karena saking banyaknya setan menggangu manusia. Sebagaimana manusia tidak pernah tidak ada darah di dalam tubuhnya, maka begitulah gangguan setan kepada manusia. Dia meludahi engkau, dia memberikan bisikan kepadamu, dia menipumu, dia mengecohmu, dia melakukan semua itu tanpa engkau ketahui. Setan menorehkan di hati suami dan istri rasa was-was dan juga memberikan rasa ragu sampai terjadinya permusuhan.

Jadi, termasuk sifat istri yang shalihah adalah berhati-hati dari tipuan setan, berhati-hati dari gangguan setan, berhati-hati dari bisikan setan, dan juga apa saja yang dimasukkan ke dalam perasaan yang menyebabkan seseorang mendengar akan bisikan tersebut kemudian menyebabkan akhirnya rusaklah hubungan, hancurlah rumah tangga.

Berapa banyak dari keluarga terjadi kehancuran yang setelahnya tidak ada kata kembali damai. Kalau seandainya suami dan istri meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Taala dari setan dan menjauhi segala macam bisikan-bisikan dan was-was setan ketika terjadi perkara ini, maka tidak akan pernah terjadi perceraian.

Bahkan disebutkan bahwasanya setan membuat sayembara. Siapa yang menang, maka dia akan mendapatkan keutamaan menurut setan. Sayembaranya adalah memisahkan antara suami istri.

Wallahu A'lam


Perceraian, meskipun halal (dengan sebab tertentu), merupakan hal yang sangat dibenci Allah. Perceraian adalah salah satu misi terbesar iblis. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, dikisahkan bahwa berbagai macam upaya pasukannya menggoda manusia ditanggapi dingin oleh Iblis. Namun, ketika ada pasukannya yang melaporkan bahwa ia telah berhasil membuat suami istri bercerai, Iblis pun mendekati pasukannya itu dan memujinya.

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ – قَالَ – فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ

Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian dia mengirimkan pasukannya. Maka yang paling kepadanya ialah yang paling besar fitnahnya. Lalu datanglah salah seorang pasukannya melapor, “aku telah melakukan ini dan itu.” Iblis menjawab, “kamu belum berbuat apa-apa.” Lalu datanglah pasukan lain melapor, “aku tidak membiarkannya hingga aku menceraikan dia dan istrinya”. Iblis pun mendekat kepada pasukan itu dan memujinya, “bagus”. (HR. Muslim)

Hendaklah hadits ini menjadi bahan renungan kita semua untuk menguatkan keluarga kita. Bahwa Iblis dan pasukannya memang tidak tinggal diam saat keluarga kita harmonis, saat keluarga kita bahagia, saat keluarga kita menggapai sakinah, mawaddah wa rahmah. Dengan segala cara, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang harmonis menjadi kacau. Dengan berbagai metode, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang tentram dan bahagia menjadi berselisih dan saling menderita. Dengan beragam tipudaya, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita pecah dan porak poranda.

Berbagai upaya Iblis itu terangkum dalam dua dimensi godaan, minal jinnati wannas. Adakalanya Iblis dan pasukannya menghembuskan benih-benih kepada kita, dan pada saat yang sama pula, syetan dari kalangan manusia menghembuskan isu dan menghasut kita.

“Mbak, tadi saya lihat suami Mbak asyik berbincang dengan wanita teman kantornya.” Bisa jadi suatu saat ada orang yang berkata seperti itu. Dengan maksud, memprovokasi istri yang selama setia dengan suaminya. Ia iri dengan keluarga harmonis pasangan muslim dan muslimah tersebut.

Pada saat terdengar hasutan itu, pasukan iblis menghembuskan godaannya: “Itu tanda-tanda suamimu sudah tak lagi cinta. Itu tanda suamimu mulai dekat dengan wanita lain. Jangan-jangan mereka selingkuh.” Bisa jadi istri kemudian termakan hasutan tersebut lalu timbullah kecurigaan. Dari kecurigaan terkikislah cinta dan kepercayaan. Padahal, sang suami tersebut sedang rapat bersama tim sekantor yang terdiri dari banyak orang dan memungkinkan masing-masing peserta rapat berbicara dan menyampaikan pendapat. Bukan berduaan.

Kemudian, bisa jadi kisah tersebut berlanjut dengan temuan foto sang suami berdua dengan wanita tersebut. Pasukan iblis pun lebih kuat menghembuskan godaan, dari kecemburuan menjadi benih-benih kebencian. Padahal, foto tersebut hasil di-crop dari foto bersama banyak orang dan di-edit sedemikian rupa. Sang istri yang termakan godaan syetan pun kemudian mulai memperlihatkan sikapnya yang berbeda. Ia tak lagi terlihat manis di depan suaminya. Ia mulai enggan diajak suaminya. Dan seterusnya.

Di lain pihak, pasukan iblis pun menghembuskan kecurigaan kepada sang suami. Mereka membisik-bisikkan bahwa istrinya telah berubah, mungkin sudah tidak cinta atau mungkin ia berpaling ke laki-laki lain.

Ketika suami dan istri sudah mulai saling curiga dan tidak saling percaya, perkara kecil pun bisa menjadi bahan pertengakaran hebat. Masak tidak sesuai selera, suami marah. Suami tidak memakan masakan istri, istri marah. Terburu-buru berangkat kerja membuat suami marah. Anak terlambat ke sekolah istri marah. Saling marah memperburuk keadaan, meningkatkan kebencian. Bertemu dengan pasangan bukan lagi hal yang disuka, justru menjadi semacam siksa. Jika demikian, ancaman perceraian pun di depan mata.

Saat suami istri bercerai, saat itulah pasukan iblis melaporkan akhir misinya. “Saya sudah membuat mereka bercerai.” Dan iblis pun memuji: “bagus.” Mereka bergembira di atas penderitaan dua insan yang dulunya hidup bersama dalam suasana cinta.

