This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Jumat, 05 Agustus 2022

Kenali 8 Jenis Keluhan Psikosomatik dan Cara Penanganannya

Banyak kasus pasien berkunjung ke dokter dengan berbagai keluhan ketidaknyamanan pada tubuhnya. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, dokter tidak menemukan adanya indikasi penyakit secara medis. Kondisi ini kemudian disebut dengan psikosomatik. Psikosomatik berasal dari kata Psiko yang berarti mental atau Kejiwaan dan Somatik yang berarti fisik atau tubuh. Dengan demikian psikosomatik adalah sekumpulan gejala yang dirasakan oleh seseorang pada tubuhnya akibat pengaruh faktor pikiran atau mental.

“Diagnosa ‘normal’ itu kadang melegakan hati pasien sesaat, tapi tak jarang justru membuat mereka kebingungan,” kata dokter I Wayan Mustika, S. Ked, Dr kepada, pasien masih merasakan gejala sakit pada tubuh yang makin menyiksa pikiran dan mentalnya. Inilah kemudian yang menjadi biang pencetus masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dokter Wayan Mustika menjelaskan betapa rumitnya dampak dari pikiran terhadap emosi, serta efeknya secara langsung atau tidak langsung terhadap fisik dalam bentuk gejala penyakit.  Memahami soal psikosomatik sangatlah perlu bagi siapa pun di kehidupan ini untuk berhati-hati mengelola stres dalam kehidupan sosial dan pribadinya. Sebab, stres emosi dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit dalam berbagai derajat, mulai yang ringan sampai berat.

Fokus penanganan pasien psikosomatik adalah penanganan pada pikiran, karena penyebabnya bersumber dari pikiran. “Kita adalah motivator terbaik untuk pikiran kita sendiri,”

1. Keluhan pada sistem pencernaan

Penderita psikosomatik paling banyak datang dengan keluhan penyakit lambung (mag). Paling ringan adalah karena efek dari asam lambung yang meningkat. Gejalanya antara lain rasa penuh di ulu hati, mual sampai muntah, kembung, sendawa.

Apabila kondisi ini berlanjut bisa menyebabkan radang sampai borok pada lambung dengan gejala yang lebih terasa, misalnya nyeri atau eneg di ulu hati sebelum atau sesudah makan. Rasa nyeri ini kadang bisa tembus ke punggung. Dampak lain dari gejala maag ini menyebabkan sakit kepala dan pusing.

2. Keluhan pada sistem jantung dan pembuluh darah

Pasien yang mengalami gejala pada sistem ini seringkali mengeluh jantung yang berdebar-debar disertai keringat dingin. Gejala ini bisa muncul pada saat kaget atau pikiran mulai mengalami suatu kecemasan, bahkan bisa juga muncul tanpa dipicu sebab tertentu.

Sering juga terasa muncul denyutan jantung yang tidak biasa atau tidak harmonis. Ketika diperiksa dengan alat periksa jantung seringkali tidak menunjukkan adanya kelainan yang khas.

Pada pembuluh darah sering terjadi ketegangan sehingga terjadi peningkatan ringan sampai sedang pada tekanan darah. Meningkatnya tekanan darah (hipertensi) ini bisa turun dengan cepat tanpa obat ketika pasien mulai bisa menenangkan dirinya.

Gejala yang muncul akibat perubahan peredaran darah karena gangguan kecemasan pikiran ini di antaranya berdebar, wajah panas memerah, keringat dingin, tensi darah meningkat, pusing atau terasa tidak seimbang, sampai muncul gejala mual dan muntah.

5. Keluhan pada sistem hormon

Berbagai kelainan pada hormon tiroid seperti hipertiroid (kelebihan hormon tiroid), hipotiroid (kekurangan) atau tirotoksikosis (keracunan hormon tiroid) akan memberikan berbagai gejala. Rasa cemas, mudah marah, mudah curiga, rasa seperti leher tercekik atau terikat, rasa takut tanpa sebab yang jelas, sulit tidur, mimpi buruk dan gugup.

Keluhan-keluhan ini sering diikuti gejala hiperaktivitas saraf otonom seperti keringat banyak, mulut kering, pupil lebar, kulit pucat, nadi cepat dan sebagainya.Gejala kencing manis (DM) dan anoreksia nervosa (tidak mau makan) dapat merupakan penyakit hormonal akibat faktor pikiran yang cukup sulit diatasi jika tidak dilakukan dengan tepat.

6. Keluhan pada sistem otak dan saraf

Keluhan sakit kepala sebelah atau migren, pusing (rasa berputar), kaku pada leher, kesemutan, nyeri kronis akibat stres emosional adalah berbagai dampak emosi pada sistem saraf. Selain itu tangan mudah gemetar (tremor), gangguan konsentrasi, rasa kelemahan otot dan sebagainya dapat merupakan gejala psikosomatik pada sistem saraf. Murung, selalu merasa dingin pada tubuh kadang dapat dijumpai pada pasien.

7. Keluhan pada sistem otot dan tulang

Nyeri pada persendian, reumatik, kaku leher, kaku otot pinggang dan punggung, nyeri pada tulang dapat berkaitan dengan faktor psikis.

8. Keluhan pada sistem imunitas (kekebalan)

Penurunan kekebalan tubuh terhadap berbagai infeksi mudah terjadi pada pasien-pasien psikosomatik. Ini karena sel-sel kekebalan tubuh mengalami berbagai perubahan. Munculnya pertumbuhan sel-sel ganas atau kanker merupakan efek berat dari penyakit psikosomatik pada sistem imunitas.

Penanganan Psikosomatik

Penanganan atau Terapi Psikosomatik

Secara umum ada 3 aspek yang perlu mendapat perhatian dalam penanganan pasien psikosomatik; 

  1. Aspek Bio-Organik;
  2. Aspek Psiko- Edukatif; dan
  3. Aspek Sosio-Kultural.

Berikut penjelasannya.

1. Aspek Bio-Organik

  • Pemeriksaan fisik secara lengkap dan teliti dapat membuktikan ada tidaknya penyakit fisik yang bermakna medis. Ini dapat mengurangi atau menghilangkan kesan bahwa pasien mengalami penyakit yang berat atau tak terobati.
  • Mengobati kelainan fisik atau cacat bawaan dapat menghilangkan perasaan rendah diri dan stres emosional pasien.
  • Penggunaan obat-obatan sesuai keluhan fisik yang dirasakan, serta untuk keluhan emosional seperti cemas, gelisah, gangguan tidur, depresi dan lainnya yang dialami penderita.
  • Mengajarkan kebiasan hidup yang sehat seperti kerja, istirahat, makan, hobi dan sebagainya.

2. Aspek Psiko-Edukatif

  • Menciptakan hubungan dokter-pasien yang yang nyaman sehingga timbul suasana kepercayaan dari pasien kepada dokter atau penyembuhnya.
  • Ventilasi. Memberi kesempatan mengutarakan atau mengeluarkan emosi- emosi yang lama terpendam di pikiran bawah sadar, dapat dengan cepat mengurangi gejala penyakit.
  • Re-edukasi. Dengan menggunakan intelegensi dan rasio pasien, dapat diberikan keyakinan, pengertian dan pemahaman baru yang lebih bermanfaat mengenai sebab-sebab penyakitnya atau cara-cara menghadapi stresor dalam kehidupan ini.

-> Agama. Membantu pasien melihat persoalan-persoalan, konflik-konflik batinnya dari sudut agama atau spiritualitas agar semakin mampu berpikir positif di masa depan.

3. Aspek Sosio-Kultural

  • Memperbaiki kondisi sosial ekonomi dapat membantu mengatasi berbagai stres yang muncul oleh faktor ekonomi. Membantu mencari jalan keluar dari permasalahan ekonomi, memberi saran-saran, motivasi dan menjelaskan kemungkinan-kemungkinan dari pilihan hidup dapat memberi nilai positif bagi pasien di masa depan.
  • Meningkatkan kemampuan pasien menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  • Memperbaiki cara pandang lingkungan sosial atau keluarga terhadap pasien sehingga dapat ikut membantu kesembuhan pasien.

Referensi : Kenali 8 Jenis Keluhan Psikosomatik dan Cara Penanganannya













Taubat Nasuha dan Tanda-tanda Allah Swt Menerima Taubat

Taubat Nasuha dan Tanda-tanda Allah Swt Menerima Taubat. Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, baik dosa kepada sang Khaliq (Allah Maha Pencipta) maupun dosa kepada makhluk-Nya. Setiap anggota tubuh manusia pernah melakukan kesalahan dan dosa. Mata sering melihat yang haram, lidah sering bicara yang tidak benar, berdusta, melaknat, sumpah palsu, menuduh, membicarakan aib sesama muslim (ghibah), mencela, mengejek, menghina, mengadu-domba, memfitnah, dan lain-lain. 

