Kamis, 08 September 2022

Rezeki tidak Halal Penyebab Malas Ibadah

Rezeki tidak Halal  Penyebab Malas Ibadah. mencari rezeki halal dengan cara bekerja merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT. Dengan memiliki harta, seseorang bisa memenuhi segala yang menjadi kebutuhannya baik sandang, pangan, maupun papan.  Namun tak semua rezeki yang didapat berasal dari yang halal. Di antara harta haram yang membuat rezekinya tidak berkah adalah diperoleh lewat transaksi riba, menzalimi orang lain, mengambil harta yang bukan haknya lewat korupsi atau mencuri, juga sumber-sumber yang telah dilarang dalam Islam.  Demikian antara lain disampaikan Ustaz Dr. Abizal M. Yati Lc MA, Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah Islamiyah Aceh, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI)  “Dunia di akhir zaman ini memang memberikan godaan sehingga manusia tak pernah puas untuk terus memperbanyak hartanya dan tidak memikirkan lagi haram ataupun halal,” ujar Ustaz Abizal yang juga Wakil Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh ini.    Pengajian perdana pasca Idul Adha 1437 H ini juga menghadirkan pemateri dari negeri jiran, Dr Taniza Toha (Presiden Persatuan Konseling Pendidikan (PEKA) Malaysia. Turut hadir Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Dr Kusmawati Hatta M.Pd, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh, Aminullah Usman, dan Direktur BPR Mustaqim Sukamakmur, T Hanansyah,    Ustaz Abizal menambahkan, soal harta haram yang tidak akan pernah berkah ini, juga sudah diperingatkan oleh Rasulullah SAW, “Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram”. (HR. Bukhari).    “Bahkan, di akhir zaman ini yang lebih parahnya lagi, ada sebagian orang berkata, ‘Yang haram saja susah apalagi yang halal’. Ini adalah ucapan orang-orang yang jauh dari petunjuk dan hidayah Allah,” ungkap Abizal.    “Padahal yang halal jauh lebih mudah didapatkan daripada yang haram. Seorang muslim yang taat, ia akan memerhatikan rambu-rambu agamanya sehingga ia akan memilah antara yang rezeki halal dan yang haram. Ia tidak akan memberi makan dirinya, istri anak-anaknya dan keluarganya kecuali dengan rezeki yang halal,” lanjutnya.    Staf Pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry ini menambahkan, kehalalan maupun keharaman akan menjadi rentetan panjang perbuatan yang lainnya. Dampak menikmati dan memakan harta haram, akan petaka yang akan dirasakan oleh manusia, saat di dunia maupun di akhirat kelak.  Pertama, hilangnya keberkahan harta. “Keberkahan bukanlah bertolak pada besar atau kecilnya harta. Namun harta yang berkah atau tidak bisa dinilai dari cara pengambilan hartanya dan juga pembelanjaan harta tersebut,” ujar Abizal seraya menjelaskan panjang lebar tentang bahaya riba.    Dampak kedua dari menikmati harta haram adalah, gelapnya hati dan rasa malas beribadah. Harta atau makanan yang haram memiliki dampak cukup besar akan kemalasan beribadah dan juga membuat hati menjadi gelap. Semakin banyak harta haram yang dimakan, semakin gelap pula hati sanubari manusia.    “Salah satu faktor penyebab kita begitu berat untuk melakukan ibadah seperti shalat berjamaah dan lainnya adalah karena adanya harta atau makanan haram yang masuk ke perut kita,” ujarnya.    Ketiga, terhalangnya doa kepada Allah. Doa yang dipanjatkan manusia akan terhalang oleh harta haram yang didapatnya, walaupun saat itu merupakan saat yang mustajab untuk memohon apapun pada Allah.    Nabi SAW bersabda “... Dan makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dengan makanan yang haram. Maka bagaimanakah Allah mengabulkan doanya?” (HR Muslim)    Keempat, dampak yang paling sengsara dan menyedihkan dari harta yang didapat dengan jalan haram adalah mendapat siksaan di neraka. Keterangan tersebut didapat dari penjelasan Nabi SAW lewat hadist riwayat Tirmidzi yang berbunyi “Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih pantas untuk menyentuhnya” (HR Tirmidzi).    