Kamis, 15 September 2022

Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun

Tausyiah Ramadhan; Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun.   Tausyiah Ramadhan; Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun. Kasubag AKA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Abdul Hamid membawakan tausyiah Ramadhan dengan judul Sabar dalam menghadapi berbagai cobaan, ujian dan musibah.  Menurut ustas Hamid, sabar adalah menahan diri dari segala macam bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci. “Sabar itu penting dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Kata sabar itu sendiri lebih dari 90 kali diulang dalam al- Quran,” kata Hamid yang juga ahli IT ini.  “Kita diminta untuk bersabar kapan dan dimana saja. Karena hanya dengan sabar itulah, kita mampu menjalani keadaan apa pun yang sedang dihadapi, termasuk dalam menghadapi masa pandemik Covid- 19 sekarang ini,” paparnya.  “Ada beberapa hal yang perlu direspon dengan sikap sabar, yaitu pertama jika kita ditimpa musibah, maka kita harus bersabar dan mengucapkan kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”, kata ustas Hamid. “Narekko engka tau napolei abala’ na de’ naullei mewai abalae natopporini dua abala'” maka pada saat itu hendaklah dia mengembalikannya kepada Allah Swt yang mengetahui segala sesuatu dari hambanya” tambahnya dalam bahasa Bugis.  Kedua, bersabar menghadapi rutinitas ibadah sehari-hari. Dalam menjalankan ketaatan dan perintah Allah SWT akan terasa berat sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi. Seperti contoh sabar dalam menahan diri dari sifat malas agar tetap istiqomah dalam menjalankan kewajiban sholat tepat pada waktunya, menjalankan sholat selalu berjamaah, sabar menjalankan puasa dengan menjaga lisan, hati dan pikiran, sabar dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya.  Sabar yang ketiga adalah menjauhi maksiat. Segala sesuatu yang haram dan dilarang Allah SWT hendaknya dijauhi. Segala bentuk maksiat itu menyenangkan, tetapi Allah melarangnya sehingga orang-orang beriman diharuskan untuk menjaga dan menahan diri dari segala bentuk maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.  Diakhir tausyiahnya, ustas Hamid mengingatkan jamaah agar bersabar dalam menjalani rutinitasnya sehari-hari, baik di rumah, di kantor atau dalam masyarakat. “Seorang atasan harus bersabar menghadapi bawahannya dan sebaliknya bawahan harus bersabar melaksanakan perintah atasannya,” kuncinya.Tausyiah Ramadhan; Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun.   Tausyiah Ramadhan; Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun. Kasubag AKA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Abdul Hamid membawakan tausyiah Ramadhan dengan judul Sabar dalam menghadapi berbagai cobaan, ujian dan musibah.  Menurut ustas Hamid, sabar adalah menahan diri dari segala macam bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci. “Sabar itu penting dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Kata sabar itu sendiri lebih dari 90 kali diulang dalam al- Quran,” kata Hamid yang juga ahli IT ini.  “Kita diminta untuk bersabar kapan dan dimana saja. Karena hanya dengan sabar itulah, kita mampu menjalani keadaan apa pun yang sedang dihadapi, termasuk dalam menghadapi masa pandemik Covid- 19 sekarang ini,” paparnya.  “Ada beberapa hal yang perlu direspon dengan sikap sabar, yaitu pertama jika kita ditimpa musibah, maka kita harus bersabar dan mengucapkan kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”, kata ustas Hamid. “Narekko engka tau napolei abala’ na de’ naullei mewai abalae natopporini dua abala'” maka pada saat itu hendaklah dia mengembalikannya kepada Allah Swt yang mengetahui segala sesuatu dari hambanya” tambahnya dalam bahasa Bugis.  Kedua, bersabar menghadapi rutinitas ibadah sehari-hari. Dalam menjalankan ketaatan dan perintah Allah SWT akan terasa berat sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi. Seperti contoh sabar dalam menahan diri dari sifat malas agar tetap istiqomah dalam menjalankan kewajiban sholat tepat pada waktunya, menjalankan sholat selalu berjamaah, sabar menjalankan puasa dengan menjaga lisan, hati dan pikiran, sabar dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya.  Sabar yang ketiga adalah menjauhi maksiat. Segala sesuatu yang haram dan dilarang Allah SWT hendaknya dijauhi. Segala bentuk maksiat itu menyenangkan, tetapi Allah melarangnya sehingga orang-orang beriman diharuskan untuk menjaga dan menahan diri dari segala bentuk maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.  Diakhir tausyiahnya, ustas Hamid mengingatkan jamaah agar bersabar dalam menjalani rutinitasnya sehari-hari, baik di rumah, di kantor atau dalam masyarakat. “Seorang atasan harus bersabar menghadapi bawahannya dan sebaliknya bawahan harus bersabar melaksanakan perintah atasannya,” kuncinya., Tausyiah Ramadhan; Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun.   Tausyiah Ramadhan; Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun. Kasubag AKA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Abdul Hamid membawakan tausyiah Ramadhan dengan judul Sabar dalam menghadapi berbagai cobaan, ujian dan musibah.  Menurut ustas Hamid, sabar adalah menahan diri dari segala macam bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci. “Sabar itu penting dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Kata sabar itu sendiri lebih dari 90 kali diulang dalam al- Quran,” kata Hamid yang juga ahli IT ini.  “Kita diminta untuk bersabar kapan dan dimana saja. Karena hanya dengan sabar itulah, kita mampu menjalani keadaan apa pun yang sedang dihadapi, termasuk dalam menghadapi masa pandemik Covid- 19 sekarang ini,” paparnya.  “Ada beberapa hal yang perlu direspon dengan sikap sabar, yaitu pertama jika kita ditimpa musibah, maka kita harus bersabar dan mengucapkan kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”, kata ustas Hamid. “Narekko engka tau napolei abala’ na de’ naullei mewai abalae natopporini dua abala'” maka pada saat itu hendaklah dia mengembalikannya kepada Allah Swt yang mengetahui segala sesuatu dari hambanya” tambahnya dalam bahasa Bugis.  Kedua, bersabar menghadapi rutinitas ibadah sehari-hari. Dalam menjalankan ketaatan dan perintah Allah SWT akan terasa berat sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi. Seperti contoh sabar dalam menahan diri dari sifat malas agar tetap istiqomah dalam menjalankan kewajiban sholat tepat pada waktunya, menjalankan sholat selalu berjamaah, sabar menjalankan puasa dengan menjaga lisan, hati dan pikiran, sabar dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya.  Sabar yang ketiga adalah menjauhi maksiat. Segala sesuatu yang haram dan dilarang Allah SWT hendaknya dijauhi. Segala bentuk maksiat itu menyenangkan, tetapi Allah melarangnya sehingga orang-orang beriman diharuskan untuk menjaga dan menahan diri dari segala bentuk maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.  Diakhir tausyiahnya, ustas Hamid mengingatkan jamaah agar bersabar dalam menjalani rutinitasnya sehari-hari, baik di rumah, di kantor atau dalam masyarakat. “Seorang atasan harus bersabar menghadapi bawahannya dan sebaliknya bawahan harus bersabar melaksanakan perintah atasannya,” kuncinya.
Tausyiah Ramadhan; Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun.   Tausyiah Ramadhan; Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun. Kasubag AKA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Abdul Hamid membawakan tausyiah Ramadhan dengan judul Sabar dalam menghadapi berbagai cobaan, ujian dan musibah.