Maka saudariku, jagalah selalu cinta Anda dan suami. Jangan tergoda oleh hal-hal kecil, apalagi isu atau kabar burung dari orang yang kejujuran dan akhlaknya cacat. Jangan biarkan keluarga Anda termakan godaan iblis. Kita berlindung kepada Allah dari ketidakharmonisan keluarga, lebih-lebih dari perceraian. Jangan biarkan iblis bersuka cita dan bertepuk tangan. 










Kegembiraan Iblis Ketika Suami Istri Bercerai

Kegembiraan Iblis Ketika Suami Istri Bercerai. Perceraian, meskipun halal (dengan sebab tertentu), merupakan hal yang sangat dibenci Allah. Perceraian adalah salah satu misi terbesar iblis. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, dikisahkan bahwa berbagai macam upaya pasukannya menggoda manusia ditanggapi dingin oleh Iblis. Namun, ketika ada pasukannya yang melaporkan bahwa ia telah berhasil membuat suami istri bercerai, Iblis pun mendekati pasukannya itu dan memujinya.

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ – قَالَ – فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ

Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian dia mengirimkan pasukannya. Maka yang paling kepadanya ialah yang paling besar fitnahnya. Lalu datanglah salah seorang pasukannya melapor, “aku telah melakukan ini dan itu.” Iblis menjawab, “kamu belum berbuat apa-apa.” Lalu datanglah pasukan lain melapor, “aku tidak membiarkannya hingga aku menceraikan dia dan istrinya”. Iblis pun mendekat kepada pasukan itu dan memujinya, “bagus”. (HR. Muslim)

Hendaklah hadits ini menjadi bahan renungan kita semua untuk menguatkan keluarga kita. Bahwa Iblis dan pasukannya memang tidak tinggal diam saat keluarga kita harmonis, saat keluarga kita bahagia, saat keluarga kita menggapai sakinah, mawaddah wa rahmah. Dengan segala cara, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang harmonis menjadi kacau. Dengan berbagai metode, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang tentram dan bahagia menjadi berselisih dan saling menderita. Dengan beragam tipudaya, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita pecah dan porak poranda.

Berbagai upaya Iblis itu terangkum dalam dua dimensi godaan, minal jinnati wannas. Adakalanya Iblis dan pasukannya menghembuskan benih-benih kepada kita, dan pada saat yang sama pula, syetan dari kalangan manusia menghembuskan isu dan menghasut kita.

“Mbak, tadi saya lihat suami Mbak asyik berbincang dengan wanita teman kantornya.” Bisa jadi suatu saat ada orang yang berkata seperti itu. Dengan maksud, memprovokasi istri yang selama setia dengan suaminya. Ia iri dengan keluarga harmonis pasangan muslim dan muslimah tersebut.

Pada saat terdengar hasutan itu, pasukan iblis menghembuskan godaannya: “Itu tanda-tanda suamimu sudah tak lagi cinta. Itu tanda suamimu mulai dekat dengan wanita lain. Jangan-jangan mereka selingkuh.” Bisa jadi istri kemudian termakan hasutan tersebut lalu timbullah kecurigaan. Dari kecurigaan terkikislah cinta dan kepercayaan. Padahal, sang suami tersebut sedang rapat bersama tim sekantor yang terdiri dari banyak orang dan memungkinkan masing-masing peserta rapat berbicara dan menyampaikan pendapat. Bukan berduaan.

Kemudian, bisa jadi kisah tersebut berlanjut dengan temuan foto sang suami berdua dengan wanita tersebut. Pasukan iblis pun lebih kuat menghembuskan godaan, dari kecemburuan menjadi benih-benih kebencian. Padahal, foto tersebut hasil di-crop dari foto bersama banyak orang dan di-edit sedemikian rupa. Sang istri yang termakan godaan syetan pun kemudian mulai memperlihatkan sikapnya yang berbeda. Ia tak lagi terlihat manis di depan suaminya. Ia mulai enggan diajak suaminya. Dan seterusnya.

Di lain pihak, pasukan iblis pun menghembuskan kecurigaan kepada sang suami. Mereka membisik-bisikkan bahwa istrinya telah berubah, mungkin sudah tidak cinta atau mungkin ia berpaling ke laki-laki lain.

Ketika suami dan istri sudah mulai saling curiga dan tidak saling percaya, perkara kecil pun bisa menjadi bahan pertengakaran hebat. Masak tidak sesuai selera, suami marah. Suami tidak memakan masakan istri, istri marah. Terburu-buru berangkat kerja membuat suami marah. Anak terlambat ke sekolah istri marah. Saling marah memperburuk keadaan, meningkatkan kebencian. Bertemu dengan pasangan bukan lagi hal yang disuka, justru menjadi semacam siksa. Jika demikian, ancaman perceraian pun di depan mata.

Saat suami istri bercerai, saat itulah pasukan iblis melaporkan akhir misinya. “Saya sudah membuat mereka bercerai.” Dan iblis pun memuji: “bagus.” Mereka bergembira di atas penderitaan dua insan yang dulunya hidup bersama dalam suasana cinta.

Maka saudariku, jagalah selalu cinta Anda dan suami. Jangan tergoda oleh hal-hal kecil, apalagi isu atau kabar burung dari orang yang kejujuran dan akhlaknya cacat. Jangan biarkan keluarga Anda termakan godaan iblis. Kita berlindung kepada Allah dari ketidakharmonisan keluarga, lebih-lebih dari perceraian. Jangan biarkan iblis bersuka cita dan bertepuk tangan. 













15 Jenis Jin dan Tugasnya, Ada yang Bertugas Menceraikan Suami Istri

Ilustrasi : 15 Jenis Jin dan Tugasnya, Ada yang Bertugas Menceraikan Suami Istri

15 Jenis Jin dan Tugasnya, Ada yang Bertugas Menceraikan Suami Istri. Menghancurkan rumah tangga dan membuat pasangan suami istri bercerai adalah salah satu tugas utama jin. " Jin adalah salah satu makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt  dari api yang sangat panas "Ada beberapa jenis jin, salah satu makhluk ciptaan Allah Swt yang harus diimani, sebagai konsekuensi keyakinan kepada yang gaib.

