Kamis, 08 September 2022

Mala Petaka Harta Yang Haram

Mala Petaka Harta Yang Haram. Manusia memiliki tabiat dan watak cinta terhadap harta benda. Jika ia telah memiliki satu lembah emas, niscaya ia ingin memiliki dua lembah emas. Jika ia telah memiliki dua lembah emas, niscaya ia ingin memiliki tiga lembah emas. Begitulah seterusnya. Alloh Ta’ala berfirman,  وَّتُحِبُّوْنَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّاۗ ٢٠   “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. al-Fajr: 20) Kecintaan manusia terhadap harta membuat mereka membabi buta untuk memperolehnya walaupun harta itu adalah harta haram. Harta haram yang dimaksud di sini ada dua kategori, yaitu; harta haram karena dzatnya, seperti; khomr, daging babi, bangkai dan lain sebagainya. Selain itu ada harta haram karena sebabnya, seperti; seorang mendapatkan daging kambing sebab mencuri, seorang membeli mobil mewah sebab korupsi dan lain sebagainya. Harta haram memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia. Siapa yang mengonsumi harta haram, niscaya membuatnya malas untuk melakukan ketaatan  Alloh Ta’ala berfirman,  يٰٓاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ۗ ٥١  “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun: 51).  Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul ‘alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal saleh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah yang menyemangati melakukan amal saleh.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5:462)  Harta haram menyebabkan doa yang dipanjatkan oleh seseorang tidak terkabul. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim, no. 1015)  Harta haram akan mendatangkan musibah dan bencana di dunia ini. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al-Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)  Balsan bagi siapa saja yang mengonsumsi harta haram adalah api neraka. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya.” (HR. Tirmidzi)  Orang-orang yang memiliki harta halal dan mata pencaharian yang halal adalah orang-orang yang paling selamat agamanya, paling tenang hati dan pikirannya, paling lapang dadanya, paling sukses kehidupannya. Kehormatan dan harga diri mereka bersih dan terjaga, rezeki mereka penuh berkah dan citra mereka dimasyarakat selalu indah. Mencari harta halal dengan cara yang halal adalah sifat mulia yang telah dicerminkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya. Mereka, para assalafus shâlih juga selalu saling mengingatkan untuk berhati-hati dalam masalah makanan, minuman dan mata pencaharian. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa mengkonsumsi sesuatu yang baik, melaksanakan sunnah dan masyarakat sekitarnya tidak terganggu dengan keburukannya, maka dia masuk surga’. (HR. Tirmidzi)  Saudaraku…marilah kita tinggalkan harta haram dan senantiasa mencari harta yang halal, sehingga kehidupan kita penuh keberkahan. Mala Petaka Harta Yang Haram. Manusia memiliki tabiat dan watak cinta terhadap harta benda. Jika ia telah memiliki satu lembah emas, niscaya ia ingin memiliki dua lembah emas. Jika ia telah memiliki dua lembah emas, niscaya ia ingin memiliki tiga lembah emas. Begitulah seterusnya. Alloh Ta’ala berfirman,  وَّتُحِبُّوْنَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّاۗ ٢٠   “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. al-Fajr: 20) Kecintaan manusia terhadap harta membuat mereka membabi buta untuk memperolehnya walaupun harta itu adalah harta haram. Harta haram yang dimaksud di sini ada dua kategori, yaitu; harta haram karena dzatnya, seperti; khomr, daging babi, bangkai dan lain sebagainya. Selain itu ada harta haram karena sebabnya, seperti; seorang mendapatkan daging kambing sebab mencuri, seorang membeli mobil mewah sebab korupsi dan lain sebagainya. Harta haram memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia. Siapa yang mengonsumi harta haram, niscaya membuatnya malas untuk melakukan ketaatan  Alloh Ta’ala berfirman,  يٰٓاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ۗ ٥١  “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun: 51).  Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul ‘alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal saleh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah yang menyemangati melakukan amal saleh.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5:462)  Harta haram menyebabkan doa yang dipanjatkan oleh seseorang tidak terkabul. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim, no. 1015)  Harta haram akan mendatangkan musibah dan bencana di dunia ini. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al-Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)  Balsan bagi siapa saja yang mengonsumsi harta haram adalah api neraka. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya.” (HR. Tirmidzi)  Orang-orang yang memiliki harta halal dan mata pencaharian yang halal adalah orang-orang yang paling selamat agamanya, paling tenang hati dan pikirannya, paling lapang dadanya, paling sukses kehidupannya. Kehormatan dan harga diri mereka bersih dan terjaga, rezeki mereka penuh berkah dan citra mereka dimasyarakat selalu indah. Mencari harta halal dengan cara yang halal adalah sifat mulia yang telah dicerminkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya. Mereka, para assalafus shâlih juga selalu saling mengingatkan untuk berhati-hati dalam masalah makanan, minuman dan mata pencaharian. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa mengkonsumsi sesuatu yang baik, melaksanakan sunnah dan masyarakat sekitarnya tidak terganggu dengan keburukannya, maka dia masuk surga’. (HR. Tirmidzi)  Saudaraku…marilah kita tinggalkan harta haram dan senantiasa mencari harta yang halal, sehingga kehidupan kita penuh keberkahan.    Referensi : Mala Petaka Harta Yang Haram/ Mala Petaka Harta Yang Haram. Manusia memiliki tabiat dan watak cinta terhadap harta benda. Jika ia telah memiliki satu lembah emas, niscaya ia ingin memiliki dua lembah emas. Jika ia telah memiliki dua lembah emas, niscaya ia ingin memiliki tiga lembah emas. Begitulah seterusnya. Alloh Ta’ala berfirman,  وَّتُحِبُّوْنَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّاۗ ٢٠   “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. al-Fajr: 20) Kecintaan manusia terhadap harta membuat mereka membabi buta untuk memperolehnya walaupun harta itu adalah harta haram. Harta haram yang dimaksud di sini ada dua kategori, yaitu; harta haram karena dzatnya, seperti; khomr, daging babi, bangkai dan lain sebagainya. Selain itu ada harta haram karena sebabnya, seperti; seorang mendapatkan daging kambing sebab mencuri, seorang membeli mobil mewah sebab korupsi dan lain sebagainya. Harta haram memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia. Siapa yang mengonsumi harta haram, niscaya membuatnya malas untuk melakukan ketaatan  Alloh Ta’ala berfirman,  يٰٓاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ۗ ٥١  “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun: 51).  Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul ‘alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal saleh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah yang menyemangati melakukan amal saleh.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5:462)  Harta haram menyebabkan doa yang dipanjatkan oleh seseorang tidak terkabul. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim, no. 1015)  Harta haram akan mendatangkan musibah dan bencana di dunia ini. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al-Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)  Balsan bagi siapa saja yang mengonsumsi harta haram adalah api neraka. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya.” (HR. Tirmidzi)  Orang-orang yang memiliki harta halal dan mata pencaharian yang halal adalah orang-orang yang paling selamat agamanya, paling tenang hati dan pikirannya, paling lapang dadanya, paling sukses kehidupannya. Kehormatan dan harga diri mereka bersih dan terjaga, rezeki mereka penuh berkah dan citra mereka dimasyarakat selalu indah. Mencari harta halal dengan cara yang halal adalah sifat mulia yang telah dicerminkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya. Mereka, para assalafus shâlih juga selalu saling mengingatkan untuk berhati-hati dalam masalah makanan, minuman dan mata pencaharian. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa mengkonsumsi sesuatu yang baik, melaksanakan sunnah dan masyarakat sekitarnya tidak terganggu dengan keburukannya, maka dia masuk surga’. (HR. Tirmidzi)  Saudaraku…marilah kita tinggalkan harta haram dan senantiasa mencari harta yang halal, sehingga kehidupan kita penuh keberkahan.

