Kamis, 29 September 2022

5 Tanda Mantan Masih Cinta Padamu

Gak selamanya setelah putus kalian benar-benar akan pisah. Terkadang mantan baru sadar saat kalian sudah tak lagi bersama bahwa perasaan cintanya ke kamu masih begitu kuat dan terasa sekali kehilangan, sehingga berniat untuk balikan.  Nah, supaya kamu bisa lebih mengenali sikap mantan, yuk, dicek apa saja ciri kalau mantan masih suka padamu.    1. Masih sering memantau media sosialmu  Kalau mantan masih sering mengirimkan komentar, menyukai atau melihat unggahanmu, hal itu bisa jadi pertanda kalau dia masih menyimpan perasaan ke kamu, lho. Karena mantan yang sudah gak punya perasaan cinta lagi umumnya akan berusaha memutuskan kontak atau meminimalkan interaksinya denganmu.  2. Masih sering menghubungi  Walau sudah putus ia masih saja sering menelepon atau mengirim pesan mengenai hal-hal gak penting. Bahkan kamu merasa dengan frekuensinya yang begitu sering menghubungi sampai-sampai kalian gak seperti orang yang pisah. Masih seperti dulu saat menjalin asmara.  3. Teman-teman mantanmu berusaha merayu agar kalian balikan  Bisa jadi teman-temannya tahu betapa perasaan mantanmu masih sangat cinta sehingga mereka pun berusaha merayu agar kamu balikan dengannya. Bisa pula mantanmu sering curhat mengenai perasaannya ke kamu sehingga mereka pun mengambil inisiatif sendiri agar kalian bisa balikan lagi.  4. Sering gonta-ganti pasangan  Menjalin hubungan yang baru terlalu cepat setelah kalian putus gak selamanya menandakan kalau dia benar-benar sudah move on. Ada kalanya hal itu jadi ciri kalau hatinya masih gak bisa melupakanmu sehingga ia berusaha mengalihkannya lewat jalinan asmara yang baru.  Sayangnya, karena di dalam hatinya masih tersimpan cinta ke kamu, makanya hubungannya dengan pasangan yang baru gak pernah awet. Sering banget gonta-ganti pacar.  5. Pasangannya yang baru sangat membencimu  Kamu gak mengerti kenapa, kok, pasangan mantan saat ini sangat membencimu. Nah, itu bisa disebabkan pasangannya tahu kalau mantanmu itu belum benar-benar melupakanmu. Akibatnya, hal itu jadi memengaruhi hubungan mereka berdua.   Gimana, apakah ciri-ciri tadi terdapat pada mantanmu saat ini? Menurutmu, apakah dia layak untuk balikan lagi?
Gak selamanya setelah putus kalian benar-benar akan pisah. Terkadang mantan baru sadar saat kalian sudah tak lagi bersama bahwa perasaan cintanya ke kamu masih begitu kuat dan terasa sekali kehilangan, sehingga berniat untuk balikan.

Nah, supaya kamu bisa lebih mengenali sikap mantan, yuk, dicek apa saja ciri kalau mantan masih suka padamu.  

1. Masih sering memantau media sosialmu

Kalau mantan masih sering mengirimkan komentar, menyukai atau melihat unggahanmu, hal itu bisa jadi pertanda kalau dia masih menyimpan perasaan ke kamu, lho. Karena mantan yang sudah gak punya perasaan cinta lagi umumnya akan berusaha memutuskan kontak atau meminimalkan interaksinya denganmu.

2. Masih sering menghubungi

Walau sudah putus ia masih saja sering menelepon atau mengirim pesan mengenai hal-hal gak penting. Bahkan kamu merasa dengan frekuensinya yang begitu sering menghubungi sampai-sampai kalian gak seperti orang yang pisah. Masih seperti dulu saat menjalin asmara.

3. Teman-teman mantanmu berusaha merayu agar kalian balikan

Bisa jadi teman-temannya tahu betapa perasaan mantanmu masih sangat cinta sehingga mereka pun berusaha merayu agar kamu balikan dengannya. Bisa pula mantanmu sering curhat mengenai perasaannya ke kamu sehingga mereka pun mengambil inisiatif sendiri agar kalian bisa balikan lagi.

4. Sering gonta-ganti pasangan

Menjalin hubungan yang baru terlalu cepat setelah kalian putus gak selamanya menandakan kalau dia benar-benar sudah move on. Ada kalanya hal itu jadi ciri kalau hatinya masih gak bisa melupakanmu sehingga ia berusaha mengalihkannya lewat jalinan asmara yang baru.

Sayangnya, karena di dalam hatinya masih tersimpan cinta ke kamu, makanya hubungannya dengan pasangan yang baru gak pernah awet. Sering banget gonta-ganti pacar.

