This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Jumat, 05 Agustus 2022

Rahasia di Balik Sakit

Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya.

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35).

Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir).

Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di nalar oleh akal manusia.

Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Sakit akan menghapuskan dosa

Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan.

Sebagaimana firman Allah ta’ala, “Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syuura: 30).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)

Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,” Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim)

Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih)

Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya

Wahai saudaraku, sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya.  Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya.

Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri.

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)

Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah.  Wahai saudaraku, ketahuilah di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai kesulitan lainnya, sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat banyak.

Maka perhatikanlah saudaraku nasehat Ibnul Qoyyim rahimahullah berikut ini: “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, -ed). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari.” (Lihat Do’a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas)

Ingatlah saudaraku, cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi, shohih). Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan meringankan segala musibah dunia ini.

Referensi : Rahasia di Balik Sakit













Kenapa Allah Swt Memberi Kita Sakit (Hikmahnya Menurut Islam)

Kenapa Allah Swt Memberi Kita Sakit (Hikmahnya Menurut Islam). Penyakit merupakan bentuk ujian yang diberikan Allah Swt kepada hamba-Nya. Barangsiapa tabah melaluinya, kelak akan ditempatkan pada derajat yang tinggi. Dalam surat Al-Furqan ayat 75, Allah Swt berfirman: 

"Mereka itulah orang yang dibalas dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,"

Meski begitu, terkadang orang belum bisa memahami hakikat dari penyakit itu sendiri. Sebab, biasanya sakit datang bersama dengan kesusahpayahan. 

Untuk mengobatinya, seseorang pun harus mengeluarkan banyak uang. Mereka bahkan rela berutang demi bisa sembuh dari penyakit itu. Lalu, kenapa Allah memberi kita sakit?

Kenapa Allah Memberi Kita Sakit? Ini Hikmahnya Menurut Islam

"Mereka itulah orang yang dibalas dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,"

Meski begitu, terkadang orang belum bisa memahami hakikat dari penyakit itu sendiri. Sebab, biasanya sakit datang bersama dengan kesusahpayahan. 

Untuk mengobatinya, seseorang pun harus mengeluarkan banyak uang. Mereka bahkan rela berutang demi bisa sembuh dari penyakit itu. Lalu, kenapa Allah memberi kita sakit?

Hikmah Sakit Bagi Umat Muslim

Ada banyak alasan kenapa Allah memberikan kita sakit. Dirangkum dari buku Sembuh Total dengan Wirid Asmaul Husna karya Rizem Aizid, berikut penjelasan lengkapnya:

1. Sakit sebagai ujian

Orang yang sakit akan diuji keimanan dan kesabarannya. Jika lulus ujian, ia akan ditempatkan pada derajat tinggi di sisi Allah Swt. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 155-156:

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."

2. Sakit sebagai azab

Selain sebagai ujian, sakit juga bisa menjadi azab bagi seseorang. Tentunya ini diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak beriman dan banyak melakukan maksiat atau dosa. 

Allah Swt banyak membinasakan orang-orang yang tidak beriman (kafir). Azab ini diawali dengan sakit parah akibat mendurhakai Allah Swt dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dalam sebuah firman-Nya, Allah Swt menerangkan:

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan, Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Al-Hadiid [57]: 22-23).

3. Sakit sebagai muhasabah

Umat Muslim yang sakit memiliki banyak waktu untuk merenungi diri. Ia akan menghitung berapa banyak bekal yang perlu dipersiapkan untuk menuju kehidupan akhirat nanti. Di samping itu, ia akan tetap berikhtiar dan berjuang demi kesembuhannya.

4. Sakit sebagai penggugur dosa

Mereka yang sakit akan lebih sering menyebut Asma Allah dibanding ketika masih sehat. Dosa-dosa akan mudah teringat ketika datang sakit. Sehingga, lisan terbimbing untuk mohon ampun dan mengucapkan kalimat thoyyibah.

Referensi : Kenapa Allah Swt Memberi Kita Sakit (Hikmahnya Menurut Islam)





















Sakit menurut Rasulullah SAW memberikan sisi manfaat bagi penderitanya

Ingatlah 5 Hikmah Sakit Menurut Sabda Rasulullah SAW. Sakit menurut Rasulullah SAW memberikan sisi manfaat bagi penderitanya. Banyak orang mengeluh pada sakit yang dideritanya, baik itu ringan ataupun berat. Rasa sakit terkadang membuat sebagian orang menyerah dengan penyakitnya. Mereka mengeluh dan meminta belas kasihan dari orang lain seakan penyakitnya sudah paling berat dia rasakan. Perbuatan tersebut tidak dibenarkan dalam Islam. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.” (HR Muslim)   Sakit tidak selamanya berarti musibah. Sakit bisa menjadi sebuah nikmat yang bisa kita ambil hikmahnya.  

