This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Kamis, 23 Juni 2022

hidup sengsara rejeki susah usaha seret rezeki disebabkan

Setidaknya ada empat penghambat datangnya rizki yaitu : Apa saja penyebab rezeki seret, Kita simak apa saja penyebab rezeki kamu makin hari makin seret.



  1. Jarang bersedekah. ilustrasi sedekah (pexels.com/timur weber) 
  2. Penyakit hati, pikiran kotor, dan sering berkata kasar.
  3. Malas dan suka membuang waktu. 
  4. Susah memberikan senyuman. 
  5. Berselisih dan memutuskan tali silaturahmi.
Mengapa beberapa orang dari kita merasa kok sulit sekali mendapat rezeki. Bahkan, rezeki saya rasanya seret banget. Usaha ini itu, tidak juga membuahkan hasil. Pokoknya serba sulit. Jika hal itu terjadi, maka kita perlu introspeksi diri. Jangan-jangan ada hal-hal yang membuat rezeki kita ditahan oleh Allah hingga sampai akhir hayat pun kita hidup berkesusahan. Sesungguhnya pada diri setiap manusia, telah ditetapkan bagi mereka rezekinya sejak roh ditiupkan pertama kali ke dalam kandungan ibu. Bermacam-macam tingkatan rezeki setiap manusia. Namun demikian, bukan berarti tidak bisa berubah karena walau bagaimanapun itu adalah hak prerogatif Allah SWT. 

1. Berbuat maksiat dalam mencari nafkah

Jaman sekarang jujur itu susah, orang yang ngga jujur aja kadang masih susah dapet duit. Akhirnya demi mencari uang melimpah. Sikut sana sikut sini, kalau perlu pakai dukun atau sewa orang untuk melakukan hal yang tidak-tidak. Ini terang-terangan membuat rezeki kita ditahan oleh Allah. Andaikata kita merasa dapat banyak duit itu semua tidak berkah.

2. Hilangnya rasa tawakal kepada Allah

Kadangkala ketika rezeki kita mulai mengalir, ada rasa bangga dalam diri. Seolah-olah kita merasa bahwa ini semua adalah hasil dari kerja keras dan semangat pantang menyerah yang ada dalam diri kita. Kita merasa super hebat dan luar biasa.

Ketika itu terjadi, maka bersiaplah karena itu adalah titik balik dari tanjakan kesuksesan kita. Dan itulah titik balik dimana kita bukannya naik malah terus meluncur ke bawah.

3. Terlalu banyak dosa

Terlalu banyak dosa akan membuat hati kita tertutup debu. Memupuskan setiap doa yang dipanjatkan ke langit. Bahkan ada seorang Syekh terkenal yang mengatakan bahwa penutup dari pintu rezeki adalah dosa yang terlampau banyak. Sedangkan pembukanya adalah taubat. Jadi kalau Anda merasa rezeki seret, cobalah bercermin dosa apa saja yang sudah Anda perbuat selama ini.

Allah itu adil. Siapa yang berusaha maka pasti akan diberikan hasil. Ada hukum tanam benih tuai hasil. Selama kita usaha, ada hasil dibalik semua itu. Kalau kita tekun pasti berhasil. Tapi kalau tidak berhasil, dosa apa coba yang ada dalam diri kita. Jadi segeralah bertaubat.

4. Dalam bekerja sering melupakan Allah

Ciri-ciri paling mudah ditemui adalah meremehkan Shalat. Ketika kita benar-benar sibuk dan tiba waktunya shalat, kita cenderung menunda-nunda. Lebih penting kerjaan daripada shalat. Bahkan yang kebangetan, sampai ngga shalat gara-gara kerjaan. Itu artinya, kita sudah melupakan Allah yang selalu mengamati dan mengetahui setiap tindakan kita. Kalau Anda lupa padanya, Dia pun dengan mudah melupakan Anda.

Semoga kita semua dijauhkan dari empat penghambat aliran rezeki sehingga dimudahkan dapat berkumpul bersama keluarga di Jannah. Amin.

Bekerja menjadi salah satu cara untuk mendapatkan rezeki berupa penghasilan. Rezeki manusia dalam jaminan Allah Swt. 
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS Huud ayat 6)   

Ada 10 hal dalam pandangan Islam soal mengapa rezeki seorang Muslim terhambat. Seorang Muslim perlu mengetahui hal ini agar tidak terjerumus pada perbuatan yang menghambat rezekinya. 

Pertama, karena menganggap rezeki itu sudah diatur sehingga memilih untuk tidak bekerja secara sungguh-sungguh. 

Kedua, karena perbuatan maksiat dan yang diharamkan dalam Islam. Ini adalah salah satu faktor utama mengapa rezeki seorang hamba seret. 

Ketiga, karena kufur nikmat atau tidak bersyukur dan mencerca nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt kepada dirinya. Keempat, karena pelit dan tidak senang mengeluarkan uang di jalan Allah Swt.

Kelima, melakukan tindakan yang dikutuk Allah Swt seperti syirik yakni menyekutukan Allah Swt Termasuk juga dalam hal ini adalah meyakini sesuatu mendatangkan manfaat dan semacamnya.

Keenam, tidak membayar zakat. Ketujuh, lupa dengan nikmat yang telah Allah berikan, dan justru menyandarkan suatu nikmat kepada selain Allah Swt

Kedelapan, meninggalkan tugas dan kewajiban sebagai seorang hamba kepada Allah Swt, karena terlalu sibuk bekerja untuk mendapatkan keberlimpahan harta. Kalaupun mendapat harta yang berlimpah karena kerja kerasnya di dunia, harta tersebut menjadi tidak berkah karena kewajibannya kepada Allah Swt ditinggalkan dan terlalu sibuk dengan dunia.

Kesembilan, memakan uang haram. Uang haram ini jelas tidak berkah meski secara fisik memiliki harta yang berlimpah. Ingatlah bahwa seorang Muslim harus menjemput rezeki dengan cara halal dan thayyib, serta berdasarkan ketentuan Alquran dan sunnah.

Jangan sampai seorang Muslim bekerja menjemput rezeki dengan mengabaikan ketentuan syariat Islam dan lebih mengutamakan aturan dunia.  

Keberkahan

Sebaik-baik rezeki adalah yang mengandung nilai keberkahan. Maka, jangan hanya mengejar banyaknya rezeki, tetapi kejar berkahnya rezeki.

Bukan banyaknya rezeki yang membuat cukup. Kecukupan berkait soal keberkahan. Ketika rezeki berkah, banyak atau sedikit menjadi lapang. Tetapi, ketika berkah hilang, banyak atau sedikit bisa berujung pada kesempitan hidup. Rasulullah SAW bersabda artinya: 

"Ya Allah, jadikanlah aku merasa cukup dengan apa yang Engkau rezekikan, berikanlah berkah di dalamnya." (HR Al Hakim). 




Kesusahan Ini Allah Berikan Untuk Menghapus Dosa Manusia

5 Kesusahan Ini Allah SWT Berikan Untuk Menghapus Dosa Manusia, leh sebab itu kita harus bersabar dalam menghadapinya.Lalu apa sajakah 5 kesusahan tersebut : Setiap manusia tentunya mendambakan kehidupan yang menyenangkan, penuh ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan. Tidak ada satu orang manusia pun yang ingin merasakan kesusahan di dalam hidupnya. Akan tetapi tidak selamanya hal-hal yang menyenangkan akan terus terjadi dalam kehidupan manusia. Sebab ada kalanya manusia harus merasakan hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidupnya sebagai pembelajaran. Bahkan diantara hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut, ada 5 kesusahan yang sengaja diberikan Allah SWT untuk menghapuskan dosa-dosa manusia. Dalam sebuah riwayat hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, " Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, gangguan, kesedihan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah SWT akan menghapus dengannya dosa-dosanya." (Muttafaqun Alaih)


Sehingga dari hadis riwayat ini bisa kita ketahui bahwa 5 kesusahan yang diberikan Allah SWT untuk menghapus dosa-dosa manusia di masa lampau adalah;

  1. Kelelahan
  2. Sakit
  3. Kekhawatiran
  4. Gangguan-gangguan
  5. Kesedihan

Taubat Nabi Adam Menyesali Perbuatannya

Karena berbuat zalim, Nabi Adam AS sampai terusir dari surga dan terpisah dari Siti Hawa selama tiga ratus tahun. Selama itu, Nabi Adam selalu berdoa mengakui kesalahan dan mohon ampun kepada Allah SWT. Berbuat Zalim merupakan perbuatan yang sangat merugikan, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga orang lain. Lantaran kerugian yang ditimbulkan, perbuatan ini masuk dalam golongan perbuatan yang harus dihindari dalam Islam. Tetapi, banyak manusia yang ternyata tidak sadar mereka telah berbuat zalim. Kebanyakan dari mereka merasa apa yang mereka perbuat telah benar, padahal telah menimbulkan kerugian bagi orang lain.


Doa tersebut termaktub dalam Alquran Surat Al A'raf ayat 23, yang berbunyi latinya sebagai berikut ini : "Rabbanaa zholamnaa anfusanaa wa illam tagfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin."

Artinya:

" Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

Mengenali Rasa Sedih

Rasa sedih biasanya muncul ketika kita sedang menghadapi situasi kehilangan atau kegagalan. Rasa sedih sering kali diasosiasikan sebagai emosi negatif. Padahal, kesedihan bisa bikin kita lebih menghargai hal-hal kecil di sekitar kita.

Selain itu, rasa sedih  juga bisa memberikan kita waktu untuk merenungi apa yang telah terjadi sebelum menemukan perspektif baru untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Setiap orang memiliki jangka waktu yang berbeda-beda dalam merasakan emosi sedih ini, tergantung dengan penyebab dan cara mereka mengatasinya. Meskipun bagi beberapa orang membutuhkan waktu lama untuk memprosesnya, namun jangan sampai Perseners berlarut-larut dalam kesedihan ya. Ketika kesedihan dibiarkan atau dipendam terus-menerus, maka ini dapat berpotensi memicu depresi.


Dalam emosi sedih, perasaan lain yang mungkin kita rasakan adalah :

  1. Kesepian
  2. Tidak berdaya / putus asa
  3. Kecewa
  4. Tersakiti
  5. Berduka
  6. Malu
  7. Menyesal
  8. Menderita
  9. Merasa bersalah
  10. Merasa diabaikan

Cara Bangkit dari Kesedihan : Buat Perseners yang mungkin selama ini kesulitan untuk mengidentifikasi emosi apa yang sebenarnya sedang dirasakan, boleh banget untuk mulai lebih sering mengamati apa yang kamu rasakan dan pikirkan. Kemudian, coba cek di emotion wheel. Dengan mengetahui sumber emosi, kamu dapat menemukan cara yang lebih efektif untuk bangkit.

Dalam konteks kesedihan yang sedang kita bahas saat ini, ada baiknya kita tahu cara bangkit dari kesedihan yang efektif dan tidak merugikan. Karena ternyata ada beberapa cara yang mungkin kita lakukan untuk mengatasi rasa sedih malah dapat merugikan diri.