5. Pasangannya yang baru sangat membencimu

Kamu gak mengerti kenapa, kok, pasangan mantan saat ini sangat membencimu. Nah, itu bisa disebabkan pasangannya tahu kalau mantanmu itu belum benar-benar melupakanmu. Akibatnya, hal itu jadi memengaruhi hubungan mereka berdua.

Gimana, apakah ciri-ciri tadi terdapat pada mantanmu saat ini? Menurutmu, apakah dia layak untuk balikan lagi?



Ketika pria yang Anda kencani putus dengan Anda, sangat umum untuk merindukannya. Anda mungkin bertanya pada diri sendiri, juga teman-teman Anda dan siapa saja yang mau mendengarkan, "Apakah mantan pacar akan kembali?"  Bahkan ketika Anda "tidak ada kontak", - artinya Anda memutuskan semua kontak dan komunikasi, apakah itu dengan memblokirnya di media sosial, menahan diri untuk tidak berbicara dengan siapa pun yang dekat dengannya, tidak membiarkan diri Anda menelepon atau mengirim pesan teks kepadanya, atau bahkan berpikir tentang dia - Anda mungkin masih menghabiskan banyak waktu untuk membaca tip dari pakar hubungan, dan menyusun strategi bagaimana mendapatkannya kembali dan membuatnya merindukan Anda.  Jika Anda bertanya-tanya, "Apakah dia akan kembali?" - jawabannya adalah ya, mereka selalu melakukannya. Mantan pacar tampaknya memiliki kemampuan untuk muncul kembali setelah putus dengan Anda - terutama ketika Anda akhirnya merasa seperti sudah melupakan semuanya dan siap untuk melanjutkan hidup Anda.  Seolah-olah menghancurkan hati Anda sekali saja tidak cukup, orang-orang ini akan kembali ke dalam hidup Anda, merayu Anda seperti yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, hanya untuk mengakhiri semuanya ... lagi. Bahkan setelah apa yang tampak seperti perpisahan yang menentukan, ada beberapa tanda yang mungkin menunjukkan dia belum sepenuhnya melupakan Anda dan akan mencoba menghidupkan kembali percintaan Anda, seperti dilansir dari laman Your Tango berikut ini.   1. Dia mengaku mengacau dengan meninggalkanmu Entah itu melalui unggahan media sosialnya, dari mulut ke mulut, atau dia memberi tahu Anda, jika mantan pacar Anda mengakui bahwa dia membuat kesalahan dengan melepaskan Anda, itu pertanda baik dia pada akhirnya akan kembali ke hidup Anda.  Dia kemungkinan besar menyadari bahwa dia bertindak tergesa-gesa atau karena marah, dan ingin memperbaiki kesalahannya dengan mendapatkan kesempatan lain. Mungkin dia malah sudah muak dan frustasi jika memiliki hubungan jarak jauh. Apa pun alasannya, dia ingin Anda tahu bahwa dia tidak bersungguh-sungguh.  2. Dia masih mencoba untuk berbicara dengan Anda Jika Anda telah memblokirnya di media sosial atau di ponsel, Anda tidak akan dapat menghubunginya; namun, itu tidak akan menghentikannya untuk mencoba menghubungi Anda. Dia mungkin meminta teman-teman Anda atau bahkan teman-temannya untuk berbicara dengan Anda, jika hanya sebentar, jadi dia bisa menjelaskan sendiri. Atau, meskipun dia tidak membicarakan tentang perpisahan itu, dia tetap ingin tahu apa yang Anda lakukan dan detail kehidupan sehari-hari Anda.  3. Dia tidak pernah berkencan dengan orang lain setelah Anda Mungkin dia mengira dia tidak bisa tumbuh tanpamu. Mungkin dia ingin bersama orang lain. Atau, mungkin dia tidak tahu apa yang diinginkannya dan membiarkan Anda pergi terlalu cepat. Apa pun alasannya, jelas dia tidak move on jika menolak untuk mendaftar di aplikasi kencan atau bertemu orang baru, atau tidak merasa ada orang lain yang akan membandingkan dengan Anda. Berkencan dengan orang lain dan bereksperimen dalam kehidupan cintanya bisa menjadi gangguan, tetapi baginya, tidak ada orang lain yang dia inginkan.  4. Atau, dia bergaul dengan banyak wanita Di sisi lain, tanda lain dia akan kembali adalah jika dia benar-benar menempatkan dirinya di luar sana, memanfaatkan kehidupan lajang, dan telah berkencan atau berhubungan intim dengan orang lain. Tapi ini hanyalah cara untuk mengalihkan perhatiannya. Dia sebenarnya tidak memiliki perasaan untuk wanita-wanita ini, dia juga tidak tertarik untuk mengenal mereka. Fakta bahwa dia berpacaran dengan begitu banyak wanita hanyalah indikator bahwa dia masih menutup telepon pada Anda dan ingin menemukan cara untuk menekan emosinya yang kuat.  5. Dia ingin tetap berteman Dia tidak ingin hanya berteman; ini adalah cara baginya untuk mempertahankan Anda dalam hidupnya, meskipun itu tidak romantis. Tentu saja, dia mungkin menyadari bahwa Anda tidak tertarik untuk melanjutkan hubungan asmara, berpikir menjadi teman Anda akan membuat Anda menjadi dekat, dan pada akhirnya dia dapat memenangkan hati Anda. Sederhananya, dia tidak ingin melepaskan Anda!  6. Dia menelusuri Anda di media sosial Dia menyukai unggahan Anda, mengomentarinya, dan sepertinya selalu muncul di notifikasi Anda. Jika Anda belum mempraktikkan aturan "tidak ada kontak" dan terus berteman dengannya di media sosial, jika dia membuat kehadirannya diketahui, itu karena suatu alasan. Dia ingin Anda tahu bahwa dia tertarik pada keberadaan Anda dan apa yang Anda lakukan, dan jika ada peluang rekonsiliasi.  7. Dia ingin Anda tahu bahwa dia benar-benar berubah Jika dia putus dengan Anda karena dia ingin "menemukan dirinya sendiri" atau karena hubungan Anda hanya beracun, dia mungkin akan menghubungi Anda untuk memberi tahu bahwa dia bukan orang yang sama saat Anda berkencan. Sekarang, ini mungkin hanya cara untuk menarik perhatian Anda. Jadi, ingatlah bahwa tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan dibutuhkan lebih dari sekadar janji untuk membuat Anda kembali.  Ada banyak alasan mengapa mantan pacar kembali berhubungan setelah putus. Memahami beberapa hal yang paling umum di antara mereka dapat membantu Anda memutuskan apa yang harus dilakukan ketika (bukan jika) dia tiba-tiba muncul kembali dan Anda ingin tahu apakah dia benar-benar mencintai Anda dan Anda harus kembali bersama - atau tidak.