Referensi : Rezeki tidak Halal  Penyebab Malas Ibadah Rezeki tidak Halal  Penyebab Malas Ibadah. mencari rezeki halal dengan cara bekerja merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT. Dengan memiliki harta, seseorang bisa memenuhi segala yang menjadi kebutuhannya baik sandang, pangan, maupun papan. Namun tak semua rezeki yang didapat berasal dari yang halal. Di antara harta haram yang membuat rezekinya tidak berkah adalah diperoleh lewat transaksi riba, menzalimi orang lain, mengambil harta yang bukan haknya lewat korupsi atau mencuri, juga sumber-sumber yang telah dilarang dalam Islam.    “Dunia di akhir zaman ini memang memberikan godaan sehingga manusia tak pernah puas untuk terus memperbanyak hartanya dan tidak memikirkan lagi haram ataupun halal,” ujar Ustaz Abizal     Pengajian perdana pasca Idul Adha 1437 H ini juga menghadirkan pemateri dari negeri jiran, Dr Taniza Toha (Presiden Persatuan Konseling Pendidikan (PEKA) Malaysia. Ustaz Abizal menambahkan, soal harta haram yang tidak akan pernah berkah ini, juga sudah diperingatkan oleh Rasulullah SAW, “Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram”. (HR. Bukhari).    “Bahkan, di akhir zaman ini yang lebih parahnya lagi, ada sebagian orang berkata, ‘Yang haram saja susah apalagi yang halal’. Ini adalah ucapan orang-orang yang jauh dari petunjuk dan hidayah Allah,” ungkap Abizal.    “Padahal yang halal jauh lebih mudah didapatkan daripada yang haram. Seorang muslim yang taat, ia akan memerhatikan rambu-rambu agamanya sehingga ia akan memilah antara yang rezeki halal dan yang haram. Ia tidak akan memberi makan dirinya, istri anak-anaknya dan keluarganya kecuali dengan rezeki yang halal,” lanjutnya.    Staf Pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry ini menambahkan, kehalalan maupun keharaman akan menjadi rentetan panjang perbuatan yang lainnya. Dampak menikmati dan memakan harta haram, akan petaka yang akan dirasakan oleh manusia, saat di dunia maupun di akhirat kelak.  Pertama, hilangnya keberkahan harta. “Keberkahan bukanlah bertolak pada besar atau kecilnya harta. Namun harta yang berkah atau tidak bisa dinilai dari cara pengambilan hartanya dan juga pembelanjaan harta tersebut,” ujar Abizal seraya menjelaskan panjang lebar tentang bahaya riba.    Dampak kedua dari menikmati harta haram adalah, gelapnya hati dan rasa malas beribadah. Harta atau makanan yang haram memiliki dampak cukup besar akan kemalasan beribadah dan juga membuat hati menjadi gelap. Semakin banyak harta haram yang dimakan, semakin gelap pula hati sanubari manusia.    “Salah satu faktor penyebab kita begitu berat untuk melakukan ibadah seperti shalat berjamaah dan lainnya adalah karena adanya harta atau makanan haram yang masuk ke perut kita,” ujarnya.    Ketiga, terhalangnya doa kepada Allah. Doa yang dipanjatkan manusia akan terhalang oleh harta haram yang didapatnya, walaupun saat itu merupakan saat yang mustajab untuk memohon apapun pada Allah.    Nabi SAW bersabda “... Dan makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dengan makanan yang haram. Maka bagaimanakah Allah mengabulkan doanya?” (HR Muslim)    Keempat, dampak yang paling sengsara dan menyedihkan dari harta yang didapat dengan jalan haram adalah mendapat siksaan di neraka. Keterangan tersebut didapat dari penjelasan Nabi SAW lewat hadist riwayat Tirmidzi yang berbunyi “Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih pantas untuk menyentuhnya” (HR Tirmidzi).    Referensi : Rezeki tidak Halal  Penyebab Malas Ibadah. Rezeki tidak Halal  Penyebab Malas Ibadah. mencari rezeki halal dengan cara bekerja merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT. Dengan memiliki harta, seseorang bisa memenuhi segala yang menjadi kebutuhannya baik sandang, pangan, maupun papan.  