Misalnya, ketika kita memilih untuk mengabaikan perasaan sedih dan memaksakan diri untuk selalu bahagia. Dalam keadaan seperti itu, kita malah menjadi terjebak toxic positivity dan kemungkinan besar rasa sedih akan meledak di lain waktu.

  1. Menangis, Jangan lawan perasaan sedih yang muncul pada dirimu. Biarkan dirimu merespon perasaan itu. Mungkin dengan menyendiri atau menangis. Izinkan dirimu untuk merasakan dan memproses apa yang terjadi. Sering kali yang terjadi adalah kamu menuntut terlalu keras pada diri sehingga tidak mengizinkan diri merasakan emosi sedih apalagi menangis. Ketika kamu hanya memendam perasaanmu, akan ada beberapa dampak yang timbul. Seperti, hubungan dengan orang terdekat yang merenggang, insomnia, memicu penyakit-penyakit fisik, hingga depresi. Memendam perasaan juga memungkinkan emosi akan ‘meledak’ dengan tidak terkontrol dan malah memperburuk keadaan.
  2. Cobalah untuk keluar dari ruanganmu saat ini sambil mencoba melakukan teknik grounding. Teknik grounding sendiri berfungsi untuk mengembalikan fokusmu pada present moment sehingga kamu tidak tenggelam dalam pikiran sedihmu saja.
  3. melakkan hal yang disenangi : Coba lakukan hal-hal yang kamu senangi dan dapat membuatmu lebih tenang, seperti mendengarkan musik, mandi air hangat, bermain bersama hewan peliharaan atau minum kopi. Selain itu, jangan lupakan basic self-care-mu, ya. Meskipun kamu sedang merasa sedih, kamu tetap perlu memastikan untuk merawat dan menjaga tubuhmu.
  4. Beri waktu pada diri sendiri untuk memproses kejadian yang membuatmu mengalami perasaan sedih. Kamu dapat melakukannya sambil mengatur napas menggunakan breathing technique 4-7-8. 4 hitungan menarik napas, 7 hitungan menahan napas dan 8 hitungan menghembuskan napas. Dengan menggunakan teknik pernapasan ini, kamu dapat menjadi lebih relaks dan tenang untuk memproses perasaan sedih. Bahkan, bisa membantumu mengatur pernapasan kembali setelah menangis. Saat melakukan meditasi, kamu dapat menjadikannya momen untukmu merefleksikan kembali apa yang terjadi dan mempersiapkan diri untuk bangkit kembali.
  5. memberi Dukungan : Sering kali ketika merasa sedih, kita akan memaksakan diri untuk mengabaikannya dengan mengatakan “ah gini aja masa nangis” atau memaksakan diri untuk hanya melihat sisi positif dengan mengatakan “sudahlah, nggak usah dipikirin, masih banyak yang lebih parah dari kamu”. Bahkan, ketika ada orang lain yang sedih, kita akan buru-buru mengatakan “jangan sedih” atau “jangan nangis”. Mungkin maksud kita memang baik, ingin menghibur mereka yang sedang bersedih. Namun, mengatakan hal-hal tersebut bukanlah hal yang tepat untuk dikatakan saat seseorang sedang merasa sedih. Hal itu malah akan membuat mereka terjebak dalam toxic positivity yang merugikan.
  6. Bercerita kepada orang lain : Sebelum rasa sedih yang kamu rasakan semakin berlarut-larut, coba untuk menceritakan pada orang lain yang kamu percaya. Bercerita dapat membuatmu merasa lebih lega lho, Perseners. Kamu bisa bercerita pada anggota keluargamu, teman, pasangan atau bercerita pada mentor-mentor di satu persen melalui link berikut ini.

Cara Jitu Mengusir Rasa Sedih dan Galau Dalam Hati

Cara Jitu Mengusir Rasa Sedih dan Galau Dalam Hati. Setiap orang pasti pernah merasa sedih. Namun, seberapa sering dan seberapa intens kesedihan yang Anda rasa? Jika terus berlanjut dan berlebihan, hal ini tak boleh Anda sepelekan sebab bisa jadi yang Anda alami adalah gejala depresi. Apa bedanya. Yuk, cari tahu dalam ulasan berikut.



Manfaat air mata saat berduka. Sedih adalah emosi naluriah yang dapat dirasakan setiap orang. Kesedihan bisa menghampiri Anda sesekali atau bahkan hampir setiap hari, tergantung pada apa yang sedang terjadi dalam hidup Anda.

Secara umum, kesedihan muncul ketika ada sesuatu hal tidak berjalan sebagaimana mestinya, sesuai rencana, atau sesuai keinginan. Alhasil, membuat Anda merasa tidak berdaya dan putus asa. Konflik, kegagalan, kematian, dan kehilangan adalah beberapa hal yang paling sering membuat manusia sedih.

Di sisi lain, melihat, menyaksikan, atau mendengar orang lain yang sedang sedih juga dapat membuat Anda merasakan emosi yang sama. Terlebih jika Anda memiliki rasa empati yang tinggi. Anda cenderung akan lebih peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain.

Misalnya ketika Anda melihat ada seseorang yang tertimpa musibah, Anda akan benar-benar merasakan nelangsa tersebut dan memikirkan bagaimana ketika Andalah yang berada pada situasi tersebut. Rasa empati yang Anda miliki membuat Anda bisa sangat memahami kesedihan yang dialami oleh orang lain.

Cara jitu mengusir rasa sedih adalah, Merasa sedih itu wajar, tapi tidak baik juga jika dibiarkan sampai berlarut-larut. Berikut adalah beberapa cara yang sehat untuk mengusir kesedihan agar tidak telanjur sampai menggerogoti jiwa Anda.

  1. Akui kalau Anda sedang bersedih, kenapa saya masih jomblo, kebanyakan dari kita sering memasang senyum palsu dan pura-pura tegar agar tidak terlihat cengeng di depan orang lain. Tidak sedikit pula yang terang-terangan menyangkal mereka sedang sedih karena tidak mau menjadi beban dan dikasihani orang lain. Padahal, penyangkalan justru akan berbalik merugikan bagi kesehatan fisik dan mental Anda. Bayangkan semua kesedihan yang dipendam lama-lama menumpuk jadi satu seperti “bom waktu” yang bisa kapan saja meledak. Tak hanya menghancurkan diri sendiri, tapi pada akhirnya juga menghancurkan orang lain di sekitar Anda. Nah sebab itu, akuilah kalau Anda memang sedang bersedih. Ingat bahwa kesedihan adalah reaksi normal setiap manusia. Jadi, tidak ada yang salah jika Anda merasakan emosi ini. Bila perlu luapkanlah kesedihan Anda dengan menangis. Menangis membantu Anda merasa lebih lega.
  2. Renungkan apa yang membuat Anda bersedih,  mengatasi rasa sedih, Setelah kondisi Anda agak membaik, renungkan kembali kesedihan yang Anda rasakan. Tanyakan pada diri sendiri, apa sih yang sebenarnya membuat Anda merasa sedih? Apa emosi tersebut muncul terkait kehilangan atau peristiwa yang yang tidak bahagia. Merenungkan dan memahami emosi yang Anda rasakan dapat membantu Anda melawan rasa kesedihan. Namun, jangan sampai malah jadi menghakimi diri Anda sendiri. Ingatlah bahwa kesedihan adalah bagian dari kehidupan dan selalu ada hikmah di setiap situasi yang Anda alami.
  3. Beri waktu, Depresi karena patah hati, Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang dapat pulih dari kesedihan mereka sendiri seiring berjalannya waktu. Lamanya waktu yang dibutuhkan jelas berbeda-beda pada setiap orang. Mungkin Anda memerlukan waktu seharian, seminggu, atau berbulan-bulan untuk bisa menerima kehilangan, kegagalan, rasa putus asa, dan lain sebagainya. Jadi, nikmati proses “penyembuhan” Anda.
  4. Dekatkan diri dengan Tuhan, Bila Anda termasuk orang yang religius, Anda bisa melakukan kegiatan spiritual seperti berdoa, meditasi, atau pergi ke tempat ibadah untuk mencari kedamaian diri. Mendekatkan diri dengan Tuhan juga menjadi cara efektif untuk menenangkan hati Anda yang sedang kelabu. Ingatlah selalu bahwa Tuhan sangat mencintai Anda lebih daripada segala hal yang ada di bumi ini.
  5. Curhat ke orang yang dipercaya, sedang bersedih, Jangan biarkan Anda terus-terusan terperangkap dalam kesedihan. Tidak ada salahnya untuk beralih ke orang yang Anda percaya untuk mengurangi beban di hati sekaligus mencari pencerahan atas masalah tersebut. Anda bisa berbagi keluh kesah kehidupan dengan orangtua, pasangan, atau sahabat terdekat.Orang-orang yang peduli dengan Anda akan berusaha sekuat tenaga untuk menghibur dan mengalihkan pikiran Anda dari kesedihan yang Anda alami. Jadi, jangan ragu untuk meminta bantuan ke orang-orang terdekat Anda.
  6. Jauhi hal-hal yang memicu sedih, pantangan yang harus dihindari setelah putus cinta, Apabila Anda sadar ada beberapa benda atau tempat yang berpotensi membuat Anda sedih, sebaiknya hindari hal tersebut. Tidak mudah memang. Namun, Anda harus berusaha semaksimal mungkin agar Anda tidak berhadapan dengan hal-hal yang membuat Anda bersedih. Apabila Anda terus dihantui dengan berbagai hal yang memancing kesedihan, Anda tentu tidak akan pernah merasa lega. Kuncinya satu; alihkan perhatian dan pikiran Anda pada hal lain. Sibukkan diri, sehingga Anda tidak memiliki kesempatan untuk memikirkan hal-hal yang membuat Anda bersedih.
  7. Coba kegiatan baru, keuntungan jadi jomblo, Sedih boleh, tapi jangan lupa untuk tetap menyenangkan diri Anda sendiri. Cobalah untuk menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang Anda sukai atau yang tidak bisa Anda lakukan sebelumnya. Ambil juga kesempatan ini untuk mencoba sesuatu yang baru yang bisa membuat Anda melupakan rasa sedih. Contohnya, Anda bisa pergi jalan-jalan ke destinasi liburan yang belum pernah Anda kunjungi. Dengan begitu Anda bisa menyegarkan kembali perasaan dan pikiran yang selama ini carut-marut.
  8. Hindari menyakiti diri sendiri, manfaat yoga, Setiap orang memang punya caranya masing-masing untuk menghalau rasa sedih yang mereka alami. Apa pun itu, lakukanlah hal-hal yang membuat Anda merasa senang dan nyaman. Namun, hindari menyibukkan diri Anda dengan mengonsumsi alkohol, makan makanan yang tidak sehat, dan merokok terus-terusan. Berbagai hal tersebut tidak akan menyembuhkan kesedihan Anda. Sebaliknya, mereka hanya memberikan kesenangan sementara dan membuat situasi Anda semakin memburuk. Ketimbang melakukan hal-hal yang membuat keadaan semakin buruk, sebaiknya terapkan pola hidup sehat agar tubuh dan pikiran Anda bisa berangsur membaik. Ya, pikiran dan tubuh saling berkaitan satu sama lain. Ketika Anda berada dalam kondisi fisik yang baik, maka Anda juga akan merasa lebih baik secara emosional. Nah, untuk meningkatkan kesehatan Anda secara menyeluruh, pastikan kalau Anda cukup tidur, makan makanan yang bernutrisi tinggi, serta rajin berolahraga.
  9. Mulai menulis jurnal, manfaat menulis, Selain curhat ke orang-orang yang Anda percayai, Anda juga dapat mencurahkan semua isi hati Anda pada sebuah tulisan. Anda bisa membuat sebuah jurnal atau catatan mengenai hal positif apa saja yang berhasil Anda lakukan dan terima setiap hari. Bagi beberapa orang, menulis bisa menjadi terapi untuk mengolah emosi. Anda juga bisa membaca kembali tulisan Anda untuk memahami lebih baik tentang kesedihan yang Anda rasakan. Siapa tahu, kegalauan yang Anda rasakan bisa dikomersilkan. Misalnya, dijadikan inspirasi untuk membuat lirik lagu sendu atau puisi sedih.
  10. Banyak bersyukur, agar hidup bahagia. Suatu hari nanti akan ada masanya Anda melihat masa lalu. Bukan untuk meratapinya tapi justru untuk memahami bahwa semua yang Anda alami merupakan bagian dalam alur pengalaman hidup Anda. Bersyukurlah bahwa Anda pernah berada di masa sesedih hari lalu, karena dengan begitu, Anda jadi tahu artinya sebuah rasa syukur. Selain itu, memahami kesedihan juga membuat kebahagiaan menjadi jauh lebih manis. Bukankah lebih baik merasakan sesuatu daripada tidak merasakan apa-apa sama sekali. 
  11. Tonton film sedih, mata bengkak habis menangis, Selain yang sudah disebutkan di atas, ada cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa sedih; menonton film sedih! Selama ini Anda mungkin mengira kalau nonton film sedih justru bikin Anda semakin sedih. Bahkan mungkin teringat memori buruk yang dulu membuat Anda sedih.Namun kenyataannya, menonton film sedih justru bisa membantu Anda lebih cepat move on. Ketika Anda menonton film yang memancing emosi, ternyata selama waktu itu otak kita akan melepaskan hormon oksitosin. Oksitosin sendiri sering disebut sebagai hormon cinta. Selain itu, hormon ini juga berperan penting untuk menciptakan keinginan bersosialisasi dengan orang lain, serta mendorong Anda untuk lebih berempati dan menyayangi.