Ketika pria yang Anda kencani putus dengan Anda, sangat umum untuk merindukannya. Anda mungkin bertanya pada diri sendiri, juga teman-teman Anda dan siapa saja yang mau mendengarkan, "Apakah mantan pacar akan kembali?"

Bahkan ketika Anda "tidak ada kontak", - artinya Anda memutuskan semua kontak dan komunikasi, apakah itu dengan memblokirnya di media sosial, menahan diri untuk tidak berbicara dengan siapa pun yang dekat dengannya, tidak membiarkan diri Anda menelepon atau mengirim pesan teks kepadanya, atau bahkan berpikir tentang dia - Anda mungkin masih menghabiskan banyak waktu untuk membaca tip dari pakar hubungan, dan menyusun strategi bagaimana mendapatkannya kembali dan membuatnya merindukan Anda.

Jika Anda bertanya-tanya, "Apakah dia akan kembali?" - jawabannya adalah ya, mereka selalu melakukannya. Mantan pacar tampaknya memiliki kemampuan untuk muncul kembali setelah putus dengan Anda - terutama ketika Anda akhirnya merasa seperti sudah melupakan semuanya dan siap untuk melanjutkan hidup Anda.

Seolah-olah menghancurkan hati Anda sekali saja tidak cukup, orang-orang ini akan kembali ke dalam hidup Anda, merayu Anda seperti yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, hanya untuk mengakhiri semuanya ... lagi. Bahkan setelah apa yang tampak seperti perpisahan yang menentukan, ada beberapa tanda yang mungkin menunjukkan dia belum sepenuhnya melupakan Anda dan akan mencoba menghidupkan kembali percintaan Anda, seperti dilansir dari laman Your Tango berikut ini. 

1. Dia mengaku mengacau dengan meninggalkanmu

Entah itu melalui unggahan media sosialnya, dari mulut ke mulut, atau dia memberi tahu Anda, jika mantan pacar Anda mengakui bahwa dia membuat kesalahan dengan melepaskan Anda, itu pertanda baik dia pada akhirnya akan kembali ke hidup Anda.

Dia kemungkinan besar menyadari bahwa dia bertindak tergesa-gesa atau karena marah, dan ingin memperbaiki kesalahannya dengan mendapatkan kesempatan lain. Mungkin dia malah sudah muak dan frustasi jika memiliki hubungan jarak jauh. Apa pun alasannya, dia ingin Anda tahu bahwa dia tidak bersungguh-sungguh.

2. Dia masih mencoba untuk berbicara dengan Anda
Jika Anda telah memblokirnya di media sosial atau di ponsel, Anda tidak akan dapat menghubunginya; namun, itu tidak akan menghentikannya untuk mencoba menghubungi Anda. Dia mungkin meminta teman-teman Anda atau bahkan teman-temannya untuk berbicara dengan Anda, jika hanya sebentar, jadi dia bisa menjelaskan sendiri. Atau, meskipun dia tidak membicarakan tentang perpisahan itu, dia tetap ingin tahu apa yang Anda lakukan dan detail kehidupan sehari-hari Anda.