Selain manusia, Allah Ta’ala juga menciptakan jin sebagai penghuni bumi.

Yang membedakannya dengan manusia, jin tidak memiliki tubuh. Karena itu, jin tidak bisa dilihat dalam bentuk aslinya kecuali menjelma dalam bentuk lain, karena jin dapat mengubah dirinya dalam bentuk yang diinginkan.

Mengutip Dalam Islam, jin berasal dari kata ‘jannah’ yang berarti tersembunyi atau tidak terlihat. Jin adalah salah satu makhluk yang diciptakan oleh Allah Ta’ala dari api yang sangat panas.

Allah SWT berfirman: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr: 27).

Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari api yang berkobar, dan Adam (manusia) dari tanah sebagaimana telah dijelaskan kepadamu.” (HR Ahmad, Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Tugas penciptaan jin yang utama adalah membisikkan kejahatan ke dalam hati manusia. Allah Ta’ala berfirman: “Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS An-Naas: 4-6).

Jenis jin dikelompokkan ke dalam tiga kelompok. Hal ini didasarkan pada hadis dari Jabir Ibn Nafir, dari Abi Tsalabah Al Khuntsa r.a bahwasa Rasulullah SAW bersabda:

“Jin terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah jin yang mempunyai sayap dan dapat terbang di udara. Kelompok kedua terdiri dari jin yang berbentuk ular dan anjing, sedang kelompok ketiga adalah yang bisa merubah bentuk dirinya.” (HR Baihaqi).

Merujuk pada hadis di atas, ada beberapa jenis jin yaitu:

1. Jin bersayap

Jin ini mampu terbang dengan kecepatan sangat tinggi. Dalam kisah Nabi Sulaiman, jin inilah yang mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis dari Yaman (Negeri Saba’) ke Baitulmaqdis.

2. Jin berbentuk ular

Menurut sebuah riwayat, tidak sedikit ular yang sejatinya adalah jin dan tidak sedikit pula yang merupakan penjelmaan dari jin. Menurut hadis, ada dua jenis ular yang harus dibunuh karena tidak dapat mengubah bentuk dirinya ke dalam bentuk yang lain.

3. Jin berbentuk anjing

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah memerintahkan para sahabat untuk membunuh anjing karena termasuk golongan jin atau duplikat jin. Namun riwayat ini dihapus. Setelah itu, Rasulullah melarang umat Muslim membunuh anjing kecuali yang berwarna hitam legam dengan dua titik putih di atas matanya, sebab anjing ini adalah setan.

4. Jin berbentuk kucing

Kucing jelmaan jin terlihat indah atau berwarna putih dan merupakan jin perempuan. Adapun kucing hitam biasanya adalah setan. Imam Ibnu Taimiyah mengatakan: “Jin bisa menampakkan diri dalam wujud ular, anjing, dan kucing hitam. Sebab warna hitam dapat menghimpun kekuatan setan dibanding warna lainnya, termasuk di dalamnya kekuatan panas.” (Majmu Fatawa Ibn Taimiyah).

5. Jin yang dapat berubah bentuk

Perubahan bentuk ini memungkinkan jin menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Namun, tidak semua jenis jin dapat melakukan hal ini. Hanya beberapa jenis jin saja yang memiliki kemampun seperti ini yaitu jin ‘Ifrit, jin al-Marid, dan setan.

Tugas Jin

Jenis jin yang berada di sekitar manusia begitu beragam dan memiliki tugas menggangu manusia agar melanggar perintah Allah Ta’ala. Beberapa di antaranya yaitu:

1. Jin Wasnan

Jin ini bertugas membuat manusia mengantuk. Ia memiliki kekuatan yang luar biasa untung menenangkan syaraf, terutama pada daerah mata. Orang yang menjadi target Jin Wasnan yaitu orang-orang yang akan melakukan perbuatan baik seperti beribadah atau belajar.

2. Jin Dasim

Tugasnya sangat disukai oleh raja jin, yakni membuat rumah tangga hancur dan pasangan suami istri akhirnya bercerai. Jin ini memiliki tugas lain, yaitu membuat manusia menyia-nyiakan makanan dan selalu ingin makan walaupun tidak merasa lapar.

3. Jin Khonzab

Jin ini diyakini dapat membuat umat Muslim menunda salat bahkan bisa sampai meninggalkan ibadahnya. Selain itu, Jin Khonzab pun dapat membuat seseorang mempercepat perbuatan buruk.

4. Jin Wahlan

Jika seseorang diliputi rasa ragu dan was-was, maka ada kemungkinan orang tersebut sedang terkena kekuatan dari Jin Wahlan. Jin ini biasanya suka membisikkan sesuatu yang menyebabkan rasa ragu.

5. Jin Zalanbur

Jin Zalanbur adalah jin yang bertugas membuat manusia hidup boros, padalah boros adalah sesuatu yang tidak disukai Allah Ta’ala.

6. Jin Tibbir

Jin ini bertugas untuk menghasut manusia menjadi mudah emosi. Seseorang yang terkena hasutan tersebut ditandai dengan mudah tersulut emosi dan amarahnya. Selain itu, Jin Tibbir juga sering menghasut manusia untuk melakukan kemaksiatan dan membuat perpecahan antar manusia.

7. Jin Awar

Jin ini memiliki kekuatan untuk menghasut seseorang mengikuti hawa nafsunya. Biasanya, jin ini menggoda para pemuda yang sedang jatuh cinta dengan meniupkan suasana untuk meningkatkan syahwatnya.

8. Jin Masauth

Bertugas mengadu domba agar manusia saling curiga dan akhirnya saling membenci. Jin ini biasanya suka mengadu domba hal kecil maupun hal besar.

9. Jin Abyad

Seseorang yang sudah memiliki iman kuat pun masih sering digoda agar keimanannya runtuh. Mereka digoda oleh Jin Abyad yang memiliki kemampuan untuk mengganggu pemuka agama.