Kepekaan tersebut lambat laun akan menyadarkan Anda bahwa Anda tidak sendirian di dunia ini. Anda juga dapat menyadari bahwa Anda bukanlah satu-satunya manusia yang merasa nelangsa di dunia. Ada banyak orang di luar sana yang mungkin mengalami musibah lebih parah dari yang Anda alami.

Ahli psikologi klinis, Jessica Magidson juga mengatakan hal yang serupa. Dr. Magidson mengatakan bahwa sering menonton film sedih bisa membuat kita merasa lebih bahagia. Alasannya, film tersebut mendorong kita untuk bercermin pada diri sendiri sehingga dapat merasa bersyukur atas apa yang kita miliki dalam hidup.

Tak berhenti di situ. Film sedih juga mengajari kita untuk belajar dari kesalahan orang lain. Silvia Knobloch-Westerwick, Ph.D. sekaligus penulis kontributor di PsychCentral, mengatakan manusia cenderung bercermin pada tragedi yang terjadi pada orang lain untuk menilai kembali kehidupan mereka.Dengan melihat derita orang lain, seseorang jadi belajar artinya bersyukur atas anugerah yang sudah mereka dapatkan selama ini.

Sedih beda dengan depresi, pola pikir tidak bahagia sedih depresi stres pusing, Kesedihan adalah reaksi alami terhadap situasi yang tidak mengenakkan atau yang menyebabkan sakit. Meski begitu, rasa nelangsa yang disebabkan oleh kesedihan umumnya dapat mereda seiring waktu. Setelah Anda berhasil move on dari rintangan tersebut, kesedihan akan segera terganti dengan rasa lega dan bahagia pada akhirnya.

Beda dengan depresi yang merupakan penyakit mental jangka panjang. Depresi dapat memengaruhi cara Anda merasa, berpikir, dan berperilaku sehingga menyebabkan Anda terus menerus merasa sedih. Bahkan bisa terus berlangsung selama berminggu-minggu, atau lebih dari enam bulan berturut-turut.

Seseorang yang mengalami depresi juga mengalami perubahan pada selera makan, tidur, hingga kesulitan untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan. Tak hanya itu, orang dengan kondisi ini juga cenderung menutup diri dan menghindari bersosialisasi dengan keluarga, pasangan, dan kerabat dekatnya.

Ia juga menjadi hilang minat pada hal-hal yang dulu sangat disukainya. Depresi membuat seseorang selalu dihantui dengan perasaan bersalah, tidak berdaya, dan putus asa. Dalam tahap yang parah, depresi juga bisa membuat penderitanya memiliki keinginan untuk melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri. Atasi rasa sedih dengan konsultasi ke psikolog. konseling psikologi. Sudah mencoba berbagai cara tapi rasa sedih tak juga kunjung hilang? Jangan ragu konsultasi ke dokter atau psikolog terdekat.

Kebanyakan orang menganggap bahwa orang yang pergi ke psikolog adalah orang yang “gila”. Padahal, tidak begitu. Siapa saja boleh melakukan konsultasi ke psikolog demi menjaga kesehatan mentalnya.

Perlu dipahami bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan badan Anda. Jadi, tak perlu didiagnosis depresi atau punya gangguan jiwa dulu baru pergi ke psikolog.

Lantas, kenapa harus ke psikolog,  Ada beragam alasan kenapa Anda sebaiknya berkonsultasi ke psikolog.

Pertama, sudah terlatih dan berpengalaman untuk benar-benar mendengarkan kliennya. Melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan, psikolog memiliki kemampuan untuk mengulik akar permasalahan berdasarkan cerita Anda. Tak hanya itu, psikolog juga berperan untuk membantu Anda dalam menghadapi masalah.

Kedua, psikolog juga merupakan sosok yang netral. Seberat apa pun masalah yang Anda hadapi, mereka tidak akan menghakimi Anda. Ya, psikolog tak punya keinginan pribadi supaya Anda melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang Anda anut.

Ketiga, psikolog menjamin kerahasiaan masalah Anda. Psikolog adalah seorang yang profesional, sehingga mereka akan menjaga rahasia Anda dengan baik. Jadi, jangan takut untuk jujur dan menceritakan apa yang Anda rasakan.

Janganlah bersedih wahai anakku

Kehidupan ini tak selamanya indah. Senang dan duka datang silih berganti. Hal ini semakin memantapkan hati untuk menilai kehidupan dunia ini adalah semu. Kebahagiaannya semu. Kesedihannya semu.



Ada kehidupan selanjutnya di hadapan kita. Itulah negeri akhirat. Abadi dan hakiki. Di sanalah tempat istirahat dan bersenang-senang yang hakiki, yakni di surga-Nya yang penuh limpahan rahmad dan kenikmatan. Atau kesengsaraan hakiki, di nereka yang panas membara. Tempat kembali orang-orang durhaka kepada Sang Pencipta.

Teringat olehku perkataan yang tersimpan dalam kalbu. Di mana seorang pernah menasehatkan, “Ketahulilah yang selamat hanyalah sedikit. Sesungguhnya tipuan dunia akan hilang. Semua kenikmatan selain surga akan sirna. Dan semua kesusahan selain neraka adalah keselamatan.”

Perlu kita sadari bahwa kesenangan dunia dan kesengsaraannya adalah ujian dari Tuhan semesta alam (Allah SWT). Apakah menjadi hamba yang bersyukur saat diberi nikmat dan sabar saat diberi cobaan, ataukah sebaliknya. Karena dunia ini adalah daarul ibtilaa’ (negeri tempat ujian dan cobaan).

Allah Swt berfirman dalam surah Al Anbiya ayat 35 sebagai berikut ini yang artinya: 

“Wahai manusia, Kami akan menguji kalian dengan kesempitan dan kenikmatan, untuk menguji iman kalian. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali” (QS. Al-Anbiya: 35).

Ikrimah rahimahullah  pernah mengatakan, sebagai berikut ini yang artinya :

“Setiap insan pasti pernah merasakan suka dan duka. Oleh karena itu, jadikanlah sukamu adalah syukur dan dukamu adalah sabar.”

Senang dan duka adalah sunatullah yang pasti mewarnai kehidupan ini. Tidak ada seorang manusia pun yang terus merasa senang, dan tidak pula terus dalam duka dan Kesedihan. Semuanya merasakan senang dan duka datang silih berganti. Jangankan kita, generasi terbaik umat ini, para wali Allah, yakni para sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pun pernah dirundung kesedihan. Allah menceritakan keadaan mereka saat kekalahan yang mereka alami dalam perang uhud. 

Allah Swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 140 yang artinya sbb ini :

“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah ingin memberi bukti kebenaran kepada beriman (dengan orang-orang kafir) dan menjadikan sebagian diantara kalian sebagai syuhada’. Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim” (QS. Ali Imran: 140).

Allah Swt yang menciptakan kebahagiaan dan kesedihan agar manusia menyadari nikmatnya kebahagiaan, sehingga ia bersyukur dan berbagi. Dan sempitnya Kesedihan diciptakan agar ia tunduk bersimpuh di hadapan Tuhan yang maha rahmat dan mengasihi, serta tidak menyombongkan diri. Hinggalah ia mengadu harap di hadapan Allah. Merendah merengek di hadapan Allah Swt. Bersimpuh pasrah kepada Tuhan yang maha penyayang. Seperti aduannya Nabi Ya’qub saat lama berpisah dengan putra tercinta; Yusuf ‘alaihimas sasalam dalam surah Yusuf ayat 86 yang artinya sbb ini :

“Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan penderitaan dan kesedihanku” (QS. Yusuf: 86).

Ada saja hikmah dalam ketetapan Allah yang maha hakim (bijaksana) itu. “Dialah Allah yang menjadikan seorang tertawa dan menangis” (QS. An-Najm: 43).

Oleh karena itu, tidaklah tercela bila seorang merasa sedih. Itu adalah naluri. Tak ada salahnya bila memang sewajarnya. Terlebih bila sebab-sebab kesedihan itu suatu hal yang terpuji. Seperti yang dirasakan orang beriman saat melakukan dosa, di mana Nabi mengabarkan bahwa itu adalah tanda iman. hadis yang diriwatnya Tirmidzi sbb ini :

“Barangsiapa yang merasa bergembira karena amal kebaikannya dan sedih karena amal keburukannya, maka ia adalah seorang yang beriman” (HR. Tirmidzi).