3. Dia tidak pernah berkencan dengan orang lain setelah Anda
Mungkin dia mengira dia tidak bisa tumbuh tanpamu. Mungkin dia ingin bersama orang lain. Atau, mungkin dia tidak tahu apa yang diinginkannya dan membiarkan Anda pergi terlalu cepat. Apa pun alasannya, jelas dia tidak move on jika menolak untuk mendaftar di aplikasi kencan atau bertemu orang baru, atau tidak merasa ada orang lain yang akan membandingkan dengan Anda. Berkencan dengan orang lain dan bereksperimen dalam kehidupan cintanya bisa menjadi gangguan, tetapi baginya, tidak ada orang lain yang dia inginkan.

4. Atau, dia bergaul dengan banyak wanita
Di sisi lain, tanda lain dia akan kembali adalah jika dia benar-benar menempatkan dirinya di luar sana, memanfaatkan kehidupan lajang, dan telah berkencan atau berhubungan intim dengan orang lain. Tapi ini hanyalah cara untuk mengalihkan perhatiannya. Dia sebenarnya tidak memiliki perasaan untuk wanita-wanita ini, dia juga tidak tertarik untuk mengenal mereka. Fakta bahwa dia berpacaran dengan begitu banyak wanita hanyalah indikator bahwa dia masih menutup telepon pada Anda dan ingin menemukan cara untuk menekan emosinya yang kuat.

5. Dia ingin tetap berteman
Dia tidak ingin hanya berteman; ini adalah cara baginya untuk mempertahankan Anda dalam hidupnya, meskipun itu tidak romantis. Tentu saja, dia mungkin menyadari bahwa Anda tidak tertarik untuk melanjutkan hubungan asmara, berpikir menjadi teman Anda akan membuat Anda menjadi dekat, dan pada akhirnya dia dapat memenangkan hati Anda. Sederhananya, dia tidak ingin melepaskan Anda!

6. Dia menelusuri Anda di media sosial
Dia menyukai unggahan Anda, mengomentarinya, dan sepertinya selalu muncul di notifikasi Anda. Jika Anda belum mempraktikkan aturan "tidak ada kontak" dan terus berteman dengannya di media sosial, jika dia membuat kehadirannya diketahui, itu karena suatu alasan. Dia ingin Anda tahu bahwa dia tertarik pada keberadaan Anda dan apa yang Anda lakukan, dan jika ada peluang rekonsiliasi.

7. Dia ingin Anda tahu bahwa dia benar-benar berubah
Jika dia putus dengan Anda karena dia ingin "menemukan dirinya sendiri" atau karena hubungan Anda hanya beracun, dia mungkin akan menghubungi Anda untuk memberi tahu bahwa dia bukan orang yang sama saat Anda berkencan. Sekarang, ini mungkin hanya cara untuk menarik perhatian Anda. Jadi, ingatlah bahwa tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan dibutuhkan lebih dari sekadar janji untuk membuat Anda kembali.

Ada banyak alasan mengapa mantan pacar kembali berhubungan setelah putus. Memahami beberapa hal yang paling umum di antara mereka dapat membantu Anda memutuskan apa yang harus dilakukan ketika (bukan jika) dia tiba-tiba muncul kembali dan Anda ingin tahu apakah dia benar-benar mencintai Anda dan Anda harus kembali bersama - atau tidak.


ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ  Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Kitab (Al-Qur`ân) itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.[Fâthir/35:31]  Al-Qur`ân Merupakan Kebenaran Dari Allah Azza Wa Jalla  Allah Azza wa Jalla mengabarkan bahwa Al-Qur`ân yang diwahyukan kepada Rasul-Nya adalah kebenaran. Itu karena terdapat muatan al-haq di dalamnya. Hingga seolah-olah kebenaran itu hanya terbatas di dalamnya saja. Maka janganlah kalian merasa sempit dengannya. Muatan kebenaran yang terkandung di dalamnya memberikan pengertian bahwa seluruh perkara dan urusan yang telah ditunjukkan olehnya, dalam masalah ilahiyyat (aqidah tentang Allah Azza wa Jalla), perkara-perkara ghaib dan lainnya akan persis dengan kenyataan yang sebenarnya.  Al-Qur`ân membenarkan kitab-kitab dan para rasul sebelumnya. Para rasul juga telah mengabarkan akan datangnya Al-Qur`ân. Oleh sebab itu, tidak mungkin seseorang beriman kepada kitab-kitab tersebut, akan tetapi mengingkari Al-Qur`ân. Pasalnya, pengingkarannya kepada Al-Qur`ân bertentangan dengan keimanannya kepada kitab-kitab sebelumnya. Bahwa berita tentang Al-Qur`ân telah termuat di dalam kitab-kitab tersebut. Ditambah lagi, keterangan-keterangan kitab-kitab sebelumnya bersesuaian dengan apa yang ada di dalam Al-Qur`ân.  Misalnya, Allah memberi kepada masing-masing umat sesuatu yang sesuai dengan kondisinya. Dalam konteks ini, syariat-syariat yang berlaku pada zaman dulu tidak relevan kecuali untuk masa dan zaman mereka. Oleh karena itu, Allah senantiasa mengutus para rasul, sampai akhirnya ditutup oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan aturan syariat yang relevan untuk setiap tempat dan masa. Demikian ringkasan keterangan Syaikh as-Sa’di tentang ayat pertama.[1]  Tiga Golongan Kaum Muslimin  ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ    Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan idzin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. [Fâthir/35:32]    Allah Azza wa Jalla mengabarkan betapa agung kemurahan dan kenikmatan-Nya yang telah dicurahkan kepada umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pilihan Allah Azza wa Jalla kepada mereka, lantaran mereka umat yang sempurna dengan akalnya, memiliki pemikiran terbaik, hati yang lunak, dan jiwa yang bersih.[2]    Secara khusus, Allah Subhanahu wa Ta’ala mewariskan kitab yang berisi kebenaran dan hidayah hakiki (Al-Qur`ân) kepada mereka. Kitab suci yang juga telah memuat kandungan al-haq yang ada dalam Injil dan Taurat. Sebab, dua kitab tersebut sudah tidak relevan untuk menjadi hidayah dan pedoman bagi umat manusia, lantaran telah terintervensi oleh campur tangan manusia.[3]    Allah Azza wa Jalla mengklasifikasi orang-orang yang menerima Al-Qur`ân, yaitu kaum muslimin menjadi tiga macam. Golongan pertama disebut zhâlim linafsihi. Golongan kedua disebut muqtashid. Jenis terakhir bergelar sâbiqun bil-khairât. Berikut penjelasan singkatnya.    Golongan Pertama: ظَالِمٌ لِنَفْسِه  (zhâlim linafsihi).  Makna zhâlim linafsihi merupakan sebutan bagi orang-orang muslim yang berbuat taqshîr (kurang beramal) dalam sebagian kewajiban, ditambah dengan tindakan beberapa pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan, termasuk dosa-dosa besar.[4] Atau dengan kata lain, orang yang taat kepada Allah Azza wa Jalla , akan tetapi ia juga berbuat maksiat kepada-Nya. Karakter golongan ini tertuang dalam firman Allah Azza wa Jalla berikut:[5]    وَآخَرُونَ اعْتَرَفُوا بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا عَسَى اللَّهُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ    Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur-baurkan perkerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [at-Taubah/9: 102].    Golongan Kedua: الْمُقْتَصِدُ  (al-muqtashid).  Orang-orang yang termasuk dalam istilah ini, ialah mereka yang taat kepada Allah Azza wa Jalla tanpa melakukan kemaksiatan, namun tidak menjalankan ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla . Juga diperuntukkan bagi orang yang telah mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan saja. Tidak lebih dari itu.[6] Atau dalam pengertian lain, orang-orang yang telah mengerjakan kewajiban-kewajiban, meninggalkan perbuatan haram, namun diselingi dengan meninggalkan sejumlah amalan sunnah dan melakukan perkara yang makruh.[7]    Golongan Ketiga: سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ (sâbiqun bil-khairât).  Kelompok ini berciri menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah Azza wa Jalla dan menjauhi muharramât (larangan-larangan). Selain itu, keistimewaan yang tidak lepas dari mereka adalah kemauan untuk menjalankan amalan-amalan ketaatan yang bukan wajib untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah Azza wa Jalla.[8]  Atau mereka adalah orang-orang yang mengerjakan kewajiban-kewajiban, amalan-amalan sunnah lagi menjauhi dosad-dosa besar dan kecil.[9]    Adalah merupakan sesuatu yang menarik, manakala Imam al-Qurthubi rahimahullah mengetengahkan sekian banyak pendapat ulama berkaitan dengan sifat-sifat tiga golongan di atas. Sheingga bisa dijadikan sebagai cermin dan bahan muhasabah (introspeksi diri) bagi seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya; apakah ia termasuk dalam golongan pertama (paling rendah), tengah-tengah, atau menempati posisi yang terbaik dalam setiap sikap, perkataan dan tindakan.[10]    Janji Baik Dari Allah Azza Wa Jalla Kepada Tiga Golongan Itu  Kemudian Allah Azza wa Jalla menjelaskan bahwa Dia Azza wa Jalla menjanjikan Jannatun-Na’im terhadap tiga golongan itu, dan Allah Azza wa Jalla tidak memungkiri janji-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:    جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ    (Bagi mereka) surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera. [Fâthir/35:33]    Janji Allah Azza wa Jalla berupa Jannatun-Na’iim kepada semua golongan tersebut, digapai pertama kali – berdasarkan urutan pada ayat – oleh zhâlim linafsih. Hal tersebut menunjukkan bahwa ayat ini termasuk arjâ âyâtil-Qur`ân. Yaitu ayat Al-Qur`ân yang sangat membekaskan sikap optimisme umat yang sangat kuat. Tidak ada satu pun seorang muslim yang keluar dari tiga klasifikasi di atas. Sehingga ayat ini dapat dijadikan sebagai dasar argumentasi bahwa pelaku dosa besar tidak kekal abadi di neraka. Pasalnya, golongan orang kafir dan balasan bagi mereka, secara khusus telah dibicarakan pada ayat-ayat setelahnya [Fâthir/35 ayat 36-37].    Syaikh’Abdul-Muhsin al-Abbâd hafizhahullah berkata tentang ayat di atas: “Allah Azza wa Jalla mengabarkan tentang besarnya kemurahan dan kenikmatan dengan memilih siapa saja yang Dia kehendaki untuk masuk Islam dengan mencakup tiga golongan secara keseluruhan. Setiap orang yang telah memperoleh hidayah Islam dari Allah Azza wa Jalla , maka tempat kembalinya adalah jannah, kendati golongan pertama akan mengalami siksa atas perbuatan kezhaliman yang dilakukan terhadap dirinya sendiri”.[11]    Hal ini sangat berbeda dengan kondisi Ahlul Kitab. Mereka hanya terbagi menjadi dua kelompok, yakni golongan yang muqtashid dalam beramal, dan kedua golongan –yang secara- prosentase, kebanyakan adalah orang-orang yang amalannya buruk. Allah Azza wa Jalla berfirman:    مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ    … Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka. [al-Mâ`idah/5:66].[12]    Mengapa Zhâlim Linafsihi Didahulukan Penyebutannya Dalam Ayat?  Mengapa golongan zhâlim linafsihi dikedepankan dalam memperoleh janji Jannatun-Na’iim dibandingkan dua golongan lainnya (al-muqatshid dan sâbiqun bil-khairât), padahal merupakan tingkatan manusia yang terendah dari tiga golongan yang ada?    Para ulama telah mencoba menganalisa penyebabnya. Sebagian ulama berpendapat, supaya golongan pertama itu tidak mengalami keputusasaan dari rahmat Allah Azza wa Jalla , dan golongan sâbiqun bil-khairat tidak silau dan terperdaya dengan amalan sendiri. Sebagian ulama lain menyatakan, alasan mendahulukan golongan zhâlimun linafsihi lantaran mayoritas penghuni surga berasal dari golongan itu. Sebab, orang yang tidak pernah terjerumus dalam perbuatan maksiat jumlahnya sedikit. Ini berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla :    وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ    … Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih; dan amat sedikitlah mereka ini… [Shâd/38:24]
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Kitab (Al-Qur`ân) itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.[Fâthir/35:31]