10. Jin Syabru

Jin ini bertugas menghasut manusia dari dalam dengan mempermudah syaraf manusia untuk melakukan maksiat dan menerima bisikan dan rangsangan dari jin luar.

Jin ini sangat dekat dan erat pada manusia. Ia menetap di saluran darah manusia.

5 jenis jin yang sering berkaitan erat dengan manusia:

1. Jin Al-Jan, serupa dengan manusia

Jin ini memiliki kehidupan yang sama dengan manusia. Mereka memiliki jenis kelamin, agama, bisa makan dan tidur dan lain sebagainya.

Jin Al-Jan atau biasa disebut Banul Jan merupakan penghuni pertama dari bumi sebelum kedatangan manusia dari ras Adam dan Hawa.

Jin ini bertugas menggoda manusia dengan mengikuti segala gerak-geriknya, terutama saat beraktivitas.

Jika Anda pernah merasa ada orang yang sedang mandi, berlari, berjalan, bertepuk tangan, namun dicek tidak ada satu orang pun, maka bisa ditebak itu adalah perbuatan dari jin Al-Amir.

2. Al-Ifrit, pembantu dukun

Jin ini pasti sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Jin Ifrit biasanya dipakai seseorang untuk dijadikan khodam (pembantu) manusia.

Terlebih untuk para dukun, peramal, dan tukang sihir. Al-Ifrit bertugas untuk merayu manusia dengan jebakan-jebakan muslihatnya.

3. Al-Arwah, penyamar manusia

Jin ini sangat ditakuti manusia. Jin Al-Arwah dikenal sebagai jin yang kuat dan usil terhadap manusia.

Keahliannya yang bisa mengubah bentuk sesuai keinginannya ini menjadikan jin Al-Arwah istimewa dari jin lainnya.

Mereka bertugas menakut-nakuti manusia hingga melemahkan iman manusia. Kadang mereka bisa mengubah diri menjadi saudara dan kerabat hanya untuk mengecoh pandangan kita.

4. As-Syaiton, penggoda sejati

Jin ini juga merupakan jin yang menggoda keimanan manusia.

Dalam Al Qur’an, jin ini bisa masuk dan berjalan melalui aliran darah. Sehingga dengan mudah bisa masuk ke dalam hati manusia dan membisikan rencana jahatnya. 











Sayembara Setan/Iblis : Memisahkan Antara Suami Istri Yang Sah Bahkan Sudah Memiliki Buah Hati

Selain manusia, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menciptakan setan . Makhluk ini termasuk dalam golongan dari bangsa jin . Namun, setan juga bisa dari bangsa manusia. Jika setan makhluk dari bangsa jin, maka arti setan adalah makhluk yang mempunyai jasad dan dia dari bangsa jin yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari api. Sedangkan setan dari manusia, maka berarti ini adalah sifat buruk yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Swt di dalam Al-Qur’an. 

Di antaranya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan:

 شَيَاطِينَ الْإِنسِ وَالْجِنِّ “

Setan-setan manusia dan jin.” (QS. Al-An’am : 112) 

Ustadz Ahmad Zainudin, Lc ketika ceramah dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah, di laman jejaring kanal dakwah Rodja menjelaskan, ayat di atas menunjukkan bahwa apabila kata “setan” digandengkan kepada jin, maka dia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari api dan dia kafir menyimpang dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pemimpinnya adalah iblis. Sedangkan apabila kata “setan” digandengkan kepada manusia, maka berarti dia adalah sifat yang buruk. Berarti manusia tersebut mempunyai sifat setan .

Dalam keseharian atau saat kita mendengar kata-kata setan yang 'terkutuk'. Kata “terkutuk” ini disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an: 

وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ 

“Aku mohon perlindungan untuk Maryam Alaihis Salam serta anak keturunannya kepada Engkau Wahai Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. Ali-Imran : 36)

 Juga firman Allah:

 فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّـهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ 

“Jika engkau membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl : 98) 

Setan tidak mau sujud kepada Adam. Maka akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala murka dan Allah menyebutkan dia terkutuk/terlaknat. Allah Swt  berfirman:  

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ ﴿٧٧﴾ 

“Keluarlah engkau dari surga tersebut. Sesungguhnya engkau adalah makhluk yang terkutuk.” (QS. Shad : 77)

Setan terkutuk karena iblis yang diciptakan oleh Allah dari api tidak mau sujud kepada Adam Alaihis Salam yang diciptakan dari tanah karena kesombongannya. Setan mengatakan:

 أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ 

“Aku lebih baik darinya. Engkau telah menciptakan aku dari api dan Engkau telah menciptakan dia dari tanah.” (QS. Al-A’raf : 12) 

Kepentingan setan di dalam kehidupan ini adalah untuk merusak dalam segala hal. Yaitu merusak agama, merusak makhluk, merusak hubungan, merusah kemesraan, merusak hubungan persaudaraan dan merusak segala apa saja yang baik. Allah Swt berfirman:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ 

“Iblis berkata: ‘Karena Engkau Ya Allah telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi hamba-hambaMu dari jalan Engkau yang lurus.’” (QS. Al-A’raf : 16) 

ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ 

“Kemudian saya akan mengganggu mereka dari depan, dari belakang, kanan, kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka orang yang pandai bersyukur.” (QS. Al-A’raf : 17)

Ayat ini memberikan keterangan bahwasanya tugas iblis dan setan adalah menyimpangkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, merusak manusia dari segala macam kebaikan. Iblis tidak akan pernah menjadi teman dan pasti menjadi musuh. Karena mereka adalah musuh, maka harus dijadikan musuh, tidak boleh dijadikan teman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ 

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh. Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fatir : 6)

Setan Merusak Hubungan Suami Istri Menurut Ustadz Ahmad Zainuddin, ilmu sihir pertama yang dipelajari adalah memisahkan suami istri. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an:

 فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ 

“Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat tersebut apa yang dengan sihir tersebut mereka dapat menceraikan antara suami dengan istrinya…” (QS. Al-Baqarah : 102) 

Merusak hubungan suami istri ini kadang-kadang bukan hanya dilakukan oleh setan dari bangsa jin, tetapi juga dilakukan oleh setan dari bangsa manusia. Yaitu manusia-manusia yang mempunya sifat buruk terhadap manusia lainnya.