Atau seorang merasa sedih saat tertinggal shalat jamaah di masjid, menyia-nyiakan waktu, tertidur di sepertiga malam terakhir hingga luput dari sholat tahajud, ini suatu hal yang terpuji. Ini tanda adanya cahaya iman dalam hatinya.

Yang tercela adalah saat seorang larut dalam sedihnya. Hingga membuat hatinya lemah, tekadnya meredup, rasa optimisnya menghilang, kesedihan yang menghancurkan harapan. Sampai membuatnya tidak mau bergerak, tidak ada ikhtiyar untuk mengubah keadaannya untuk menjadi insan yang bahagia.

Yang tercela kesedihan yang membuatnya lemah untuk meraih ridha Allah Swt, bahkan membawanya pada keputusasaan dan membenci takdir Allah. Karena seringkali setan memanfaatkan kesedihan untuk menjerumuskan manusia. Betapa banyak orang-orang yang tergelincir dari jalan Allah Swt karena larut dalam kesedihan. Oleh karenanya, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam senantiasa berlindung dari rasa sedih. Di antara doa yang sering dipanjatkan Nabi Muhammad SAW adalah, yang arti dan latinnya sebagai berikut ini :

"Allahumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazani"

“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari gundah gulana dan rasa sedih” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tidak perlu berlama-lama memendam kesedihan dalam hatimu. Banyak yang tak menyadari, ternyata setan senang melihat seorang mukmin bersedih. Ia amat menginginkan kesedihan itu ada pada orang-orang beriman. Allah ‘azzawajalla mengabarkan dalam firmanNya,

“Sesungguhnya pembicaraan bisik-bisik itu hanyalah dorongan dari setan. Supaya menjadikan hati orang-orang beriman sedih. Padahal pembicaraan rahasia untuk menggunjing tidak akan merugikan orang-orang beriman sedikitpun, kecuali dengan kehendak Allah. Hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal” (QS. Al-Mujadilah: 10).

Tahukah anda wahai pembaca sekalian. Ternyata bila kita amati, kata-kata sedih dalam Al-Qurán tidaklah datang kecuali dalam konteks larangan atau kalimat negatif (peniadaan). Sebagaimana yang dijelaskan Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam bukunya Madaarijus Saalikiin.

Dalam konteks larangan, misalnya adalah firman Allah Swt,

“Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran: 139).

“Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka” (QS. An-Nahl: 127). Beberapa ayat juga berbunyi senada.

Kemudian firman Allah Swt

“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita” (QS. At-Taubah: 40)

Adapun dalam konteks kalimat negatif (peniadaan) misalnya firman Allah Swt

“Mereka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Al-Baqarah: 38)

Apa rahasia dari semua ini? Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan,

Rahasianya adalah, karena kesedihan adalah keadaan yang tidak menyenangkan, tidak ada maslahat bagi hati. Suatu hal yang paling disenangi setan adalah, membuat sedih hati seorang hamba. Hingga menghentikannya dari rutinitas amalnya dan menahannya dari kebiasaan baiknya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya :

“Sesungguhnya pembicaraan bisik-bisik itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita” (QS. Al-Mujadalah: 10. Madaarijus Saalikiin hal: 1285).

Islam Menginginkanmu Bahagia. Bersyukurlah anda atas nikmat Islam. Karena Islam adalah agama yang menginginkan anda untuk senantiasa bahagia. Allah Swt. Sang Pembuat Syariat ini tak ingin melihat hamba-Nya bersedih hati. Oleh karenanya, Islam diturunkan untuk membawa kebahagiaan bagi segenap makhluk, bukan untuk menyusahkan. Dalam surat Thaha Allah Swt  berfirman, dalam surah thaha ayat 2 sbb : 

“Kami tidaklah menurunkan Al Quran ini kepadamu untuk membuatmu susah” (QS. Thaha: 2). Artinya, Islam diturunkan untuk membuatmu bahagia.

Bahkan, saat seorang jauh dari Islam, saat Itulah kesedihan hakiki akan menghampirinya, dia memang pantas untuk mendapat kesedihan,

Bila kita perhatikan sebuah hadis Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, maka kita bisa memyimpulkan sebuah kesimpulan yang indah. Di mana Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda,yang artinya sbb :

“Jika kalian bertiga maka janganlah dua orang berbicara/berbisik bisik berduaan sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusia. Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga tadi bersedih” (HR. Bukhori no. 6290 dan Muslim no. 2184).

Sekedar berbisik bila membuat saudaranya sedih saja dilarang. Ini menunjukkan bahwa Islam begitu menjaga perasaan penganutnya dan amat menginginkan kebahagiaan dalam hati setiap insan. Bahkan Allah Swt senang melihat tanda-tanda bahagia, itu tampak dalam diri kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah Swt senang melihat bekas nikmat-Nya pada seorang hamba” (HR. Tirmidzi dan An Nasai).

Maka betapa indahnya Islam, agama yang mencintai kebahagiaan pada dirimu, dan mengenyahkanmu dari duka cita, di dunia dan di akhirat. Wahai saudara ku usirlah kesedihan dari hatimu. Jangan biarkan setan memanfaatkannya. Karena setan selalu mengintai setiap gerak-gerik kita. Sebagaimana Rasulullah kabarkan, “Sesungguhnya setan mendatangi kalian dalam setiap keadaan kalian. Sampai setan ikut hadir di makanan kalian” (HR. Muslim).

Semoga kita selalu berbahagia, sehingga dijauhkan dari syetan yang terkutuk, aku berlingdung kepada Allah Swt dari godaan syetan yang terkutuk. semoga bermanfaat khususnya buat saya pribadi. amibil hikmahnya buang jeleknya. sedih dan bahagia akan tiba waktunya silih berganti. sabar dan teguh dalam pendirian wahai anaku Muhammad rayyan Al Fatih 15 februari 2016

Penyebab seseorang merasa kesepian

Penyebab seseorang merasa kesepian, Perasaan ini umumnya dikarenakan keadaan pikiran. Meskipun tak selalu buruk, kesepian bisa menyebabkan orang merasa kosong dan tidak diinginkan. Orang yang merasa kesepian sering mendambakan kontak dengan manusia, tapi keadaan pikiran membuatnya lebih sulit untuk menjalin hubungan. Saya coba bantu jelaskan, Depresi adalah suatu gangguan suasana hati dan perasaan dimana, pada orang yang mengalami depresi sering merasa sedih yang mendalam. Depresi dapat disebabkan oleh berbagai macam hal seperti :



  1. Pernah mengalami trauma akan sesuatu
  2. Menderita penyakit kronis
  3. Masalah dengan keluarga
  4. Masalah ekonomi
  5. Masalah sosial
  6. Pengaruh obat-obatan dan lain sebagianya
Pada orang yang mengalami depresi, gejala yang sering muncul berupa :

  1. Khawatir dan cemas yang berlebihan
  2. Emosi tidak stabil
  3. Mudah putus asa
  4. Mudah lelah
  5. Tidak perduli
  6. Sering menyendiri
  7. Tidak nafsu makan
  8. Sulit tidur
  9. Bahkan muncul perasaan ingin bunuh diri

Dalam mendiagnosis depresi, harus dilakukan dengan pemeriksaan oleh dokter psikiater. Dokter nantinya akan menanyakan bagaimana keluhan pertama kali muncul, melakukan beberapa pemeriksaan fisik atau bahkan pemeriksaan penunjang tambahan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi gejala, yaitu :

  1. Melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat
  2. Melakukan hobi
  3. Memperbanyak hubungan sosial
  4. Menceritakan sesuatu kepada orang yang dapat dipercaya
  5. Makan makanan yang sehat dan bergizi
  6. Meditasi
  7. Hindari stress dan aktivitas berlebihan
  8. Tidur yang teratur
  9. Dan memperbanyak ibadah

Jika keluhan tersebut semakin mengganggu, sebaiknya periksakan ke dokter psikiater agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat. Semoga membantu, dan banyak terima kasih.


Penyesalan dalam Hidup yang Paling Sering Dialami kebanyakan Orang

Terdapat banyak hal dalam hidup yang datang dan pergi silih berganti. Beberapa tak meninggalkan kesan, namun sebagian memberi kenangan indah. Sayangnya, kita sering kali tidak menyadari kesempatan yang telah kita lewatkan, hingga itu semua hilang, dan berujung pada penyesalan. dalam hidup sebagian orang tidak menyadari hal tersebut, sehingga pada akhirnya ketika buang-buang waktu dan tidak menyadari kehadiran seseorang, berujung penyesalan yang mendalam. Kemuadian apa saja penyesalan dalam hidup yang paling sering dialami orang dalam berumah tangga.  terdapat suatu penyesalan - penyesalan yang kerap terjadi dalam kehidupan seseorang sebagai berikut ini : 


  1. Terlalu banyak bekerja, Orang sering lupa waktu ketika bekerja. Bahkan, waktu istirahat pun diabaikan. Walaupun bekerja bisa menghasilkan uang, namun itu tidak akan bisa cukup membayar waktu yang telah Anda buang untuk diri sendiri dan orang tercinta. Ketika diri jatuh sakit, atau kehilangan orang tercinta karena tak punya wkatu untuk memberi perhatian lebih, barulah penyesalan datang. Oleh karena itu, hindari penyesalan dengan selalu meluangkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga.
  2. Tidak melakukan traveling, Hidup tidak hanya tentang bekerja. Terkadang, kita butuh refreshing dan berjalan-jalan sekadar bertemu orang baru. Kita mungkin akan merasa menyesal ketika tubuh mulai menua dan tak lagi kuat untuk traveling. Jadi, tak ada salahnya mumpung masih muda, luangkan waktu Anda sejenak untuk melihat dunia luar. Jangan lupa, Anda perlu ingat bahwa hidup harus dinikmati.
  3. Bertahan di zona nyaman, Hidup terkadang memiliki sebuah risiko yang perlu diambil. Hanya saja, karena takut, terkadang kita lebih suka berdiam diri di zona nyaman. Hal ini disebabkan karena takut untuk melangkah ke tingkat selanjutnya. Padahal, jika tidak dilakukan secara perlahan-lahan, Anda akan menyesal akan kesempatan lebih baik yang mungkin akan ditemukan di luar sana.
  4. Tidak membantu orang lain, Penyesalan yang juga kerap dirasakan seseorang adalah ketika tidak bisa membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan. Hal ini disebabkan karena ada hal yang menghalanginya, mulai dari tanggung jawab, waktu, atau kendala finansial. agar tidak berlarut-larut, di masa yang akan datang, jangan sampai Anda tidak membantu orang lain. Bantulah sesekali, dan berikan energi Anda untuk lakukan kebaikan demi kepuasan diri Anda sendiri.
Ingat jangan sampai meyesal, kerena menyesal akan sangat menyakitkan belum bisa membahgiakan orang-orang yang kita cintai dan kita sayangi. anak dan istri. jangan menghabisakn waktumu hanya untuk bekerja saja, luangkan waktumu untuk mereka (anak dan istri) karena pentesalan ada dibelakang, jika di depan itu namanya pendaftaran. Jika sudah terjadi hal yang demikian dan tidak bisa kembali memina atau kembali memberikan waktu karena sesuatu hal yang tidak bisa dijelaskan, iklaskan tobat kepada Allah SWT yang Maha Pegasih dan Pemurah minta maaf kepada orang yang kita cintai, semoga Allah SWT mengampuni segala dosa-dosa hambanya yang mau bertobat kepada Allah SWT, amin.