Menurut ustas Hamid, sabar adalah menahan diri dari segala macam bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci. “Sabar itu penting dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Kata sabar itu sendiri lebih dari 90 kali diulang dalam al- Quran,” kata Hamid yang juga ahli IT ini.

“Kita diminta untuk bersabar kapan dan dimana saja. Karena hanya dengan sabar itulah, kita mampu menjalani keadaan apa pun yang sedang dihadapi, termasuk dalam menghadapi masa pandemik Covid- 19 sekarang ini,” paparnya.

“Ada beberapa hal yang perlu direspon dengan sikap sabar, yaitu pertama jika kita ditimpa musibah, maka kita harus bersabar dan mengucapkan kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”, kata ustas Hamid. “Narekko engka tau napolei abala’ na de’ naullei mewai abalae natopporini dua abala'” maka pada saat itu hendaklah dia mengembalikannya kepada Allah Swt yang mengetahui segala sesuatu dari hambanya” tambahnya dalam bahasa Bugis.

Kedua, bersabar menghadapi rutinitas ibadah sehari-hari. Dalam menjalankan ketaatan dan perintah Allah SWT akan terasa berat sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi. Seperti contoh sabar dalam menahan diri dari sifat malas agar tetap istiqomah dalam menjalankan kewajiban sholat tepat pada waktunya, menjalankan sholat selalu berjamaah, sabar menjalankan puasa dengan menjaga lisan, hati dan pikiran, sabar dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya.

Sabar yang ketiga adalah menjauhi maksiat. Segala sesuatu yang haram dan dilarang Allah SWT hendaknya dijauhi. Segala bentuk maksiat itu menyenangkan, tetapi Allah melarangnya sehingga orang-orang beriman diharuskan untuk menjaga dan menahan diri dari segala bentuk maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Diakhir tausyiahnya, ustas Hamid mengingatkan jamaah agar bersabar dalam menjalani rutinitasnya sehari-hari, baik di rumah, di kantor atau dalam masyarakat. “Seorang atasan harus bersabar menghadapi bawahannya dan sebaliknya bawahan harus bersabar melaksanakan perintah atasannya,” kuncinya.


Referensi : Sabar Dalam Menghadapi Kondisi Apa pun