Sejumlah hikmah yang bisa diambil dari sakit, sebagaimana tertuang dalam The Power of Husnudzon yaitu sebagai berikut:  

Pertama, sakit bisa menghindari kita dari siksa api neraka. Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dan api neraka.” (HR al-Bazzar)  

Kedua, sakit bisa menjadi penghapus dosa bagi kita. Seperti sabda Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Muslim, “Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” 

Ketiga, sakit bisa menjadi sumber kebaikan bagi seseorang jika dia bersabar. Hal tersebut sejalan dengan sebuah hadist di mana Rasulullah Saw bersabda: 

“Sungguh semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapapt kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim)  

Keempat, sakit bisa membuat kita kembali mengingat Allah. Sebagaimana yang diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di kala kesusahan dan diberi cobaan. Sementara saat diberikan kebahagiaan, kita mendadak lupa dengan Rabb semesta alam.  

Allah SWT telah berfirman: “Dan sesungguhnya kami telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS al-An’am: 42)  

Kelima, sakit bisa membuat kita lebih optimis untuk bertahan hidup. Salah satu moral yang harus dimiliki oleh seorang mukmin ialah tidak boleh menyerah dengan sakitnya. Dia harus berusaha untuk sembuh dari penyakitnya, dia pun harus optimis dengan dirinya sampai Allah mengatakannya untuk berhenti.  

Referensi : Sakit menurut Rasulullah SAW memberikan sisi manfaat bagi penderitanya





















Bukti Cinta Allah SWT Kepada Hambanya

 Musibah itu datangnya dari Allah SWT. Terkadang hal itu menjadi bukti kecintaanNya kepada seorang hambaNya. Seperti obat, walaupun pahit ia akan meminumnya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum pasti Dia menguji mereka. Maka siapa yang ridha (terhadapnya) maka baginya keridhaan Allah, dan siapa yang marah (terhadapnya) maka baginya kemurkaan Allah." (HR. Al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Karenanya, orang yang paling banyak menerima musibah adalah para nabi dan rasul. Dengan itu, Allah mengangkat derajat mereka, meneguhkan kebenaran mereka, dan menjadikan mereka sebagai teladan bagi semua makhluk. Di antara musibah yang Allah SWT timpakan kepada hambaNya adalah sakit.

Seorang mukmin melihatnya sebagai sebab yang menghapuskan dosa-dosanya. Penyakit-penyakit yang menimpanya sebagai penebus atas kesalahan-kesalahan yang telah ia lakukan.

Allah SWT berfirman, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Al-Syuura: 30)

Sakit adalah sebab untuk memperoleh pahala besar dan derajat tinggi di sisi Allah. Syaratnya, apabila orang tersebut bersabar dan ridha dengan apa yang menimpanya, serta meminta pahala kepada Allah atas apa yang menimpanya tersebut. Sakit juga bisa mendekatkan seorang hamba kepada Tuhannya, dan menjadi sebab turunnya ampunan dan rahmat.

Allah SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla akan berfirman pada hari kiamat, "Wahai anak Adam, Aku sakit engkau tidak menjengukku." Ia berkata, Wahai Rabb, bagaimana aku menjengukMu, sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam. Allah menjawab, "Tidakkah kamu tahu hambaKu si fulan sakit dan engkau tidak menjenguknya. Tidakkah kamu tahu jika kamu menjenguknya kamu dapati aku ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang yang sehat saat melihat pahala yang diberikan kepada ahlul bala' (banyak dapat musibah) nanti di hari kiamat berkeinginan kalau saja kulit-kulit mereka dipotong dengan gunting saat di dunia.” (HR. al-Tirmidzi). Tujuannya agar mendapatkan pahala yang didapatkan oleh orang-orang yang tertimpa banyak musibah di dunia.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya, apabila Allah suka kepada suatu kaum maka Allah berikan cobaan kepada mereka; siapa yang ridha maka bainya keridhaan (Allah) dan siapa yang marak baginya kemurkaan (Allah).” (Al-Tirmidzi)

Sakit juga bisa melenyapkan sifat sombong dan banga diri dari hati pencari ridha Allah. Ibnul Qayyim berkata, “Kalau tidak ada cobaan dan musibah dunia niscaya seorang hamba akan tertimpa penyakit sombong, ujub, congkak, dan kerasnya hati yang semua itu adalah sebab kehancurannya di dunia dan akhirat.”

Saat Harun al-Rasyid sakit dan tidur di atas kasur kematiannya maka ia melihat kepada kebesaran dan hartanya, lalu berkata, “Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.Telah hilang kekuasaanku dariku!”

Kemudian ia berkata, aku ingin melihat kuburku yang aku akan ditimbun di dalamnya. Lalu ia dibawa kekuburannya. Harun melihat ke kuburan dan menangis. Lalu ia memandang ke langit seraya berkata, Wahai Dzat yang tak akan hilang kekuasaanNya, rahmati orang yang kekuasaannya telah hilang

Referensi : Bukti Cinta Allah SWT Kepada Hambanya



















Kebaikan Di Balik Musibah Sakit

Dalam hidup ini kita merasakan sehat dan adakalanya kita sakit. Ketika kita sehat, hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah karena dengan nikmat sehat. Dengan kesehatan yang ada pada diri kita, banyak sekali nikmat lainnya yang dapat kita rasakan. Dengan sehat, kita dapat menikmati makan dan minum, ibadah, serta aktivitas hidup lainnya. Sebaliknya, ketika kita sedang sakit, hendaknya kita bersabar atas sakit yang menimpa diri kita.