Di antara perbuatan manusia yang mempunyai sifat setan adalah memisahkan antara suami istri, menjadi orang ketiga, sehingga terpisahnya hubungan suami istri, atau bahasa zaman sekarang sering disebut pelakor (perebut laki orang), sehingga terpisah lah hubungan suami istri yang sah karena ada pihak ketiga. Dan ini dosa besar, sebagaimana hadits Rasul SAW:

 لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا 

“Bukan dari kami seorang yang membuat seorang istri rusak hubungannya dengan suaminya.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban) 

Ini adalah peringatan keras agar berhati-hati terhadap langkah-langkah setan di dalam merusak hubungan suami istri. Maka seorang istri yang shalihah memerlukan untuk mempelajari perkara yang penting ini dan dia harus menyadari hakikat ini. Demikian juga suaminya.

Orangtua yang tidak bertanggung jawab untuk kebaikan anak-anak dan keluarganya adalah mereka yang masih nekat membawa pulang uang haram ke rumah. Sama saja ia membawa bara api neraka untuk diberikan dan dikonsumsi anak-anak atau keluarga secara bersama-sama.

Salah satu bara api bagi keluarga adalah harta haram, termasuk dari makanan, pakaian, dan apa saja yang diberikan untuk keluarga dari sumber-sumber yang diharamkan oleh Allah SWT. Siapa pun dan apa pun profesinya, potensi ini selalu ada. Mulai dari hasil jual beli yang tidak sah menurut ajaran Islam, bunga uang atau riba, pungutan liar, fee yang dipaksakan, hasil usaha yang tidak dibagi secara adil, dan penyelewengan lain, seperti korupsi, mark up anggaran, suap menyuap, dan semisalnya.

Dalam Qur’an, kita sudah diingatkan. “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” sebagaimana firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Baca Juga:

Rumah Makan Babiambo Diduga Cemarkan Nama Baik Kuliner Minang yang Enak dan Halal

Tahu Kebatilan, Segera Tinggalkan Semudah Melakukannya

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. at-Tahrîm/66:6)

Firman Allâh Azza wa Jalla, “Hai orang-orang yang beriman” yakni, Allah Maha kasih sayang kepada para hamba-Nya. Jika Dia memberikan perintah, pasti itu merupakan kebaikan dan bermanfaat. Jika Dia memberikan larangan, pasti itu merupakan keburukan dan berbahaya. Maka sepantasnya manusia memperhatikan perintah-perintah-Nya.

Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhuma dan para Ulama Salaf rahimahumullah berkata, “Jika engkau mendengar Allah Azza wa Jalla berfirman dalam al-Qur’ân ‘Hai orang-orang yang beriman’, maka perhatikanlah ayat itu dengan telingamu, karena itu merupakan kebaikan yang Dia perintahkan kepadamu, atau keburukan yang Dia melarangmu darinya”.

Makna قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” adalah kebaikan yang Allah perintahkan dalam ayat ini, adalah agar kaum Mukminin menjaga diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka. Yaitu menjaga diri dan keluarga agar senantiasa berada dalam keimanan, ketakwaan, taat pada perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Tidak bermaksiat, tidak juga lalai dan abai atau semua perintah dalam agama.

Salah satunya, larangan untuk memakan harta haram atau yang dibeli dari sumber-sumber yang haram. Perlu diketahui bahwa asal hukum segala jenis makanan baik dari hewan, tumbuhan, laut maupun daratan adalah halal. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi” (QS Al-Baqarah/2: 168)

Karena asal hukum makanan adalah halal, maka Allah tidak merinci dalam Al-Qur’an satu persatu. Demikian juga Rasulullah SAW dalam hadits-haditsnya. Lain halnya dengan makanan haram, Allah telah memerinci secara detail dalam Al-Qur’an atau melalui lisan rasul-Nya SAW yang mulia. Allah berfirman:

وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ

“Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” (QS Al-An’am/6: 119)

Makanan Haram

Makanan yang diharamkan atau bersumber dari uang haram, jika masuk ke dalam rumah jelas akan berdampak pada jiwa anak-anak, istri, dan keturunan kita. Karena itu, jauhilah segala sesuatu yang bersumber dari yang haram.

Masalah ini tdak boleh dianggap sepele. Makanan haram yang masuk ke perut anak atau istri akan memencarkan energi negatif. Energi tersebut jelas menjadi energi yang tidak mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Juga tak bisa diinvestasikan di jalan Allah SWT.

Untuk diketahui, makanan yang diharamkan dibagi menjadi tiga kategori, yakni:

1. Makanan najis.

2. Makanan yang tidak halal.

3. Makanan halal yang dibeli dengan uang haram.

Jenis-jenis makanan yang diharamkan, antara lain, seperti bangkai atau daging mati, daging yang belum disembelih, babi, dan sejenisnya. Ada juga makanan najis, seperti orang kafir menyentuh makanan. Daging yang dikorbankan, tetapi orang kafir itu menyentuhnya dengan air, dan itu menjadi najis.

Adakalanya seseorang membeli makanan yang halal dalam dirinya, tidak mengandung najis, dan tidak najis. Tetapi uang yang dipakai untuk membelinya adalah uang haram, uang riba, dan sejenisnya dari uang haram.

Siapa pun yang ingin mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dalam hidupnya, lebih baik dia berhati-hati. Begitu banyak bocoran-bocoran tentang makanan berbahan haram tetapi dijual bebas dan dikonsumsi oleh banyak kaum muslimin. Misalnya saja, makanan-makanan yang dicampur anggur, minyak babi, alkohol, dan semisalnya. Karena itu, perlu kita ketahui setiap makanan yang akan dikonsumsi, bersumber dari bahan halal atau haram.