Cara menghindari Ghibah (menggunjing kepada orang lain)

Cara menghindari Ghibah (menggunjing kepada orang lain), Setiap umat islam/muslim pasti tidak ingin dirinya masuk ke dalam jeratan dosa. Menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi setiap apa yang dilarang oleh Allah SWT merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Namun, ada perbuatan dosa yang sering dilakukan manusia tanpa mereka sadari. Perbuatan dosa tersebut adalah ghibah. Meski identik dengan perempuan, namun laki-laki pun terkadang juga tidak bisa menghindari, mengontrol perbuatan ghibah (menggunjing kepada orang lain) ini. Ketika sedang asyik berkumpul atau berinteraksi dengan teman/orang lain dan tanpa kita sadari, terkadang kita tidak bisa mengontrol pembicaraan sehingga tanpa sadar kita sudah menggunjing seseorang.


dalam surah Al Hujurat ayat 12 yang artinya sebagai berikut ini : "Dan janganlah sebagian kalian ghibah (menggunjing) sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati. Maka tentulah kalian akan merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang." (Q.S Al Hujurat : 12).

Ghibah adalah perbuatan yang termasuk dalam golongan dosa besar. Selain firman Allah SWT pada surat Al Hujurat yang telah disebutkan sebelumnya, Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan masalah ghibah ini kepada para sahabat, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah SWT dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim).

Dalam Al Adzkar, Imam Nawawi menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melalui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.”

Ulama telah bersepakat bahwa hukum dari ghibah adalah haram. Ghibah adalah dosa besar. Perbuatan ghibah juga sama halnya dengan menjatuhkan kehormatan, mencemarkan nama baik, dan menginjak wibawa orang yg kita gunjing. Dalam kitab Bidayatul Hidayah karya Al Ghazali menerangkan bahwa membicarakan kejelekan orang lain lebih keji dari pada 30 kali perbuatan zina. sangat mengerikan sekali, sebanding dengan berzina 30 kali, berzina 1 kali saja sudah sangat besar dosanya apalagi hingga 30 kali, ya Allah SWT engkau Maha Penyayang lagi Maha pengampun, maka ampunilah hambamu.

Ghibah adalah perbuatan haram yang sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, kita harus tetap waspada dengan perbuatan dosa ini, berikut adalah supaya kita terhindar dari Ghibah tersebut mungkin dosa tersebut tanpa kita sadari kita sudah atau bahkan sering melakukannya dan sudah menjadi kebiasaan tanapa terasa kita sudah melakukan dosa yang sangat besar yaitu menggunjing orang lain. a Allah SWT engkau Maha Penyayang lagi Maha pengampun, maka ampunilah hambamu yang penuh dosa ini.

Pertama, yaitu dengan berkumpul dengan orang solih. Pergaulan dan perkumpulan merupakan salah satu sumber ghibah yang paling besar. Oleh karena itu, untuk terhindar dari perbuatan dosa ini, ada baiknya kita bijak memilih dengan siapa kita harus berkumpul. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda : 

"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari dan Muslim).

yang Kedua, Menjaga Lisan : Secara tidak sadar, kita bisa saja terjebak dalam perbuatan ghibah jika tidak menjaga lidah dan mulut. Ketika apa yang dibicarakan sudah mulai mengarah ke hal yang tidak baik, segera berhenti dan ganti topik dengan hal lain yang lebih bermanfaat.

Dari Sahl bin Sa'ad ra, Rosulullah SAW pernah bersabda: "Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya : yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya : yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya." (Muttafaq 'alaih).

yang Ketiga, Introspeksi Diri (Koreksi diri sendiri) : Sebelum terlena dengan pembicaraan seru saat berkumpul dengan teman-teman, yang berpotensi dapat membawa seseorang melakukan ghibah, alangkah baiknya kita berintropeksi diri terlebih dahulu. Dengan intropeksi diri, akan membuat kita merasa enggan dan malu jika membicarakan orang lain, karena kita akan berpikir bahwa diri sendiri masih memiliki banyak kesalahan yang harus dibenahi.

yang Keempat, Berpikiran Positif dan Baik Setiap hari dan setiap saat : Pikiran positif akan memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupan seseorang. Pikiran positif juga akan meminimalisir munculnya pikiran buruk terhadap apa pun, termasuk kepada orang lain. Jadi, ketika pembicaraan mulai mengarah pada ghibah, kita bisa menolak dengan perlahan dan tetap berprasangka baik kepada orang yang akan dibicarakan tersebut.

yang Kelima, Saling mengingatkan dalam kebaikan : Ketika ada seorang teman yang mulai menggunjing orang lain, maka sebagai seorang muslim, hendaknya kita mengingatkan mereka bahwa ghibah adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Hal ini juga sudah tercatat dalam Al qur'an dalam surah Al Asher ayat 1 s/d 3 yang artinya sbb : 

"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Q.S Al Ashr : 1-3).

yang Ke Enam adalah Perbanyak beristifar kepada Allah SWT : Seorang muslim sudah semestinya selalu mengingat Allah SWT dengan memperbanyak istighfar kapan pun dan di mana pun. Hal ini untuk memohon ampunan atas segala dosa yang ia sengaja maupun tidak disengaja. Dengan memperbanyak istighfar, juga bisa menjadi pelindung dari perbuatan dosa sehingga kita terhindar dari perbuatan ghibah karena merasa takut dengan dosanya.

Semoga artikel tersebut dalam bermaanfaat bagi saya pribadi dan jika baanyak salahnya saya pribada minta maaf saya manusia pasti banyak kesalahan dan dosa, dan Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa yang ada pada diri saya, amin.

Hukum bagi yang mengambil Dan menguasai hak orang lain

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, Berikut ini pembahasan tentang ghasb atau merampas, mudah-mudahan risalah ini Allah SWT jadikan ikhlas karena-Nya dan bermanfaat. Ghasb disebutkan dalam Alquran. Allah berfirman, dalam surah Al Kahfi: 79 yang artinya sebagai berikut : “Adapun perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan perahu itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas setiap bahtera.” 


Ghasb secara bahasa artinya mengambil sesuatu secara zalim. Sedangkan menurut istilah fuqaha adalah mengambil dan atau menguasai hak orang lain secara zalim dan aniaya dengan tanpa hak. 

Ketika khutbah wadaa’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu terpelihara  antara sesama kamu sebagaimana terpeliharanya hari ini, bulan ini dan negerimu ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seseorang berzina dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang meminum minuman keras ketika meminumnya dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang melakukan pencuria dalam keadaan beriman dan tidaklah seseorang merampas sebuah barang rampasan di mana orang-orang melihatnya, ketika melakukannya dalam keadaan beriman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah secara marfu’ disebutkan yang artinya sbb :
“Barangsiapa yang mengambil harta saudaranya dengan sumpahnya, maka Allah SWT mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan masuk surga. Lalu ada seorang yang bertanya, “Wahai Rasulullah, meskipun hanya sedikit?” Beliau menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu araak (kayu untuk siwak).“

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sbb :“Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah SWT akan mengalungkan tujuh bumi kepadanya.”

Oleh karena itu orang yang melakukan ghasb harus bertobat kepada Allah SWT dan mengembalikan barang ghasb kepada pemiliknya serta meminta maaf kepadanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang pernah menzalimi seseorang baik kehormatannya maupun lainnya, maka mintalah dihalalkan hari ini, sebelum datang hari yang ketika itu tidak ada dinar dan dirham. Jika ia memiliki amal saleh, maka diambillah amal salehnya sesuai kezaliman yang dilakukannya, namun jika tidak ada amal salehnya, maka diambil kejahatan orang itu, lalu dipikulkan kepadanya.” (HR. Bukhari)

Jika barang ghasb masih ada, maka dikembalikan seperti sedia kala. Namun jika sudah binasa, maka dengan mengembalikan gantinya.

Menanam tanaman atau pohon atau membuat bangunan di atas sebuah tanah ghashb (rampasan) Barangsiapa yang menanam di tanah rampasan, maka tanaman itu milik yang punya tanah, dan bagi perampas memperoleh nafkah. Hal ini, jika tanaman belum dipetik, adapun jika sudah dipetik, maka pemilik tanah tidak berhak selain upah.

Pohon yang ditanam juga wajib dicabut, demikian juga bangunan yang dibuat juga harus dirobohkan. Dalam hadits Raafi’ bin Khudaij disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya : “Barangsiapa yang menanam di sebuah tanah milik sebuah kaum tanpa izin mereka, maka ia tidak berhak memperoleh dari tanaman itu sedikit pun, dan untuknya (perampas) nafkah yang dikeluarkannya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan ia menghasankannya, dan Ahmad, ia berkata: “Sesungguhnya saya berpegang kepada hukum tersebut atas dasar istihsan; dengan menyelisihi qiyas.”)

Abu Dawud dan Daruquthni juga meriwayatkan dari hadits Urwah bin Az Zubair bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya sbb: “Barangsiapa yang menghidupkan tanah, maka tanah itu menjadi mililknya, dan untuk keringat orang yang zhalim tidak memiliki hak.”

Urwah berkata, “Telah memberitakan kepadaku orang yang menceritakan hadits ini kepadaku bahwa ada dua orang yang bertengkar lalu menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang satu menanam pohon kurma di tanah milik yang lain. Maka Beliau menetapkan (tanaman tersebut) untuk pemilih tanah karena tanahnya dan memerintahkan kepada pemilik pohon kurma untuk mengeluarkan pohon itu darinya. Ia berkata, “Sungguh, saya melihatnya ketika pohon kurma itu dipotong akarnya dengan kapak, padahal pohon itu adalah pohon kurma yang tinggi.”