Selain itu, dengan sakit ini, tentunya kita sadar bahwa nikmat sehat begitu sangat berharga dan sehat merupakan anugerah Allah yang luar biasa. Sebagai seorang yang beriman, sudah selayaknya kita meyakini bahwa ada hikmah di balik musibah sakit yang kita alami. Pada hakikatnya, semua keadaan seorang muslim mengandung kebaikan di dalamnya, baik ketika sehat ataupun ketika sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Hal ini tidaklah didapati kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Hal itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Tidak ada segala sesuatu yang datang menimpa diri kita kecuali terjadi atas izin dari-Nya. Hendaknya kita memahami bahwasannya sakit merupakan ujian dan cobaan dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, kita perlu menanamkan pada diri kita, bahwa akan ada kebaikan dan hikmah di balik musibah sakit. Ketika sakit menimpa diri kita, hendaklah kita berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Ujian sakit yang kita alami adalah bentuk kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ

“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302)

Pembaca rahimakumullah, berikut ini insya Allah akan kami sampaikan mengenai beberapa kebaikan dan hikmah yang dapat kita petik dari musibah sakit.

1. Mendapatkan rida Allah

Seorang yang beriman harus yakin bahwa segala perkara yang terjadi merupakan takdir dan ketetapan dari Allah Ta’ala. Di antara sikap yang perlu ditanamkan pada diri seorang hamba yang sedang mengalami sakit adalah sikap rida. Dengan sikap rida atas cobaan tersebut, maka Allah akan memberikan keridaan kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ،

فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“Sesungguhnya pahala yang besar diperoleh melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang rida (menerimanya) maka Allah akan meridainya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.” (HR. At Tirmidzi no. 2396)

2. Terhapusnya dosa dan diangkat derajatnya

Di antara kabar gembira bagi orang yang sakit yaitu  Allah Ta’ala akan menghapuskan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571)

Selain itu, musibah yang menimpa kita seperti sakit akan mengangkat derajat kita di sisi Allah Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً ، أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

“Tidaklah seorang mukmin terkena duri dan lebih dari itu melainkan Allah akan mengangkat derajat dengannya atau dengannya dihapuskan kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari no. 5640 dan Muslim no. 2572)

3. Pahala yang tetap mengalir

Terkadang ketika sakit menimpa diri kita, kita tidak dapat menjalankan aktivitas ibadah sebagaimana biasanya. Di antara bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah pahala amal saleh yang terus mengalir meskipun kita dalam keadaan sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذَا مَرِضَ العَبْدُ، أوْ سَافَرَ، كُتِبَ له مِثْلُ ما كانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Apabila seorang hamba sakit atau sedang safar, maka Allah akan menuliskan baginya pahala seperti saat ia lakukan ibadah di masa sehat dan bermukim.” (HR. Bukhari no. 2996)

4. Kecintaan Allah dan pahala tanpa batas jika bersabar

Sikap mulia orang yang beriman ketika ditimpa musibah adalah sabar. Oleh karena itu, sakit yang kita rasakan sudah semestinya kita hadapi dengan penuh kesabaran. Kita tahu bahwa Allah amat mencintai orang-orang yang sabar. Sebagaimana firman-Nya,

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar.“. (QS. Ali Imran:146)

Allah Ta’ala juga menjanjikan pahala yang tak berhingga bagi hamba-Nya yang bersabar. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).

Demikian beberapa poin hikmah dan kebaikan di balik musibah sakit. Semoga Allah memberikan kita kesehatan, kesabaran, kekuatan untuk senantiasa melakukan ketaatan, menjauhi perbuatan dosa dan sia-sia. 

Referensi : Kebaikan Di Balik Musibah Sakit















Psikosomatis : Pikiranmu yang sakit menjadi fisikmu ikut menjadi sakit

Kamu perlu tetap kuat. Kamu akan selamat. Namun, yang paling penting adalah pikiranmu sendiri. Tenang, selamatkan pikiranmu dari serangan buruknya sendiri. Ada yang sakit, tetapi bukan fisik melainkan pikiranmu sendiri. Terkadang pikiranmu lah yang membuat serangan buruk atas fisikmu. Kamu mungkin pernah merasa sesak yang amat sangat menyakitkan di dada akibat kesedihan yang mendalam, merasa pusing dikarenakan tekanan pekerjaan yang begitu banyak, dan mengalami keram bahkan hingga sakit perut dikarenakan perasaan gugup sebelum presentasi.

Gejala-gejala tersebut merupakan tanda-tanda psikosomatis. Psikosomatis sendiri terdiri dari dua kata, yaitu psyche (jiwa) dan soma (tubuh). Gangguan psikosomatis merupakan penyakit yang melibatkan jiwa yang diwakili pikiran dan juga tubuh sebagai dampaknya. Pikiran kita memengaruhi tubuh hingga membuat penyakit muncul atau makin bertambah parah.

Tentunya, di Hari Kesehatan Internasional ini kesehatan bukan hanya perkara fisik, melainkan psikis juga. Jika kita terlalu fokus pada kesehatan fisik, bagaimana bila kenyataannya psikis lah penyebabnya dari rasa sakit itu? Masalah emosional yang diderita dapat memengaruhi kondisi fisik seseorang, kondisi fisik inilah yang kemudian terpengaruh dengan memberikan respon rasa sakit.