Dosa dan kesalahan akan berakibat keburukan dan kehinaan bagi pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat.Karena itu, setiap muslim dan muslimah tidak boleh lepas dari istighfar (minta ampun kepada Allah) dan selalu bertaubat kepada-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali. Bahkan dalam suatu hadis disebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta ampun kepada Allah seratus kali dalam satu majelisnya.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ، رَبِّ اغْفِرْلِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ تَوَّابُ الرَّحِيْمُ.

“Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata,”Kami pernah menghitung di satu majelis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seratus kali beliau mengucapkan, ‘Ya Rabb-ku, ampunilah aku dan aku bertaubat kepadaMu, sesungguhnya Engkau Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang’.”(Sunah Nasa'i) Bertaubat juga salah satu perintah Allah Ta'ala untuk hamba-Nya. Taubat ini adalah jalan yang ditunjukkan oleh Allah Ta’ala sebagai sarana agar para hamba-Nya memperbaiki diri atas dosa, maksiat, dan kesalahan yang telah mereka perbuat. 

Allah Ta’ala berfirman,

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا 

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At-Tahrim : 8). 

Oleh karena itu, taubat merupakan ibadah yang sangat agung dan memiliki banyak keutamaan. Allah perintahkan hamba-Nya untuk taubat nasuha. Apa Maksud Taubat Nasuha? Bila dilihat secara bahasa, نصح (na-sha-kha) artinya sesuatu yang bersih atau murni (tidak bercampur dengan sesuatu yang lain). Sesuatu disebut (الناصح) (an-naashikh), jika sesuatu tersebut tidak bercampur atau tidak terkontaminasi dengan sesuatu yang lain, misalnya madu murni atau sejenisnya. Di antara turunan kata نصح adalah النصيحة(an-nashiihah). (Lihat Lisaanul ‘Arab, 2/615-617). 

Berdasarkan makna bahasa ini, taubat disebut dengan taubat nasuha jika pelaku taubat tersebut memurnikan, ikhlas (hanya semata-mata untuk Allah), dan jujur dalam taubatnya. Dia mencurahkan segala daya dan kekuatannya untuk menyesali dosa-dosa yang telah diperbuat dengan taubat yang benar (jujur). Ibnu Katsir rahimahullah berkata ketika menjelaskan ayat di atas, 

أَيْ تَوْبَةً صَادِقَةً جَازِمَةً تَمْحُو مَا قَبْلَهَا مِنَ السَّيِّئَاتِ، وَتَلُمُّ شَعَثَ التَّائِبِ وَتَجْمَعُهُ وَتَكُفُّهُ عَمَّا كَانَ يَتَعَاطَاهُ مِنَ الدَّنَاءَاتِ. 

“Yaitu taubat yang jujur, yang didasari atas tekad yang kuat, yang menghapus kejelekan-kejelekan di masa silam, yang menghimpun dan mengentaskan pelakunya dari kehinaan” (Tafsir Al-Qur’anul ‘Adzim). 

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, 

فَالنُّصْحُ فِي التَّوْبَةِ وَالْعِبَادَةِ وَالْمَشُورَةِ تَخْلِيصُهَا مِنْ كُلِّ غِشٍّ وَنَقْصٍ وَفَسَادٍ، وَإِيقَاعُهَا عَلَى أَكْمَلِ الْوُجُوهِ 

“An-nush-khu dalam taubat, ibadah, dan nasihat artinya memurnikan perkara-perkara tersebut dari semua kotoran, kekurangan, dan kerusakan. Seseorang melaksanakannya dalam bentuk yang paling sempurna.” (Madaarijus Saalikiin). Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata, 

وقيل: هي مأخوذة من النصاحة وهي الخياطة. وفي أخذها منها وجهان: أحدهما- لأنها توبة قد أحكمت طاعته وأوثقتها كما يحكم الخياط الثوب بخياطته ويوثقه 

“Dikatakan, (taubat nasuha) diambil dari kata ‘an-nashahah’, yaitu ‘jahitan’. Berdasarkan asal kata tersebut, terdapat dua sisi (makna) dari taubat nasuha. Pertama, karena taubat tersebut telah memperbaiki ketaatan dan menguatkannya. Sebagaimana jahitan yang memperbaiki pakaian dan menguatkannya.” (Al-Jami’ li Ahkaamil Qur’an, 18/199). 

Maknanya, bahwa pelaku taubat nasuha telah menyempurnakan taubatnya dan memperkuat taubatnya dengan melaksanakan berbagai macam amal ketaatan. Hal ini sebagaimana jahitan yang menyempurnakan (memperbaiki) pakaian, menguatkan, dan merapikannya. Imam Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan sisi yang lain istilah taubat nasuha sesuai dengan makna bahasa di atas. Beliau rahimahullah berkata, 

والثاني- لأنها قد جمعت بينه وبين أولياء الله وألصقته بهم، كما يجمع الخياط الثوب ويلصق بعضه ببعض. 

“Sisi yang ke dua, karena taubat nasuha mengumpulkan antara pelakunya dengan wali-wali Allah, dan merekatkannya. Hal ini sebagaimana jahitan yang merekatkan pakaian dan menyambung antara sisi (kain) yang satu dengan sisi lainnya.” (Al-Jami’ li Ahkaamil Qur’an, 18/199). 

Tanda-Tanda Taubat Nasuha Di antara tanda-tanda taubat nasuha,Syaikul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya "A'mal al-qulub au al-Maqamat wa al-Ahwal" menjelaskan, ketika seorang mukmin berbuat kejelekan maka siksanya dapat tertolak karena 10 hal berikut ini, yakni : 

  1. Ia hendaknya bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Dan barang siapa yang telah bertaubat, maka ia seperti orang yang tidak ada dosanya lagi. 
  2. Ia meminta ampun dan Allah akan mengampuninya 
  3. Ia berbuat kebaikan karena perbuatan yang baik akan dapat menghapus kejelekan. 
  4. Ia telah didoakan oleh teman-temannya dan mereka memohonkan ampun untuknya baik setelah ia meninggal maupun sebelumnya. 
  5. Dengan pahala amal yang mereka miliki, mereka mengarahkannya menuju hal-hal yang bermanfaat 
  6. Ia telah diberi syafaat oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam 
  7. Allah telah menurunkan kepadanya cobaan-cobaan yang dapat melebur kejelekannya. 
  8. Allah di alam barzah telah menurunkannya kepadanya cobaan berupa petir, sehingga kejelekannya terhapus. 
  9. Pada hari kiamat nanti, ia akan diberi siksaan yang bisa melebur kejelekan-kejelekan yang ia miliki 
  10. Ia akan dikasihi oleh Allah Ta'ala, Zat Yang Paling Mengasihi di antara orang-orang yang dikasihi.

Barangsiapa yang tidak mendapatkan 10 hal di atas, maka jangan engkau mencela. Sebagaimana Allah Ta'ala telah menceritakannya melalui hadis Nabi Shalllallahu alaihi wa sallam," "Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua itu adalah amal-amalmu yang telah Aku hitung untuk kalian, lalau Aku memberikannya kepada kalian. Oleh karena itu, barangsiapa yang menemukan kebaikan, maka hendaknya ia memuji Allah dan barangsiapa yang tidak menemukan kebaikan, maka janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri," (HR Muslim dan hadis Abu Dzar al-Ghifari) 

Jika tanda-tanda taubat nasuha sudah diketahui, maka inilah tanda bahwa taubat kita diterima oleh Allah Ta'ala. Berikut ciri-cirinya: 

1. Hati lebih tenang dan tentram 

2. Lebih senang berkumpul dengan orang-orang saleh/saleha Kemudian tanda taubat seseorang diterima oleh Allah adalah mulai banyaknya teman-teman yang saleh dan saleha di sekitarnya, artinya ia sudah tidak lagi nyaman untuk berteman dengan teman-temannya yang dahulu saat ia melakukan banyak dosa dan maksiat. Allah Ta'ala berfirman:

 ٱلتَّٰٓئِبُونَ ٱلۡعَٰبِدُونَ ٱلۡحَٰمِدُونَ ٱلسَّٰٓئِحُونَ ٱلرَّٰكِعُونَ ٱلسَّٰجِدُونَ ٱلۡأٓمِرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱلنَّاهُونَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡحَٰفِظُونَ لِحُدُودِ ٱللَّهِۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١١٢ 

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku´, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS at-Taubah : 112) 

3. Lebih menyibukkan diri dengan kewajiban dan ibadah terhadap Allah SWT 4. Lebih Banyak Bersyukur Bersyukur adalah kunci utama dari kebahagiaan serta ketakwaan seseorang. Oleh karena itu semakin Allah menerima taubat yang dilakukan manusia maka akan semakin besar kesadaran diri akan kebesaran Allah dan akan semakin besar pula rasa syukur atas nikmat – nikmat yang senantiasa Allah berikan kepadanya. Allah Ta'ala berfirman: 