Syaikh Shalih Al Fauzan dalam al-Malkhash Fiqhiy berkata, “Jika orang yang melakukan ghasb telah membuat bangunan di tanah rampasannya atau menanam di atasnya tanaman, maka ia harus melepas bangunan itu atau mencabut tanaman itu, jika pemiliknya meminta demikian. Jika tindakannya itu sampai membekas ke tanah yang dirampasnya, maka ia wajib mengganti rugi kekurangannya, di samping ia juga harus menghilangkan sisa-sisa tanaman dan bangunan sehingga ia menyerahkan tanah kepada pemiliknya dalam keadaan baik. Ia pun wajib membayar upah standar dari sejak merampas sampai menyerahkannya, karena ia mencegah pemiliknya untuk memanfaatkan di masa itu dengan tanpa hak. Jika ia merampas sesuatu dan menahannya hingga menjadi murah harganya, maka harus menanggung kekurangannya menurut pendapat sahih.”

Jia barang yang dirampas bercampur dengan barang lainnya yang bisa dibedakan seperti gandum dengan sya’ir, maka perampas wajib membersihkannya dan mengembalikannya. Namun jika bercampur dengan barang yang sulit dibedakan, seperti gandum dengan gandum,  perampas wajib mengembalikan barang itu; ada berapa takar atau timbangan ketika diambilnya sebelum dicampur.

Jika dicampur dengan dengan barang yang di bawahnya atau lebih baik darinya atau tidak sejenis, namun sulit dibedakan, maka campuran itu dijual, lalu diberikan seukuran harganya masing-masing. Dan jika barang rampasan berkurang nilainya jika secara terpisah, maka perampas menanggung kekurangannya. Disebutkan oleh para fuqaha, “Tangan-tangan yang muncul di atas tangan perampas semuanya adalah tangan tanggungan.” Maksudnya Tangan-tangan di mana barang rampasan berpindah kepadanya melalui jalan perampas semuanya menanggung jika binasa.

Dengan demikian, jika orang kedua mengetahui hakikat sebenarnya dan bahwa orang yang memberikan barang kepadanya adalah perampas, maka ia harus menanggungnya karena ia berbuat zhalim dengan kesengajaan (diketahuinya) tanpa izin pemiliknya. Namun jika orang kedua tidak mengetahui keadaan sebenarnya, maka yang menanggung adalah perampas (orang pertama).

Jika barang rampasan adalah yang biasa disewa, maka perampas wajib mengganti upah semisalnya (standar) selama barang itu berada di tangannya. Karena manfaat adalah harta yang jelas nilainya, maka wajib ditanggung seperti menanggung barang. Semua tindakan ghaasib (perampas) adalah batal, karena tidak ada izin pemiliknya.

Jika seseorang merampas sesuatu dan ia tidak mengetahui di mana pemiliknya serta tidak mampu mengembalikannya, maka ia bisa serahkan kepada hakim yang akan menaruhnya di tempat yang benar atau ia sedekahkan memakai nama pemiliknya. Sehingga jika disedekahkan, maka pahalanya untuk pemilik barang dan si perampas sudah lepas tanggungan.

Keterangan : Jika mengambil harta orang lain secara rahasia dari tempat yang terjaga, maka hal itu disebut pencurian. Jika mengambilnya secara kekerasan, maka hal itu adalah muhaarabah dan jika mengambilnya karena menguasai, maka hal itu adalah ikhtilas (jambret) dan jika mengambilnya saat ia diamanahi, maka hal ini disebut khianat.

Terdapat Lima dampak akibat berbuat zalim terhadap orang lain

Terdapat 5 dampak akibat berbuat zalim terhadap orang lain. Dalam Islam, perbuatan zalim adalah meletakkan sesuatu atau perkara bukan pada tempatnya. Kata ini juga biasa digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan. Dalam QS. Ali Imran Ayat 192, Allah SWT telah memberikan peringatan berupa ancaman bagi orang zalim. kata Imran Baehaq : “Orang-orang yang berbuat zalim akan mendapat ancaman yang sangat dahsyat yang mestinya menjadi perhatian kita sebagai orang-orang mukmin, sehingga kita hidupnya senantiasa dalam ridha Allah Swt,” 

Pertama, kezaliman akan mengakibatkan berlakunya azab yang besar bagi pelakunya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Furqan ayat 19 bahwa “barangsiapa yang berbuat zalim, niscaya akan merasakan azab yang sangat besar.”

Kedua, kezaliman akan mendapatkan laknat berupa dijauhkannya dari kenikmatan-kenikmatan dan rahmat Allah Swt baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini ditegaskan dalam QS. Ghafir ayat 52 bahwa “(yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk.”

Ketiga, kezaliman akan mendapatkan ancaman doa dari orang yang dizaliminya dan doa orang yang terzalimi akan dikabulkan oleh Allah Swt, sekalipun doa keburukan. Rasulullah Saw pernah bersabda: ”Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat, kezaliman akan mengalami kebangkrutan di hari kiamat kelak, bila tidak bertaubat kepada Allah SWT dan memohon maaf kepada orang yang dizalimi ketika di dunia. Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham” (HR. Al-Bukhari).

Kelima, kezaliman akan mendatangkan bencana dan malapetaka. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Hajj ayat 45 bahwa “Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)nya dalam keadaan zalim, sehingga runtuh bangunan-bangunannya dan (betapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (tidak ada penghuninya).” Semoga bermanfaat dan Semoga kita dijauhkan dari sifat zalim dan segera bertobat kepada Allah SWT dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita. Amin.

Rabu, 22 Juni 2022

Cara memahami Luasnya ampunan Allah SWT

Memahami luasnya ampunan Allah SWT, menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji dan diselami. Berangkat dari beberapa fenomena yang tidak jarang kita dapati dimaayarakat kita, atau sebagian kecil dari masyarakat kita yang mulai dijangkiti penyakit yang dalam istilah Islam namanya : "al-Ya'su , al-Qanath"  Yaitu unsur berputus asa dari rahmat dan mapunan Allah SWT. Ini semua diawali ketika diantara mereka, atau sebagian kecil dari mereka terjatuh dalam kubangan lumpur dosa. 


Sisi lain diantara mereka secara fitrah nalurinya ingin kembali kepada Allah SWT. Namun tidak jarang muncul dalam hati mereka bisikan-bisikan, baik dari syaiton atau orang sekitar dia yang ingin mematahkan semangat dia untuk kembali kepada Allah SWT. Sehingga menjadi sempit pemahaman manusia dalam memahami luasnya Maghfirah dan rahmatnya Allah SWT.

Hal yang harus kita sepakati bersama sebagai hamba Allah Rabbul Izzah, sering kita mendengar istilah, "Al Insaanu mahalul al khatha' wan nisyan" Yaitu Manusia adalah tempat salah dan lupa dan salah. Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam; "Semua bani Adam sering melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang sering melakukan kesalahan adalah yang sering bertaubat." (HR. Ibnu Majah, at-Tirmidzi dan lain-lain. Hadits ini hasan, menurut syaikh al-Albani rahimahullah).

Tidak ada setiap orang diantara kita yang berani mengatakan bahwa dirinya adalah seorang hamba yang terbebas dari kesalahan dan dosa. Namun yang menjadi permasalahan adalah;

  1. Bagaimana tatkala diantara kita ingin kembali kepada Allah SWT.
  2. Timbul keraguan, saya ini sepertinya sudah terlampau jauh terjatuh dalam jurang perbuatan dosa, bahkan tidak jarang mengatakan "sudah tidak bisa dihitung berapa kesalahan saya dan dosa saya, apakah pantas saya memohon ampun/maghfiroh dan rahmat kepada Allah sementara saya masih kotor."

Inilah hal-hal yang menjadi kerancuan diantara sebagian kecil kaum muslimin, sehingga kita perlu meluruskan.  Tidak jarang para ulama sudah mengingatkan kita, konsep yang memang sudah dibangun secara permanen salam Islam. Kita itu ada ditengah-tengah, antara sikap melampaui batas dengan sikap terlalu meremehkan. Bila konsep ini sudah difahami dengan baik dan benar, maka akan bisa mengikis sebagian persepsi atau asumsi dari sebagian kecil kaum muslimin,

  1. yang pada akhirnya mereka kelompok sudah pesimistis seolah sudah tidak bisa lagi menjadi orang baik,
  2. yang satunya kelompok yang melampaui batas yang akhirnya meremehkan juga.

Para Ulama mengatakan, "Kalau seorang hamba tidak memiliki unsur Al-Khauf (rasa takut) dan Ar-Rodja (berharap) yang seimbang, justru akan mencelakakan dia, kalau seorang hamba tidak memiliki keseimbangan antara al-Khauf dan Ar-Rodja." Artinya, Rasa takut (Khauf) dan rasa harap (Rodja) itu harus balance, "Bila salah satunya itu lebih dominan bisa mencelakakan seorang hamba."

Gambaran contoh kasus : Ketika si A misalnya,  Perasaan takutnya terlalu berlebihan. Bila perasaan takutnya sudah melampaui batas dan berlebihan, kata para ulama, "Justru menyeret dia dalam jurang keputusasaan (pesimis)." Unsur pengharapannya terlalu berlebihan. Ketika pengharapannya terlalu berlebihan,"Justru akan menyeret dia semakin berani berbuat dosa." Sehingga muncullah sebuah statemen dari sebagian kecil orang-orang muslimin diantara kita mengatakan, "Ah masa iya sih kesalahan seperti ini saya akan di adzab oleh Allah SWT, padahal saya sholat, puasa, zakat, membantu kaum fuqoro dan dhuafa, membangun masjid, membantu anak2 yatim, dsb. "Islam sudah memberikan kepada kita kaidah yang begitu indah, (khairul umur ausathuha) “Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahannya” Maksudnya : "Tidak melampaui batas dan tidak meremehkan."

Dari sini para Ulama ingin mengajak kepada kita, yang seharusnya ketika setiap orang diantara kita memang tidak kita pungkiri berpotensi berbuat salah dan dosa. Ketika unsur keimanannya tidak dipupuk sejak dini dan tidak dikuatkan dengan ilmu agama yang benar. Justru akan menyengsarakan dan menyiksa pelakunya. Sehingga tidak jarang diantara sebagian kaum muslimin, ketika merasa sudah banyak dosa yang dilakukan, dia memilih jalan pintas dengan mengatakan, "sudah kepalang basah ya sudah lanjutkan."

Allah SWT berfirman, "dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu." (QS. Al-A'raf : 156). Pekerjaan Rumah (PR) yang harus kita kerjakan bersama, bagaimana bisa menempatkan kaidah ataupun norma dan aturan, keseimbangan antara Al-Khauf dan Ar-Rodja. Unsur rasa takut dan unsur rasa harap kepada Allah SWT. Ingatkan kepada setiap orang diantara kita, bahwasanya Allah SWT itu Maha Pengampun, tapi ditambahkan lagi bahwasanya Allah SWT juga Maha menyiksa.

Agar setiap orang diantara kita menyelami dua ayat dalam Alquran. Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al-Hijr ayat 49-50 yang artinya sbb:  "Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang,". "Dan sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih."(QS. Al-Hijr : 49-50)

Allah Maha Pengampun, mengampuni semua dosa-dosa hambanya tanpa kecuali. Bahkan ketika seorang hamba terjatuh dalam jurang perbiatan dosa besar sekalipun, syirik misalnya. Dan dia bertobat kepada Allah SWT, Allah akan mengampuni dia, apalagi selain syirik. Sehingga mereka yang tidak rela teman-temannya kembali kepada kebaikan harus kita patahkan.