Ketika emosi negatif, seperti ketakutan, kecemasan, amarah, rasa bersalah, atau kesedihan sedang memenuhi alam pikiran kita, maka tubuh akan meresponnya dengan melepaskan hormon adrenaline (epinephrine) ke dalam aliran darah, sehingga detak jantung menjadi lebih cepat, keringat berlebihan dan akan menimbulkan rasa nyeri di dada maupun di perut. Berkaitan dengan hal itu, terdapat 4 gejala umum psikosomatis yang biasanya muncul;

Pertama, permasalahan perut. Orang dengan gejala psikosomatis sering kali kehilangan nafsu makan, merasa mual, bahkan muntah dan diare. Namun, ketika diperiksa ke dokter, tidak ditemukan masalah serius berkaitan dengan rasa sakitnya.

Kedua, sakit kepala. Sakit kepala sering terjadi pada orang yang mengalami psikosomatis dikarenakan kecemasan yang ia rasakan. Kecemasan ini bisa dikarenakan cognitive blocking (kebuntuan berpikir) atau cognivite overload (terlalu banyak informasi yang diterima).

Ketiga, sesak napas. Sesak napas, sering kali dikarenakan degup jantung yang terlalu cepat. Hal ini biasa diikuti oleh nyeri dada dan berkeringat secara berlebihan atau tetap berkeringat di ruangan dingin. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kepanikan dan kecemasan seseorang dalam menghadapi situasi tertentu.

Keempat, pelupa. Sering kali ketika terlalu lelah dalam bekerja, kita merasa mengantuk dan kesulitan berkonsentrasi, bahkan melupakan informasi penting.

Berdasarkan gejala-gejala tersebut maka kita perlu memberikan perhatian juga kepada kesehatan psikis. Gangguan psikosomatis dapat diringankan atau bahkan diatasi secara keseluruhan dengan beberapa metode terapi dan pengobatan, seperti psikoterapi dengan terapi kognitif perilaku, melakukan latihan relaksasi atau meditasi, mempelajari teknik pengalihan, melakukan terapi akupuntur, hipnotis ataupun hipnoterapi, fisioterapi, terapi listrik dan obat-obatan.

Untuk terapi-terapi tersebut, psikolog akan menangani individu secara keseluruhan dan memperhatikan kondisi lingkungan sosial dan kerja dari penderita agar dapat mendapatkan metode terapi yang tepat. Sedangkan untuk obat-obatan, apabila memang penderita menderita penyakit tersebut dan semakin parah, maka akan diberikan obat yang sesuai dengan sakit yang diderita. Namun, apabila penderita ternyata hanya merasakan sakit yang sebenarnya tidak ada, maka sering kali placebo effect menjadi pilihan, yaitu sembuhnya penderita dikarenakan mengonsumsi obat yang sama sekali tidak memiliki khasiat apapun atau hanya berisi serbuk laktosa.

Setelah kamu paham tentang gangguan psikosomatis ini, maka kamu wajib memberikan dukungan moral agar penderita memiliki motivasi kembali untuk meneruskan hidup tanpa memikirkan beban permasalahan yang berarti. Apabila kamu sendiri yang mengalami psikosomatis, coba pahami apakah karena stres, kelelahan, atau kecemasan yang menjadi penyebabnya. Sehingga, dengan begitu kamu dapat menanganinya dengan lebih positif atau bahkan bisa berdamai dengan pengalaman buruk yang dialami.

Referensi : Psikosomatis : Pikiranmu yang sakit menjadi fisikmu ikut menjadi sakit 
















Gangguan Psikosomatis, Pikiran dan Emosi menyebabkan Sakit Fisik

Support system terbaik adalah dirimu sendiri, jika kamu berpikir hanya ada kata "kuat", maka yang akan datang adalah kekuatan untuk segera sembuh.  Sudah pernah dengar istilah psikosomatis? Mungkin memang beberapa orang masih belum pernah mendengar tentang psokosomatis. Jadi, apa sih psikosomatis itu Psikosomatis adalah suatu hal yang selalu ditunjukkan oleh hubungan jiwa dan badan, sehingga proses psikologis memegang peran penting. Theory of somatic weakness juga menyatakan bahwa psikosomatis bisa terjadi karena organ secara biologis sudah peka atau lemah. 

Lalu, kenapa ya pikiran bisa menyebabkan sakit fisik? Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu psikosomatis, dan kenapa pikiran bisa menyebabkan sakit fisik. Yuk, kita bahas bersama-sama. 

Apa sih psikosomatis itu.

Psikosomatis itu berasal dari bahasa yunani (psyche yang berarti psikis, dan soma yang berarti badan). Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa psikis dan badan itu berhubungan erat. J.P Chaplin dalam kamus psikologi menyebutkan bahwa psikosomatis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kombinasi dari faktor organis dan psikologis. Psikosomatis adalah bentuk penyakit fisik yang ditimbulakan oleh konflik-konflik psikis atau psikologis, dan kecemasan-kecemasan kronis. Theory of somatic weakness juga menyatakan bahwa psikosomatis dapat terjadi karena organ secara biologis sudah peka atau lemah.