Mala Petaka Harta Yang Haram. Manusia memiliki tabiat dan watak cinta terhadap harta benda. Jika ia telah memiliki satu lembah emas, niscaya ia ingin memiliki dua lembah emas. Jika ia telah memiliki dua lembah emas, niscaya ia ingin memiliki tiga lembah emas. Begitulah seterusnya. Alloh Ta’ala berfirman,

وَّتُحِبُّوْنَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّاۗ ٢٠

 “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. al-Fajr: 20)
Kecintaan manusia terhadap harta membuat mereka membabi buta untuk memperolehnya walaupun harta itu adalah harta haram. Harta haram yang dimaksud di sini ada dua kategori, yaitu; harta haram karena dzatnya, seperti; khomr, daging babi, bangkai dan lain sebagainya. Selain itu ada harta haram karena sebabnya, seperti; seorang mendapatkan daging kambing sebab mencuri, seorang membeli mobil mewah sebab korupsi dan lain sebagainya.
Harta haram memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia. Siapa yang mengonsumi harta haram, niscaya membuatnya malas untuk melakukan ketaatan

Alloh Ta’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ۗ ٥١

Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun: 51).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul ‘alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal saleh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah yang menyemangati melakukan amal saleh.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5:462)

Harta haram menyebabkan doa yang dipanjatkan oleh seseorang tidak terkabul. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim, no. 1015)

Harta haram akan mendatangkan musibah dan bencana di dunia ini. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda, Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah. (HR. Al-Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Balsan bagi siapa saja yang mengonsumsi harta haram adalah api neraka. Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda, Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya.” (HR. Tirmidzi)

Orang-orang yang memiliki harta halal dan mata pencaharian yang halal adalah orang-orang yang paling selamat agamanya, paling tenang hati dan pikirannya, paling lapang dadanya, paling sukses kehidupannya. Kehormatan dan harga diri mereka bersih dan terjaga, rezeki mereka penuh berkah dan citra mereka dimasyarakat selalu indah. Mencari harta halal dengan cara yang halal adalah sifat mulia yang telah dicerminkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya. Mereka, para assalafus shâlih juga selalu saling mengingatkan untuk berhati-hati dalam masalah makanan, minuman dan mata pencaharian.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa mengkonsumsi sesuatu yang baik, melaksanakan sunnah dan masyarakat sekitarnya tidak terganggu dengan keburukannya, maka dia masuk surga’. (HR. Tirmidzi)

Saudaraku…marilah kita tinggalkan harta haram dan senantiasa mencari harta yang halal, sehingga kehidupan kita penuh keberkahan.


Referensi : Mala Petaka Harta Yang Haram