Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya. Sebagian orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa.
Nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan pengatur rumah tangga. Baik-buruknya pendidikan ibu terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya di kemudian hari. Seorang ibu yang selalu khawatir dan selalu menurutkan keinginan anak-anaknya, akan berakibat kurang baik. Demikian pula tidak baik seorang ibu berlebih-lebihan mencurahkan perhatian kepada anaknya. Asalkan segala pernyataan disertai rasa kasih sayang yang terkandung dalam hati ibunya, anak itu dengan mudah akan tunduk kepada pimpinannya.
Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga, dapat disimpulkan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anakanaknya adalah sebagai:
- sumber dan pemberi rasa kasih sayang,
- pengasuh dan pemelihara,
- tempat mencurahkan isi hati,
- pengatur kehidupan dalam rumah tangga,
- pembimbing hubungan pribadi,
- pendidik dalam segi-segi emosional.
Peranan Ayah
Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula. Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi gengsinya atau prestisenya. Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah agak besar.
Meskipun demikian, di beberapa keluarga masih dapat kita lihat kesalahan-kesalahan pendidikan yang diakibatkan oleh tindakan seorang ayah. Karena sibuknya bekerja mencari nafkah, si ayah tidak ada waktu untuk bergaul mendekati anak-anaknya. Lebih celaka lagi seorang ayah yang sengaja tidak mau berurusan dengan pendidikan anak-anaknya. Ia mencari kesenangan bagi dirinya sendiri saja. Segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat di dalam rumah tangga mengenai pendidikan anak-anaknya dibebankan kepada istrinya, dituduhnya dan dimakimakinya istrinya.
Tanpa bermaksud mendiskriminasikan tugas dan tanggung jawab ayah dan ibu di dalam keluarga, ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah, dapat dikemukakan di sini bahwa peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai:
- sumber kekuasaan di dalam keluarga,
- penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar,
- pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga,
- pelindung terhadap ancaman dari luar,
- hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan,
- pendidik dalam segi-segi rasional.
Peranan Nenek
Selain oleh ibu dan ayahnya, banyak pula anak-anak yang menerima pendidikan dari neneknya, baik nenek laki-laki maupun nenek perempuan ataupun keduanya.
Umumnya, nenek itu merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan kasih sayangnya yang berlebih-lebihan terhadap cucu-cucunya. Mereka tidak mengharapkan sesuatu dari cucu-cucunya itu, mereka semata-mata memberi belaka. Maka dari itu, mereka memanjakan cucu-cucunya dengan sangat berlebih-lebihan.
Dalam suatu keluarga yang diam serumah dengan nenek, sering kali terjadi pertengkaran atau perselisihan antara orang tua anak dan nenek mengenai cara mendidik anak-anaknya. Pandangan orang tua anak tentang mendidik anaknya sering bertentangan dengan pandangan nenek yang merasa bahwa si nenek itu sudah lebih banyak ”makan garam” daripada anaknya (orang tua anak itu).
Dari pengalaman, orang dapat mengetahui bahwa untuk kepentingan pendidikan anak-anaknya sering lebih baik jika keluarga itu tinggal terpisah dari nenek. Kunjungan nenek yang sewaktu-waktu dan bermalam sekali-kali di rumah orang tua anak telah cukup untuk menyenangkan hati anak.
Peranan Pembantu Rumah Tangga
Keluarga yang berkecukupan sosial-ekonominya sering memiliki seorang atau lebih pembantu rumah tangga atau pramuwisma. Tugas pramuwisma, di samping mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, mencuci, dan menyetrika pakaian, membersihkan halaman, menyiram tanaman hias sering pula diserahi tugas untuk mengasuh atau memelihara anak-anak. Bahkan, ada pula pramuwisma yang diserahi tugas khusus untuk mengasuh dan memelihara anak-anak yang masih kecil (babysitter) karena kedua orang tua anak-anak itu sibuk bekerja atau mencari nafkah di luar rumah. Dalam hal yang demikian pramuwisma dapat dikatakan anggota keluarga yang juga turut berperan dalam pendidikan anak-anak di dalam keluarga.
Pada umumnya pramuwisma (yang bukan babysitter) tidak memiliki pengetahuan ataupun pengalaman yang cukup dalam hal mengasuh atau mendidik anak-anak, apalagi pramuwisma yang masih muda atau belum pernah berkeluarga. Oleh karena itu, bagi para orang tua, betapapun sibuk dan sempitnya waktu terluang, tidak baik jika menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya kepada pramuwisma. Peranan pramuwisma sebagai pembantu rumah tangga seyogianya hanyalah sebagai ”pembantu” pula dalam mengasuh dan mendidik anak-anak di dalam keluarga. Sedangkan yang tetap berperan dan menentukan pendidikan anak-anak adalah orang tua, yaitu ayah dan ibu.
Referensi : Peranan Keluarga pada Pendidikan Anak-Anak