۞أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ خَرَجُواْ مِن دِيَٰرِهِمۡ وَهُمۡ أُلُوفٌ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِ فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ مُوتُواْ ثُمَّ أَحۡيَٰهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشۡكُرُونَ ٢٤٣ 

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: “Matilah kamu”, kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” (Al-Baqarah : 243) 

5. Akhlaknya semakin baik Seseorang yang bertaubat pastinya berupaya untuk memperbaiki akhlaknya dan Allah akan senantiasa meringankan hati hamba-Nya yang bertakwa sehingga akhlaknya terus-menerus menjadi lebih baik di setiap waktunya. Allah berfirman : إِنَّآ أَخۡلَصۡنَٰهُم بِخَالِصَةٖ ذِكۡرَى ٱلدَّارِ ٤٦ "Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Sad : 46) 

6. Senang bersedekah 

7. Menjaga penampilan / aurat Allah Ta'ala akan senantiasa membimbing hati hamba-Nya yang benar – benar ikhlas dalam bertaubat sehingga semakin istiqamah dalam menjaga penampilan dan auratnya maka semakin besar pula kemungkinan bahwa taubatnya telah diterima oleh Allah SWT Karena untuk istiqamah menjaga penampilan sebagai seorang muslim yang taat tidaklah mudah. Allah berfirman:

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ٥٩ “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab : 59) 

8. Menjaga sikap dan ucapannya 

9. Masih merasa penuh dosa dan terus berupaya memperbaiki diri Yang paling utama dari syarat bertaubat adalah menyadari dan menyesali dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Kemudian setelah ia memperbaiki diri dan terus bertaubat ia tidak akan pernah merasa cukup akan ibadah yang telah ia lakukan seakan dosanya masih terus ada, entah itu adalah dosa yang telah lalu ataupun dosa yang baru dilakukan.

Referensi : Taubat Nasuha dan Tanda-tanda Allah Swt Menerima Taubat











Doa agar Taubat Diterima Allah Swt

Ilustrasi : Doa agar Taubat Diterima Allah Swt

Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak sengaja. Dan setiap manusia juga tentu pernah melakukan ama ibadah. Apabila manusia melakukan kesalahan dan mengharuskan bertaubat, maka berdoalah kepada Allah SWT untuk meminta ampunan. Doa merupakan sebuah permohonan dari seorang hamba yang ditujukan kepada Allah SWT. 

Berikut doa agar taubat diterima dalam bahasa Arab:

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Robbanaa taqobbal minnaa innaka antas samii'ul 'aliim. Watub' alainaa innaka antat tawwaa bu rohiim. 

Artinya : "Ya Robb kami, terimalah (amal) dari kami, sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami. Sungguh, Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah: 127 dan 128).

Selain berdoa agar amal ibadah dan taubat kita diterima, tentunya lakukan amal ibadah serta taubat disertai rasa ikhlas, sungguh-sungguh dan semata-mata karena Allah SWT.

Referensi : Doa agar Taubat Diterima Allah Swt








Kamis, 04 Agustus 2022

Tanda Taubat Diterima Allah Swt, (Ustadz Adi Hidayat: Mudah Mengetahuinya)

Ilustrasi : Tanda Taubat Diterima Allah Swt, (Ustadz Adi Hidayat: Mudah Mengetahuinya)

Pertanda tersebut biasanya akan mulai terasa dan kita akan menyadarinya dengan mudah karena segala urusan akan terasa lebih enteng untuk dijalani. Selain itu kata Ustadz Adi Hidayat, keinginan untuk beribadah dan menjalankan perintahNya akan mulai meningkat setiap harinya. Kita akan merasa selalu rindu akan ibadah dan ingin selalu terus bersujud memanjatkan doa kepada Allah SWT. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, ciri orang yang berpotensi diampuni dosanya saat ia bertobat, pertama ini menyegerakan taubatnya. “Kalau Anda misalnya akan bertaubat dari dosa di siang hari, jangan tunggu malam,” kata Ustadz Adi Hidayat. Saat kita berbuat dosa, pada saat itu juga kita harus cepat meminta ampun kepada Allah SWT. “Kalau sadar pada saat itu, seketika langsung memohon ampun mengakui bahwa diri kita hilaf dan salah,” ujar Ustadz Adi Hidayat. Jangan sekali-kali kita mengulur waktu bahkan sampai menunggu sampai malam nanti untuk bertaubat ketika kita sadar telah berbuat dosa pada siang hari.

“Ketika Anda menunggu malam dan pada saat datang waktu ashar ajal datang menjemput, maka sesegera mungkin lakukan taubat,” ucap Ustadz Adi Hidayat. Ciri kedua kata Ustdaz Adi Hidayat, pada saat kita menyesali dan mengakui akui dosa yang dikerjakan. “Yang paling menarik kata ulama, ketika turun ampunan dari Allah SWT maka akan tampaklah sifat yang sangat menonjol dari orang yang diampuni tersebut,” terang Ustadz Adi Hidayat. Dia akan merasa benci pada perbuatan dosa yang pernah dikerjakan, serta tidak menyukai apa yang tampak dari dosa itu. “Serta dia tidak akan suka menyaksikan, mendengar ataupun melihat apa yang terkait dengan dosa itu,” kata Ustdadz Adi Hidayat. Itulah penjelasan Ustadz Adi Hidayat mengenai 2 tanda taubat diterima Allah SWT.

Referensi : Tanda Taubat Diterima Allah Swt, (Ustadz Adi Hidayat: Mudah Mengetahuinya)










Menuju Ampunan-NYA

Ilustrasi : Menuju Ampunan-NYA

Menuju Ampunan-NYA. Kita adalah makhluk nan sering alpa lagi kerap khilaf. Ada diantara salah itu yang tak kita sengaja. Beberapa mungkin sebuah dosa yang sudah kita rencanakan. Tak ada jalan lain selagi nyawa belum mencapai tenggorokan selain bertobat dan kembali kepada-Nya. Sungguh, meski dosa kita menggunung laksana Himalaya atau setinggi langit-langit yang tak bertiang itu, Allah berjanji akan mengampuni. Selagi bukan dosa menyekutukan Allah SWT dengan apapun yang selain-Nya.

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman, "Hai anak Adam! sesungguhnya selagi engkau masih berdoa, dan berharap kepada-Ku niscaya akan kuampuni, sedangkan Aku tidak peduli bagaimana kondisimu. Hai, anak Adam! Andaikata dosa-dosamu sebanyak awan di langit, lalu engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu. Sedangkan Aku tidak peduli bagaimana pun kondisimu. Hai anak Adam! Sungguh, andai engkau datang kepada-Ku membawa dosa-dosa yang hampir seisi bumi, lalu engkau menemui-Ku dengan tidak menyekutukan sesuatu kepada-Ku, niscaya Aku akan mendatangimu dengan membawa ampunan sebanyak itu pula." (HR Tirmizi).

Maha Suci Allah Yang Maha Pengampun. Jika kita berbuat sebuah kecerobohan dan khilaf yang fatal, Allah masih membuka pintu maaf. Namun kadang, kita sendirilah yang menjauh saat melakukan kekhilafan. Kita merasa malu dan nista. Lalu kita semakin menjauh dan justru tenggelam dalam dosa-dosa lainnya.

Sejatinya, Allah SWT menyiapkan sarana tobat lewat wasilah istighfar yang pahalanya amat besar. Bahkan Allah SWT lebih menyukai kaum yang berbuat dosa lalu bertobat kepada-Nya. Dibandingkan kaum yang katakanlah sama sekali tak berbuat aniaya.

Rasulullah SAW bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah akan membinasakan dan menggantikan kalian dengan suatu kaum yang berbuat dosa lalu mereka memohon ampun kepada Allah lalu Dia mengampuni dosa mereka." (HR Muslim).

Tidak perlu ragu lagi untuk membawa dosa-dosa kita, sebanyak apapun kepada Dzat yang telah menciptakan kita. Allah SWT begitu menunggu orang-orang yang kembali pulang kepada-Nya. Lewat lisan-lisan yang penuh penyesalan, lewat hati yang penuh keinsyafan, kadang lewat tangis yang penuh pengharapan.