Al-Qur`ân Merupakan Kebenaran Dari Allah Azza Wa Jalla

Allah Azza wa Jalla mengabarkan bahwa Al-Qur`ân yang diwahyukan kepada Rasul-Nya adalah kebenaran. Itu karena terdapat muatan al-haq di dalamnya. Hingga seolah-olah kebenaran itu hanya terbatas di dalamnya saja. Maka janganlah kalian merasa sempit dengannya. Muatan kebenaran yang terkandung di dalamnya memberikan pengertian bahwa seluruh perkara dan urusan yang telah ditunjukkan olehnya, dalam masalah ilahiyyat (aqidah tentang Allah Azza wa Jalla), perkara-perkara ghaib dan lainnya akan persis dengan kenyataan yang sebenarnya.

Al-Qur`ân membenarkan kitab-kitab dan para rasul sebelumnya. Para rasul juga telah mengabarkan akan datangnya Al-Qur`ân. Oleh sebab itu, tidak mungkin seseorang beriman kepada kitab-kitab tersebut, akan tetapi mengingkari Al-Qur`ân. Pasalnya, pengingkarannya kepada Al-Qur`ân bertentangan dengan keimanannya kepada kitab-kitab sebelumnya. Bahwa berita tentang Al-Qur`ân telah termuat di dalam kitab-kitab tersebut. Ditambah lagi, keterangan-keterangan kitab-kitab sebelumnya bersesuaian dengan apa yang ada di dalam Al-Qur`ân.