Allah SWT ingin menenangkan hamba-hamba Nya, sebanyak apapun dosa yang kamu lakukan selama engkau kembali dan beryobat kepada Allah, maka Allah SWT akan menerima taubatnya. Dalam Hadits Qudsi, Allah SWT menegaskan kepada hamba-hambanya, "Sesungguhnya rahmat Ku mengalahkan murka Ku".(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Allah lebih mengedepankan rahmat Nya kepada hamba-hambanya, terlebih kepada para hamba yang mereka mau kembali kepada Allah SWT. Ketika hamba itu ingin kembali pada Nya maka Allah SWT sangat senang. Nabi shalallahu'alaihi wasallam mengatakan, "Allah SWT lebih berbahagia dan sangat senang ketika ada diantara hamba-hamba Nya yang mereka kembali dan bertobat kepada Allah SWT."

Bagaimana Allah Rabbul Izzah ingin mengiingatkan hamba-hamba Nya, agar hamba-hamba Nya yang detik ini atau kemarin sempat terjebak dalam jurang perbuatan dosa, agar mereka tidak berputus asa. Karena memang potensi setiap orang diantara kita untuk berputus asa itu besar peluangnya. Terlebih ketika teman-teman disekitar dia tidak memberikan dukungan secara moril, apalagi bila diantara mereka ada yang mengatakan "sok alim sok suci", sehingga merasa malu.

Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Az-Zumar ayat 53 yang artinya sbb : 

"Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah SWT mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar : 53)

Jangan sekali-kali terjebak dalam jurang keputus asaan dari Rahmat Allah Rabbul Izzah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Bila apa yang Allah SWT sampaikan ini kepada kita dapat difahami dengan baik oleh orang-orang diantara kita, maka akan bisa menepis segala bentuk keraguan setiap orang diantara kita untuk kembali meraih rahmatnya Allah SWT, karena :

  1. Yang menawarkan Allah
  2. Yang menyampaikan Allah
  3. Yang menjanjikan Allah

Namun ayat ini terkadang tidak jarang disalah tafsirkan oleh sebagian kecil dari saudara-saudara kita. Kata mereka, "Berarti Allah SWT akan mengampuni dosa kita, kalau gitu saya gak mau tobat sekarang deh nanti saja." Ada syubhat diantara mereka sebagian kecil kaum muslimin, orang yang memiliki hati yang lemah dan mudah goyah. Bukan berarti ayat ini kita permainkan. Setiap orang diantara kita haruslah bersegera untuk bertobat kepada Allah SWT. Dan Allah SWT akan sangat gembira dan menyambut bila ada hamba Nya yang mau kembali pada Nya. "Dan Rahmat Ku melampaui segala sesuatu."

Pentingnya bagi kita untuk saling mengingatkan. Caranya untuk mengingatkan, "Bila saat ini diantara kita terjebak dalam kubangan dosa segera bertobat kepada Allah SWT, sebelum ajal menjemput kita." Sering kita katakan bahwasanya kematian itu tidak hanya menimpa orang yang berusia tua renta, tidak hanya harus orang yang sering sakit-sakitan.

Tidak ada Nash dari Alquran maupun Hadits, maupun dari para ulama salaf yang menunjukkan bahwa orang akan mati harus tua dulu. Tapi Nash dalam Alquran mengatakan, Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al-Ankabut Ayat 57; "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan." QS. Al-Ankabut : 57

Maka kita semestinya kita harus waspada agar jangan sampai kita terburu dijemput malaikat maut sebelum kita bertobat. Sehingga setiap kita memiliki konsep bahwa Allah SWT akan menerima taubat seorang hamba ketika taubat itu betul-betul tulus dari hati yang paling dalam,

  1. Meninggalkan dan menanggalkan dosa
  2. Menyesali apa yang diperbuat.
  3. Tekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa.

Sadari bahwasanya peluang kita untuk bertaubat itu sangat besar, dan ini bukti cinta Allah SWT kepada hamba-hamba Nya. Nabi shalallahu'alaihi wasallam mengatakan kepada kita, "Orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa." (Shahih : HR. Ibnu Majah no. 4250, dari Ibnu Mas’ud)

Ini bukti, apalagi Allah sudah menegaskan kepada kita dalam hadits Qudsi, "Rahmat Ku mendahului kemurkaan Ku." Allah SWT sangat sayang dan sangat mencintai hamba-hamba Nya. Kalau Allah SWT mengedepankan kemarahan dan kemurkaan Nya, tidak ada diantara kita yang bertahan lama dimuka bumi ini. Sehingga Allah SWTsenantiasa memberikan peluang besar kepada hamba-hamba Nya. Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Thaha ayat 82; "Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar."(QS. Thaha : 82)

Inilah janji Allah SWT,

  1. Tatkala kita bertaubat
  2. Kembali beriman kepada Allah SWT
  3. Diiringi dengan amal sholeh 
  4. Istiqomah (ini yang berat).

Ini membuktikan bahwasanya Allah SWT sangat menyayangi hamba Nya. Bersyukurlah kita bahwasanya Allah SWT itu, bahkan lebih banyak memberikan peluang kepada kita dan tidak menyegerakan siksa dan adzab kepada hamba-hamba Nya, ketika hamba ini mau kembali kepada Allah SWT.

Sadari bila hari ini diantara kita semapt berbuat dosa dan sampai detik ini masih diberikan nikmat bernafas, mendengarkan kajian, shilat Isya, ini berarti Allah SWT masih sayang kepada kita dan Allah SWT cinta kepada kita. Bukti Allah SWT cinta kepada hamba yang beriman, Allah SWT berikan peluang seluas-luasnya kepada hamba Nya untuk beramal sholeh. Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al-Furqon ayat 70 yang artinya,  "Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah SWT maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. AL-Furqon : 70)

Fenomena yang menimpa sebagian kecil kaum muslimin, ketika memahami ini adalah ayat hiburan bagi mereka orang-orang yang terjebak dalam jurang keputus asaan. Yang mereka mengatakan, "Kalau gitu taubatnya nanti aja deh jangan sekarang." Jangan karena ini ucapan yang berbahaya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya :

“Sesungguhnya apabila seorang yang beriman berbuat satu kesalahan (dosa), maka akan ditulis titik hitam di hatinya. Tetapi jika ia menahan dirinya dari perbuatan maksiat, meminta ampun kepada Allah SWT dan bertaubat, maka hatinyapun akan bersih kembali, dan jika ia berbuat kesalahan lagi, maka akan ditambah titik hitam tersebut di hatinya, sehingga titik-titik itu memenuhi hatinya. Dan itulah ‘raan’ yang difirmankan Allah SWT “Sekali kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.”(QS. Mutofifin : 14) (Hadits hasan shahih diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no.3334, Ahmad dan Abu Daud, Al-Hakim II/517, Ibnu Majah no.4244 dan Ibnu Hibban dalam At-Ta’liiqaatul Hisaan, no.926 dan 2776)

Dalam Hadits tersebut Nabi mengatakan kalau ada tiga indikator atau tiga hal yang dia lakukan,

  1. Jika dia segera bertaubat,
  2. Meninggalkan perbuatan dosa,
  3. Beristighfar kepada Allah SWT.

Maka hatinya akan bersih kembali dari noktah hitam. Inilah indahnya Islam, Islam itu balance,

  1. Ada perintah ada larangan
  2. Ada kabar gembira ada peringatan.

Maka bagi orang-orang yang mereka terjebak dalam jurang yang melampaui batas dalam Unsur Rodja (Harap), tidak punya Rasa Al-Khauf (Rasa Takut) sama sekali, akan menyeret dia untuk berani berbuat dosa. Kalau kita meyakini Allah SWT Maha Pengampun, Maha Pengasih, Maha Penyayang. Kita juga harus meyakini bahwa Allah Maha Menyiksa, mampu mengadzab siapa saja yang Allah SWT kehendaki.

Inilah indahnya Islam balance, tidak ingin menjadikan setiap penganut Islam ini mereka terjatuh kedalam kelompok yang ekstrem, berlebihan dalam hal rasa takut sehingga putus asa dan pesimis. Demikian pula dalam hal Rodja/harapannya, membuat dia nekat berbuat dosa.

Inilah seorang mukmin harus berjalan dengan dua sayap, sayap Al-Khauf dan sayap Ar-Rodja yang balance. Karena dampak seorang hamba yang menunda-nunda untuk meraih Maghfirah/ampunan Allah, akan membahayakan hidup dia, sehingga al maut menjemputnya sebelum dia bertaubat dimanapun dia berada.

Abdullah bin Umar pernah mengatakan, "Kami pernah dalam satu majelis menghitung taubatnya Nabi, memohon ampun kepada Allah 100 kali."

“ALLOHUMMAGHFIR-LII WA TUB ‘ALAYYA, INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM. yang artinya, sbb :

"Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali." (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih.)

Islam mengajarkan kepada kita, agar kita ini memiliki sifat yang baik.

  1. Berhusnudzon kepada Allah SWT, bahwasanya Allah SWT mengampuni semua dosa-dosa hambanya, sehingga ini memicu kita untuk senantiasa kembali kepada Allah SWT dengan Taubat kepada Nya.
  2. Konsep baku yang diajarkan oleh para ulama kepada kita, agar kita menyeimbangkan antara unsur Al-Khauf (rasa Takut) dan Rodja (rasa Harap).
  3. Artinya kalau seorang mukmin itu berjalan maka dengan dua sayap yang seimbang, tidak boleh timpang salah satunya.
  4. Bila salah satunya lebih dominan maka berbahaya, bahayanya sbb :

"Ketika seorang hamba memiliki rasa takut yang berlebihan maka akan menyeret dia kedalam jurang keputus asaan dan pesimis. 

  • Begitu juga sebaliknya ketika dia memiliki rasa harap yang berlebihan, merasa percaya diri dia susah sholat, sudah puasa, rajin baca Quran, rajin kemesjid, sekian kali berhaji dan umroh. Ini berbahaya karena meremehkan perbuatan dosa.
  • Dan sebagian kita yang mulai berputus asa dari rahmat Allah, Allah telah menghibur kita memberi kita ultimatum,

Allah Ta'ala berfirman yang artinya : 

"Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS.Az-Zumar : 53)

Dahulu saya pernah berbuat dzolim, takut dan selalu was-was akan ibadah tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena bisa jadi rumah yang kita tempati tercampur dengan harta haram, bagaimana cara taubatnya agar gelisah ini hilang.?