Namun tak semua rezeki yang didapat berasal dari yang halal. Di antara harta haram yang membuat rezekinya tidak berkah adalah diperoleh lewat transaksi riba, menzalimi orang lain, mengambil harta yang bukan haknya lewat korupsi atau mencuri, juga sumber-sumber yang telah dilarang dalam Islam.  Demikian antara lain disampaikan Ustaz Dr. Abizal M. Yati Lc MA, Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah Islamiyah Aceh, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI)  “Dunia di akhir zaman ini memang memberikan godaan sehingga manusia tak pernah puas untuk terus memperbanyak hartanya dan tidak memikirkan lagi haram ataupun halal,” ujar Ustaz Abizal yang juga Wakil Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh ini.    Pengajian perdana pasca Idul Adha 1437 H ini juga menghadirkan pemateri dari negeri jiran, Dr Taniza Toha (Presiden Persatuan Konseling Pendidikan (PEKA) Malaysia. Turut hadir Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Dr Kusmawati Hatta M.Pd, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh, Aminullah Usman, dan Direktur BPR Mustaqim Sukamakmur, T Hanansyah,    Ustaz Abizal menambahkan, soal harta haram yang tidak akan pernah berkah ini, juga sudah diperingatkan oleh Rasulullah SAW, “Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram”. (HR. Bukhari).    “Bahkan, di akhir zaman ini yang lebih parahnya lagi, ada sebagian orang berkata, ‘Yang haram saja susah apalagi yang halal’. Ini adalah ucapan orang-orang yang jauh dari petunjuk dan hidayah Allah,” ungkap Abizal.    “Padahal yang halal jauh lebih mudah didapatkan daripada yang haram. Seorang muslim yang taat, ia akan memerhatikan rambu-rambu agamanya sehingga ia akan memilah antara yang rezeki halal dan yang haram. Ia tidak akan memberi makan dirinya, istri anak-anaknya dan keluarganya kecuali dengan rezeki yang halal,” lanjutnya.    Staf Pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry ini menambahkan, kehalalan maupun keharaman akan menjadi rentetan panjang perbuatan yang lainnya. Dampak menikmati dan memakan harta haram, akan petaka yang akan dirasakan oleh manusia, saat di dunia maupun di akhirat kelak.  Pertama, hilangnya keberkahan harta. “Keberkahan bukanlah bertolak pada besar atau kecilnya harta. Namun harta yang berkah atau tidak bisa dinilai dari cara pengambilan hartanya dan juga pembelanjaan harta tersebut,” ujar Abizal seraya menjelaskan panjang lebar tentang bahaya riba.    Dampak kedua dari menikmati harta haram adalah, gelapnya hati dan rasa malas beribadah. Harta atau makanan yang haram memiliki dampak cukup besar akan kemalasan beribadah dan juga membuat hati menjadi gelap. Semakin banyak harta haram yang dimakan, semakin gelap pula hati sanubari manusia.    “Salah satu faktor penyebab kita begitu berat untuk melakukan ibadah seperti shalat berjamaah dan lainnya adalah karena adanya harta atau makanan haram yang masuk ke perut kita,” ujarnya.    Ketiga, terhalangnya doa kepada Allah. Doa yang dipanjatkan manusia akan terhalang oleh harta haram yang didapatnya, walaupun saat itu merupakan saat yang mustajab untuk memohon apapun pada Allah.    Nabi SAW bersabda “... Dan makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dengan makanan yang haram. Maka bagaimanakah Allah mengabulkan doanya?” (HR Muslim)    Keempat, dampak yang paling sengsara dan menyedihkan dari harta yang didapat dengan jalan haram adalah mendapat siksaan di neraka. Keterangan tersebut didapat dari penjelasan Nabi SAW lewat hadist riwayat Tirmidzi yang berbunyi “Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih pantas untuk menyentuhnya” (HR Tirmidzi).    Referensi : Rezeki tidak Halal  Penyebab Malas Ibadah