Misalnya, Allah memberi kepada masing-masing umat sesuatu yang sesuai dengan kondisinya. Dalam konteks ini, syariat-syariat yang berlaku pada zaman dulu tidak relevan kecuali untuk masa dan zaman mereka. Oleh karena itu, Allah senantiasa mengutus para rasul, sampai akhirnya ditutup oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan aturan syariat yang relevan untuk setiap tempat dan masa. Demikian ringkasan keterangan Syaikh as-Sa’di tentang ayat pertama.[1]

Tiga Golongan Kaum Muslimin

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ


Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan idzin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. [Fâthir/35:32]


Allah Azza wa Jalla mengabarkan betapa agung kemurahan dan kenikmatan-Nya yang telah dicurahkan kepada umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pilihan Allah Azza wa Jalla kepada mereka, lantaran mereka umat yang sempurna dengan akalnya, memiliki pemikiran terbaik, hati yang lunak, dan jiwa yang bersih.[2]


Secara khusus, Allah Subhanahu wa Ta’ala mewariskan kitab yang berisi kebenaran dan hidayah hakiki (Al-Qur`ân) kepada mereka. Kitab suci yang juga telah memuat kandungan al-haq yang ada dalam Injil dan Taurat. Sebab, dua kitab tersebut sudah tidak relevan untuk menjadi hidayah dan pedoman bagi umat manusia, lantaran telah terintervensi oleh campur tangan manusia.[3]


Allah Azza wa Jalla mengklasifikasi orang-orang yang menerima Al-Qur`ân, yaitu kaum muslimin menjadi tiga macam. Golongan pertama disebut zhâlim linafsihi. Golongan kedua disebut muqtashid. Jenis terakhir bergelar sâbiqun bil-khairât. Berikut penjelasan singkatnya.


Golongan Pertama: ظَالِمٌ لِنَفْسِه  (zhâlim linafsihi).

Makna zhâlim linafsihi merupakan sebutan bagi orang-orang muslim yang berbuat taqshîr (kurang beramal) dalam sebagian kewajiban, ditambah dengan tindakan beberapa pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan, termasuk dosa-dosa besar.[4] Atau dengan kata lain, orang yang taat kepada Allah Azza wa Jalla , akan tetapi ia juga berbuat maksiat kepada-Nya. Karakter golongan ini tertuang dalam firman Allah Azza wa Jalla berikut:[5]


وَآخَرُونَ اعْتَرَفُوا بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا عَسَى اللَّهُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ


Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur-baurkan perkerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [at-Taubah/9: 102].


Golongan Kedua: الْمُقْتَصِدُ  (al-muqtashid).

Orang-orang yang termasuk dalam istilah ini, ialah mereka yang taat kepada Allah Azza wa Jalla tanpa melakukan kemaksiatan, namun tidak menjalankan ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla . Juga diperuntukkan bagi orang yang telah mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan saja. Tidak lebih dari itu.[6] Atau dalam pengertian lain, orang-orang yang telah mengerjakan kewajiban-kewajiban, meninggalkan perbuatan haram, namun diselingi dengan meninggalkan sejumlah amalan sunnah dan melakukan perkara yang makruh.[7]


Golongan Ketiga: سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ (sâbiqun bil-khairât).

Kelompok ini berciri menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah Azza wa Jalla dan menjauhi muharramât (larangan-larangan). Selain itu, keistimewaan yang tidak lepas dari mereka adalah kemauan untuk menjalankan amalan-amalan ketaatan yang bukan wajib untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah Azza wa Jalla.[8]  Atau mereka adalah orang-orang yang mengerjakan kewajiban-kewajiban, amalan-amalan sunnah lagi menjauhi dosad-dosa besar dan kecil.[9]


Adalah merupakan sesuatu yang menarik, manakala Imam al-Qurthubi rahimahullah mengetengahkan sekian banyak pendapat ulama berkaitan dengan sifat-sifat tiga golongan di atas. Sheingga bisa dijadikan sebagai cermin dan bahan muhasabah (introspeksi diri) bagi seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya; apakah ia termasuk dalam golongan pertama (paling rendah), tengah-tengah, atau menempati posisi yang terbaik dalam setiap sikap, perkataan dan tindakan.[10]


Janji Baik Dari Allah Azza Wa Jalla Kepada Tiga Golongan Itu

Kemudian Allah Azza wa Jalla menjelaskan bahwa Dia Azza wa Jalla menjanjikan Jannatun-Na’im terhadap tiga golongan itu, dan Allah Azza wa Jalla tidak memungkiri janji-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:


جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ


(Bagi mereka) surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera. [Fâthir/35:33]


Janji Allah Azza wa Jalla berupa Jannatun-Na’iim kepada semua golongan tersebut, digapai pertama kali – berdasarkan urutan pada ayat – oleh zhâlim linafsih. Hal tersebut menunjukkan bahwa ayat ini termasuk arjâ âyâtil-Qur`ân. Yaitu ayat Al-Qur`ân yang sangat membekaskan sikap optimisme umat yang sangat kuat. Tidak ada satu pun seorang muslim yang keluar dari tiga klasifikasi di atas. Sehingga ayat ini dapat dijadikan sebagai dasar argumentasi bahwa pelaku dosa besar tidak kekal abadi di neraka. Pasalnya, golongan orang kafir dan balasan bagi mereka, secara khusus telah dibicarakan pada ayat-ayat setelahnya [Fâthir/35 ayat 36-37].