Jawab : Dahulu pernah berbuat dzolim, artinya kita harus faham dulu bahwa dzolim itu adalah, "Berbuat hal yang melampaui batas, tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya." Bisa jadi karena perkataan atau perbuatan kita, atau kita merampas harta orang lain. Sekarang ingin tobat, tapi terjangkiti penyakit keraguan, takutnya rumah yang saya pakai tercampur dengan harta haram. Seperti halnya ketika Allah SWTmengisahkan kepada kita tentang haramnya riba. Allah SWT memberikan kita toleransi yang lalu sudah Allah SWT maafkan ketika kita tidak tahu.

Sekarang perbaharui niat kita, perbaharui amal kita, dan banyak kembali kepada Allah SWT. Kalau toh pada akhirnya Allah SWT beri kita kemampuan dan kita tidak tahu dulu berapa yang pernah saya ambil. Maka Islam tidak memberatkan dan memberikan beban kepada hambanya diluar kemampuannya. Sehingga Allah SWTmenegaskan kepada kita; "Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu" (QS. At-Taghabun : 16)

Silahkan kita bersedekah dengan nominal yang kita miliki dan tidak dipaksakan, seingat kita.  Jangan sampai penyakit was-was itu pada akhirnya menggoyahkan kita. Ingat iblis itu bisikannya sangat-sangat dahsyat. Iblis itu itu awal bisikan kepada kita adalah mengatakan; "Siapa yang menciptakanmu.?" Nanti puncaknya akan membuat ragu aqidah kita dengan mengatakan, "Siapakah yang meciptkan Tuhanmu.?"

Kata Rasulullah, "kalau ini mulai terbetik dihati dan fikiran kita, maka diam, tinggalkan dan baca istiadzah." Kembali lagi dikatakan, silahkan kita kira-kira berapa dulu yang diambil. Kalau masih ingat, Alhamdulillah. Tapi kalau tidak ingat maka semampu kita. Maka kita katakan, “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Dan Nabi shalallahu'alaihi wasallam juga mengatakan yang artinya sbb :“Sesungguhnya Allah memaafkan umatku ketika ia tidak sengaja, lupa, dan dipaksa.”  (Hadits hasan, HR. Ibnu Majah no. 2045, Al-Baihaqi VII/356)

Jadi kembali kepada konsep semampu kita untuk kita kembalikan kepada orang yang kita ambil haknya, seingat kita. Yang lalu sudah Allah SWT ampuni termasuk dosa Riba. Sekarang buka lembaran baru, kembali kepada Allah SWT.Nabi shalallahu'alaihi wasallam pernah bersabda yang artinya sbb : “iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena dapat menghapusnya.” (Riwayat Tirmidzi, dia berkata, "haditsnya hasan)

Setiap kali berbuat kesalahan dan dosa, hapus dengan amal kebjikan sebagai penghapus amal keburukan tadi. Semoga kita selalu kembali dan minta mpunan kepada Allah SWT, dan semoga kita di ampuni oleh Allah SWT. Semoga Bermanfat.

Masuk Surga Semata Karena Rahmat Allah SWT


Seorang tidak bisa membayar surga Allah SWT dengan amal perbuatannya. Karena amalannya penuh dengan cacat, sementara surga Allah terlalu sempurna untuk menjadi balasannya. Hanya dengan rahmat Allah saja seorang bisa tinggal di surgaNya. Syaikh Ibnu ‘Utsamin menjelaskan, “Bagaimana menggabungkan antara ayat dan hadis ini (yakni hadis Jabir di atas, pent)? Jawabannya, kedua dalil di atas bisa dikompromikan, di mana peniadaan masuknya manusia ke dalam surga karena amalnya dalam arti balasan, sedangkan isyarat bahwa amal sebagai kunci masuk surga dalam arti bahwa amal itu adalah sebab, bukan pengganti”.

Seorang berpangku tangan merasa cukup bergantung dengan rahmat Allah, lalu meninggalkan  amal sholih karena menganggapnya tidak penting. Karena Allah menetapkan segala sesuatu dengan sebab dan akibat. Dalam hal ini, Allah ‘azzawajalla menjadikan sebab mendapatkan rahmatNya; yang menjadi sebab meraih surga, dengan amal shalih.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Baqarah: 218).

Tidak Pantas  ujub dan sombong, saat seorang menyadari  bahwa amalannya tidak mampu menggantikan surga Allah SWT, disitu ia mengerti amat tidak pantas untuk merasa ‘ujub dengan amalannya. Andai dari hari pertama dia dilahirkan ke dunia, sampai akhir hayatnya  beribadah kepada Allah SWT dan tak pernah melakukan dosa sedikitpun, itu tak akan mampu membayar surga Allah SWT yang penuh dengan limpahan kenikmatan. Lalu bagaimana lagi bila diri ini berlumuran dosa, ibadah masih cacat, entah sudah berhasilkah kita memperjuangkan keikhlasan, kemudian  merasa ‘ujub.

Amal Shalih Sebab Meraih Tingkatan Tinggi di Surga, suatu hari Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami (Abu Firos) berkisah, “Aku bermalam bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kemudian aku mengambilkan air wudhu’ untuk beliau, serta hajat beliau (maksudnya pakaian dan lain-lain). Kemudian Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadaku,

“Mintalah sesuatu kepadaku.”

“Aku meminta untuk bisa bersamamu di dalam surga.” Pintaku.

Nabi bersabda lagi, “Apakah ada selain itu?”

“Hanya Itu permintaanku.” Jawabku.

Beliau lalu bersabda, Diriwayatkan oleh HR. Muslim “Kalau begitu tolonglah aku untuk memperkenankan permintaanmu itu dengan memperbanyak sujud” (HR. Muslim).

Dalam hadis lain diterangkan, dari Abu Said al Khudri radhiyallahu’anhu. Beliau mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya penghuni surga yang menempati derajat yang paling tinggi,  akan melihat orang-orang yang berada di bawah mereka, seperti kalian melihat bintang yang terbit di ufuk langit. Dan sngguh Abu Bakr dan ‘Umar, termasuk dari mereka  dan yang paling baik” (HR. Tirmidzi).

Hadis di atas menunjukkan bahwa surga memiliki tingkatan-tingkatan, yang dapat diraih dengan amal sholih, setelah masuknya didapat karena rahmat Allah SWT.

Imam al Qurtubi rahimahullah menerangkan, “Ketahuilah bahwa kamar di surga berbeda-beda dalam hal derajat ketinggian dan sifatnya, sesuai  perbedaan penghuninya dalam  amal perbuatan. Maka satu dari mereka lebih tinggi derajatnya dari yang lain” (at Tadzkiroh fi Ahwal al Mauta wa Umur al Akhiroh, hal. 398).

Diantara tafsiran para ulama dalam mengkompromikan ayat dan hadis yang tampak bertentangan di atas, bahwa ayat yang menerangkan amalan sebagai kunci masuk surga, diartikan  sebagai sebab untuk meraih derajat di dalam surga. Adapun hadis tentang masuk surga karena rahmat Allah,  dipahami bahwa rahmat Allah sebagai sebab masuk surgaNya.

Ibnu Hajar rahimahullah menuliskan dalam Fathul Bari, Ibnu Batthol menjelaskan saat menggabungkan hadis ini (yakni hadis Aisyah yang semakna dengan hadis Jabir di atas, pent), dengan firman Allah ta’ala, “Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal sholeh kalian dahulu di dunia” (QS. Az-Zukhruf : 72)

Ayat ini dimaknai bahwa tingkatan di dalam surga diraih dengan amalan. Karena derajat di surga berbeda-beda,  sesuai perbedaan tingkatan amal. Adapun hadis dimaknai, sebab masuk surga atau sebab mendapatkan keabadian di dalamnya (hanya dengan rahmat Allah)” 

Sedangkan firman Allah Ta’ala, dalam (QS. Al Hadiid: 21) sebagai berikut ini yang artinya,  “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”  Dalam ayat ini dinyatakan bahwa surga itu disediakan bagi orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Berarti ada amalan.

Begitu pula dalam ayat, dalam surah An-Nahl: 32 yang artinya,  “Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. Serta dalam Surah Az-Zukhruf ayat 72 artinya sebagi berikut ini : Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.”

Seakan-akan ayat dan hadits itu bertentangan. Ayat menyatakan, kita masuk surga karena amalan dan keimanan kita. Sedangkan hadits menyatakan, faktor terbesar masuk surga adalah karena karunia Allah.

Ada beberapa penjelasan para ulama mengenai hal ini : Yang dimaksud seseorang tidak masuk surga dengan amalnya adalah peniadaan masuk surga karena amalan. Amalan itu sendiri tidak bisa memasukkan orang ke dalam surga. Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah SWT, tentu tidak akan bisa memasukinya. Bahkan adanya amalan juga karena sebab rahmat Allah SWT bagi hamba-Nya.

Amalan hanyalah sebab tingginya derajat seseorang di surga, namun bukan sebab seseorang masuk ke dalam surga. Amalan yang dilakukan hamba sama sekali tidak bisa mengganti surga yang Allah beri. Itulah yang dimaksud, seseorang tidak memasuki surga dengan amalannya. Maksudnya ia tidak bisa ganti surga dengan amalannya. Sedangkan yang memasukkan seseorang ke dalam surga hanyalah rahmat dan karunia Allah. (Disarikan dari Bahjah An-Nazhirin, Salim bin ‘Ied Al Hilali, Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, 1430 H, 3: 18-19).

Imam Nawawi rahimahullah memberikan keterangan yang sangat bagus, “Ayat-ayat Al-Qur’an yang ada menunjukkan bahwa amalan bisa memasukkan orang dalam surga. Maka tidak bertentangan dengan hadits-hadits yang ada. Bahkan makna ayat adalah masuk surga itu disebabkan karena amalan. Namun di situ ada taufik dari Allah untuk beramal. Ada hidayah untuk ikhlas pula dalam beramal. Maka diterimanya amal memang karena rahmat dan karunia Allah. Karenanya, amalan semata tidak memasukkan seseorang ke dalam surga. Itulah yang dimaksudkan dalam hadits. Kesimpulannya, bisa saja kita katakan bahwa sebab masuk surga adalah karena ada amalan. Amalan itu ada karena rahmat Allah. Wallahu a’lam.” (Syarh Shahih Muslim, 14: 145)

Jadi kita masuk surga bukan semata-mata dengan amalan kita. Amalan kita itu bisa ada karena taufik Allah. Taufik Allah itulah karunia dan rahmat-Nya. Jadinya, amalan itu ada karena karunia dan rahmat-Nya.

“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah SWT, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah SWT mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Hadiid: 21). Dalam ayat ini dinyatakan bahwa surga itu disediakan bagi orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Berarti ada amalan yang yarus dikerjakan sebagai amal ibadahnya didunia sebagai ganjaran di akheratnya. 

Allah SWT Maha Adil. Tentu tak akan menyamakan antara orang yang giat beramal, istiqomah, tinggi ketakwaan keikhlasan serta imannya, dengan mereka yang biasa-biasa saja kualitas iman dan takwanya. Seperti kata pepatah, Aljaza’ min jinsil ‘amal, balasan sesuai dengan amal perbuatan.