Untungnya, perusahaan makanan di zaman ini wajib untuk menuliskan bahan-bahannya. Di sini juga perlunya label halal. Seorang mukmin harus berhati-hati untuk tidak makan apa pun kecuali yang halal. Seorang mukmin harus yakin bahwa semua yang dikonsumsinya adalah makanan halal, suka atau tidak suka. Allah SWT Maha Melihat dan Mengawasi hamba-hamba-Nya yang berhati-hati dan saleh, serta takut memakan makanan haram. Baik makanan yang berbahan haram atau dibeli dari sumber uang haram.

Makan makanan haram, baik bahan atau sumbernya yang haram, akan mengakibatkan sifat-sifat negatif, kegelapan, dan kebatilan, yang dapat menutupi hati manusia. Karena itu, mari lebih berhati-hati soal makanan yang akan masuk dalam perut. Perhatikan sumbernya, dibeli dari uang halal atau tidak, dan bahan makanannya halal atau tidak.

Jika makanan tersebut berupa hewan sembelihan, maka yang harus diperhatikan dan diyakini adalah daging tersebut disembelih atas nama Allah SWT. Selain itu, yang harus dipastikan juga, uang yang dipakai untuk membeli makanan bersumber dari pemberian, pendapatan, atau penghasilan, yang halal.

Efek Makanan Haram, Berikut tujuh efek dari makanan haram:

  1. Memakan harta haram berarti mendurhakai Allah dan mengikuti langkah setan.
  2. Membuat kurang semangat dalam beramal saleh
  3. Memakan harta haram adalah kebiasaan buruk orang Yahudi
  4. Badan yang tumbuh dari harta yang haram berhak disentuh api neraka
  5. Doa sulit dikabulkan
  6. Harta haram membuat kaum muslimin jadi mundur dan hina
  7. Karena harta haram banyak musibah dan bencana terjadi

Tujuh efek dari makanan haram di atas akan dibahas tersendiri. Intinya, lebih baik tidak makan sebagai bentuk kehati-hatian daripada memakan makanan yang tidak diketahui kehalalannya. Insya Allah, masih banyak makanan lain yang lebih baik, lebih segar, lebih sehat, dan halal. Allah SWT pasti melihat siapa di antara kita yang berhat-hati dan mawas diri agar terpelihara dari sisi makanan yang masuk ke perutnya, anak-anaknya, dan keluarganya










Memberi Makanan Haram kepada Anak Istri Sama Saja Memberi Bara Api

Memberi Makanan Haram kepada Anak Istri Sama Saja Memberi Bara Api. Orangtua yang tidak bertanggung jawab untuk kebaikan anak-anak dan keluarganya adalah mereka yang masih nekat membawa pulang uang haram ke rumah. Sama saja ia membawa bara api neraka untuk diberikan dan dikonsumsi anak-anak atau keluarga secara bersama-sama. Salah satu bara api bagi keluarga adalah harta haram, termasuk dari makanan, pakaian, dan apa saja yang diberikan untuk keluarga dari sumber-sumber yang diharamkan oleh Allah SWT. Siapa pun dan apa pun profesinya, potensi ini selalu ada. Mulai dari hasil jual beli yang tidak sah menurut ajaran Islam, bunga uang atau riba, pungutan liar, fee yang dipaksakan, hasil usaha yang tidak dibagi secara adil, dan penyelewengan lain, seperti korupsi, mark up anggaran, suap menyuap, dan semisalnya.

Dalam Qur’an, kita sudah diingatkan. “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” sebagaimana firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Tahu Kebatilan, Segera Tinggalkan Semudah Melakukannya

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. at-Tahrîm/66:6)

Firman Allâh Azza wa Jalla, “Hai orang-orang yang beriman” yakni, Allah Maha kasih sayang kepada para hamba-Nya. Jika Dia memberikan perintah, pasti itu merupakan kebaikan dan bermanfaat. Jika Dia memberikan larangan, pasti itu merupakan keburukan dan berbahaya. Maka sepantasnya manusia memperhatikan perintah-perintah-Nya.

Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhuma dan para Ulama Salaf rahimahumullah berkata, “Jika engkau mendengar Allah Azza wa Jalla berfirman dalam al-Qur’ân ‘Hai orang-orang yang beriman’, maka perhatikanlah ayat itu dengan telingamu, karena itu merupakan kebaikan yang Dia perintahkan kepadamu, atau keburukan yang Dia melarangmu darinya”.

Makna قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” adalah kebaikan yang Allah perintahkan dalam ayat ini, adalah agar kaum Mukminin menjaga diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka. Yaitu menjaga diri dan keluarga agar senantiasa berada dalam keimanan, ketakwaan, taat pada perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Tidak bermaksiat, tidak juga lalai dan abai atau semua perintah dalam agama.

Salah satunya, larangan untuk memakan harta haram atau yang dibeli dari sumber-sumber yang haram. Perlu diketahui bahwa asal hukum segala jenis makanan baik dari hewan, tumbuhan, laut maupun daratan adalah halal. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi” (QS Al-Baqarah/2: 168)

Karena asal hukum makanan adalah halal, maka Allah tidak merinci dalam Al-Qur’an satu persatu. Demikian juga Rasulullah SAW dalam hadits-haditsnya. Lain halnya dengan makanan haram, Allah telah memerinci secara detail dalam Al-Qur’an atau melalui lisan rasul-Nya SAW yang mulia. Allah berfirman:

وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ

“Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” (QS Al-An’am/6: 119)

Makanan Haram

Makanan yang diharamkan atau bersumber dari uang haram, jika masuk ke dalam rumah jelas akan berdampak pada jiwa anak-anak, istri, dan keturunan kita. Karena itu, jauhilah segala sesuatu yang bersumber dari yang haram.

Masalah ini tdak boleh dianggap sepele. Makanan haram yang masuk ke perut anak atau istri akan memencarkan energi negatif. Energi tersebut jelas menjadi energi yang tidak mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Juga tak bisa diinvestasikan di jalan Allah SWT.