Bahwa psikosomatis adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis, atau gangguan fisik yang terjadi akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi.

Saya berikan sedikit contoh: biasanya, seseorang yang merasa takut secara berlebih, detak jantungnya mejadi semakin cepat, dan ada rasa kelelahan ekstream dari reaksi asthenis (kelemahan) pada badan yang lemah. Keduanya adalah benar-benar gejala fisiologis atau jasmaniah yang diidentifikasikan sebagai akibat dari konflik-konflik emosional yang sifatnya psikologis.

Berikut ini 7 jenis psikosomatis yang dikemukakan oleh  Maramis dan McQuade & Aickman:

  1. Psikosomatis yang menyerang kulit, gangguan psikosomatis yang sering menyerang kulit adalah alergi.
  2. Psikosomatis yang menyerang otot dan tulang, gangguan psikosomatis yang sering menyerang otot dan tulang adalah reumatik, nyeri otot dan nyeri sendi.
  3. Psikosomatis pada saluran pernafasan, gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pernapasan yaitu, sindroma hiperventilasi dan asma.
  4. Psikosomatis yang menyerang jantung dan pembuluh darah, gangguan psikosomatis yang sering menyerang jantung dan pembuluh darah adalah darah tinggi, sakit kepala vaskuler, sakit kepala vasosvastik, dan migrain.
  5. Psikosomatis pada saluran pencernaan, gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pencernaan adalah sindroma asam lambung dan muntah-muntah.
  6. Psikosomatis pada alat kemih dan kelamin, gangguan psikosomatis yang sering menyerang alat kemih dan kelamin adalah nyeri di panggul, frigiditas, impotensi, ejakulasi dini, dan mengompol.
  7. Psikosomatis pada sistem endokrin, gangguan psikosomatis yang sering menyerang sistem endokrin adalah, hipertiroid dan sindroma menopause.

Memang tidak ada penyebab tunggal, lho. Untuk gangguan psikosomatis ini, tidak seperti kebanyakan kondisi kejiwaan lainnya, gangguannya adalah hasil akhir dari interaksi antara faktor genetik dan berbagai peristiwa dalam sejarah kehidupan dari seseorang. Tetapi, Strecter dalam maramis (2006), menyatakan bahwa psikosomatis memiliki beberapa faktor, diantaranya yaitu:

Faktor sosial dan ekonomi, kepuasan dalam pekerjaan, kesukaran ekonomi, pekerjaan yang tidak tentu, pekerjaan yang terburu-buru, kualitas pelayanan yang tidak memuaskan, hal inilah yang dapat mengakibatkan peningkatan hilangnya jam kerja karena ketidakhadiran, kecelakaan di tempat kerja, kurangnya motivasi dengan komitmen.

Faktor perkawinan atau keluarga, kepuasan dalam pernikahan, seperti perselisihan, perceraian dan kekecewaan dalam hubungan seksual, anak-anak yang nakal dan menyusahkan. Di mana kondisi keluarga juga dapat menimbulkan stres yang bisa membuat tubuh menjadi tertekan, serta dapat menyebabkan atau bahkan memperburuk secara langsung kondisi saat sakit.

Faktor kesehatan, kesehatan juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya gangguan psikosomatis, seperti adanya kerusakan akibat dari berbagai macam hal seperti penggunaan obat, benturan, penyakit-penyakit yang menahun, pernah masuk rumah sakit, pernah dioperasi, adiksi terhadap obat-obatan, dan tembakau.
Faktor psikologis, pengaruh psikologis yang dapat menyebabkan munculnya ataupun memperparah penyakit-penyakit fisik yang disebabkan oleh stres, terutama muncul dari sikap maladaptif. 

Jadi, psikosomatis dan penyakit-penyakit fisik serta kegagalan sistem syaraf akan terus berlangsung, walaupun tanpa ada stimulus atau perangsang khusus yang jelas ada berkaitan antara tubuh dan jiwa, seperti pada perasaan atau emosi-emosi yang mempunyai latar belakang komponen mental dan komponen jasmaniah.

Maka dari itu, teman-teman, solusi untuk mencegah atau menguranginya adalah dengan terus berusaha berpikir positif, penting bagi kita untuk selalu berpikir positif terhadap segala sesuatu yang kita alami, baik itu permasalahan hidup, ataupun segala keluhan fisik yang kita rasakan.  Apabila kita selalu berpikir positif terhadap apa yang kita alami, maka kita akan merasa lebih tenang dalam menjalani dan menghadapi segala sesuatu.