Rezeki tidak Halal  Penyebab Malas Ibadah. mencari rezeki halal dengan cara bekerja merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT. Dengan memiliki harta, seseorang bisa memenuhi segala yang menjadi kebutuhannya baik sandang, pangan, maupun papan.

Namun tak semua rezeki yang didapat berasal dari yang halal. Di antara harta haram yang membuat rezekinya tidak berkah adalah diperoleh lewat transaksi riba, menzalimi orang lain, mengambil harta yang bukan haknya lewat korupsi atau mencuri, juga sumber-sumber yang telah dilarang dalam Islam.


“Dunia di akhir zaman ini memang memberikan godaan sehingga manusia tak pernah puas untuk terus memperbanyak hartanya dan tidak memikirkan lagi haram ataupun halal,” ujar Ustaz Abizal 


Pengajian perdana pasca Idul Adha 1437 H ini juga menghadirkan pemateri dari negeri jiran, Dr Taniza Toha (Presiden Persatuan Konseling Pendidikan (PEKA) Malaysia. Ustaz Abizal menambahkan, soal harta haram yang tidak akan pernah berkah ini, juga sudah diperingatkan oleh Rasulullah SAW, “Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram”. (HR. Bukhari).


“Bahkan, di akhir zaman ini yang lebih parahnya lagi, ada sebagian orang berkata, ‘Yang haram saja susah apalagi yang halal’. Ini adalah ucapan orang-orang yang jauh dari petunjuk dan hidayah Allah,” ungkap Abizal.


“Padahal yang halal jauh lebih mudah didapatkan daripada yang haram. Seorang muslim yang taat, ia akan memerhatikan rambu-rambu agamanya sehingga ia akan memilah antara yang rezeki halal dan yang haram. Ia tidak akan memberi makan dirinya, istri anak-anaknya dan keluarganya kecuali dengan rezeki yang halal,” lanjutnya.


Staf Pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry ini menambahkan, kehalalan maupun keharaman akan menjadi rentetan panjang perbuatan yang lainnya. Dampak menikmati dan memakan harta haram, akan petaka yang akan dirasakan oleh manusia, saat di dunia maupun di akhirat kelak.

Pertama, hilangnya keberkahan harta. “Keberkahan bukanlah bertolak pada besar atau kecilnya harta. Namun harta yang berkah atau tidak bisa dinilai dari cara pengambilan hartanya dan juga pembelanjaan harta tersebut,” ujar Abizal seraya menjelaskan panjang lebar tentang bahaya riba.


Dampak kedua dari menikmati harta haram adalah, gelapnya hati dan rasa malas beribadah. Harta atau makanan yang haram memiliki dampak cukup besar akan kemalasan beribadah dan juga membuat hati menjadi gelap. Semakin banyak harta haram yang dimakan, semakin gelap pula hati sanubari manusia.


“Salah satu faktor penyebab kita begitu berat untuk melakukan ibadah seperti shalat berjamaah dan lainnya adalah karena adanya harta atau makanan haram yang masuk ke perut kita,” ujarnya.


Ketiga, terhalangnya doa kepada Allah. Doa yang dipanjatkan manusia akan terhalang oleh harta haram yang didapatnya, walaupun saat itu merupakan saat yang mustajab untuk memohon apapun pada Allah.


Nabi SAW bersabda “... Dan makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dengan makanan yang haram. Maka bagaimanakah Allah mengabulkan doanya?” (HR Muslim)


Keempat, dampak yang paling sengsara dan menyedihkan dari harta yang didapat dengan jalan haram adalah mendapat siksaan di neraka. Keterangan tersebut didapat dari penjelasan Nabi SAW lewat hadist riwayat Tirmidzi yang berbunyi “Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih pantas untuk menyentuhnya” (HR Tirmidzi).


Referensi : Rezeki tidak Halal  Penyebab Malas Ibadah