Untuk diketahui, makanan yang diharamkan dibagi menjadi tiga kategori, yakni:

1. Makanan najis.

2. Makanan yang tidak halal.

3. Makanan halal yang dibeli dengan uang haram.

Jenis-jenis makanan yang diharamkan, antara lain, seperti bangkai atau daging mati, daging yang belum disembelih, babi, dan sejenisnya. Ada juga makanan najis, seperti orang kafir menyentuh makanan. Daging yang dikorbankan, tetapi orang kafir itu menyentuhnya dengan air, dan itu menjadi najis.

Adakalanya seseorang membeli makanan yang halal dalam dirinya, tidak mengandung najis, dan tidak najis. Tetapi uang yang dipakai untuk membelinya adalah uang haram, uang riba, dan sejenisnya dari uang haram.

Siapa pun yang ingin mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dalam hidupnya, lebih baik dia berhati-hati. Begitu banyak bocoran-bocoran tentang makanan berbahan haram tetapi dijual bebas dan dikonsumsi oleh banyak kaum muslimin. Misalnya saja, makanan-makanan yang dicampur anggur, minyak babi, alkohol, dan semisalnya. Karena itu, perlu kita ketahui setiap makanan yang akan dikonsumsi, bersumber dari bahan halal atau haram.

Untungnya, perusahaan makanan di zaman ini wajib untuk menuliskan bahan-bahannya. Di sini juga perlunya label halal. Seorang mukmin harus berhati-hati untuk tidak makan apa pun kecuali yang halal. Seorang mukmin harus yakin bahwa semua yang dikonsumsinya adalah makanan halal, suka atau tidak suka. Allah SWT Maha Melihat dan Mengawasi hamba-hamba-Nya yang berhati-hati dan saleh, serta takut memakan makanan haram. Baik makanan yang berbahan haram atau dibeli dari sumber uang haram.

Makan makanan haram, baik bahan atau sumbernya yang haram, akan mengakibatkan sifat-sifat negatif, kegelapan, dan kebatilan, yang dapat menutupi hati manusia. Karena itu, mari lebih berhati-hati soal makanan yang akan masuk dalam perut. Perhatikan sumbernya, dibeli dari uang halal atau tidak, dan bahan makanannya halal atau tidak.

Jika makanan tersebut berupa hewan sembelihan, maka yang harus diperhatikan dan diyakini adalah daging tersebut disembelih atas nama Allah SWT. Selain itu, yang harus dipastikan juga, uang yang dipakai untuk membeli makanan bersumber dari pemberian, pendapatan, atau penghasilan, yang halal. Efek Makanan Haram

Berikut tujuh efek dari makanan haram:

  1. Memakan harta haram berarti mendurhakai Allah dan mengikuti langkah setan.
  2. Membuat kurang semangat dalam beramal saleh
  3. Memakan harta haram adalah kebiasaan buruk orang Yahudi
  4. Badan yang tumbuh dari harta yang haram berhak disentuh api neraka
  5. Doa sulit dikabulkan
  6. Harta haram membuat kaum muslimin jadi mundur dan hina
  7. Karena harta haram banyak musibah dan bencana terjadi

Tujuh efek dari makanan haram di atas akan dibahas tersendiri. Intinya, lebih baik tidak makan sebagai bentuk kehati-hatian daripada memakan makanan yang tidak diketahui kehalalannya. Insya Allah, masih banyak makanan lain yang lebih baik, lebih segar, lebih sehat, dan halal. Allah SWT pasti melihat siapa di antara kita yang berhat-hati dan mawas diri agar terpelihara dari sisi makanan yang masuk ke perutnya, anak-anaknya, dan keluarganya















Harta Haram Karena Pekerjaan

Harta Haram Karena Pekerjaan, Harta haram sudah seharusnya dijauhi. Artinya, kita tidak boleh mencari pekerjaan dari usaha yang haram. Jika terlanjur memilikinya, harus dicuci atau dibersihkan dari harta yang halal. Adapun pembagian harta haram secara mudahnya dibagi menjadi harta haram karena zat -seperti daging babi- dan karena pekerjaan -seperti harta riba dari bunga bank.

Pembagian Harta Haram

Abul ‘Abbas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan,

Harta haram ada dua macam: 

  • (1) haram karena sifat atau zatnya, 
  • (2) haram karena pekerjaan atau usahanya.

Harta haram karena usaha seperti hasil kezholiman, transaksi riba dan maysir (judi).

Harta haram karena sifat (zat) seperti bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih atas nama selain Allah.

Harta haram karena usaha lebih keras pengharamannya dan kita diperintahkan untuk wara’ dalam menjauhinya. Oleh karenanya ulama salaf, mereka berusaha menghindarkan diri dari makanan dan pakaian yang mengandung syubhat yang tumbuh dari pekerjaan yang kotor.

dapun harta jenis berikutnya diharamkan karena sifat yaitu khobits (kotor). Untuk harta jenis ini, Allah telah membolehkan bagi kita makanan ahli kitab padahal ada kemungkinan penyembelihan ahli kitab tidaklah syar’i atau boleh jadi disembelih atas nama selain Allah. Jika ternyata terbukti bahwa hewan yang disembelih dengan nama selain Allah, barulah terlarang hewan tersebut menurut pendapat terkuat di antara pendapat para ulama yang ada. Telah disebutkan dalam hadits yang shahih dari ‘Aisyah,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ قَوْمٍ يَأْتُونَ بِاللَّحْمِ وَلَا يُدْرَى أَسَمَّوْا عَلَيْهِ أَمْ لَا ؟ فَقَالَ : سَمُّوا أَنْتُمْ وَكُلُوا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai suatu kaum yang diberi daging namun tidak diketahui apakah hewan tersebut disebut nama Allah ketika disembelih ataukah tidak. Beliau pun bersabda, “Sebutlah nama Allah (ucapkanlah ‘bismillah’) lalu makanlah.”[1] (Majmu’ Al Fatawa, 21: 56-57)

Pencucian Harta Haram

Guru kami, Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri –semoga Allah memberkahi umur beliau– menerangkan bahwa harta haram bisa dibagi menjadi tiga dan beliau menerangkan bagaimana pencucian harta tersebut sebagai berikut.