Referensi : Gangguan Psikosomatis, Pikiran dan Emosi menyebabkan Sakit Fisik






















Mengenal Penyakit Ain: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Sama seperti penyakit-penyakit lainnya, Ain juga memiliki beberapa gejala yang kerapkali mengganggu kehidupan manusia. Gejala yang ditimbulkan oleh Ain menurut Syaikh Abdul Aziz As-Sadhan hafidzahullahu Ta’ala adalah, jika bukan karena penyakit jasmani (penyakit medis), maka gejala Ain dapat berupa:

  1. Sakit kepala yang berpindah-pindah.
  2. Wajah terlihat pucat.
  3. Sering berkeringat dingin dan buang air kecil.
  4. Tidak nafsu makan.
  5. Mati rasa.
  6. Meriang.
  7. Detak jantung yang cepat dan tidak beraturan.
  8. Rasa nyeri yang berpindah-pindah dari bagian bawah punggung hingga bahu.
  9. Sering berkeringat di malam hari.
  10. Selalu emosi yang berlebihan.
  11. Ketakutan yang berlebihan dan tidak wajar.
  12. Sering bersendawa.
  13. Dada terasa sesak disertai rasa kecemasan.
  14. Menguap atau terengah-engah.
  15. Selalu menyendiri.
  16. Adanya masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab-sebab medis yang diketahui.

Menurut pandangan Islam, penyakit Ain terjadi diakibatkan oleh adanya hasad atau perasaan iri dan dengki atas nikmat yang diperoleh oleh orang lain. Orang yang memiliki sifat hasad akan memandang orang yang mendapatkan kenikmatan hidup dengan penuh kebencian. Hal inilah yang dapat memicu gejala-gejala seperti yang tersebut di atas.

Bukan hanya sifat hasad saja yang dapat menimbulkan gejala Ain. Namun, khawatir atau panik berlebihan terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi juga dapat menyebabkan datangnya penyakit Ain. Oleh karena itu, seluruh umat manusia harus mencegah sifat-sifat keburukan tersebut agar terhindar dari penyakit ain.

Hubungan Penyakit Ain dengan Dunia Medis
Walaupun sebutan penyakit Ain identik dengan sifat hasad atau perasaan iri yang dimiliki manusia, ternyata juga memiliki hubungan erat dengan dunia medis. Lalu, apa saja penyakit medis yang masih berkaitan dengan Ain.

1. Anxiety Disorder
Anxiety Disorder merupakan gangguan kecemasan yang berlebihan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari ketika penyakit psikis ini terus memburuk. Anxiety Disorder juga masih memiliki hubungan dengan Ain, yaitu terdapat kesamaan gejala pada keduanya. Menyadur dari situs Alodokter Gejala Anxiety Disorder meliputi:
  1. Gugup, gelisah dan tegang.
  2. Detak jantung cepat.
  3. Napas cepat.
  4. Gemetaran.
  5. Sulit atau bahkan tidak bisa tidur.
  6. Banyak berkeringat.
  7. Tubuh terasa lemas.
  8. Sulit konsentrasi.
  9. Adanya perasaan seperti akan ditimpa bahaya.
Sebagian dari gejala Anxiety Disorder tersebut memiliki kesamaan dengan Ain yang juga dapat mengganggu aktivitas manusia. Anxiety Disorder memiliki beberapa jenis, yaitu:
  1. Gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder).
  2. Fobia.
  3. Gangguan kecemasan sosial.
  4. PTSD (post-traumatic stres disorder).
  5. Gangguan panik.
  6. Gangguan obsesif kompulsif (OCD).
2. Gerd (gastroesophageal reflux disease)
Gerd atau juga dikenal dengan asam lambung adalah suatu penyakit kronis di mana asam yang terdapat di lambung, naik ke kerongkongan, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti:
  1. Bersendawa.
  2. Heartburn.
  3. Mual dan muntah.
  4. Suara serak.
  5. Sakit tenggorokan.
  6. Gangguan tidur.
  7. Kerusakan gigi karena sering terkena asam lambung.
  8. Bau mulut.
Lalu, apa hubungannya dengan Ain? Jadi, selain menjadi organ pencernaan, lambung juga berkaitan dengan mood atau perasaan seseorang. Apabila mood atau perasaan seseorang itu kacau akibat adanya penyakit Ain, maka juga akan berefek pada naiknya asam lambung (gerd).

3. Psikosomatis

Gangguan Psikosomatis adalah keluhan fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor psikis atau mental, seperti stres, depresi, takut, atau cemas. Ketika merasa takut atau stres, aktivitas listrik saraf otak ke berbagai bagian tubuh akan meningkat.

Gejala fisik yang ditimbulkan oleh pikiran di antaranya adalah denyut jantung menjadi cepat, mual atau ingin muntah, gemetaran atau tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, atau sakit perut. Sekilas, definisi dan akibat yang ditimbulkan terlihat sama dengan penyakit Ain, yaitu keluhan fisik diakibatkan oleh pola pikir buruk.

Cara Mencegah Penyakit Ain
Cara mencegah penyakit ain adalah dengan mendoakan keberkahan kepada sesama manusia dan senantiasa meminta perlindungan kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda “Jika seorang dari kalian melihat pada diri saudaranya suatu hal yang menakjubkan maka doakanlah keberkahan baginya, karena ‘ain itu benar adanya.” (QS. An Nasa-i No.10872 dishahihkan Al Albani dalam Shahih An-Nasa-i).