Referensi : Menuju Ampunan-NYA









Kelalaian Yang Membinasakan

Kelalaian Yang Membinasakan. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia Muhammad saw

Wa ba”d: Allah berfirman: Telah dekat kepada manusia hari perhitungan segala amal mereka, sedang mereka ada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya) (Al-Anbiya”: 1)

Orang yang memperhatikan keadaan manusia pada zaman sekarang ini akan dapat melihat betapa tepatnya ayat ini dengan kenyataan yang ada. Mereka berpaling dari minhaj Allah serta lalai dari urusan akhirat dan tujuan mereka diciptakan. Mereka merasa seolah-olah tidak diciptakan untuk beribadah, melainkan untuk bersenang-senang mengikuti hawa nafsunya. Mereka berfikir tentang dunia, mereka mencintai karena dunia, dan meraka bekerja demi dunia. Mereka saling bersaing, bermusuhan bahkan saling membunuh hanya karena dunia.

Itu semua telah menyebabkan mereka meremehkan dan mengabaikan perintah-perintah Rabbnya. Bahkan sebagian mereka ada yang sudah berencana untuk meninggalkan shalat atau menunda hingga akhir waktu karena ada urusan pekerjaan atau menyaksikan pertandingan, atau karena janji dan lain sebagainya.!!

Segala sesuatu dalam hidup ini memiliki porsi di hati mereka. Pekerjaan, perdagangan, olahraga, perjalanan, film-film, sinetron, lagu dan musik, makan, minum, tidur, dan semuanya memiliki tempat tersendiri dalam hatinya kecuali Al-Qur”an dan perintah-perintah agama.

Engkau lihat bahwa salah seorang dari mereka begitu cerdas dan pandai dalam perkara dunia, akan tetapi si cerdas yang miskin ini tidak dapat mengambil manfaat dari kepandaian dan kecerdasannya itu pada perkara yang bermanfaat baginya di akhirat kelak. Kepandaiannya tidak menuntunnya menuju jalan hidayah dan istiqamah di atas agama Allah yang padahal di sanalah dia akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sungguh inilah bentuk terhalangnya seseorang dari merasakan kebahagian hakiki.

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (Ar-Rum: 7)

Kita katakan kepada mereka yang senantiasa tenggelam dalam kezhaliman, dosa, dan kemaksiatan bahwa mereka ini boleh jadi tidak mempercayai adanya neraka, atau meyakini bahwa neraka diciptakan untuk selain mereka. Mereka telah lupa akan hari perhitungan dan hari pembalasan dan mereka pura-pura buta akan apa yang terpampang di hadapan mata berupa kedahsyatan, kesulitan dan kengeriannya.

Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan) (Al-Hijr: 72)

Mereka sibuk mengurusi kenyamanan dan kebahagian fisik mereka di dunia yang fana dan mereka mengabaikan kebahagiaan dan kenyamanan di akhirat yang kekal selamanya. Betapa semangatnya mereka mengejar harta. Betapa seriusnya mereka dalam bekerja. Dan betapa telatennya mereka memperhatikan kesehatan tubuhnya. Akan tetapi, mempelajari urusan agama, memahami, mengamalkan, dan berpedoman padanya adalah perkara yang paling akhir yang dipikirkannya. Itupun kalau mereka masih punya sisa waktu dari kesibukannya mengejar dunia.

Waktu mereka habis tanpa faidah. Bahkan mayoritasnya dihabiskan pada hal yang diharamkan dan melanggar yang diwajibkan. Mereka melakukannya dengan dalih mencari kesenangan dan kebahagiaan. Padahal apa yang mereka lakukan ini sama sekali tidak akan mengantarkan melainkan kepada kesengsaraan. Sadar atau tidakkah mereka itu dengan firman Allah swt:

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (Thaha: 124)

Sampai-sampai keadaan umumnya mereka seperti yang dikatakan oleh seorang penyair:

Siangmu kau habiskan dalam kelalaian wahai orang yang tertipu

Dan malammu kau habiskan untuk tidur di dalam selimutmu

Engkau sibuk dengan hal-hal yang tidak akan akan engkau sukai akibatnya

Dan di dunia, engkau hidup tak ubahnya seperti binatang

Kesadaran mereka akan dosa telah mati dan kesadaran mereka akan segala kekurangan pun telah tiada. Sampai-sampai mereka mengira sedang berada di atas kebaikan, bahkan tidak terlintas sedikitpun di benaknya betapa minimnya dia menunaikan kewajiban. Hanya semata-mata menjaga pokok agama dan shalat, mereka merasa telah berada dalam kabaikan yang besar. Mereka mengira telah menghimpun Islam dan surga menanti kehadirannya di ujung sana. Mereka telah melupakan ratusan bahkan ribuan dosa dan maksiat yang dilakukan siang dan petang. Ghibah, dusta, melihat yang haram, makan yang haram, mencukur janggut, isbal, dan kamaksiatan lainnya yang mereka anggap remeh telah mereka lupakan. Mereka menyangka itu semua tidaklah berbahaya dan tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam kerugian dan kebinasaan di dunia dan di akhirat.

Tidakkah mereka sadar akan sabda Nabi saw:

Waspadalah kalian terhadap dosa-dosa kecil. Sesungguhnya dosa kecil itu apabila telah terkumpul maka akan membinasakan pelakunya

Ditambah dengan dosa-dosa besar bahkan termasuk yang paling besar seperti riba, zina, liwath, suap, dan semisalnya. Tidakkah mereka sadar?!

Sungguh mengherankan! Tidakkah mereka bosan dengan hidup seperti itu? Tidakkah mereka bertanya kepada diri sendiri, apa yang ada di akhir hidup nanti? Apakah yang ada setelah kelezatan dan tenggelam dalam syahwat ini? Apakah mereka lalai dengan apa yang ada di balik itu semua…. Apakah mereka lalai akan kematian, perhitungan, qubur, shirat, neraka dan adzab? Tidakkah terbayang oleh mereka kengerian dan kedahsyatan itu semua? Telah lenyap kelezatan dan tersisalah akibat yang menyakitkan. Tenggelam dalam syahwat mewariskan penyesalan dan kerugian yang mendalam. Kesenangan yang sedikit namun membuahkan adzab yang pedih serta ratapan di dasar Jahannam. Adakah orang berakal yang mau mengambil pelajaran?! Adakah dia yang mau mentadabburi dan beramal untuk tujuan apa dia diciptakan dan mempersiapkan diri dengan apa yang akan disongsong di depan?!!

Gemerlapnya dunia dan mudahnya mencari kesenangan dunia telah membuat buta mata mereka yang miskin dan terbuai dalam kelalaian ini. Sungguh mereka akan sangat menyesal dengan sebenar-benarnya penyesalan apabila terus menerus dalam kelaian, tenggelam dalam permainan dan senda gauraunya ini. Mereka tidak akan sanggup untuk bangun dari kelalaian itu dan tidak akan bertaubat kepada rabbnya Yang Mahatinggi.

Allah berfirman tentang mereka itu:

Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (Al-Hijr: 3)

Yakni biarkan mereka hidup seperti binatang yang tidak memikirkan apa-apa kecuali makan, minum, pakaian, dan mencari pasangan. Belum tibakah saatnya bagi setiap muslim untuk mengetahui hakikat hidup dan untuk tujuan apa dia diciptakan?

Saudaraku yang membaca tulisan ini! Diamlah sejenak bersama tulisan ini. Introspeksi dirilah, Tanya pada dirimu dan lihat bagaimana engkau dalam kehidupan ini. Apakah dirimu seperti mereka yang lalai dan tenggelam dalam permaianan dan senda gurau itu atau tidak? Apakah engkau telah berada di atas jalan yang benar yang akan mengantarkanmu kepada keridlaan Allah dan surga-Nya yang penuh kenikmatan? Atau apakah engkau mencari jalan yang sesuai dengan ambisi dan syahwatmu meskipun di dalamnya mengandung kesengsaraan dan kebinasaan? Lihatlah dua jalan ini wahai saudaraku. Sungguh ini bukanlah perkara yang remeh. Demi Allah ini adalah perkara yang besar dan perlu keseriusan. Saya yakin bahwa tidak ada yang lebih berharga di sisimu dari dirimu sendiri, maka bersungguh-sungguhlah untuk menyelamatkannya dari neraka dan murka Allah yang keras siksa-Nya.

Lihatlah saudaraku bagaimana engkau menyikapi perintah Allah dan Rasul-Nya saw? Apakah engkau mengamalkan dan merealisasikannya dalam kehidupan atau engkau mengabaikannya dan hanya mengambil sebagian yang sesuai dengan ambisi dan nafsumu semata?

Agama ini tidak bisa dipecah-pecah. Iltizam(berpegang) pada sebagian urusannya dan meninggalkan yang lainnya dianggap sebagai penghinaan, meremehkan, dan mempermainkan perintah Allah swt. Sangatlah tidak layak bagi seorang muslim untuk berbuat demikian. Sungguh Allah telah melarang hal itu dan mengancam pelakunya dengan adzab yang pedih.

Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan di dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat berat. (Al-Baqarah: 85)

Muslim yang sejati waktunya habis untuk beribadah. Agama baginya bukanlah hanya sekedar simbol ibadah. Ditunaikan kemudian hidup dalam kehidupan yang tanpa agama dan tanpa ibadah. Yakni kehidupan dengan makanan yang haram, minum yang haram, mendengar yang haram, melihat yang haram, bicara yang haram, dan berbuat yang haram!! Sungguh mereka yang berbuat demikian berarti tidak faham hakikat Islam yang di emban dan dia dambakan.

Saudaraku! Wahai yang tenggelam dalam kemaksiatan, sampai kapankah kelalaian ini akan berlangsung? Sampai kapankah engkau berpaling dari Allah? Tidakkah tiba saatnya engkau bangun dan bangkit dari kelalaian ini? Belum tibakah saatnya hati yang keras ini menjadi lunak dan khusyu” kepada rabb semesta alam?

Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). (Al-Hadid: 16)

Segeralah bertaubat dan semangatlah! Tidakkah engkau ingin menjadi bagian dari kelompok orang-orang yang bertaubat? Tidakkah engkau menginginkan apa yang mereka inginkan? Apakah engkau merasa lebih kaya dan tidak butuh kepada apa yang mereka dambakan berupa pahala di sisi Allah? Apakah mereka takut kepada Allah sementara engkau merasa kuat sehingga tidak takut kepada-Nya?

Tidakkah engkau menginginkan surga saudaraku? Bayangkanlah engkau bisa melihat wajah Rabbmu Yang Mulia di surga. Bayangkanlah engkau bisa berjabat tangan dengan makhluk yang paling mulia Muhammad saw, engkau menciumnya, dan duduk bersamanya serta bersama para nabi dan shahabat lainnya di surga.

Allah berfirman:

Dan barangsiapa yang menta”ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah yaitu para nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. (An-Nisa: 69)

Bayangkanlah dirimu ada dalam puncak kebahagianan di surga “Adn yang mengalir di bahwanya sungai air, sungai susu, dan sungai madu, serta bidadari berparas ayu nan cantik jelita bagaikan mutiara. Di dalamnya engkau bisa mendapatkan apa yang engkau inginkan. Bayangkanlah semuanya ini, surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Kemudian bayangkanlah juga olehmu neraka, panasnya, luasnya, dalamnya, kedahsyatan dan kengeriannya. Adzab yang diderita oleh penghuninya berlangsung terus tanpa henti.

Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka dikatakan):

“Rasakanlah adzab yang membakar ini.” (Al-hajj: 22)

Bayangkanlah semua itu mudah-mudahan akan membantumu untuk segera bertaubat kembali kepada Allah. Demi Allah, engkau selamaya tidak akan pernah menyesal karena taubat. Bahkan engkau akan mendapatkan kebahagiaan dengan izin Allah di dunia dan di akhirat dengan kebahagian yang sebenarnya. Berusahalah mulai hari ini untuk menempuh jalan tersebut dan janganlah menyerah. Bukankah engkau senanitasa membaca dalam shalatmu:

Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (Al-Fatihah: 6)?

Maka selama engkau menghendaki jalan yang lurus, mengapa engkau tidak menempuh dan menelusurinya!!

Saudaraku hati-hatilah kalian jangan sampai tertipu oleh dunia dan condong kepadanya. Hati-hatilah engkau untuk menjadikan dunia sebagai cita-cita dan tujuan hidupmu. Sungguh setiap kali engkau melewati detik demi detik dari hidupmu ini dan engkau merasakan kenikmatannya, berarti engkau pergi meninggalkannya. Maka sangatlah disesalkan apabila kematian datang menjemputmu sementara engkau belum sempat bertaubat.

Sangatlah disayangkan ketika engkau diseru untuk betaubat engkau tidak menyahutnya. Jadilah engkau orang yang cerdas yang bisa berfikir dan beramal untuk apa yang akan dihadapi. Di depanmu telah menanti kematian dan sakaratnya, qubur dan kegelapannya, padang mahsyar berikut kedahsyatannnya. Engkau akan berdiri dihadapan Allah dan akan ditanya tentang apa yang telah engkau kerjakan, baik kecil ataupun besar. Maka persiapkanlah jawaban untuk itu

Maka demi Tuhanmu, Kami akan menanyai mereka semua, tentang apa yang mereka kerjakan dahulu. (Al-Hijr: 92-93)

Demi Allah, tidaklah pantas sama sekali bagi seorang yang berakal untuk bermain-main dalam kesia-sian di dunia ini serta bermaksiat kepada Allah swt. Sungguh tidaklah pantas bagi yang berakal melakukan semua itu sementara di hadapannya telah menanti kengerian dan kedahsyatan siksa Allah. Sungguh merupakan kesempatan besar yang Allah karuniakan kepadamu dengan hidupnya engkau sampai detik ini. Allah masih memberikan kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Maka pujilah Allah karenanya. Janganlah engkau sia-siakan kesempatan yang ada. Segeralah bertaubat selama engkau masih hidup dan selama kematian belum datang menjemput. Ingatlah mereka yang telah keluar dari dunia karena engkaupun akan keluar dari dunia ini juga. Akan tetapi engkau sekarang masih berada di negeri amalan dan masih punya kesempatan bertaubat dan beramal. Adapun mereka, mayoritas mereka sangat berharap untuk bisa bertaubat dan kembali kepada Allah akan tetapi keadaan mereka mengatakan:

Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. (Al-An”am: 31).  Maka hati-hatilah jangan sampai berbuat kesalahan sehingga engkau akan menyesal pada hari di mana tidak bermanfaat lagi penyesalan. Selamatkanlah dirimu dari neraka selama kesempatan itu masih ada di tanganmu dan sebelum engkau berkata: Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku bisa berbuat amal shalih terhadap apa yang telah aku tinggalkan. (Al-Mu”minun: 100)

Referensi : Kelalaian Yang Membinasakan









Qur'an Surah Muhammad Ayat 19

Ilustrasi gambar : Qur'an Surah Muhammad Ayat 19

فَاعۡلَمۡ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۡۢبِكَ وَلِلۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مُتَقَلَّبَكُمۡ وَمَثۡوٰٮكُمۡ

Fa'lam annahuu laaa ilaaha illal laahu wastaghfir lizambika wa lilmu'miniina walmu'minaat; wallaahu ya'lamu mutaqallabakum wa maswaakum

Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu.

Tafsir

Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha kamu mencari bermacam-macam keperluan hidupmu di dunia dan mengetahui tempat tinggalmu untuk beristirahat setelah engkau bekerja sepanjang hari.

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad, apabila ia telah yakin dan mengetahui pahala yang akan diperoleh oleh orang-orang yang beriman, serta azab yang akan diperoleh oleh orang-orang kafir di akhirat, untuk berpegang teguh kepada agama Allah yang dapat mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Beliau juga diperintahkan untuk memohon kepada Allah agar mengampuni dosa-dosanya dan dosa-dosa orang beriman, selalu berdoa dan berzikir kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali memberi kesempatan kepada setan untuk melaksanakan maksud buruknya kepada beliau.

Sebuah hadis sahih mengatakan, Rasulullah saw selalu berdoa:

Wahai Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, dan perbuatanku yang berlebih-lebihan, dan dosaku yang lebih Engkau ketahui daripadaku. Wahai Allah, ampunilah dosa perkataanku yang tidak serius dan perkataanku yang sungguh-sungguh, kesalahanku, kesengajaanku, dan semua yang ada padaku." (Riwayat al-Bukhari dari Abu Musa al-Asy'ari)

Rasulullah sering berdoa pada akhir salatnya, sebelum mengucapkan salam:

Ya Allah, ampunilah dosaku yang terdahulu dan yang terkemudian, yang tersembunyi dan yang tampak, serta perbuatanku yang berlebihan dan dosaku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku, Engkau Tuhanku, tak ada tuhan selain Engkau." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas)

Hai manusia, bertobatlah kamu kepada Tuhanmu maka sesungguhnya aku pun mohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya setiap hari lebih dari tujuh puluh kali. (Riwayat Muslim)

Abu Bakar as-shiddiq berkata, "Hendaklah kamu membaca, "La ilaha illallah dan istigfar." Bacalah keduanya berulang kali, maka sesungguhnya Iblis berkata, "Aku membinasakan manusia dengan perbuatan dosanya, dan mereka membinasakanku dengan membaca La ilaha illallah dan istigfar, maka ketika aku mengetahui yang demikian, mereka aku hancurkan dengan hawa nafsunya, mereka mengira mendapat petunjuk." (Riwayat Abu Ya'la).

Dalam satu atsar diterangkan perkataan Iblis, "Demi keperkasaan dan keagungan-Mu, wahai Tuhan, aku senantiasa memperdaya mereka selama nyawa mereka dikandung badan." Lalu Allah berfirman, "Demi keperkasaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni dosa mereka, selama mereka tetap memohon ampunan kepada-Ku."

