Jumat, 02 September 2022

Tanda Anda Harus Menyerah pada Hubungan Pernikahan

melontarkan kata-kata kasar kepada istri tidak dibenarkan dan bukan perilaku yang baik bagi seorang pemimpin keluarga. Bila hal ini terjadi 1–2 kali di dalam rumah tanggamu, mungkin kamu bisa menganggapnya kekhilafan saja.  Akan tetapi, jika hal ini selalu terjadi setiap kali ada masalah, bahkan masalah yang sepele sekalipun, kamu perlu bertindak agar ia bisa berubah dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.  Berikut ini ada beberapa tips untuk menghadapi suami yang berkata kasar:  1. Tetap bersikap tenang Pertama-tama, mengertilah bahwa kebanyakan ledakan emosi dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut seseorang berasal dari luka di masa lalu. Jadi, saat ia mulai berkata kasar, usahakan untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi ataupun terlihat marah.  Berikan sugesti positif pada pikiranmu sendiri. Lihatlah kemarahannya dari sudut pandang lain dan cobalah pahami kira-kira hal apa yang membuka luka masa lalu dan menyulut kemarahannya.  2. Jangan membalas balik Walau sakit hati dengan apa yang ia katakan, kamu harus berbesar hati untuk tidak membalas perkataan kasarnya, ya. Memaki balik tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru bisa memperburuk keadaan. Bukan tidak mungkin suami bisa melakukan kekerasan fisik karena tersulut perkataanmu.  Di dalam hubungan pernikahan, tidak ada kalah atau menang. Jadi, mengalah bukan berarti kalah. Dalam situasi ini, kamu harus bisa menjadi pendingin keadaan yang tengah memanas oleh perkataan suami.  Lagi pula, berbicara balik dengan seseorang yang sedang marah biasanya akan percuma. Oleh karena itu, mengalahlah sebentar sampai amarah suami mereda.  3. Dengarkan dan ajak berdiskusi Setelah kegusarannya mulai reda, cobalah memancingnya untuk menceritakan alasan kemarahannya dan dengarkan ia dengan rasa empati. Ulangi apa yang ia katakan sebagai konfirmasi, agar ia benar-benar merasa didengarkan.  Setelah kira-kira ia sudah bisa diajak berdiskusi, mulailah nyatakan pendapatmu dengan kepala dingin. Katakan bahwa yang ia lakukan itu tidak baik dan menyakiti hatimu. Ingatkan bahwa apa yang ia lakukan bisa saja ditiru oleh anak. Namun, gunakanlah kata-kata yang lembut dan tidak menyudutkannya.  Bila ia menyalahkanmu dan kamu memang mengakui kesalahanmu, jangan ragu untuk meminta maaf kepadanya. Kamu juga bisa mencium atau memeluknya untuk memperbaiki suasana hatinya yang sedang buruk.  4. Beri waktu Jika semua usahamu untuk mendengarkan, berdiskusi baik-baik, dan meluluhkan hatinya tidak juga menghilangkan amarah dan kata-kata kasarnya, ada baiknya untuk memberinya waktu.  Berlama-lama mendengar perkataan kasar suami tentu bisa berdampak tidak baik bagi kesehatan mentalmu. Kamu boleh, kok, pergi sebentar agar ia bisa berpikir jernih dan menyadari kesalahannya.  Jika ia benar-benar mencintaimu dan anakmu, serta ingin mempertahankan pernikahan kalian, tentu ia akan berusaha untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  Ada beberapa penyebab mengapa suami bisa marah besar dan berkata kasar kepada istri. Salah satunya adalah trauma emosional yang terpendam. Selain itu, tingkat stres yang tinggi dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, juga bisa menyebabkan seorang pria mudah marah dan berkata kasar. Tanda Anda Harus Menyerah pada Hubungan Pernikahan Setiap pasangan pasti menginginkan pernikahan yang harmonis dan bahagia. Tak jarang, dalam sebuah hubungan tentunya pernah melalui berbagai masalah. Namun, terdapat beberapa masalah yang sulit Anda ataupun pasangan Anda lalui. Dengan Anda merasa sudah tidak dapat mempertahankan hubungan rumah tangga. Berikut lima tanda Anda harus menyerah pada hubungan pernikahan.  Mantan Suami Ingin Rujuk, Benarkah karena Masih Cinta? Bila pasangan Anda mulai marah-marah dan berkata kasar, saatnya Anda mulai mempertimbangkan hal tersebut. Kebiasaan memarahi pasangan akan berisiko tinggi untuk perlakuan yang lebih kasar, seperti memukul, menampar, ataupun menganiaya. Bila Anda menemukan pasangan Anda sulit mengontrol emosinya, sebaiknya mengajaknya untuk mencari solusi bersama. Namun, ketika Anda merasa pasangan sudah tidak dapat berubah, mungkin sudah waktunya berpisah dengan pasangan Anda.  2. Egois  Saat Anda masih berpacaran, sifat egois pasangan Anda mungkin masih dapat dimaklumi. Namun dalam pernikahan, sifat egois yang berlebihan tidak akan membawa hubungan jadi lebih baik. Sering kali suami maupun istri sibuk bekerja atau mengurus rumah, sehingga sama-sama ingin di mengerti. Bila komunikasi bukanlah hal yang dapat membantu hubungan, mungkin Anda membutuhkan pertolongan lebih. Salah satunya seperti mengunjungi teman, maupun ahli hubungan. Dalam hubungan pernikahan, semestinya saling mengerti dan saling mendengarkan satu sama lain.  3. Kontak Fisik Pasangan suami istri memang memiliki kesibukan masing-masing, sehingga tidak memiliki waktu untuk menghabiskannya bersama. Biasanya pada malam hari sebelum tidur, Anda dan pasangan akan saling bercerita. Namun, bila pasangan Anda sudah tidak pernah melakukan kontak fisik, hal ini bisa menandakan tidak adanya ketertarikan. Ingat kembali kapan terakhir Anda berhubungan, sering kali pasangan merasa bosan dan beralih mencari selingkuhan. Apabila hal ini terjadi pada Anda, tidak ada salahnya Anda menanyakan hal ini pada pasangan.  4. KDRT  Kekerasan dalam rumah tangga, merupakan hal yang paling menyeramkan bagi setiap rumah tangga. Banyak hal yang dapat menyebabkan pasangan Anda berani melakukan kekerasan. Salah satunya emosi yang sulit dikontrol. Ketika KDRT terjadi pada hubungan Anda, segera meminta pertolongan pada orang terdekat. Biasanya orang yang mengalami KDRT, akan memilih diam dan memaafkan pasangannya. Namun, kekerasan akan lebih buruk lagi bila Anda tidak berani melawan sehingga berujung perceraian.  5. Selalu Mengatakan Perceraian  Saat Anda bertengkar, apakah pasangan Anda selalu mengancam dan mengeluarkan kata cerai? Apabila pasangan kerap melakukan hal ini, mungkin memang pasangan Anda mengatakan hal yang sebenarnya. Semestinya pertengkaran dapat diatasi dengan banyak hal, bukan dengan mengeluarkan kata-kata menyakitkan. Sering mengancam ingin bercerai, merupakan tanda pasangan Anda sudah tidak ingin mempertahankan hubungan.  Referensi : Tanda Anda Harus Menyerah pada Hubungan Pernikahan