Referensi : Mengenal Penyakit Ain: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
















Memahami Hipokondria, Kecemasan Berlebihan Terhadap Penyakit

Memahami Hipokondria, Kecemasan Berlebihan Terhadap Penyakit. Memahami Hipokondria, Kecemasan Berlebihan Terhadap Penyakit. Hipokondria atau hipokondriasis adalah salah satu jenis gangguan kecemasan di mana penderitanya percaya bahwa dirinya memiliki penyakit serius atau mengancam nyawa. Padahal saat diperiksa secara medis, gejalanya sangat ringan atau bahkan tidak ada.

Hipokondria adalah masalah kesehatan mental berupa reaksi psikologis yang berlebihan terhadap suatu penyakit. Hipokondria bisa terjadi sesekali atau terus menerus, tergantung pada tingkat keparahannya. Kondisi ini bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi tanda awal gejala biasanya terlihat pada usia 25–35 tahun.

Beragam Penyebab Hipokondria

Penyebab hipokondria belum diketahui secara jelas. Namun, ada beberapa faktor yang dinilai bisa menyebabkan seseorang mengalami hipokondria, yaitu:

Kurang pemahaman

Sensasi tidak nyaman pada tubuh tentu bisa membuat seseorang berpikir. Kurangnya pemahaman terhadap proses terjadinya suatu penyakit atau cara kerja tubuh yang normal bisa membuat seseorang mencari tahu tentang kemungkinan terburuk. Jika informasi yang ia dapatkan memiliki sedikit saja kemiripan dengan yang ia alami, ia akan langsung menyimpulkan hal terburuk tersebut.

Pengalaman traumatis

Memiliki pengalaman traumatis seperti penyakit yang parah saat kecil dapat membuat seseorang takut dengan sensasi atau beragam keluhan fisik saat dewasa.

Lingkungan keluarga

Seseorang lebih mungkin memiliki hipokondria apabila orang tuanya termasuk orang tua yang sangat khawatir tentang kesehatan.

Selain hal-hal di atas, faktor risiko yang juga memicu seseorang mengalami hipokondria antara lain adalah stres, pernah mengalami pelecehan, dan memiliki kepribadian yang mudah khawatir.

Mengenali Gejala-gejala Hipokondria

Berikut ini adalah beberapa gejala yang muncul pada seseorang yang mengalami hipokondria:

  1. Memiliki tingkat kecemasan yang tinggi terhadap kesehatan pribadinya.
  2. Memiliki ketakutan terhadap penyakit serius tertentu, setidaknya selama 6 bulan.
  3. Mengkhawatirkan gejala ringan sebagai penyakit serius.
  4. Berkali-kali memeriksa tubuhnya sendiri untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit.
  5. Sering membuat janji dengan banyak dokter untuk meyakinkan adanya penyakit.
  6. Menghindari banyak orang, tempat, atau kegiatan, karena takut terkena penyakit.
  7. Cara Mengobati Hipokondria

Tujuan dari pengobatan hipokondria adalah agar penderita bisa beraktivitas seperti biasa, terbebas dari beban pikiran terkait penyakit, dan berhenti mencari pembenaran bahwa dirinya sakit dari para dokter atau ahli kesehatan.

Pengobatan ini biasanya mengutamakan metode psikoterapi dan terkadang juga melibatkan obat-obatan dari resep dokter. Jenis psikoterapi yang paling umum digunakan untuk menangani hipokondria yaitu terapi kognitif perilaku.

Terapi perilaku kognitif dapat membantu penderita hipokondria untuk:

  1. Mengidentifikasi sumber rasa takut dan kecemasan yang ia rasakan.
  2. Mengubah caranya dalam merespons sensasi atau gejala yang dirasakan.
  3. Mengurangi perilaku menghindar dari aktivitas atau situasi sosial karena gejala yang dirasakan.
  4. Mengurangi perilaku memeriksa tubuh berulang kali.
  5. Mengatasi masalah kesehatan mental lain yang mungkin ada bersama hipokondria, misalnya kecemasan dan depresi

Sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, bahkan saat niatnya baik, yakni untuk menjaga kesehatan. Hipokondria dapat menurunkan kualitas hidup seseorang, terutama bila tingkat keparahannya sudah tinggi dan menyebabkan ia tidak bisa memikirkan apa-apa selain penyakit yang ia yakini ada.

Jika Anda merasa pikiran Anda terus dibayangi oleh penyakit parah yang membuat Anda takut, bisa jadi ini merupakan gejala awal hipokondria. Ketika perasaan ini mulai mengganggu kehidupan atau pekerjaan Anda, jangan ragu untuk mengunjungi psikiater agar mendapat pemeriksaan dan penanganan yang aman.

Referensi sbb : Memahami Hipokondria, Kecemasan Berlebihan Terhadap Penyakit














Tips Aman Main Media Sosial Tanpa Takut Stres

Mengakses media sosial sudah menjadi suatu kebiasaan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan banyak orang. Hampir semua orang saat ini akan otomatis membuka akun medsos di ponsel pintar mereka, entah itu sekadar untuk bertukar kabar dengan teman atau demi mendapatkan informasi situasi terkini di luar sana.

Namun, kemudahan bersosialiasi lewat medsos sering tidak disadari dapat berdampak negatif pada kesehatan mental Anda. Terlebih cukup banyak pula konten-konten bernuansa negatif yang sayangnya tidak bisa selalu kita hindari. Lantas, adakah tips aman main media sosial agar kita bisa bebas stres?