Selanjutnya Allah mendorong manusia melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan agar selalu berusaha untuk mencari rezeki dan kebahagiaan hidupnya. Allah berfirman, "Dia mengetahui segala usaha, perilaku, dan tindak-tanduk mereka di siang hari, begitu pula tempat mereka berada di malam hari. Oleh karena itu, bertakwa dan meminta ampunlah kepada-Nya." Dalam ayat lain, Allah berfirman:

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya.) Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). (Hud/11: 6)

Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (al-An'am/6: 60)

Keterangan mengenai QS. Muhammad

Surat Muhammad terdiri atas 38 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Hadiid. Nama Muhammad sebagai nama surat ini diambil dari perkataan Muhammad yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Pada ayat 1, 2, dan 3 surat ini, Allah membandingkan antara hasil yang diperoleh oleh orang-orang yang tidak percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w dan hasil yang diperoleh oleh orang-orang yang tidak percaya kepadanya. Orang-orang yang percaya kepada apa yang dibawa oleh Muhammad s.a.w merekalah orang-orang yang beriman dan mengikuti yang hak, diterima Allah semua amalnya, diampuni segala kesalahannya. Adapun orang-orang yang tidak percaya kepada Muhammad s.a.w adalah orang-orang yang mengikuti kebatilan, amalnya tidak diterima, dosa mereka tidak diampuni, kepada mereka dijanjikan azab di dunia dan di akhirat.Dinamai juga dengan Al Qital (peperangan), karena sebahagian besar surat ini mengutarakan tentang peperangan dan pokok-pokok hukumnya, serta bagaimana seharusnya sikap orang-orang mukmin terhadap orang-orang kafir.

Referensi : 


5 Tanda Mantan sudah Tidak Ingin Kembali Bersama

5 Tanda Mantan sudah Tidak Ingin Kembali Bersama. Manusia tidak dapat diprediksi dan terkadang putus cinta. Sementara beberapa mengubah putus cinta menjadi pengalaman positif.

Terkadang juga kita ingin tahu apakah mantan kita masih menginginkan bersama ataukah tidak.

Tetapi kita tidak mengetahui bagaimana caranya.

1. Mantan Memblokir Semua Akses Komunikasi

Jika mantan pasangan telah memblokir nomor kalian dan akun media sosial atau telah mengubah nomornya, itu adalah pertanda bahwa ia tidak menginginkan kalian.

Tetapi, jika dia belum memblokir akses kalian coba menghubungi jika tidak ada respon berarti mantan kalian sudah tidak ingin bersama.

2. Panggilan dan Pesan Tidak Dapat Dijawab

Kebetulan setelah hubungan selesai, dapat mencoba menghubungkan kembali dengan mantan kalian dan karena itu, kalian biasanya menelpon atau mengirim pesan kepadanya.

Tetapi jika panggilan dan pesan diabaikan dan mantan tidak mencoba menghubungi kembali maka kalian lebih baik mundur.

3. Mantan Merasa Kesal Ketika Berbicara Langsung dengan Kalian

Mungkiin saja ketika kalian bertemudengan mantan atau berbicara dan ia merasa jengkel. Maka mantan kalian mungkin tidak mau berbicara lagi.

Kalian pernuh memahami bahwa mantan kalian tidak tertarik pada kalian. Oleh karena itu jika mantan bersikap kasar kepada kalian atau paling tidak berpaling maka menyerahlah.

4. Mantan Tidak Mempercayai Kalian

Dikatakan bahwa begitu kepercayaan rusak, sulit untuk membangunnya kembali. Mungkin sangat sulit bagi mantan untuk mempercayai kalian jika sudah melakukan kesalahan yang besar dan menyakiti hatinya.

Karena sesuatu yang terjadi di masa lalu telah mencabut fondasi kepercayaan dalam hubungan kalian, mantan kalian tidak ingin mempercayai kalian lagi.

5. Mantan Tidak Lagi Ingin Bertemu dengan Kalian

Jika mantan masih peduli dengan kalian, dia akan berusha untuk bertemu dengan kalian.Tetapi jika tidak sama sekali tidak meminta pertemuan maka mantan kalian sudah tidak ingin menjalin hubungan kembali.

Mantan mungkin membuat alasan yang berbeda untuk menghindari bertemu. Dia mungkin tidak ingin bertemu dan berbicara tentang mengapa dan apa yang salah dalam hubungan kalian. Atau ia terlalu lelah dengan hubungan yang selama ini terjalin.

Referensi : 5 Tanda Mantan sudah Tidak Ingin Kembali Bersama




Jangan Sembarangan Bertaubat, Ini Syarat Taubat Yang Harus Anda Tahu

Setiap orang tentu saja pernah melakukan kesalahan. Baik kesalahan kecil ataupun besar. Baik karena keegoisannya sebagai manusia, atau karena ketidaktahuannya akan sesuatu. Kesalahan – kesalahan ini bisa jadi menyebabkan perhitungan dosa di hari perhitungan menjadi berat dan menjadi sebab masuknya seseorang ke dalam neraka.

Padahal, tentu saja kita berharap bisa masuk syurga dan kekal di dalamnya. Karena itulah Allah memberikan sarana taubat sebagai bentuk meminta ampun dan membersihkan diri dari dosa – dosa yang telah dilakukan.

Namun, taubat yang serius tentu saja tidak bisa dilakukan dengan sekedarnya. Anda harus memahami dengan baik apa saja syarat diterima taubat sehingga bisa bertaubat secara utuh kepada Allah SWT. Ada beberapa syarat taubat yang bisa Anda lakukan sebagai bukti keseriusan Anda dalam mengharap ampunan Allah, yaitu :

Perasaan menyesal karena melakukan dosa yang didasari keimanan kepada Allah SWT.

Berhenti dan tidak melakukan dosa kembali di masa yang akan datang.

Melakukan taubat sebelum nyawa sampai di tenggorokan atau sebelum mengalami sakaratul maut.

Melakukan taubat sebelum matahari terbit di barat atau sebelum hari kiamat tiba.

Syarat – syarat tersebut adalah syarat taubat yang harus Anda penuhi jika dosa Anda berkaitan dengan Allah, ibadah, dan diri Anda sendiri. Namun, jika dosa di masa lalu berkaitan dengan orang lain, maka ada syarat tambahan yang harus Anda lakukan :

1. Melunasi hak orang tersebut

Jika hak tersebut adalah hak dalam bentuk harta benda, maka Anda harus mengembalikan barang tersebut kepada pemiliknya sebagai bagian dari taubatnya.

2. Meminta kerelaan orang tersebut

Sedangkan jika kesalahan yang dilakukan adalah menuduh orang lain berbuat zina, misalnya, menyerahkan diri atau meminta maaf dan kerelaan orang yang dituduh juga menjadi bagian dari taubat itu sendiri. Begitu pula jika kesalahan atau dosa yang dilakukan adalah ghibah atau membicarakan orang lain, maka Anda harus meminta maaf kepada orang tersebut.

3. Melakukan banyak amal kegiatan

Dan untuk mengimbangi dosa dari kesalahan di masa lalu, Anda juga harus memperbanyak amal kegiatan. Apalagi jika orang yang berkaitan dengan kesalahan Anda tersebut cukup sulit untuk dihubungi atau ditemui kembali.

Itulah beberapa syarat taubat yang harus dilakukan saat Anda ingin melakukan taubat nasuha atau sebenar – benarnya taubat. Pada dasarnya, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa. Namun, yang terpenting adalah apakah orang tersebut mau melakukan taubat dan memperbaiki kesalahannya atau tidak.

Saat seseorang melakukan taubat, Allah pasti akan menerimanya selama orang tersebut melakukannya dengan tulus dan penuh kesungguhan. Bukan hanya maaf dari Allah, orang yang bertaubat juga akan mendapatkan cinta dari Allah. Dan barang siapa yang mendapatkan cinta dari Allah, maka hal – hal baik juga akan datang

Referensi ; Jangan Sembarangan Bertaubat, Ini Syarat Taubat Yang Harus Anda Tahu












Empat Syarat Tobat

Imam Nawawi dalam Kitab Riyadhus-Shalihin jilid 1 mengungkapkan, para ulama menyebutkan tobat dari segala dosa adalah satu keharusan. Jika kemaksiatan yang dilakukan tidak berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Pertama, menghentikan kemaksiatan itu. Kedua, menyesalinya.