Setiap pasangan pasti menginginkan pernikahan yang harmonis dan bahagia. Tak jarang, dalam sebuah hubungan tentunya pernah melalui berbagai masalah. Namun, terdapat beberapa masalah yang sulit Anda ataupun pasangan Anda lalui. Dengan Anda merasa sudah tidak dapat mempertahankan hubungan rumah tangga. Berikut lima tanda Anda harus menyerah pada hubungan pernikahan.

Mantan Suami Ingin Rujuk, Benarkah karena Masih Cinta? Bila pasangan Anda mulai marah-marah dan berkata kasar, saatnya Anda mulai mempertimbangkan hal tersebut. Kebiasaan memarahi pasangan akan berisiko tinggi untuk perlakuan yang lebih kasar, seperti memukul, menampar, ataupun menganiaya. Bila Anda menemukan pasangan Anda sulit mengontrol emosinya, sebaiknya mengajaknya untuk mencari solusi bersama. Namun, ketika Anda merasa pasangan sudah tidak dapat berubah, mungkin sudah waktunya berpisah dengan pasangan Anda.

2. Egois

Saat Anda masih berpacaran, sifat egois pasangan Anda mungkin masih dapat dimaklumi. Namun dalam pernikahan, sifat egois yang berlebihan tidak akan membawa hubungan jadi lebih baik. Sering kali suami maupun istri sibuk bekerja atau mengurus rumah, sehingga sama-sama ingin di mengerti. Bila komunikasi bukanlah hal yang dapat membantu hubungan, mungkin Anda membutuhkan pertolongan lebih. Salah satunya seperti mengunjungi teman, maupun ahli hubungan. Dalam hubungan pernikahan, semestinya saling mengerti dan saling mendengarkan satu sama lain.

3. Kontak Fisik

Pasangan suami istri memang memiliki kesibukan masing-masing, sehingga tidak memiliki waktu untuk menghabiskannya bersama. Biasanya pada malam hari sebelum tidur, Anda dan pasangan akan saling bercerita. Namun, bila pasangan Anda sudah tidak pernah melakukan kontak fisik, hal ini bisa menandakan tidak adanya ketertarikan. Ingat kembali kapan terakhir Anda berhubungan, sering kali pasangan merasa bosan dan beralih mencari selingkuhan. Apabila hal ini terjadi pada Anda, tidak ada salahnya Anda menanyakan hal ini pada pasangan.

4. KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga, merupakan hal yang paling menyeramkan bagi setiap rumah tangga. Banyak hal yang dapat menyebabkan pasangan Anda berani melakukan kekerasan. Salah satunya emosi yang sulit dikontrol. Ketika KDRT terjadi pada hubungan Anda, segera meminta pertolongan pada orang terdekat. Biasanya orang yang mengalami KDRT, akan memilih diam dan memaafkan pasangannya. Namun, kekerasan akan lebih buruk lagi bila Anda tidak berani melawan sehingga berujung perceraian.

5. Selalu Mengatakan Perceraian

Saat Anda bertengkar, apakah pasangan Anda selalu mengancam dan mengeluarkan kata cerai? Apabila pasangan kerap melakukan hal ini, mungkin memang pasangan Anda mengatakan hal yang sebenarnya. Semestinya pertengkaran dapat diatasi dengan banyak hal, bukan dengan mengeluarkan kata-kata menyakitkan. Sering mengancam ingin bercerai, merupakan tanda pasangan Anda sudah tidak ingin mempertahankan hubungan.

Referensi : Tanda Anda Harus Menyerah pada Hubungan Pernikahan