  1. Harta yang haram secara zatnya. Contoh: khomr, babi, benda najis. Harta seperti ini tidak diterima sedekahnya dan wajib mengembalikan harta tersebut kepada pemiliknya atau dimusnahkan.
  2. Harta yang haram karena berkaitan dengan hak orang lain. Contoh: HP curian, mobil curian. Sedekah harta semacam ini tidak diterima dan harta tersebut wajib dikembalikan kepada pemilik sebenarnya.
  3. Harta yang haram karena pekerjaannya. Contoh: harta riba, harta dari hasil dagangan barang haram. Sedekah dari harta jenis ketiga ini juga tidak diterima dan wajib membersihkan harta haram semacam itu. Namun apakah pencucian harta seperti ini disebut sedekah? Para ulama berselisih pendapat dalam masalah ini. Intinya, jika dinamakan sedekah, tetap tidak diterima karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلاَ صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ

“Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul (harta haram)” (HR. Muslim no. 224). Ghulul yang dimaksud di sini adalah harta yang berkaitan dengan hak orang lain seperti harta curian. Sedekah tersebut juga tidak diterima karena alasan dalil lainnya, “Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu” (HR. Muslim no. 1014). Lihat bahasan Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri dalam Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, hal. 92-93.

Kaedah dalam Harta Haram Secara Umum

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan:

  1. Harta haram karena zatnya seperti harta rampasan atau curian, maka haram untuk menerima dan membelinya.
  2. Harta haram secara umum seperti khomr (minuman keras), rokok atau semacam itu tidak boleh diterima dan tidak boleh dibeli. (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 151)

Kaedah dalam Harta Haram Karena Usaha (Pekerjaan)

Kaedah dalam memanfaatkan harta semacam ini -semisal harta riba- disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin,

أن ما حُرِّم لكسبه فهو حرام على الكاسب فقط، دون مَن أخذه منه بطريق مباح.

“Sesuatu yang diharamkan karena usahanya, maka ia haram bagi orang yang mengusahakannya saja, bukan pada yang lainnya yang mengambil dengan jalan yang mubah (boleh)” (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 2)

Contoh dari kaedah di atas:

  1. Boleh menerima hadiah dari orang yang bermuamalah dengan riba. (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 2)
  2. Boleh transaksi jual beli dengan orang yang bermuamalan dengan riba. (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 2)
  3. Jika ada yang meninggal dunia dan penghasilannya dari riba, maka hartanya halal pada ahli warisnya. (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 10)

Contoh-contoh di atas dibolehkan karena harta haram dari usaha tersebut diperoleh dengan cara yang halal yaitu melalui hadiah, jual beli dan pembagian waris.

اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Allahummak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa aghniniy bi fadhlika ‘amman siwaak. (Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang halal dari-Mu dan jauhkanlah aku dari yang Engkau haramkan. Cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dan jauhkan dari bergantung pada selain-Mu). (HR. Tirmidzi no. 3563 dan Ahmad 1: 153. Kata Tirmidzi, hadits ini hasan ghorib. Sebagaimana disebutkan oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 1: 474, hadits ini hasan secara sanad).


















Hati-hati Makan Harta Haram dan Riba, Ini Dampaknya Pada Tubuh Dikuasai Setan (Kata Ustadz Adi Hidayat)

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan mengenai tanda-tanda pada seseorang ketika harta haram dan riba masuk ke dalam dirinya. Harta haram dan riba jika masuk ke dalam diri seseorang akan memiliki dampak yang buruk. Memiliki harta haram dan riba dilarang dalam agama Islam, dan jika memilikinya maka diilustrasikan seperti orang yang kerasukan setan. Sebagai umat muslim berusahalah untuk selalu mencari rezeki yang halal dan selalu berada di jalan Allah SWT.

Karena memiliki harta haram dan riba merupakan dosa besar yang jika masuk ke dalam diri seseorang akan berbahaya. "Mohon maaf, pemakaian riba diilustrasikan seperti orang yang kerasukan, memang tidak langsung bersentuhan dengan setan, tetapi keadaan dirinya seperti dikuasai oleh setan, itu ada di QS Al Baqarah ayat 275," ujar Ustadz Adi Hidayat. Yang dimaksud kerasukan setan itu adalah bahasa kiasan kata Ustadz Adi Hidayat, maksudnya adalah setan suka dengan yang haram, yang tidak baik, dan banyak maksiatnya.

Al Quran mengilustrasikan yang luar biasa sangat tajam, yaitu bahwa pelaku riba itu memakan sesuatu yang haram kemudian masuk ke dalam dirinya, dan ketika yang haram masuk ke dalam dirinya maka seperti orang yang dikuasai oleh setan. Diberi Kecukupan Nafkah untuk Keluarga Kata Ustadz Adi Hidayat. "Kenapa? mohon maaf, sebab kalau yang haram masuk ke dalam diri seseorang dan beredar dengan darahnya, masuk ke telinga jadi sumbatan," ucapnya.

Seperti dalam QS. Al An'am ayat 25, bahwa telinganya tersumbat, ketika mendengar yang baik-baik, mendengar adzan tidak dapat terdengar, mendengar tausiyah tidak bisa masuk, diminta sholat susah. "Masuk ke mata jadi hambatan, lihat masjid tidak ada sentuhan, lihat orang taklim tidak ada getaran, maka disebutkan langsung ketiga nya termasuk dengan akalnya di QS. Al Baqarah ayat 7," tuturnya.

Pelaku riba, orang-orang yang memakan harta haram dan masuk ke dalam dirinya, maka akan dikuasai oleh setan.Dengan begitu akan masuk menjadi penutup dalam dirinya, sehingga susah menunaikan amal saleh dan gemar berbuat maksiat.