Dan ketiga, bertekad untuk tidak melakukan kemaksiatan itu lagi. Jika ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, menurut Imam Nawawi, tobat yang ia lakukan tidak sah.  Namun, jika kemaksiatan yang dilakukan berkaitan dengan hak sesama manusia, menurut Imam Nawawi, ada empat syarat yang harus dipenuhi. Pertama, menghentikan kemaksiatan itu. Kedua, menyesalinya. Ketiga, bertekad untuk tidak melakukan kemaksiatan itu lagi. Dan syarat keempat, membebaskan diri dari hak tersebut.

Artinya, kata Imam Nawawi, jika hak itu berupa harta benda, ia harus mengembalikan kepada pemiliknya. Jika berupa qadzaf (menuduh orang lain berbuat zina), ia harus menyerahkan dirinya untuk dijatuhi hukuman atau meminta maaf kepada orang bersangkutan. Jika berupa ghibah (menggunjing orang lain), ia harus meminta maaf kepada orang tersebut. Menurut Imam Nawawi, setiap orang harus bertobat dari segala dosa yang pernah diperbuat. Jika, ia hanya bertobat dari sebagian dosanya, tobat tersebut diterima. Namun ia masih mempunyai tanggungan dosa yang lain.

Imam Nawawi kemudian mengutip Alquran surat An-Nur ayat 31 yang artinya, ''...dan bertobatlak kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.'' Imam Nawawi juga mengutip Alquran surat Hud ayat 90 yang artinya, ''Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, kemudian bertobatlah kepadaNya'' Ia juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Bukhari, ''Abu Hurairah ra berkata, ''Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ''Demi Allah, sesungguhnya aku membaca istighfar dan bertobat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.''

Referensi : Empat Syarat Tobat










Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (1)

Ilustrasi : Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (1)

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (1). Makna was-was sbb : Berdasarkan keterangan dari para ulama seperti Al-Baghawi dan Ibnul Qoyyim Rahimahumullah dan selain keduanya, dapat disimpulkan bahwa was-was atau waswasah adalah ucapan tersembunyi yang bimbang, tidak menetap dalam hati, dibisikkan kepada manusia untuk tujuan menyesatkan, baik dengan suara yang hanya terdengar oleh manusia yang digoda (sebagaimana dilakukan oleh setan dari kalangan manusia), maupun tanpa suara (sebagaimana dibisikkan oleh setan kalangan jin ke dalam hati manusia, hal ini disebutkan dalam surat An-Naas)

Banyaknya pengidap penyakit was-was

Allah Ta’ala menguji banyak saudara kita yang seiman dengan penyakit was-was ini. Semoga Allah Ta’ala segera menyembuhkan mereka dan memberkahi kesehatan mereka. Aamiin.

Hal itu diketahui dari pertanyaan-pertanyaan seputar was-was yang banyak disampaikan kepada penulis dalam kanal Konsultasi Terapi Was-Was (binaan penulis dengan tinjauan syar’i dan dr. Luqman [Dokter residen PPDS Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNS] dengan tinjauan ilmu kejiwaan).

Pertanyaan-pertanyaan tersebut misalnya:

“Ana sering mendapati dalam diri ana keraguan terhadap Allah. Namun, ana tidak ingin mendapati keraguan tersebut. Apakah itu membahayakan iman ana? Dan bagaimana solusinya supaya ana bisa menguatkan iman ana?”

“Was-was akidah saya semakin menjadi. Saya mulai ada bisikan siapa yang menciptakan Allah, apa yg harus saya lakukan?”

“Ana pernah mengalami was-was terkait akidah. Hal itu ana alami setelah ana melihat video kajian tentang amal yang tidak diterima. (Seingat ana) intinya, kalau murtad itu amal tidak akan diterima. Dan ana merasa takut, kemudian ana mencari artikel tentang kemurtadan agar ana tidak sampai terjerumus ke dalamnya. Kemudian setelah ana tau, ana dihantui dengan perasaan was-was yang berhubungan dengan apa yang ana baca. Seakan-akan yang ana perbuat itu mengarah kepada hal yang tidak ana inginkan. Setelah perasaan satu selesai, perasaan yang lain kemudian datang, bahkan ana pernah mandi besar dan sering bersyahadat jika ana mengalamai was-was tersebut.”

“Saya sering sekali was was “seakan-akan melihat” lafadz Jalalah di jalan. Ketika berjalan saya takut menginjak karena takut menghina.”

“Dulu, ana diragukan akan adanya kehidupan akhirat (yakni, belum tentu akhirat – surga dan neraka – itu ada). Namun, ana tepis bahwa – akhirat adalah janji/kebenaran dari Allah – dan Allah tidak akan ingkar janji/mengatakan hal yang bohong. Namun, sebagian tidak langsung ana tepis. Ana diamkan. Tidak juga ana dustakan. Tidak juga ana berdzikir. Bahkan, ana seperti orang yang dibisiki keraguan oleh teman duduk, lalu ana tampung bisikan tersebut, tanpa ana mengingkarinya. Kemudian beberapa saat setelah itu, barulah tercetus fikiran yang membantah syubhat/bisikan kekufuran tersebut.”

“Saya merasa penyakit was-was istihza’ dengan isyarat. Seperti jika mengingat sesuatu dari agama, tiba-tiba salah satu anggota tubuhnya (misal kaki) merasa tegang dan bergerak sedikit seperti perasaan sesuatu tersebut ada di kaki (na’udzubillahi min dzalik). Saya sangat takut jika perbuatan itu merupakan istihza’ (mengolok-olok agama, pent.) dengan isyarat (kaki tegang, pent.).”

“Bismillah, mau tanya saya sering mengulang wudhu, mandi wajib setelah haid. Dan juga kadang-kadang kalau mau shalat kayak mau pipis tapi terkadang saya abaikan. Solusinya bagaimana ustadz. Jazaakallahu khayran.”

“Lalu was-was saat puasa bibir saya kering, saya sengaja kelupas kemudian terjilat (takut ada darah di bibir yang tertelan) oleh jilatan saya. Baca bismillah saat buka puasa lebih dari sekali.”

Resep mengobati was-was

Resep wahyu ilahi pengobatan penyakit was-was itu sederhana dan mudah. Wahai saudaraku yang sedang diuji dengan penyakit was-was, camkanlah bahwa:

“Resep wahyu ilahi untuk pengobatan penyakit was-was sangatlah sederhana dan mudah. Namun setanlah yang menggambarkan berat dan sulit!”

Di antara resep Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling mendasar adalah apa yang terdapat dalam lima hadis berikut ini.

Resep pertama

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan selainnya, dari Abu Hurairah dan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhum, beliau berkata,

جاء ناسٌ من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم فسألوه: إنا نجد في أنفسنا ما يتعاظم أحدنا أن يتكلم به

“Datanglah sekelompok sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka bertanya kepada beliau, ‘Sesungguhnya kami mendapatkan pada diri kami sesuatu yang kami berat mengatakannya.’”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وقد وجدتموه ؟

“Apakah kalian benar-benar mendapatkan hal itu pada diri kalian?”

Mereka menjawab, “Iya.”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ذاك صريح الإيمان

“Rasa berat mengucapkan itu menunjukkan iman yang murni.”

Para ulama menjelaskan bahwa apa yang dirasakan oleh sekolompok sahabat Radhiyallahu ‘anhum tersebut adalah berupa was-was setan dalam hati yang mereka benci dan berat mengucapkannya itu. Misalnya, “Siapakah yang menciptakan Allah?” atau “Allah terbuat dari apa?” serta pikiran dan lintasan batin buruk yang semisal.

Dan rasa membenci was-was setan dalam hati dan rasa berat mengucapkan itu menunjukkan mereka takut terjatuh ke dalam hal yang buruk tersebut. Dengan demikian, dia tidak meyakini dan tidak membenarkan sesuatu yang buruk tersebut. Ini menunjukkan adanya iman yang murni pada diri mereka Radhiyallahu ‘anhum yang menghalangi mereka dari mengucapkan, membenarkan, dan meyakininya.

Kesimpulan dari hadis pertama

Lintasan buruk dalam hati penderita was-was tidak perlu digubris karena itu was-was dari setan dan tidak membahayakan iman, selama dia tidak rida. Hal itu ditunjukkan dengan perasaan resah hati dan berat untuk mengucapkannya. Bahkan kebencian dari hatinya dan rasa berat mengucapkannya itu adalah tanda keimanan yang murni.

Hal ini menunjukkan was-was setan dalam hati itu tidak menyebabkan penderitanya berdosa, tidak menyebabkannya di azab, dan tidak menyebabkan dirinya terhalangi dari masuk surga serta tidak menyebabkan masuk neraka.

Dengan demikian, sangat tidak benar perasaan penderita was-was bahwa dirinya kafir murtad dengan sebab was-was setan dalam hatinya. Itu hanyalah tipu daya setan, dan tipu daya setan itu hakikatnya sangat lemah.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“Sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah” (QS. An-Nisa’: 76).

