Jumat, 16 September 2022

Cara Menyikapi Kesalahan Istri Menurut Islam

Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya seperti dikutip dari Muslim.or.id.  1. Mudah Memaafkan  Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.
Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.

Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.

Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).

Cara Menyikapi Kesalahan Istri

Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya 

1. Mudah Memaafkan

Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya seperti dikutip dari Muslim.or.id.  1. Mudah Memaafkan  Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya   1. Mudah Memaafkan  Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya seperti dikutip dari Muslim.or.id.  1. Mudah Memaafkan  Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya   1. Mudah Memaafkan      Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.  Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya seperti dikutip dari Muslim.or.id.  1. Mudah Memaafkan  Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya   1. Mudah Memaafkan      Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya seperti dikutip dari Muslim.or.id.  1. Mudah Memaafkan  Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya   1. Mudah Memaafkan      Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.”     Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.    Referensi: Cara Menyikapi Kesalahan Istri Menurut Islam, Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya seperti dikutip dari Muslim.or.id.  1. Mudah Memaafkan  Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya   1. Mudah Memaafkan      Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.

Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).

Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.

2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan

Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya seperti dikutip dari Muslim.or.id.  1. Mudah Memaafkan  Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya   1. Mudah Memaafkan      Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.

Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.

Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.

Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.

Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.

3. Bersikap Sabar

Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya seperti dikutip dari Muslim.or.id.  1. Mudah Memaafkan  Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.Hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak selalu harmonis. Adakalanya salah seorang berbuat kesalahan yang menyebabkan adanya permasalahan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami dalam menyikapi kesalahan istri.  Mengapa harus suami? Karena, suami adalah kepala rumah tangga, orang yang menjadi pembuatan keputusan dan juga pengayom.Fitrah seorang istri memang membutuhkan pengarahan dari suami, seperti dalam sebuah hadist: “Perempuan tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).Sebenarnya, tidak semua kesalahan istri harus ditegur. Sebagai suami yang bijak, Dads harus mengetahui waktu yang tepat. Seperti sebuah kisah tentang para istri nabi.  Tatkalan Nabi SAW menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya, yaitu Hafshah RA, dan berpesan agar tidak menceritakannya kepada siapa pun.Akan tetapi, Hafshah tidak menunaikan wasiat tersebut. Hafshah justru menceritakannya kepada ‘Aisyah RA. Lalu, Allah SWT pun memberi tahu Nabi SAW perihal kejadian tersebut, sehingga akhirnya Nabi pun menegur Hafshah atas sebagian kesalahannya saja, dan membiarkan (memaklumi kesalahan yang lain).  Cara Menyikapi Kesalahan Istri  Lantas, seperti apa cara menyikapi kesalahan istri yang perlu dilakukan oleh Dads? Ada beberapa cara menyikapi kesalahan istri menurut Islam yang bisa dijadikan rujukan. Berikut ulasannya   1. Mudah Memaafkan      Cara menyikapi kesalahan istri yang pertama adalah dengan memaafkannya. Allah SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali ‘Imran: 159).  Begitu pula dalam menghadapi istri yang marah. Rasulullah mengajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, apalagi istri sendiri.Oleh karena itu, memafkan perbuatan istri saat sedang marah sangat dianjurkan karena istri marah, semua perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh syetan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru lainnya yang lebih pelik.  2. Tidak Membalasnya dengan Kemarahan  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan tidak membalasnya dengan kemarahan. Rasulullah merupakan uswatun hasanah atau sebaik-baiknya panutan. Dalam rumah tangga, Rasulullah SAW juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.  Dalam beberapa hadist dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.Pada suatu hari, Rasulullah sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhkan kepada Rasulullah. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.  Menyaksikan insiden tersebut Rasulullah tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tidak merasa khawatir disebut sebagai suami yang tidak mampu mendidik istrinya untuk mengendalikan emosi. Sama sekali tidak.  Namun, Rasulullah mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya.Demikianlah akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak mempermasalahkan masalah, namun menyelesaikan masalah. Dan Rasulullah memecahkan masalah dengan bijak.Beliau tidak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang sedang marah akan menimbulkan masalah baru.  3. Bersikap Sabar  Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.

Cara menyikapi kesalahan istri yang selanjutnya adalah dengan bersikap sabar.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” 


Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan akhlak terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikian pula saat menyikapi kesalahan istri dan dalam posisi yang sedang marah.Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah SWT sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar.


Referensi: Cara Menyikapi Kesalahan Istri Menurut Islam