Tips bijak dan aman main media sosial

Banyak orang tidak sadar bahwa main media sosial bisa menjadi bumerang bagi kesehatan mental. Lantas, apa yang bisa kita lakukan?

1. Pilah-pilih konten yang mau dibaca

Makin hari makin banyak saja berita kejahatan atau isu-isu politik yang bikin gerah.

Seorang psikoterapis khusus pemulihan trauma, memaparkan otak manusia yang terus menerus “dicekoki” hal-hal buruk dan traumatis tanpa henti (dalam hal ini konten-konten sosmed yang negatif) dapat memperlambat kerjanya untuk mengatasi stres.

Pada akhirnya, mengakses konten-konten negatif terlalu sering dapat menyebabkan Anda terus merasa stres sehingga tanpa sadar memunculkan respon kecemasan dan takut tak beralasan yang terlalu berlebihan (paranoid).

Maka, Anda dapat menggunakan fitur mute atau blok yang ada di kebanyakan situs media sosial untuk menyaring konten yang mau Anda baca.

Agar lebih terjamin aman dan tenang selama main media sosial, pastikan hanya mem-follow akun-akun resmi yang terpercaya, yang sebisa mungkin netral, dan yang tidak menebar kebencian atau kejahatan.

2. Follow hanya teman terdekat dan terpercaya

Selain lebih bijak menyaring konten yang hadir di linimasa Anda, pastikan orang-orang yang Anda ikuti (follow) adalah orang yang terdekat dan terpercaya. Tidak apa untuk sangat membatasi “kuota” following Anda hanya beberapa orang tertentu saja. Cara ini bertujuan untuk membatasi atau mencegah penyebaran isu-isu hoax dan konten-konten penuh kebencian sampai kepada Anda.

Di sisi lain, Anda juga tidak bisa sepenuhnya memahami atau mengubah jalan pikiran following. Beberapa orang kadang tidak menyadari ia sudah turut menyebarkan ketakutan, isu, dan bahkan kebencian kepada sesama di media sosial.

Kalau sudah begini, Anda tetap bisa menyaring apa yang mau Anda lihat dan dapatkan. Namun ingat: langsung menegurnya bukanlah langkah tepat karena kemungkinan ia akan berkilah bahwa ia berhak untuk mem-posting apapun yang ia mau di media sosial.

Maka cara amannya adalah Anda bisa mute orang tersebut, jika ia adalah teman dekat Anda, atau sekalian saja unfollow dan blok akun tersebut jika kontennya benar-benar meresahkan Anda. Cara ini dapat membantu melindungi kestabilan emosional dan psikologis Anda dari rasa jengkel melihat postingan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Tenang, blokir-memblokir di dunia maya tidak lantas selalu sama artinya dengan memutus pertemanan di dunia nyata. Anda hanya memutus apa yang ia sebarkan karena membuat Anda stres dan takut. Di dunia nyata, Anda juga tetap bebas boleh memilih untuk berinteraksi atau tidak dengan orang tersebut.

3. Berhati-hati menyebarkan berita

Sesudah menyaring konten dan orang yang hadir di linimasa Anda, kini saatnya membenahi diri sendiri. Jika Anda sudah menghindari orang-orang dan akun-akun yang menebar konten negatif, Anda juga perlu menghindari menyebarkan sesuatu yang berisiko menjadi sebuah perdebatan.

Anda mungkin menganggap bahwa konten atau posting-an yang Anda sebarkan itu baik untuk disebarluaskan ke khalayak ramai. Namun, tidak semua orang punya opini dan pendapat yang sama seperti Anda. Tidak semua orang pula memiliki kepentingan dan minat yang sama dengan Anda terhadap isi konten.

Jadi, Anda sendiri juga perlu berhati-hati dalam menebar konten agar tetap aman main sosial media. Sebarluaskanlah info dan konten yang netral dan pasti bermanfaat positif buat orang banyak.

4. Batasi penggunaan media sosial

Berlama-lama scroll lini masa Facebook, Twitter, atau Instagram memang asyik. Namun sayang, hobi ini lama-lama bisa bikin kecanduan.

Agar Anda tidak terus-terusan terpapar konten negatif yang malah membuat stres, batasilah waktu Anda untuk mengaksesnya.

Sampai saat ini memang belum ada penelitian yang memberikan batasan waktu akses sosial media yang aman. Namun, terapkanlah batasan waktu yang Anda rasa wajar untuk diri sendiri. Misalnya, Anda bisa menargetkan main sosmed paling lama 1-2 jam dalam sehari

Kemudian, bagi-bagilah durasi tersebut di waktu tertentu. Misalnya, 15 menit cek medsos saat perjalanan menuju kantor, 15 menit lagi saat makan siang, 20 menit selama perjalanan pulang, dan sisanya menjelang waktu tidur Anda.

Setelah Anda cukup terbiasa, mulailah memangkas durasinya lebih ketat lagi. Dari hanya 1 jam dalam sehari sampai kira-kira hanya main media sosial hanya di waktu kosong saja. 


Referensi : Tips Aman Main Media Sosial Tanpa Takut Stres