Referensi : Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was






Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (2)

Ilustrasi : Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (2)

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was. Hadis Kedua sbb : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau  berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا وكذا حتى يقول له: من خلق ربك؟ فإذا بلغ ذلك فليستعذ بالله ولينته

“Setan datang kepada salah seorang di antara kalian, lalu berkata, ‘Siapa yang menciptakan ini dan itu?’; hingga dia berkata, ‘Siapa yang menciptakan Tuhan-mu?’ Jika telah sampai pada pikiran ini, maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dan berhentilah dari pikiran tersebut” (HR. Muslim).

Penjelasan

Apabila muncul was-was pada hati seseorang berupa tanya-jawab yang terus-menerus dalam hatinya, misalnya muncul dalam hati seseorang tanya jawab berikut ini,

“Siapa yang menciptakan langit?”; lalu dijawab oleh hatinya, “Allah”; lalu muncul lagi, “Siapa yang menciptakan bumi?”; lalu dijawab  oleh hatinya, “Allah”; dan demikian seterusnya, sampai pada lintasan yang buruk:

“Siapa yang menciptakan Allah?”; ketahuilah ini adalah was-was dari setan.

Maka segera ucapkan, “A’uudzu billaahi minasy-syaitoonir rajiim” dengan meyakini bahwa Allah Maha Kuasa melindungi hamba-Nya dari was-was setan dan bahwa tipudaya dan was-was setan itu lemah.

Allah Ta’ala berfirman.

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah” (QS. An-Nisa’: 76).

Dan hendaklah dia segera berhenti dari pikiran buruk itu, sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas. Adapun makna “berhenti” dalam hadis tersebut adalah,

Pertama, Tidak meneruskan dan tidak meladeni pikiran was-was yang buruk serta tidak meyakini kebenarannya. Meskipun penderita yang sering dan dikuasai was-was tersebut menduga kuat bahwa was-was dalam hatinya itu benar.

Hal ini berlaku dalam masalah ibadah dan muamalah. Berikut ini beberapa contoh kasus was-was:

*) Jika ada waswas,

“Ada yang menciptakan Allah”; maka yakini, “Tidak benar!”

“Allah bukan makhluk. Justru Allah-lah satu-satunya Sang Pencipta.”

*) Jika sering was-was setelah wudu, “Kamu belum basuh tanganmu”; maka yakini, “Aku sudah basuh”

*) Jika sering was-was dalam salat, “Sudah berniat atau belum”; maka yakini, “Sudah berniat.” Atau, “Baru 3 atau 4 rakaat?”; maka yakini, “4 rakaat”

Meskipun dia menduga kuat 3 rakaat, karena dia telah dikuasai oleh was-was. Sehingga pikirannya sudah tidak normal. Sebagaimana hal ini telah dijelaskan oleh An-Nafrawi Rahimahullah, salah seorang ulama mazhab Malikiyyah, dalam kitabnya Al-Fawakih Ad-Dawani.

*) Jika sering was-was dalam cerai, “Jangan-jangan ucapanku barusan termasuk talaq kinayah”; maka yakini, “Saya tidak mencerai istriku.”

Kedua, Mengalihkan pikiran dan hati kepada kesibukan yang bermanfaat, sebagaimana hal ini telah dijelaskan oleh Ibnu Hajar Rahimahullah dalam Fathul Bari, saat menjelaskan makna “berhenti” dalam hadis di atas,

Maka alihkan pikiran dan hati kepada kesibukan yang bermanfaat, seperti bertaubat kepada Allah Ta’ala dari segala dosa, zikrullah, istighfar, dan baca Alquran serta aktifitas lainnya yang bermanfaat, termasuk aktifitas duniawi.

Dengan demikian, hindari menyendiri dan menutup diri, karena hal itu akan memperparah penyakit was-was.

Kesimpulan dari hadis kedua

Pertama, pikiran dan lintasan hati kekufuran seperti itu adalah was-was dari setan yang ingin mengajak manusia kekal di neraka.

Kedua, resep menghilangkannya mudah, yaitu dengan  berdoa memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dan berhenti dari was-was setan tersebut, dengan makna “berhenti” yang telah dijelaskan di atas.

Referensi : Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (2)




Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was. Hadis Ketiga dan Keempat

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َا يَزَالُ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يُقَالَ هَذَا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ فَمَنْ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَلْيَقُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ

“Manusia senantiasa saling bertanya (satu sama lain dalam masalah yang tidak bermanfaat), sampai dibisikkan (oleh setan) ucapan berikut ini, ‘Allah menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah?’ Maka barangsiapa yang mendapatkan sesuatu (dari bisikan hati) tersebut, maka ucapkanlah, ‘Aamantu billaah‘ (Saya beriman kepada Allah)” (HR. Muslim).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ مَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ؟ فَيَقُولُ اللَّهُ ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثْلِهِ وَزَادَ وَرُسُلِهِ

“Setan datang kepada salah seorang di antara kalian, lalu mengatakan, ‘Siapa yang menciptakan langit? Siapa yang menciptakan bumi?’ Lalu dia berkata, ‘Allah’ Kemudian beliau menyebutkan lafaz semisalnya dan menambahkan, ‘wa Rusulihi‘ (dan para Rasul-Nya)” (HR. Muslim).

Terdapat dua hal yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dari dua hadis tersebut, yaitu:

Pertama, was-was yang menyerang penderita was-was itu pada hakikatnya berasal dari setan, sebagaimana dalam hadis keempat.

Kedua, solusi ketika mendapatkan was-was setan dalam hati berupa lintasan pikiran-pikiran kekufuran adalah dengan berhenti seketika itu juga, tanpa memikirkan dalil untuk membantahnya. Karena hanya sekedar was-was setan yang tidak menetap dalam hati, lalu mengatakan, “Aamantu billaah wa Rusulihi” (Saya beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya).

Ulama menjelaskan tentang solusi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis di atas bahwa perintah untuk berhenti dan berpaling dari was-was setan tersebut adalah tanpa memikirkan dalil dalam menyatakan kebatilannya dan tanpa membahasnya. Hal ini karena was-was tersebut sekedar lintasan batin yang tidak menetap dalam hati dan berasal dari bisikan setan yang jelas-jelas kebatilannya.

Kesimpulan hadis kedua, ketiga, dan keempat

Dari hadis kedua, ketiga, dan keempat disimpulkan bahwa solusi was-was setan berupa bisikan kekufuran adalah sebagai berikut.

Pertama, berdoa memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala, misalnya dengan mengucapkan,  “A’uudzu billaah minasy-syaitoonir rajiim”.

Kedua, berhenti dari was-was setan tersebut dengan makna “berhenti” yang telah disebutkan dalam penjelasan hadis kedua.

Ketiga, mengucapkan, “Aamantu billaah wa Rusulihi”(Saya beriman kepada Allah Ta’ala dan para Rasul-Nya).

Hadis Kelima

Seseorang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata,

“Ya Rasulullah, sesungguhnya salah seorang di antara kami mendapatkan pada dirinya sesuatu (bisikan setan), yang mana dia dibakar sampai menjadi arang itu lebih baik baginya daripada dia harus mengucapkan bisikan tersebut.”

Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,

اللهُ أكبرُ، اللهُ أكبرُ، اللهُ أكبرُ، الحمدُ للهِ الذي ردَّ كيدَه إلى الوسوسةِ

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan kepada (sekedar) was-was (saja)” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani).

Hadis tersebut menunjukkan bahwa was-was adalah tipu daya setan setelah dia gagal menggoda orang saleh dengan ucapan dan perbuatan kekufuran dan dosa. Setan hanya mampu membisikkan was-was ke dalam hati seorang muslim dan ingin membuatnya sedih dan tersibukkan dari beribadah kepada Allah Ta’ala.

Hal ini menunjukkan bahwa was-was adalah tipu daya setan yang tidak membahayakan agama orang yang terkena, selama dia tidak mengucapkan atau melakukan isi was-wasnya dalam hati tersebut. Was-was itu tidak merusak ibadahnya (ibadahnya sah) dan tidak merusak imannya (imannya juga tetap sah). Bahkan seandainya terucapkan pun – tanpa ada keinginan dan tanpa kehendaknya, namun karena terpaksa karena dikuasai oleh waswas -, maka hal itu tidak membahayakannya karena keadaan akalnya memang tertutup.

Kesimpulan

Dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الحمدُ للهِ الذي ردَّ كيدَه إلى الوسوسةِ

“Segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan kepada (sekedar) was-was (saja)”

Dapat disimpulkan bahwa tipudaya was-was setan tersebut tidaklah sedikit pun membahayakan orang-orang yang beriman kecuali hanya sekedar ingin membuat mereka sedih, bingung, dan galau, serta berpaling dari beribadah kepada Allah Ta’ala.

Referensi : Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was