Syaikh’Abdul-Muhsin al-Abbâd hafizhahullah berkata tentang ayat di atas: “Allah Azza wa Jalla mengabarkan tentang besarnya kemurahan dan kenikmatan dengan memilih siapa saja yang Dia kehendaki untuk masuk Islam dengan mencakup tiga golongan secara keseluruhan. Setiap orang yang telah memperoleh hidayah Islam dari Allah Azza wa Jalla , maka tempat kembalinya adalah jannah, kendati golongan pertama akan mengalami siksa atas perbuatan kezhaliman yang dilakukan terhadap dirinya sendiri”.[11]


Hal ini sangat berbeda dengan kondisi Ahlul Kitab. Mereka hanya terbagi menjadi dua kelompok, yakni golongan yang muqtashid dalam beramal, dan kedua golongan –yang secara- prosentase, kebanyakan adalah orang-orang yang amalannya buruk. Allah Azza wa Jalla berfirman:


مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ


… Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka. [al-Mâ`idah/5:66].[12]


Mengapa Zhâlim Linafsihi Didahulukan Penyebutannya Dalam Ayat?

Mengapa golongan zhâlim linafsihi dikedepankan dalam memperoleh janji Jannatun-Na’iim dibandingkan dua golongan lainnya (al-muqatshid dan sâbiqun bil-khairât), padahal merupakan tingkatan manusia yang terendah dari tiga golongan yang ada?


Para ulama telah mencoba menganalisa penyebabnya. Sebagian ulama berpendapat, supaya golongan pertama itu tidak mengalami keputusasaan dari rahmat Allah Azza wa Jalla , dan golongan sâbiqun bil-khairat tidak silau dan terperdaya dengan amalan sendiri. Sebagian ulama lain menyatakan, alasan mendahulukan golongan zhâlimun linafsihi lantaran mayoritas penghuni surga berasal dari golongan itu. Sebab, orang yang tidak pernah terjerumus dalam perbuatan maksiat jumlahnya sedikit. Ini berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla :


وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ


… Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih; dan amat sedikitlah mereka ini… [Shâd/38:24]

Secara lebih luas, Imam al-Qurthubi rahimahullah telah memaparkan pendapat-pendapat ulama yang lain dalam kitab tafsirnya.[13]


Pelajaran Dari Ayat


Tingginya kemuliaan umat Muhammad dengan memperoleh anugerah kitab Al-Qur`an yang memuat kebenaran dan hidayah kitab Injil dan Taurat.

Luasnya rahmat Allah Azza wa Jalla bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Kaum muslimin terbagi menjagi tiga tingkatan dalam beramal.

Pentingnya berlomba-lomba dalam kebajikan.

Orang yang berbuat dosa selain kufur dan syirik tidak kekal di neraka.

Penjelasan mengenai kenikmatan penghuni surga. Wallahu a’lam

Marâji.

  • Aisarut-Tafâsîr, Abu Bakar Jâbir al-Jazâiri, Maktabah ‘Ulum wal-Hikam, Madinah.
  • Adhwâ-ul Bayân fi Îdhâhil-Qur`ân bil-Qur`ân, Muhammad al-Amin asy-Syinqîthi, Maktabah Ibnu Taimiyyah, Mesir, 1415 H – 1995 M.
  • Al-Jâmi li Ahkâmil-Qur`ân (Tafsir al-Qurthubi), Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshâri al-Qurthubi, Tahqîq: ‘Abdur-Razzâq al-Mahdi, Dârul-Kitâbil-‘Arabi, Cetakan IV, Tahun 1422 H – 2001 M.
  • Jâmi’ul-Bayân ‘an Ta`wil Ay Al-Qur`ân, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Dâr Ibnu Hazm, Cetakan I, Tahun 1423 H – 2002M.
  • Kutub wa Rasâ`il, Min Kunûzil-Qur`anil-Karîm, ‘Abdul-Muhsin al-Abbâd al-Badr.
  • Tafsîrul-Qur`ânil-‘Azhîm, al-Hafizh Abul-Fida Isma’îl bin ‘Umar bin Katsîr al-Qurasyi, Dârul Hadîts Kairo 1426H-2005M.
  • Taisîrul-Karîmir-Rahmân, ‘Abdur-Rahmân bin Nâshir as-Sa’di, Dârul-Mughni, Riyadh, Cet. I, Th. 1419 H – 1999 M.